Anda di halaman 1dari 11

Aspek Aspek Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Khofifah Juniar Sari/181101071

Khofifahjuniarsari2016@gmail.com

Abstrak

Berpikir kritis merupakan suatu proses mental untuk


menganalisis atau mengevaluasi sebuah informasi. Informasi
tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal
sehat, atau komunikasi. Untuk seorang perawat, berpikir kritis
memperlihatkan kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menetapkan standar intelektual
dalam menganalisis proses berpikir. Ada berbagai macam
aspek yang dapat dikembangkan didalam diri seseorang
terutama seseorang dengan profesi keperawatan untuk mempu
berpikir kritis.

Kata kunci : berpikir kritis, aspek berpikir kritis, pemecahan masalah

Abstract

Critical thinking is a mental process for analyzing or evaluating


information. The information is obtained from observations,
experiences, common sense, or communication. In nursing,
critical thinking is an ability of how nurses are able to think
systematically and set intellectual standards for analyzing
thought processes. There are various aspects that can be
developed within a person, especially someone with a nursing
profession to be able to think critically.

Key words : critical thinking, aspects of critical thinking,


problem solving
Latar Belakang

Berpikir kritis adalah sikap yang diasah pemberdayaan berpikir tingkat tinggi
dan dipelajari. Aspek yang penting yang adalah aspek kemampuan berpikir kritis
mempengaruhi proses berpikir kritis
Berpikir kritis tentu saja berguna
misalnya seperti disiplin. Berpikir
bagi setiap manusia termasuk juga
bukan suatu proses yang statis, tetapi
profesi keperawatan. Berpikir kritis
selalu berubah secara konstan dan
dalam pendidikan keperawatan
dinamis dalam setiap hari atau setiap
merupakan komponen penting dari
waktu. Tindakan keperawatan
akuntabilitas profesional dan asuhan
membutuhkan proses berpikir secara
keperawatan berkualitas. Mahasiswa
umum. Pemikir kritis dalam praktik
keperawatan diharapkan dapat berpikir
keperawatan adalah seseorang yang
kritis untuk memproses data yang
mempunyai keterampilan pengetahuan
kompleks dan membuat keputusan yang
untuk menganilisis, menerapkan
cerdas mengenai perencanaan dan
standrat, mencari informasi,
pengelolaan mengingat pentingnya hal
menggunakan alasan rasional,
tersebut dalam pembuatan keputusan,
memprediksi, dan melakukan
problem solving dan clinical judgment,
transformasi pengetahuan.Berpikir kritis
sedangkan kepercayaan diri
dapat diartikan sebagai upaya seseorang
mempengaruhi hampir setiap aspek
untuk memeriksa kebenaran dari suatu
kehidupan individu, dari kemampuan
informasi menggunakan ketersediaan
individu untuk berpikir optimis dan
bukti, logika, dan kesadaran akan bias
bertahan melalui kesulitan, serta
(Halpern, 1998; Larsson, 2017).
pengembangan rasa percaya diri adalah
Mengingat kondisi sosial yang semakin
komponen utama pengambilan
kompleks dan kemajuan teknologi
keputusan yang benar dalam konteks
informasi, mendorong derasnya
klinis Carlos et al., 2014; Ludenberg &
pertukaran informasi yang belum
Kim, 2016; Shin, Jung, Shin, & Kim,
terverifikasi. Tidak terverivikasinya
2006
pertukaran informasi berdampak
terhadap munculnya berbagai persoalan. Kemampuan berpikir kritis

Salah satu aspek yang menjadi fokus memperlihatkan kemampuan manusia

pada profesi keperawatan yaitu dalam melihat kesenjangan antara


kenyataan dan kebenaran dengan menjadi tuntutan bagi seorang perawat
mengacu kepada hal-hal ideal, serta dalam melakukan asuhan keperawatan
mampu menganalisis dan mengevaluasi yang baik dan benar. Perawat juga
serta mampu membuat tahapan-tahapan dituntut harus siap dalam mengambil
pemecahan masalah, mampu keputusan dalam waktu singkat dan
menerapkan bahan-bahan yang telah akurat. Selain menjadi komponen yang
dipelajari dalam bentuk perilaku sehari- penting dalam keperawatan, berpikir
hari baik di sekolah, di rumah maupun kritis juga menjadi tema yang penting
dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dalam keperawatan dikarenakan
dengan norma-norma yang berlaku semakin kompleksnya pengambilan
kemungkinan-kemungkinan jawaban keputusan klinis dalam pemberian
lain berdasarkan analisis dan informasi pelayanan keperawatan untuk mengatasi
yang telah didapat dari suatu masalah klien dan akan terjadi risiko
permasalahan. Berpikir kritis berarti yang merugikan klien jika perawat
melakukan proses penalaran terhadap melakukan kesalahan dalam membuat
suatu masalah sampai pada tahap keputusan (Lewis. et al, 2007) Standar
kompleks tentang “mengapa” dan
TUJUAN
“bagaimana” proses pemecahannya.
Jadi perawat harus berpikir kritis agar Penelitian ditujukan untuk mengetahui
mampu memecahkan masalah sejauh mana tingkat berpikir kritis
keperawatan di rumah sakit maupu di mahasiswa keperawatan dan bagaimana
instansi kesehatan dengan bahan atau cara perawat berpikir kritis yang dilihat
literasi yang telah dipelajari maupun dari berbagai aspek aspek tertentu yaitu
dikuasi dan aspek berpikir kritis. Kemampuan
dapmengimplementasikannya secara berpikir kritis dapat mendorong
akurat dan tepat. mahasiswa untuk dapat memunculkan
ide-ide atau pemikiran baru mengenai
Dalam berpikir kritis seseorang
permasalahan di bidang keperawatan.
dapat dilihat dari berbagai macam
Dengan berpikir kritis mahasiswa akan
aspek. Seseoarang dapat dlihat dengan
dapat menguasai bagaimana menyeleksi
beberapa perilaku selama kegiatan
berbagai pendapat, sehingga dapat
berpikir kritis itu berlangsung.
membedakan mana pendapat yang
Kemampuan berpikir kritis tentu telah
relevan dan tidak relevan, mana kepartisipasian dalam diskusi,
pendapat yang benar dan tidak benar. kemampuan bekerjasama dalam tim,
Mengembangkan kemampuan berpikir dan kehadiran dalam pembelajaran .
kritis mahasiswa dapat membantu Seorang mahasiswa keperawatan yang
membuat kesimpulan yang baik dan memiliki askep sikap , pengetahuan,
benar dengan mempertimbangkan data dan skil mempunyai daya berpikir kritis
dan fakta yang terjadi di lapangan. yang tinggi dan dapat dilihat saat
pembelajaran tutorial.
METODE
1. Tutorial pertemuan
Metode penelitian yang dilakukan
dengan metode pengumpulan data dan a. Attitude

informasi. Data dan informasi yang Kehadiran tepat waktu , Menghargai dan
mendukung penulisan dikumpulkan menerima masukan dari anggota lainnya ,
dengan melakukan penelusuran pustaka, Bekerjasama dan aktif berpartisipasi dalam
pencarian sumber-sumber yang relevan diskusi kelompok
dan pencarian data melalui internet.
b. Knowledge
Data dan informasi yang digunakan
yaitu data dari skripsi, media elektronik, Mampu menggali prior knowledge

dan beberapa pustaka yang relevan. (pelajaran sebelumnya) yang terkait


dengan kasus, Mampu mengenali informasi
HASIL yang disampaikan dari pemicu ,Mampu
menganalisa informasi (pemicu) ,Mampu
Menurut Kementerian Pendidikan dan
mengintegrasikan ilmu pengetahuan dari
Kebudayaan (2013) yaitu dengan
berbagai level yang sudah dimiliki
memadukan tiga aspek sikap (attitude),
sebelumnya c. Skill
pengetahuan (knowledge), dan
kecakapan (skill). Penilaian terhadap Mampu berdiskusi dengan menggunakan
kecakapan dapat diukur dari penguasaan terminology yang sesuai dengan falsafah
alat bantu pembelajaran, baik software, ilmu keperawatan, Mampu menyampaikan
hardware, maupun perancangan dan informasi dengan menggunakan bahasa

pengujian. Sedangkan penilaian yang mudah dipahami dan jelas , Mampu

terhadap sikap dilihat pada penguasaan mencapai learning issue dengan sistematis

soft skill seperti keaktifan dan (mengikuti langkah 7 jump), Mampu


mencapai masalah secara sistematis.
2. Tutorial Pertemuan 3. Tutorial Pertemuan 3 (pleno pakar)

A. Attitude a. Attitude

Kehadiran tepat waktu , Menghargai dan Kehadiran tepat waktu, Menghargai dan
menerima masukan dari anggota lainnya , menerima masukan dari anggota lainnya,
Bekerjasama dan aktif berpartisipasi dalam Bekerjasama dan aktif berpartisipasi dalam
diskusi kelompok diskusi kelompok

b. Knowledge b. Knowledge

Mampu memahami isi referensi dan Mampu menyampaikan pendapat sesuai


menggali informasi dari sumber yang tepat, dengan topik, Mampu menggali informasi
Mampu memberikan kontribusi yang dengan tepat selama pleno, Mampu
bersumber dari text book Universitas menganalisa masalah dengan tepat sesuai
Sumatera Utara , Mampu menyampaikan permasalahan Universitas Sumatera
konsep ilmu disertai contoh yang sesuai, Utara ,Mampu mengintegrasikan konsep
Mampu menganalisa berbagai sumber dan ilmu terkait secara sistematis sesuai
informasi dan mensintesa kesimpulan dan permasalahan
pertanyaan baru, Mampu
c. Skill
mengintegrasikan ilmu pengetahuan dari
berbagai level (molekuler, seluler, Mampu berdiskusi dengan menggunakan

mikroskopi, anatomi, keperawatan dan terminology yang sesuai , Mampu

sosial) menstimulus jalannya diskusi untuk


menambah pemahaman, Diskusi kondusif
c. Skill
dan ilmiah.
Mampu menyimpulkan informasi dengan
PEMBAHASAN
menggunakan diagram, flowchart dan table
, Mampu berdiskusi berdasarkan Menurut Robert Ennis dalam Alec
referensi ,Mampu menjelaskan learning Fisher (2008:4) berpikir kritis adalah
issue dengan bahasa yang jelas, Mampu “Critical thinking is thinking that makes
mencapai masalah secara sistematis sense and focused reflection to decide
(mengikuti langkah 7 jump) Log Book what should be believed or done”
Mahasiswa mampu menyimpulkan log artinya pemikiran yang yang masuk
book akal dan refleksi yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya
atau dilakukan. Pendapat tersebut dapat pemecahan masalah membutuhkan
diartikan bahwa pada hakekatnya saat pikiran. Lew (dalam Sudjimat, 1996:28)
berpikir manusia sedang belajar menyatakan bahwa pemecahan masalah
menggunakan kemampuan berpikirnya pada hakikatnya adalah belajar berpikir
secara intelektual dan pada saat bersama (learning to think) atau belajar bernalar
berpikir terlintas alternatif dan solusi (learning to reason). Berpikir atau
persoalan yang di hadapi sehingga bernalar digunakan untuk
ketika berpikir manusia dapat mengaplikasikan pengetahuan yang
memutuskan apa yang mesti dilakukan diperoleh untuk memecahkan masalah
karena dalam pengambilan keputusan baru. Karena pada hakikatnya berpikir
adalah bagian dari berpikir kritis. Potter kritis sangat membantu perawat dalam
& Perry (2009) mengartikan berpikir menyelesaikan masalah yang berada di
kritis sebagai keterampilan menemukan lingkungan kerjanya. Secara
masalah, menentukan pilihan, dan umum,Facione(1990)
melakukan sebuah tindakan yang tepat. mengkonseptualisasi berpikir kritis
Secara keseluruhan tidak hanya sebagai variabel yang terdiri dari dua
keterampilan kognitif tetapi juga aspek utama, yaitu aspek (1)
keterampilan untuk mengajukan keterampilan berpikir kritis atau critical-
pertanyaan dan proses penalaran dimana thinking skills dan (2) sikap kritis atau
individu merenungkan dan menganalisis critical-thinking dispositions. Bila aspek
pemikiran diri sendiri dan orang lain. pertama merujuk pada kemampuan
Karna berpikir kritis berorientasi pada untuk menganalisis, mengevaluasi dan
tujuan, melibatkan identifikasi dan menyimpulkan, maka aspek yang kedua
asumsi, mempertimbangkan apa yang merujuk pada tendensi seseorang untuk
penting dalam situasi, mencari menggunakan atau berpikir kritis.
alternatif, dan menerapkan akal dan Berpikir kritis dipandang sulit tercapai
logika dalam membuat keputusan. bila seseorang hanya memiliki atau
menekankan satu di antara kedua aspek
Aspek aspek berpikir kritis tentu saja
di atas (Facione, 1990). Tanpa disposisi
berketerkaitan dengan aspek aspek
berpikir kritis, seseorang akan jarang
pemecahan masalah.Pemecahan
untuk mengaplikasikan kemampuan
masalah berhubungan dengan
berpikir kritisnya, begitu pula
kemampuan memproses informasi dan
sebaliknya, tanpa kemampuan berpikir demokratis yaitu individu dilatih
kritis maka seseorang akan mengemukakan pendapat, berpikir
menghasilkan produk pemikiran yang mandiri, dan diberikan suasana yang
kurang berkualitas. Aspek-aspek nyaman sehingga individu tidak takut
berpikir kritis yang ditekankan oleh apabila berbuat kesalahan. Kepercayaan
beberapa para ahli antara lain: diri adalah suatu keyakinan seseorang
terhadap segala sesuatu yang menjadi
1) Keterampilan penalaran kritis (seperti
aspek kelebihan dan keyakinan tersebut
kemampuan untuk menilai alasan
agar merasa mampu mencapai berbagai
benar).
tujuan hidup dan dapat menyesuaikan
2) Sebuah disposisi dalam arti sikap diri dengan lingkungannya. Menurut
kritis (skeptis, kecenderungan untuk Martyanti (Nurkholifah, Toheri &
mengajukan pertanyaan menyelidik) Winarso, 2018) self confidence atau
dan komitmen untuk bersikap kritis, kepercayaan diri merupakan keyakinan
atau orientasi moral untuk berpikir bahwa seseorang dapat mengulangi
kritis. suatu permasalahan dengan situasi

3) Pengetahuan substansial konten terbaik dan dapat memberikan sesuatu

tertentu baik dari konsep berpikir kritis yang menyenangkan untuk orang lain

atau sebuah disiplin ilmu tertentu jadi perawat juga memliki kepercayaan

dimana kemudian mampu berpikir kritis diri agar dapat menghadapi masalah

(Mark Mason, 2007: 343-344). dengan baik . Lauster (Novtiar &


Aripin, 2017) juga berpendapat bahwa
Aspek psikologis juga memberikan
kepercayaan diri adalah suatu sikap atau
konstribusi guna mengiringi
perasaan yakin dengan kemampuan diri
kemampuan berpikir kritis dalam
sendiri sehingga seseorang tidak terlalu
mencapai keberhasilan untuk
cemas dalam tindakan-tindakannya.
menyelesaikan suatu permasalahan
Hakim (Rahayuningdyah, 2016)
dengan baik. Aspek psikologis tersebut
mengatakan bahwa rasa percaya diri
adalah kepercayaan diri atau self
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1)
confidence. Walgio (Delina & Rohaeti,
selalu bersikap tenang dalam
2018) menyatakan bahwa salah satu
mengerjakan sesuatu, (2) memiliki
yang menumbuhkan kepercayaan diri
potensi dan kemampuan yang memedai,
adalah memberikan suasana yang
dan (3) mampu menetralisir ketegangan memiliki komponen sikap kritis akan
yang muncul dalam berbagai situasi. memiliki karakter tertentu yaitu karakter
dimana seseorang cenderung mencari
Bahkan Alfaro-LeFevre (2004) telah
tahu sesuatu yang mendasari keputusan
mengembangkan indikator untuk
dan tindakan; karakter yang tidak
mengidentifikasi keterampilan dan
memihak dan tidak sewenangwenang;
perilaku pemikir kritis, yang terdiri dari
karakter untuk menilai objektif terhadap
tiga aspek, yaitu pengetahuan, perilaku
fakta-fakta yang relevan; dan karakter
afektif dan perilaku emosiona. Ketiga
bernilai aspek-aspek berpikir kritis
aspek ini harus dimiliki semua perawat
seperti kejujuran intelektual, keadilan,
terutama di medikal bedah agar dapat
simpatik, dan objektifitas. Seorang
mengembangkan keterampilan dan
perawat harus selalu memberikan
perilaku berpikir kritis untuk
pernyataan yang relevan yaitu selalu
memberikan high-quality care. Mason
berhubungan dalam konteks
(2008) menyatakan ada 3 aspek penting
permasalahan dan harus sesuai realita
berpikir kritis, yaitu (1) keterampilan
atau fakta. Oleh karena itu,
bernalar kritis (seperti kemampuan
keterampilan dan prinsip-prinsip
untuk menilai suatu penalaran dengan
berpikir kritis merupakan hal yang
tepat), (2) karakter, yaitu (a) sikap kritis
penting bagi para pemikir kritis . yang
(skeptisisme, kecenderungan
kedua ada aspek penting atau pokok
menanyakan pertanyaan penyelidikan)
pikiran atau isu dan ide yang
dan komitmen untuk mengekspresikan
disampaikan oleh perawat harus
sikap tersebut, serta (b) orientasi moral
penting. Yang ketiga ada aspek novelty
yang memotivasi berpikir kritis, (3)
yaitu Memberikan informasi atau ide
pengetahuan substansial dalam bidang
baru dan sikap yang baik menerima ide
tertentu, yaitu (a) konsep berpikir kritis
baru .Seorang perawat harus bisa
(syarat cukup dan syarat perlu), dan (b)
menerima perubahan perubahan atau
disiplin tertentu, dimana seseorang
pembaharuan dengan sikap yang baik
mampu berpikir kritis.
dan terbuka. Outside Material
Kemudian aspek perilaku berpikir kritis Menggunakan pengalamannya sendiri
yang pertama adalah aspek relevan atau bahan2 yang diterimanya dari
yaitu pernyataan yang disampaikan perkuliahan. Perawat tetap
harus saling berkaitan. .Seseorang yang
mengaplikasikan ilmu yang telah maupun kritik yang disampaikan
didapatkannya selama masih menjadi kepadanya untuk meningkatkan
seorang mahasiswa baik itu mengingat performa kerja yang lebih baik
materi yang disampaikan ataupun tetap kedepannya dan dapat memberikan
mempraktekkan dengan baik berbagai saran atau yang baik dan santun kepada
skill lab yang telah orang lain untuk membuat seseorang
diajarkan .Ambiguity clarified mencari tersebut menjadi lebih baik. Ide yang
penjelasan atau informasi lebih lanjut dikembangkan oleh seorang perawat
jika dirasa adan ketidakjelasan dengan diharapkan dapat di aplikasikan secara
menanyakan kepada seseorang yang nyata untuk meningkatkan kualitas
berpengalaman ataupun mencari literasi melalui ide yang dikembangkan.
agar menuntaskan segara kebingungan
KESIMPULAN
dan ketidakjelasan .Linking Ideas
menghubungkan ide,fakta atau Berpikir kritis merupakan suatu hal
pandangan dan mencari data baru dari yang penting dalam profesi
informasi yang dikumpulkan. Seorang keperawatan. Berpikir kritis dapat
perawat harus sering memperbarui diasah sejak masih menjadi mahasiswa
literasinya ataupun selalu tau tentang keperawatan. Seorang perawat yang
perkembangan- perkembangan baru di menguasai perbagai aspek berpikir kritis
bidang profesinya sehingga dapat akan dapat memudahkan perawat dalam
memberikan ide ataupun inovasi inovasi memberikan asuhan keperawatan dan
yang baru pula.Justification memberi juga dapat secara tepat dalam
bukti-bukti, contoh atau justifikasi mengambil keputusan dan memecahkan
terhadap suatu solusi atau kesimpulan setiap masalah yang berada di dalam
yang diambilnya dan senantiasa ruang lingkup keperawatan.
memberikan penjelasan tentang Kemampuan berpikir kritis juga
keuntungan dan kerugian suatu solusi. membantu seorang perawat dalam
Critical assesment melakukan evaluasi memberikan ide maupun inovasi terbaru
terhadap setiap kontribusi/masukan demi memajukan instansi maupun
yang datang dari dalam dirinya maupun rumah sakit tempat bekerja. Aspek
dari orang lain. Seorang perawat juga berpikir kritis yang terdiri dari aspek
harus dapat menerima segala nasihat pengetahuan, aspek psikologi, aspek
prilaku, dll, yang didapat dari berbagai Diri Siswa Ditinjau dari Adversity
sumber diharapkan dapat dikuasi dan di Quotient PRISMA, Prosiding
implementasikan seorang perawat Seminar Nasional Matematika 2,
dalam kegiatan sehari-hari. 629-636

REFERENSI Hidayat, Aziz Alimul.2004. Pengantar


Konsep Dasar Keperawatan.
Budiono,Sumirah.2016.KonsepDasar
Jakarta : Salemba Medika
Keperawatan. Bumi medika:
Jakarta Kusnanto, S.M. (2004). Pengantar
Profesi & Praktik Keperawatan
Deswan. (2009). Proses keperawatan
Profesional. Jakarta : egc
dan
berpikir kritis.Jakarta:salemba Maryam.S., Setiawati. S,. Ekasari, M. F.

medika. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis


Dalam Proses Keperawatan.
Fathi, A., & Simamora, R.H. ( 2019,
Jakarta: EGC.
March). Investigating nurses’
coping strategies in their workplace Perry,dan potter. ( erik erikson). (2009).

as an indicator of quality of nurses’ Fundamental Keperawatan, edisi7,

life in Indonesia: a preliminary terjemahan(Federika.A.). Salemba

study. In IOP Cnference Series : Medika: Jakarta

Earth and Environmental Science Rosdahl,caroline bunker.2014. Buku


( Vol. 248, No. 1, p. 012031). IOP Ajar Keperawatan, edisi10,
Piblishing. EGC:Jakarta

Galaresa, Achmad Vindu&Sundari,Sri. Sudono.bambang,dkk(2017).Gambaran


(2019). Penggunaan Metode Kemampuan Berpikir Kritis
Simulasi Dalam Peningkatan Perawat Primer dalam Pelaksanaan
Critical Thinking : Literatur Jurnal Asuhan Keperawatan di Rumah
gantang Vol. II, No.1, Maret 2017. Sakit Islam Surakarta: Jurnal ilmu
keperawatan indonesia

Ika Putri Wulandar (2019). Berpikir Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Kritis Matematis dan Kepercayaan Tindakan ( Pendekatan Kuantitatik,


Kualitatif, dan R&D). Bandung :
CV. Alfabetis

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar


Menuju Keperawatan Profesional.
Jakarta : TIM

Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan


Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan- Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika

Try Ayu Patmawati ,Ariyanti Saleh,


Syahrul Syahrul. 2018. Efektifitas
Metode Pembelajaran Klinik
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kepercayaan Diri
Mahasiswa Keperawatan : A
Literature Review. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 3 (2)
2018.

Anda mungkin juga menyukai