DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
TINGKAT 2B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020/2021
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi
Kami menyadari tugas ini masih kurang sempurna karena keterbatasan
sumber buku dan pengetahuan kami baik segi materi maupun penyajiannya. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu demi kesempurnaan
tugas ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, kami mengharapkan
semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya.
Kelompok 4
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan..............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian.......................................................................................................3
2.2 Tujuan............................................................................................................3
2.3 Jenis KB.........................................................................................................4
2.4 Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................40
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................40
3.2 Saran....................................................................................................................40
Daftar Pustaka................................................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keluarga Berencana (Family Planning, Planed Parenthood) merupakan suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.
1.2 Rumusan
Mahasiswa mampu memahami apa itu kontrasepsi , tujuan, jenis jenis dan
persiapan maupun cara pemberian alat kontrasepsi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian KB
2. Untuk mengetahui Tujuan KB
3. Untuk mengetahui Jenis Jenis KB
4. Untuk mengetahui Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara
sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila
untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2005:87).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Affandi,
2006:26).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami
istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009).
2.2 Tujuan
3
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Prawirahardjo,
2007:902).
1) Mewujudkan keserasian
2) Keluarga dengan anak ideal
3) Keluarga sehat
4) Keluarga berpendidikan
5) Keluarga sejahtera
6) Keluarga berketahanan
7) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
8) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2.3 Jenis KB
Cara alami :
4
kalender, memeriksa suhu tubuh, serta perubahan cairan vagina.Contoh kontrasepsi
alamiah:
1. Siklus 28 - 30 hari
Kekurangan:
1) Metode Alamiah
Metode alamiah terbagi dua yaitu tanpa alat dan dengan alat.
Metode alamiah tanpa alat terdiri dari:
a) Metode Kalender
b) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)
c) Metode Lendir Cervic
d) Metode Sympto Thermal
e) Metode Amenore Laktasi
f) Metode Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
5
1. Kondom pria mencegah kehamilan dengan menghalangi masuknya
sperma ke dalam tubuh wanita.
Kelebihan:
Tidak mahal.
Melindungi pengguna dari sebagian besar penyakit menular
seksual.
Mudah didapatkan.
Kekurangan:
b) Spermiside
Spermisida adalah produk yang diaplikasikan di dalam vagina sebelum
berhubungan seksual. Produk yang berbentuk jeli, krim, membran, atau
pun busa ini mengandung bahan kimia yang dapat membunuh sperma.
Kelebihan : tidak mahal dan mudah digunakan.
6
Kekurangan :
Beberapa jenis perlu diaplikasikan 30 menit sebelum
berhubungan seksual.
Jika terlalu sering digunakan, dapat menyebabkan iritasi dan
meningkatkan risiko infeksi penyakit seksual menular.
Umumnya perlu digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi
lain.
Tingkat kegagalan sekitar 29%.
c) Diafragma
Diafragma terbuat dari karet berbentuk kubah yang ditempatkan pada
mulut rahim sebelum berhubungan seksual. Biasanya digunakan bersama
dengan spermisida.
Kelebihan : tidak mahal.
Kekurangan :
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
Tingkat kegagalan 16%, terutama jika tidak dikenakan dengan
tepat.
Pemasangan harus dilakukan dokter.
Harus dilepas saat haid.
d) Kap Serviks
Kap serviks merupakan jenis alat kontrasepsi yang digunakan dengan cara
memasukannya kedalam vagina sehingga menutupi seluruh bagian
serviks dan akan mencegah masuknya sperma pada bagian serviks,
sehingga tidak akan terjadi pembuahan.
Kap serviks juga aman untuk ibu menyusui, karena tidak mengandung
hormon apapun yang bisa mempengaruhi produksi ASI sehingga
mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk ibu yang sedang menyusui
Keuntungan :
Harganya relatif murah meskipun tidak dijual disembarangan
tempat
7
Bersifat reversible, sehingga bisa digunakan kembali setelah
dipakai dengan cara mencucinya dengan air hangat dan sabun
Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang ringan
Tidak mempengaruhi siklus haid
Kesuburan akan terjaga dengan aman ketika anda tidak
memakainya
Jika dibandingkan dengan diafragma, kap serviks lebih
membutuhkan sedikit spermatisida
Kerugian :
2) Metode non alamiah terdiri dari metode hormonal dan nonhormonal yaitu:
a) Metode Hormonal terdiri dari:
(1) Pil
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan
dan mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah
ovulasi. Pil ini dikenal dalam dua jenis utama, dari yang
mengandung progesteron saja dan pil kombinasi.
Kelebihan:
Sangat efektif. Tingkat kegagalan atau risiko terjadinya
kehamilan hanya 8%.
Melancarkan haid dan mengurangi kram saat haid, dapat juga
menghentikan haid, tergantung jenisnya.
8
Mudah diperoleh dan dapat digunakan oleh ibu hamil
Dapat meningkatkan gairah seksual
Kekurangan:
Tidak melindungi pengguna dari penyakit menular seksual.
Dapat mendatangkan risiko seperti meningkatnya tekanan
darah, pembekuan darah, bercak darah, dan payudara
mengeras.
Beberapa wanita dianjurkan tidak mengonsumsi pil KB,
misalnya: yang memiliki riwayat penyumbatan pembuluh
darah, penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara atau
rahim, migrain, hingga tekanan darah tinggi.
Mual, sakit kepala dan rambut rontok
Perubahan mood
Perubahan berat badan
(2) Suntik
Terdapat dua jenis suntik KB. Suntik KB yang bekerja selama tiga
bulan untuk mencegah kehamilan, dan suntik KB yang bekerja
selama 1 bulan.
Kelebihan : Lebih efektif dan praktis dari pil KB, dengan tingkat
kegagalan 3%. Jika digunakan dengan benar, tingkat
kegagalan pada suntik KB 1 bulan lebih rendah yaitu
kurang dari 1%.
Kekurangan:
Relatif mahal.
Suntik KB bulanan perlu memerlukan waktu kunjungan rutin
per bulan ke dokter atau bidan.
Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
Dapat menyebabkan efek samping seperti bercak darah.
Beberapa wanita tidak dianjurkan menggunakan alat
kontrasepsi ini dalam beberapa kondisi, misalnya: memiliki
riwayat migrain, diabetes, sirosis hati, maupun stroke dan
9
serangan jantung. Selain itu, tidak disarankan juga untuk
wanita yang ingin mempertahankan haid secara rutin karena
suntik KB dapat menyebabkan efek samping berupa haid
tidak teratur (oligomenorea) atau menstruasi lebih lama.
(3) Implant
Kontrasepsi ini berupa benda kecil seukuran dan berbentuk seperti
batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya
pada lengan bagian atas. KB implan ini secara perlahan
mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah
kehamilan selama 3 tahun.
10
Kerugian implant menurut Anggraini (2011:200) antara lain:
11
9) Pada wanita yang pernah mengalami terjadinya kista
ovarium, maka penggunaan susuk Norplant tidak
memberikan jaminan pencegahan terbentuknya kembali kista
ovarium dikemudian hari.
12
dalam rahim yang berguna untuk menghadang sperma agar tidak
membuahi sel telur. Ada dua jenis utama IUD:
a. IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat
bertahan hingga 10 tahun.
b. IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti
tiap 5 tahun sekali.
Kelebihan:
Tidak memerlukan perawatan rumit.
Tahan lama.
Kekurangan:
ParaGard dapat menyebabkan haid tidak lancar.
Dapat lepas.
Dapat menyebabkan efek samping.
Biaya mahal di awal.
13
Sangat efektif
Tidak mempengaruhi peroses menyusui
Tidak bergantung pada faktor seggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko
keseehatan yang serius
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi
local
Tidak ada perubahan fungsi seksual ( tidak ada efek pada
produksi hormon ovarium )
Kerugian :
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi
ini tidak dapat dipulihkan kembali
Klien dapat menyesal dikemudian hari
Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan
anastesi umum
Rasa sakit/ketidaknyaman dalam jangka pendek setelah
tindakan
Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter
spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah unuk prosees
laparoskopi
Tidak melindungi diri dari IMS
Harganya yang lumayan mahal
14
Baik dilakukan pada laki laki yang memang sudah tidak ingin
memiliki anak
Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi
dibandingkan dengan sterilisasi tuba
Pria memiliki kesempatan untuk gantian KB dengan istrinya
Tidak mempengaruhi kemampuan seorang pria dalam
menikmati hubungan seksual
Kerugian :
1. Kondom
kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari
bahan sejenis karet yang
dipakaikan pada alat kelamin,
sebagai pelindung saat
berhubungan seksual. Meski
15
kondom bukan hal yang asing terdengar, namun kenyataan masih banyak
orang yang belum paham tentang pentingnya menggunakan kondom dengan
benar.
Hal yang wajib diperhatikan saat menggunakan kondom yang tepat, selain
mengetahui cara pakai harus mengetahui juga anjuran dan larangan dalam
penggunaan kondom, yaitu:
a) Anjuran
Gunakan kondom tiap kali ingin berhubungan intim, kecuali
jika anda sedang menjalani program kehamilan
16
Periksa terlebih dahulu tanggal kadaluwarsa yang tertera pada
kemasan kondom sebelum mulai menggunakannya
Pastikan pula bahwa kondom yang akan digunakan nanti tidak
dalam keadaan rusak
Simpan kondom ditempat yang sejuk dan kering
Gunakan kondom yang sudah terdaftar di Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM)
Pilihlah kondom yang sudah dilengkapi pelumas berbasis air
untuk mencegah rusaknya kondom
b) Larangan
Hindari menyimpan kondom dalam dompet, karena tekanan
dan gesekan dalam dompet serta suhu yang panas dapat
menyebabkan kondom mudah rusak
Hindari kondom yang mengandung spermisida karena bisa
menyebabkan iritasi dan alergi pada seebagian orang
Hindari menggunakan pelumas berbahan dasar minyak seperti
body lotion, petroleum jelly atau baby oil, karena dapat
menyebabkan kondom mudah sobek
Jangan gunakan dua kondom sekaligus saat berhubungan intim
Jangan pula memakai kondom lebih dari seekali dan segera
buang kondom yang sudah digunakan
2. Spermiside
17
menghentikan sperma untuk mencapai sel telur. Spermiside ini diletakkan
didalam vagina sebelum melakukan hubungan intim untuk mencegah
kehamilan.
Terdapat beberapa macam jenis spermiside yakni gel, krim, foam,
lembaran film, dan suppositories ( semacam krim yang leleh ketika
dimasukkan kedalam vagina)
Cara penggunaannya :
18
3. Diafragma
Adalah suatu alat kontrasepsi berbentuk kubah dangkal yang terbuat dari
karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut dapat ibu isi dengan krim
atau gel pembunuh sel sperma (spermicidal) untuk kemudian dimasukksan
kedalam vagina sebelum berhungan intim. Apabila digunakan dengan benar
dan konsisten, maka tingkat keberhasilan alat kontrasepsi ini dapat
mencapai 94%. Kalau keliru atau lupa mengisikan spermisida, maka
kemungkinan kontrasepsi ini gagal mencapai 12%.
19
a) Sebelum memakai diafragma, pastikan apakah kondisi alat tersebut
dalam keadaan baik. Jangan pakai apabila usia produk sudah lebih
dari 2 tahun atau karetnya terlihat usang, robek dan berlubang. Anda
dapat memegang diafragma dibawah sinar lampu atau mengisinya
dengan air untuk memastikan tak ada lubang
b) Ibu dapat memasukkan difragma setidaknya 2 jam sebelum
berhungan intim. Kalau sudah siap, kosongkan kandung kmih serta
cuci tangan dengan air dan sabun. Lalu , oleskan krim atau jeli
spermisida kedalam kubah diafragma dan ratakan sampai ketepi-
tepinya.
c) Untuk memudahkan masuknya diafragma, ibu dapat berjongkok,
berbaring dengan lutut terangkat atau berdiri dengan satu kaki berada
di kursi
d) Pisahkan bibir vulva dengan satu tangan lalu pencet diafragma agar
terlipat jadi dua dan masukkan pada vagina menggunakan tangan
anda yang satunya lagi
e) Letakkan jari telunjuk pada bagian tengah lipatan agar
memudahkannya masuk diafragma dan krim spermisida sudah harus
berada dalam lipatan tersebut
f) Kalau diafragma sudah masuk, maka dorong terus sejauh mungkin
sampai ia terletak dibagian belakang vagina. Selipkan ujung tepian
diafragma dibelakang tulang kemaluan serta pastikan agar leher
rahim anda sudah tertutup sempurna
g) Diafragma harus tetap berada didalam vagina setidaknya 6 jam
setelah ibu terakhir kali berhubungan intim. Apabila anda melakukan
seks lagi berlangsung lebih dari 6 jam, maka jangan lepas diafragma
anda dan oleskan lebih banyak krim spermisida kedalam vagina.
Tapi ingat bu, jangan sampai diafragma tetap berada di vagina lebih
dari 24 jam
h) Setelah memcuci tangan dengan sabun, masukkan jari telunjuk anda
kedalam vagina hingga mencapai bagian belakang tulang kemaluan.
Lalu, kaitkan jari anda dengan bagian belakang diafragma lalu tarik
20
kebawah untuk mengeluarkannya. Berhati hatilah agar kuku anda
tidak sampai menusuk karet diafragma
4. Pil
21
Secara garis besar ada dua macam pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil
KB progestin. Biasanya pil KB kombinasi dijual dalam bentuk paket 21
hari,28 hari dan 91 hari.
22
menerapkan kebiasaan minum pil KB tiap hari dan untuk
melanjutkan paket pil KB yang baru secara tepat waktu
Berdasarkan waktu
penyuntikan, alat kontrasepsi
ini bisa dikelompokkan
menjadi KB suntikan 1 bulan
dan 3 bulan. Suntik KB dapat
diberikan pada sebagian besar
wanita. Waktu terbaik untuk
23
menjalani metode ini adalah pada lima hari pertama haid. Pada periode ini,
obat kontrasepsi dapat langsung menunda kehamilan setelah disuntikan
.setelah periode tersebut obat memerlukan waktu tujuh hari sebelum bekerja
dengan efektif.
Namun metode ini tidak disarankan bagi kaum hawa dengan kondisi
medis berikut :
a. Sedang hamil
b. Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
c. Penyakit hati
d. Kanker payudara
e. Gumpalan darah
a. Usia remaja
b. Mengidap diabetes
c. Pernah mengalami depresi
d. Pernah terkena serangan jantung stroke
e. Menderita osteoporosis atau berisiko tinggi untuk mengalaminya
24
6. Implant
25
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 “ kapsul” kosong silastic (karet
silicon) yang diisi dengan hormon Levonogrestel dan ujung – ujung
kapsul ditutup dengan silastic adhesive. Tiap “ kapsul” mempunyai
panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonorgestrel, serta
mempunyai ciri sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima
tahun. Saat ini Norplant banyak dipakai.
b) Norplant -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silactic yang padat,
dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengan masing – masing batang diisi
70 mg Levonorgestrel di dalam matriks batangnya. Ciri norplan- 2 adalah
sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
2) Biodegrodable Implant
Macam implant biodegradable dibagi menjadi 2 macam :
a) Carpronor, suatu “ kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, pada
awal penelitian dan pengembangannya, carpronor berupa suatu
“kapsul” biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang
dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter “ kapsul”< 0,24
cm dan panjang “ kapsul” yang teliti terdiri dari 2 ukuran, yaitu :
2,5 cm : berisi 16 mg levonogestrel, melepaskan 20 mcg
hormonnya/ hari.
4 cm : berisi 25 levonorgestrel, melepaskan 30 – 50 mcg
hormonal/hari.
b) Narethindrone Pellets
Pellets dibuat dari 10 % kolesterol murni dan 90% norechindrone
(NET).
Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan
dilepaskan saat pellet dengan perlahan – lahan “melarut”.
Pellets berukuran kecil, masing – masing sedikit lebih besar dari
pada butir besar.
Uji coba pendahuluan menggunakan n4 dan 5 pellets.
Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi bertambah dengan
banyaknya jumlah pellets.
26
Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan yang
besar terhadap kehamilan untuk sekurang – kurangnya 12 bulan.
Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid regular.
Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak merupakan
problin utama.
Terjadi rasa sakit payudara pada 4 % akseptor
(9) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing – masing pellets
kurang dari 2% kolesterol dalam satu butir telur ayam tidak
mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas prosedur
insersi seperti pada capronor dan dapat dipakai dengan inserter
yang sama.
Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat insisi 3
mm. Pellets diletakkan kira – kira 3 cm dibawah kulit. Tidak
diperlukam penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan verband
saja
Cara kerja implant menurut Saifuddin (2006:MK:54) adalah sebagai berikut:
1) Mengentalkan lendir serviks.
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk
sawar untuk penetrasi sperma.
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium
yang diinduksi estradiol dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini
dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi. Meskipun demikian,
tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna
implant.
3) Mengurangi transportasi sprema.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma.
4) Menekan ovulasi.
27
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan luteinizing
hormone (LH). Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan LH,
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
Menurut Handayani (2010:114) efek samping dan penanganan implant adalah
sebagai berikut:
1) Amenorea
Penangananya :
a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan
penanganan khusus, cukup konseling saja.
b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan
anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
c) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut
implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada
gunanya memberikan obat hormonal untuk memancing timbulnya
perdarahan.
2) Perdarahan bercak (spotting) ringan
Penanganan :
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dan Klien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakan apa pun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan
ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu
siklus atau ibu profen 3x800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien
bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi
perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk
3 – 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi,
dapat juga diberikan 50 μg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14 – 21 hari.
3) Ekspulsi
Penanganan :
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat dan apakah terdapat tanda – tanda infeksi daerah insersi. Bila
28
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
4) Infeksi pada daerah insersi
Penanganan :
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau
antiseptil. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan
dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,
cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari
metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan
perawatan luka dan berikan antibiotik oral 7 hari.
5) Berat badan naik / turun
Penanganan :
Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah
normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg
atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu
klien mencari metode lain.
Waktu memulai menggunakan implant menurut Saifudin (2006:MK-56)
sebagai berikut:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
29
4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain.
5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu
dengan benar.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikam, implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontasepsi nonhormonal kecuali Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan
implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7
dan klien jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
30
c. Cara aseptik
d. Kain steril yang mempunyai lubang
e. Obat anestesi lokal
f. Semprit dan jarum suntik
g. Trokar no. 10
h. Sepasang sarung tangan steril
i. Satu set kapsul norplant (2 buah)
j. Scapel yang tajam
3) Teknik Pemasangan
a. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
b. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan
sabun antiseptik
c. Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
d. Gunakan hand scoon steril dengan benar.
e. Lengan kiri pasien yang akan dipasang diolesi dengan cairan
antiseptik / betadin
f. Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang
berlubang.
g. Dilakukan injeksi obat anestesi kira – kira 6 – 10 cm diatas lipatan
siku.
h. Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit.
i. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan scapel
yang tajam.
j. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada
jaringan bawah kulit.
k. Kemudian kapsul dimasukan didalam trokar.
l. Demikian dilakukan berturut – turut dengan kapsul kedua, kapsul
dibawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti
kipas.
m. Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, trokar ditarik pelan –
pelan keluar.
31
n. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
o. Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk
mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi hematom.
p. Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang 3
hari dan datang kembali jika terjadi keluhan – keluhan yang
menganggu
Menurut (Anggraini, 2011:203) peringatan khusus bagi pengguna implant terdiri
dari:
1) Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah
terjadi kehamilan
2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik
3) Terjadi perdarahan banyak dan lama
4) Adanya nanah atau perdarahan pada bekas inersi implant
5) Ekspulsi batang implant (Norplant)
6) Sakit kepala migran, sakit kepala yang berulang yang berat atau
penglihatan menjadi kabur.
7. IUD/AKDR
IUD dapat dipasang kapan saja selama siklus haid, tetapi pastikan pasien tidak dalam kondisi
hamil dengan melakukan pemeriksaan test peck terlebih dahulu. IUD dapat dipasang sesaat
32
setelah persalinan ataupun 4-8 minggu post partum. IUD dapat digunakan pada ibu
menyusui, IUD juga dapat dipasangkan setelah terjadi abortus dan bisa digunakan sebagai
kontrasepsi emergensi post koital.
Teknik yang digunakan dalam pemasangan IUD atau AKDR secara umum menggunakan
dua prinsip yaitu no touch technique saat insersi sonde uteri dan tabung IUD, serta teknik
withdrawal saat melepaskan lengan IUD dari tabung.
Prosedur pemasangan IUD :
1) Persiapan pasien
a. Konseling KB
Dokter harus memberikan konseling kontrasepsi terlebih dahulu mengenai jenis-
jenis alat kontrasepsi, cara penggunaan alat kontrasepsi, masa penggunaan,
manfaat, efek samping yang mungkin dialami pasien serta kontraindikasi
penggunaan alat kontrasepsi
Setelah selesai memutuskan pemilihan alat kontrasepsi dan pasien serta suaminya
sudah menyepakati akan dilakukan pemasangan IUD , lakukan pemeriksaan fisik
secara umum termasuk tanda-tanda vital dan memeriksa gejala serta tanda adanya
kontraindikasi IUD
b. Pemeriksaan panggul
Lakukan pemeriksaan panggul dengan langkah berikut :
(1) Minta pasien BAK dan membersihkan daerah genitalia
(2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan tangan dengan
kain bersih dan pakai handscoen steril
(3) Minta pasien melepas celana dan berbaring dimeja periksa
(4) Lakukan palpasi pada daerah perut untuk memeriksa apakah ada benjolan
atau nyeri suprapublik
(5) Minta pasien berbaring dengan posisi litotomi
(6) Lakukan inspeksi pada genetalia eksteerna, kelenjar skene dan bartholin,
serta amati adanya nyeri atau sekret vagina
(7) Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengecek besar dan posisi uterus,
pastikan tidak ada tumor dan pastikan gerak serviks bebas
(8) Masukkan spekulum vagina, dan lakukan inspeksi pada serviks
(9) Lepaskan sarung tangan dan celupkan pada larutan klorin 0.5%
33
c. Persiapan IUD
(1) Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
(2) Kemudian masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
(3) Letakkan kemasan pada tempat yang datar, lalu selipkan karton pengukur
dibawah lengan IUD
(4) Pegang kedua ujung lengan dan dorong tabung inserter sampai lengan
IUD terlipat kedalam tabung
2) Peralatan
3) Posisi pasien
Untuk memasang IUD pasien diposisikan tidur terlentang dalam posisi litotomi ( kedua
kaki mengangkang )
4) Prosedural
Langkah langkah pemasangan IUD adalah :
a. Pakai sarung tangan steril
b. Usap tepi vagina dengan kassa steril yang diberikan larutan antiseptik dengan arah
memutar dari tengah ke tepi dan dengan arah ke samping sepertikupu kupu serta
usap bagian dalam vagina
c. Pasang spekulum vagina, sampai seerviks dapat terlihat dengan baik
d. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati hati
e. Ukur kedalaman dan posisi uterus menggunakan sonde uterus dengan teknik tanpa
menyentuh
34
f. Sesuaikan penandaan biru pada tabung inserter yang masih berada di dalam
kemasan sterilnya dengan kedalaman uteri sesuai hasil sonde, lalu buka seluruh
kemasan steril IUD
g. Angkat tabung IUD seecara hati hati, pegang IUD dengan posisi lengan horizontal
h. Tangan kiri menarik tenakulum secara hati-hati, tangan kanan memasukkan
tabung inserter IUD ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai dirasakan ada tahanan
i. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
j. Lepaskan lengan IUD dengan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung
inserter sampai pangkal pendorong, sambil tetap menahan pendorong
k. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inseerter didorong kembali ke serviks
sampai penanda biru menyentuh serviks atau terdapat tahanan
l. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang 3-4 cm
m. Keluarkan seluruh tabung inserter dan buang ketempat sampah medis
n. Lepaskan tenakulum seecara hati-hati dan rendam dilarutam klorin 0,5%
o. Periksa seerviks dan bila ada pendarahan tekan serviks dengan menggunakan
kassa yang dijepit tampon tang selama 30-60 detik
p. Keluarkan spekulum dengan hati hati dan rendam dilarutan klorin 0,5 %
q. Pastikan pasien tidak mengalami kram perut hebat dan amati pasien kurang lebih
15 menit sebelum membolehkan pasien pulang
35
Tubektomi adalah pemotongan saluran indung telur ( tuba fallopi) sehingga sel
telur tidak bisa bertemu dengan sel sperma untuk dibuahi. Tubektomi bersifat
permanen. Melakukan tubektomi tidak ada batasan mutlak syarat seorang wanita boleh
melakukan tubektomi. Syarat yang harus diperhatikan adalah kesiapan atau kesepakatan
seorang wanita dan pasangannya. Tidak ada batasann usia mutlak untuk melakukan
tubektomi secara medis, tetapi lebih diperhatikan pada masalah sosial.
Karena tindakan tubektomi merupakan tindakan operatif maka sama halnya
dengan tindakan lainnya yang butuh prosedur persiapan praoperasi yang baik dan
lengkap. Macam metode tubektomi:
36
Diabetes
Penyakit radang panggul
37
c. Memiliki kelainan anatomi, seperti varikokel atau hidrokel yang besar
d. Memiliki riwayat gangguan darah atau pendarahan yang berlebihan
e. Memiliki alergi atau sensitif terhadap anastesi lokal atau antibiotik
f. Memiliki riwayat operasi pada alat kelamin sebelumnya
g. Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi kelamin yang berulang
38
saluran sperma, untuk kemudian melakukan pemotongan dan
pengikatan. Dalam prosedur ini, darah tidak banyak keluar dan idak
terasa sakit dibanding teknik konvensional
d. Selama satu hingga dua jam pasca vasektomi, pasien masih dapat merasakan
efek pembiusan pada skrotum. Setelah itu, pasien mulai merasa sedikit nyeri
dan bengkak yang umumnya akan menghilang dalam waktu beberapa hari.
Guna meredakannya, kompres skrotum dengan kantung es setidaknya selama
36 jam, beristirahat selama 24 jam dan gunakan perban atau pakaian dalam
yang ketat untuk menyangga skrotum setidaknya selama 48 jam pasca
vasektomi. Jika diperlukan, obat pereda nyeri seperti paracetanol, juga dapat
dikonsumsi
Meski langka terjadi, vasektomi dapat menimbulkan beberapa masalah serius seperti
berikut ini :
a. Infeksi , hal ini disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam luka potong pada
skrotum
b. Hematoma, kondisi ini terjadi bila terdapat pendarahan dan rembasan darah
kedalam skrotum sehingga mengakibatkan skrotum terasa nyeri dan bengkak
c. Granumola sperma, dalam kasus ini terdapat benjolan keras berisi sperma pada
jaringan sekitar testis. Benjolan ini biasanya terasa sangat nyeri
d. Testis terasa penuh, hal ini biasanya terjadi akibat epididimis didalam skrotum
dipenuhi sperma yang tersisa, kondisi ini dapat mereda dalam waktu beberapa
minggu
e. Nyeri pada testis, nyeri ini dapat muncul beberapa lama atau beberapa tahun
setelah vasektomi dilakukan. Penyebabnya adalah luka atau saraf yang terjepit
saat operasi. Pasien vaseektomi yang mengalami nyeri seperti ini dianjurkan
menjalani operasi, guna memperbaiki kondisi dan meminimalkan rasa nyeri.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pertumbuhan penduduk Indonesia (Prawirahardjo, 2007:902).
Keluarga berencana secara alami dilakukan dengan menghindari hubungan seksual saat
wanita sedang dalam masa paling subur. Mendeteksi masa subur dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti perhitungan kalender, memeriksa suhu tubuh, serta perubahan cairan vagina
3.2 Saran
40
Daftar Pustaka
41