Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

PERSIAPAN DAN PEMBERIAN ALAT KONTRASEPSI

MATA KULIAH MATERNITAS

DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. NYIMAS DWI PERMATA PO.71.20.1.19.068


2. PATIMAH PO.71.20.1.19.069
3. PENI ANA SARI PO.71.20.1.19.070
4. PITIONO PO.71.20.1.19.071
5. PUTRI APRIYANDINI PO.71.20.1.19.072
6. PUTRI NABILAH PO.71.20.1.19.073

TINGKAT 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2020/2021
2
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi
Kami menyadari tugas ini masih kurang sempurna karena keterbatasan
sumber buku dan pengetahuan kami baik segi materi maupun penyajiannya. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu demi kesempurnaan
tugas ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, kami mengharapkan
semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya.

Palembang,21 oktober 2020

Kelompok 4

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan..............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian.......................................................................................................3
2.2 Tujuan............................................................................................................3
2.3 Jenis KB.........................................................................................................4
2.4 Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................40
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................40
3.2 Saran....................................................................................................................40
Daftar Pustaka................................................................................................................41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya adapada


posisi keempat dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagian
dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Laju pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) memprediksi tahun 2016 jumlah penduduk dunia mencapai7,3
miliyar, tahun 2030 diperkirakan mencapai 8,5 milyar dan tahun 2050 jumlah
tersebut diperkirakan mencapai 10,6 miliyar Menurut World population data 2015
Indonesia merupakan Negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak dari
9 negara anggota lain dengan angka fertilitas atau total fertility (TFR) 2,6. Indonesia
masih berada diatas rata-rata TFR Negara ASEAN yaitu 2,4. Sedangkan menurut
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik
(BPS) memperkirakan bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai
27,1 juta jiwa.
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk menunjukkan akan terjadi ledakan
penduduk. Hal ini menunjukkan akan terjadi ledakan penduduk Indonesia jika tidak
ada program keluarga berencana. Rata-rata laju pertumbhan penduduk di Indonesia
masih cukup tinggi. Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju
penduduk dapat dilakukan dengan gerakan Keluarga Berencana dan pemakaian alat
kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS). Gerakan keluarga
berencana dilakukan untuk membangun keluarga yang sejahtera dalam rangka
menciptakan sumber daya manusia yang optimal. Program KB merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan
keselamatan ibu , anak serta perempuan
Keluarga berencana merupakan upaya peningkatkan kepedulian masyarakat
dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

1
Keluarga Berencana (Family Planning, Planed Parenthood) merupakan suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.

1.2 Rumusan
Mahasiswa mampu memahami apa itu kontrasepsi , tujuan, jenis jenis dan
persiapan maupun cara pemberian alat kontrasepsi

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian KB
2. Untuk mengetahui Tujuan KB
3. Untuk mengetahui Jenis Jenis KB
4. Untuk mengetahui Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara
sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila
untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2005:87).

Menurut WHO (2004) KB suatu usaha untuk mendapatkan objektif-objektif


tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan mengatur internal diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Affandi,
2006:26).

KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami
istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009).

KB adalah sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian


rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kehamilan tersebut (Suratun dkk, 2008:19)

2.2 Tujuan

Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia


sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui

3
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Prawirahardjo,
2007:902).

Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah :

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta


keluarga dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk
meningkatkan reproduksi.

Tujuan KB berdasarkan rencana strategis (RENSTRA) 2010-2014 meliputi:

1) Mewujudkan keserasian
2) Keluarga dengan anak ideal
3) Keluarga sehat
4) Keluarga berpendidikan
5) Keluarga sejahtera
6) Keluarga berketahanan
7) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
8) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2.3 Jenis KB

Kontrasepsi adalah metode atau alat yang digunakan untuk mencegah


kehamilan. Ada berbagai jenis kontrasepsi, masing-masing dengan manfaat dan
kekurangannya masing-masing. Sebagian KB dianggap membuat tubuh gemuk,
sehingga banyak wanita yang enggan
menggunakan jenis KB tersebut.

Cara alami :

Keluarga berencana secara alami dilakukan


dengan menghindari hubungan seksual saat
wanita sedang dalam masa paling subur.
Mendeteksi masa subur dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti perhitungan

4
kalender, memeriksa suhu tubuh, serta perubahan cairan vagina.Contoh kontrasepsi
alamiah:

1. Siklus 28 - 30 hari

2. Siklus terpanjang: 30 - 11 = hari 19

3. Siklus terpendek: 28 - 18 = hari 10

4. Maka senggama harus dihindari pada hari 10 - 19 siklus menstruasi dihitung


dari hari pertama menstruasi.

Kelebihan : tidak butuh biaya, alat, maupun obat apa pun.

Kekurangan:

 Membatasi hubungan seksual yang dilakukan secara spontan.


 Kesalahan perhitungan dapat mengakibatkan seperempat orang yang
menerapkan cara ini mengalami kehamilan.

Metode KB menurut Handayani (2010:57) terbagi menjadi dua yaitu:

1) Metode Alamiah
Metode alamiah terbagi dua yaitu tanpa alat dan dengan alat.
Metode alamiah tanpa alat terdiri dari:
a) Metode Kalender
b) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)
c) Metode Lendir Cervic
d) Metode Sympto Thermal
e) Metode Amenore Laktasi
f) Metode Coitus Interruptus (Senggama Terputus)

Sedangkan metode alamiah dengan alat antara lain:


a) Kondom

5
1. Kondom pria mencegah kehamilan dengan menghalangi masuknya
sperma ke dalam tubuh wanita.
Kelebihan:

 Tidak mahal.
 Melindungi pengguna dari sebagian besar penyakit menular
seksual.
 Mudah didapatkan.

Kekurangan:

 Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika kondom tidak


digunakan dengan tepat.
 Sekali pakai.

2. Kondom wanita berbentuk plastik yang menyelubungi vagina.


Terdapat cincin plastik di ujungnya yang berperan untuk
menyesuaikan posisi. Kondom wanita ini tidak dapat digunakan
bersamaan dengan kondom pria.
Kelebihan:
 Memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual.
 Menjaga suhu tubuh lebih baik dibanding kondom pria.
Kekurangan:
 Kurang efektif dibanding kondom pria.
 Dapat menimbulkan bunyi yang mengganggu.
 Sekali pakai.
 Tingkat kegagalan 21%.

b) Spermiside
Spermisida adalah produk yang diaplikasikan di dalam vagina sebelum
berhubungan seksual. Produk yang berbentuk jeli, krim, membran, atau
pun busa ini mengandung bahan kimia yang dapat membunuh sperma.
Kelebihan : tidak mahal dan mudah digunakan.

6
Kekurangan :
 Beberapa jenis perlu diaplikasikan 30 menit sebelum
berhubungan seksual.
 Jika terlalu sering digunakan, dapat menyebabkan iritasi dan
meningkatkan risiko infeksi penyakit seksual menular.
 Umumnya perlu digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi
lain.
 Tingkat kegagalan sekitar 29%.

c) Diafragma
Diafragma terbuat dari karet berbentuk kubah yang ditempatkan pada
mulut rahim sebelum berhubungan seksual. Biasanya digunakan bersama
dengan spermisida.
Kelebihan : tidak mahal.
Kekurangan :
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
 Tingkat kegagalan 16%, terutama jika tidak dikenakan dengan
tepat.
 Pemasangan harus dilakukan dokter.
 Harus dilepas saat haid.
d) Kap Serviks
Kap serviks merupakan jenis alat kontrasepsi yang digunakan dengan cara
memasukannya kedalam vagina sehingga menutupi seluruh bagian
serviks dan akan mencegah masuknya sperma pada bagian serviks,
sehingga tidak akan terjadi pembuahan.
Kap serviks juga aman untuk ibu menyusui, karena tidak mengandung
hormon apapun yang bisa mempengaruhi produksi ASI sehingga
mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk ibu yang sedang menyusui
Keuntungan :
 Harganya relatif murah meskipun tidak dijual disembarangan
tempat

7
 Bersifat reversible, sehingga bisa digunakan kembali setelah
dipakai dengan cara mencucinya dengan air hangat dan sabun
 Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang ringan
 Tidak mempengaruhi siklus haid
 Kesuburan akan terjaga dengan aman ketika anda tidak
memakainya
 Jika dibandingkan dengan diafragma, kap serviks lebih
membutuhkan sedikit spermatisida

Kerugian :

 Bisa menimbulkan cervisitis


 Tidak bisa digunakan oleh wanita yang sedang menstruasi
 Bisa menimbulkan infeksi pada saluran kemih
 Ukuran kap serviks harus diubah jika sudah mengalami
keguguran, melahirkan ataupun perubahan berat badan
 Beberapa wanita mungkin akan merasa nyeri dan pasangan akan
merasa kurang nyaman saat melakukan hubungan intim
 Penggunaannya yang menyulitkan wanita
 Tidak dijual sembarangan

2) Metode non alamiah terdiri dari metode hormonal dan nonhormonal yaitu:
a) Metode Hormonal terdiri dari:
(1) Pil
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan
dan mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah
ovulasi. Pil ini dikenal dalam dua jenis utama, dari yang
mengandung progesteron saja dan pil kombinasi.
Kelebihan:
 Sangat efektif. Tingkat kegagalan atau risiko terjadinya
kehamilan hanya 8%.
 Melancarkan haid dan mengurangi kram saat haid, dapat juga
menghentikan haid, tergantung jenisnya.

8
 Mudah diperoleh dan dapat digunakan oleh ibu hamil
 Dapat meningkatkan gairah seksual
Kekurangan:
 Tidak melindungi pengguna dari penyakit menular seksual.
 Dapat mendatangkan risiko seperti meningkatnya tekanan
darah, pembekuan darah, bercak darah, dan payudara
mengeras.
 Beberapa wanita dianjurkan tidak mengonsumsi pil KB,
misalnya: yang memiliki riwayat penyumbatan pembuluh
darah, penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara atau
rahim, migrain, hingga tekanan darah tinggi.
 Mual, sakit kepala dan rambut rontok
 Perubahan mood
 Perubahan berat badan
(2) Suntik
Terdapat dua jenis suntik KB. Suntik KB yang bekerja selama tiga
bulan untuk mencegah kehamilan, dan suntik KB yang bekerja
selama 1 bulan.
Kelebihan : Lebih efektif dan praktis dari pil KB, dengan tingkat
kegagalan 3%. Jika digunakan dengan benar, tingkat
kegagalan pada suntik KB 1 bulan lebih rendah yaitu
kurang dari 1%.
Kekurangan:
 Relatif mahal.
 Suntik KB bulanan perlu memerlukan waktu kunjungan rutin
per bulan ke dokter atau bidan.
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
seksual.
 Dapat menyebabkan efek samping seperti bercak darah.
 Beberapa wanita tidak dianjurkan menggunakan alat
kontrasepsi ini dalam beberapa kondisi, misalnya: memiliki
riwayat migrain, diabetes, sirosis hati, maupun stroke dan

9
serangan jantung. Selain itu, tidak disarankan juga untuk
wanita yang ingin mempertahankan haid secara rutin karena
suntik KB dapat menyebabkan efek samping berupa haid
tidak teratur (oligomenorea) atau menstruasi lebih lama.
(3) Implant
Kontrasepsi ini berupa benda kecil seukuran dan berbentuk seperti
batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya
pada lengan bagian atas. KB implan ini secara perlahan
mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah
kehamilan selama 3 tahun.

Keuntungan implant menurut Noviawati (2009:146) antara lain:


1) Keuntungan menurut kontrasepsi
 Daya guna tinggi.
 Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
 Bebas dari pengaruh estrogen.
 Tidak mengganggu kegiatan senggama.
 Tidak mengganggu ASI.
 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
 Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2) Keuntungan menurut Non kontrasepsi
 Mengurangi nyeri haid.
 Mengurangi jumlah darah haid.
 Mengurangi/ memperbaiki anemia.
 Melindungi terjadinya kanker endomentrium.
 Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
 Menurunkan angka kejadian endometriosis.

10
Kerugian implant menurut Anggraini (2011:200) antara lain:

1) Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit Menular


Seksual, termasuk AIDS.
2) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan.
3) Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi ini sesuai keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan.
4) Dapat mempengaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat
badan
5) Memiliki semua risiko sebagai layaknya setiap tindak bedah
minor (infeksi, hematoma dan perdarahan).
6) Secara kosmetik susuk Norplant dapat terlihat dari luar
7) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pola daur haid:
 Perdarahan bercak (spotting) atau ketidakteraturan daur
haid.
 Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid
(lazimnya berkurang dengan sendirinya setelah bulan
pertama masa penggunaan).
 Amenorea (20%) untuk beberapa bulan atau tahun.
8) Timbulnya keluhan-keluhan yang mungkin berhubungan
dengan pemakaian susuk Norplant, seperti:
 Nyeri kepala.
 Peningkatan/penurunan berat badan.
 Nyeri payudara.
 Perasaan mual.
 Pusing/pening kepala.
 Perubahan perasaan ( mood) atau kegelisahan.
 Dermatitis atau jerawat.
 Hirsutismus.

11
9) Pada wanita yang pernah mengalami terjadinya kista
ovarium, maka penggunaan susuk Norplant tidak
memberikan jaminan pencegahan terbentuknya kembali kista
ovarium dikemudian hari.

Indikasi Implant menurut Varney (2004:485) adalah sebagai


berikut:
1) Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam
minggu masa nifas).
2) Wanita pasca keguguran.
3) Wanita usia reproduksi.
4) Wanita yang mengalami efek samping yang tidak
diinginkan akibat penggunaan pil kontrasepsi oral
kombinasi yang mengandung estrogen.
5) Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal
meminum pil atau enggan melakukan manipulasi yang
diperlukan pada metode sawar.
6) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
pembekuan darah, atau anemia bulan sabit.
7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
8) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
9) Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(mis. Wanita yang masa usianya suburnya telah berakhir,
tetapi tidak menginginkan strelisasi).
10) Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya

b) Metode non hormonal terdiri dari:


(1) IUD/AKDR
IUD ( Intra Uterine Device )adalah singkatan dari intrauterine
device.IUD adalah plastik berbentuk huruf T yang diletakkan di

12
dalam rahim yang berguna untuk menghadang sperma agar tidak
membuahi sel telur. Ada dua jenis utama IUD:
a. IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat
bertahan hingga 10 tahun.
b. IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti
tiap 5 tahun sekali.
Kelebihan:
 Tidak memerlukan perawatan rumit.
 Tahan lama.
Kekurangan:
 ParaGard dapat menyebabkan haid tidak lancar.
 Dapat lepas.
 Dapat menyebabkan efek samping.
 Biaya mahal di awal.

(2) MOW ( Metode Operasi Wanita) / Tubektomi


Adalah metode kontrasepsi mantap bagi wanita yang tidak ingin
hamil lagi dengan cara mengikat dann memotong atau memasang
cicin pada falopi sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
secara permanen.
Idealnya dilakukan segera setelah persalinan atau dapat dilakukan
segera setelah operasi SC. Jika tidak dilakukan segera maka dapat
dikerjakan 1 minggu setelah persalinan

Keuntungan menurut BKKN (2006):


 Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
 Tidak mengganggu kehidupan suami istri
 Tidak mempengaruhi kehidupan suami istri
 Lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis, lebih efektif,
lebih ekonomis

Sedangkan menurut Noviawati fan Sujiyati (2009) :

13
 Sangat efektif
 Tidak mempengaruhi peroses menyusui
 Tidak bergantung pada faktor seggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko
keseehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi
local
 Tidak ada perubahan fungsi seksual ( tidak ada efek pada
produksi hormon ovarium )

Kerugian :
 Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi
ini tidak dapat dipulihkan kembali
 Klien dapat menyesal dikemudian hari
 Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan
anastesi umum
 Rasa sakit/ketidaknyaman dalam jangka pendek setelah
tindakan
 Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter
spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah unuk prosees
laparoskopi
 Tidak melindungi diri dari IMS
 Harganya yang lumayan mahal

(3) MOP ( Metode Operasi Pria ) / Vasektomi


Adalah sebuah prosedur klinik untuk menghentikan kesuburan pria
secara permanen dengan cara mengoklusi vasa deferensia dari
seeorang pria seehingga alur transportasi dari sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak dapat terjadi.
Keuntungan :
 Operasi kecil yang aman, sangat efektif dan bersifat
permanen

14
 Baik dilakukan pada laki laki yang memang sudah tidak ingin
memiliki anak
 Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi
dibandingkan dengan sterilisasi tuba
 Pria memiliki kesempatan untuk gantian KB dengan istrinya
 Tidak mempengaruhi kemampuan seorang pria dalam
menikmati hubungan seksual

Kerugian :

 Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyaman beberapa hari


setelah operasi, rasa sakit ini biasanya bisa hilang dengan
konsumsi obat ringan
 Seringkali harus melakukan kompres dengan es selama 4
jam untuk mengurangi pembengkakkan, pendarahan dan
rasa tak nyaman serta harus memakai celana yang dapat
mendukung skrotum selama 2 hari
 Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi
seksual menular termasuk HIV
 Dibutuhkan waktu 1-3 tahun untuk benar-benar memastikan
apakah vaseektomi bisa bekerja efektif 100 persen
 Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika laki laki
masih berusia 25 tahun, terjadi perceraian, atau ada anaknya
yang meninggal

2.4 Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi

1. Kondom
kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari
bahan sejenis karet yang
dipakaikan pada alat kelamin,
sebagai pelindung saat
berhubungan seksual. Meski

15
kondom bukan hal yang asing terdengar, namun kenyataan masih banyak
orang yang belum paham tentang pentingnya menggunakan kondom dengan
benar.

Berikut langkah-langkah memakai kondom yang benar:


a) Buka kemasan kondom dengan benar, ikuti petunjuk pembukaan yang
ada pada kemasan. Hindari menggunakan gunting atau gigi untuk
membuka kemasan. Sebelum merobek kemasan, dorong kondom kesisi
berlawanan agar tidak ikut robek bersama kemasan
b) Ambil kondom secara perlahan dan keluarkan dari kemasan. Lalu jepit
ujung kondom yang terdapat dibagian tengah lingkaran dengan jari,
untuk mencegah udara masuk. Udara yang masuk ke dalam kondom
akan membuatnya mudah pecah
c) Sambil memegang ujung kondom, tepatkan kondom diatas kepala
penis. Pastikan penis sudah ereksi seempurna saat memakai kondom
d) Buka gulungan kondom dengan lembut kearah penis. Jika gulungan
kondom tidak bisa diturunkan, berarti pemakaiannya tidak tepat atau
terbalik. Ambil kondom baru jika telah melakukan kesalahan tersebut
dan mulai dari awal
e) Ketika selesai berhubungan dan telah mengalami ejakulasi, segera cabut
penis dari dalam vagina sebelum ereksinya hilang. Hal ini dilakukan
untuk mencegah kebocoran kondom didalam vagina pasangan anda
f) Usai penis seepenuhnya keluar, tarik kondom dari penis secara
perlahan-lahan agar sperma didalamnya tidak keluar. Bungkus kondom
bekas dengan tisu dan buang ketempat sampah

Hal yang wajib diperhatikan saat menggunakan kondom yang tepat, selain
mengetahui cara pakai harus mengetahui juga anjuran dan larangan dalam
penggunaan kondom, yaitu:

a) Anjuran
 Gunakan kondom tiap kali ingin berhubungan intim, kecuali
jika anda sedang menjalani program kehamilan

16
 Periksa terlebih dahulu tanggal kadaluwarsa yang tertera pada
kemasan kondom sebelum mulai menggunakannya
 Pastikan pula bahwa kondom yang akan digunakan nanti tidak
dalam keadaan rusak
 Simpan kondom ditempat yang sejuk dan kering
 Gunakan kondom yang sudah terdaftar di Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM)
 Pilihlah kondom yang sudah dilengkapi pelumas berbasis air
untuk mencegah rusaknya kondom
b) Larangan
 Hindari menyimpan kondom dalam dompet, karena tekanan
dan gesekan dalam dompet serta suhu yang panas dapat
menyebabkan kondom mudah rusak
 Hindari kondom yang mengandung spermisida karena bisa
menyebabkan iritasi dan alergi pada seebagian orang
 Hindari menggunakan pelumas berbahan dasar minyak seperti
body lotion, petroleum jelly atau baby oil, karena dapat
menyebabkan kondom mudah sobek
 Jangan gunakan dua kondom sekaligus saat berhubungan intim
 Jangan pula memakai kondom lebih dari seekali dan segera
buang kondom yang sudah digunakan

2. Spermiside

Spermiside adalah metode kontrasepsi yang menggunakan sebuah


krim yang mengandung zat kimia yakni nonoxynol-9 yang bisa

17
menghentikan sperma untuk mencapai sel telur. Spermiside ini diletakkan
didalam vagina sebelum melakukan hubungan intim untuk mencegah
kehamilan.
Terdapat beberapa macam jenis spermiside yakni gel, krim, foam,
lembaran film, dan suppositories ( semacam krim yang leleh ketika
dimasukkan kedalam vagina)

Cara penggunaannya :

a) Metode ini bisa dengan cara memasukkan spermiside dengan


menggunakan tangan dan dioleskan ke vagina
b) Perhatikan peraturan penggunaan spermiside, karena terdapat
beberapa merek spermiside yang baru bekerja setelah 10-15 menit
dioleskan ke vagina. Selain itu, kebanyakan spermiside hanya aktif
selama satu jam setelah diaplikasikan
c) Mom tidak memerlukan resep apapun dari dokter untuk membeli
spermiside. Spermiside juga tidak menghalangi jalannya hubungan
seeksual
d) Bahkan mom bisa menggunakannya sebagai foreplay saat pasangan
meletakkan spermisida ke vagina mom
e) Spermisida juga aman bagi mom yang memiliki masalah kesehatan
karena tidak mengandung hormon apapun

Cara kerjanya spermiside :

Spermiside bekerja dengan cara mnghalangi jalan masuk sperma menuju


vagina dan menghentikan sperma untuk bergerak menuju sel telur. Metode
kontrasepsi ini bisa digunakan dengan kombinasi metode kontosepsi lain
untuk memberikan proteksi dan pencegahan yang lebih kuat terhadap
kehamilan. Spermiside digunakan untuk mengunakan diafragma (pelindung
serviks) dan cervical caps

18
3. Diafragma

Adalah suatu alat kontrasepsi berbentuk kubah dangkal yang terbuat dari
karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut dapat ibu isi dengan krim
atau gel pembunuh sel sperma (spermicidal) untuk kemudian dimasukksan
kedalam vagina sebelum berhungan intim. Apabila digunakan dengan benar
dan konsisten, maka tingkat keberhasilan alat kontrasepsi ini dapat
mencapai 94%. Kalau keliru atau lupa mengisikan spermisida, maka
kemungkinan kontrasepsi ini gagal mencapai 12%.

Cara mendapatkan KB diafragma :


a) Pertama-tama tenaga kesehatan akan memeriksa dengan teliti ukuran
panggul ibu agar bisa secara tepat memperkirakan ukuran diafragma
yang sesuai
b) Lalu tenaga keseehatan akan mulai memasukkan berbagai ukuran
diafragma (mulai dari 50 sampai 105 milimeter) untuk memastikan
bahwa ukuran tersebut memang paling pas
c) Kalau sudah ditentukan ukuran dan jenis diafragma yang benar,
maka nakes menyuruh ibu mempraktikannya hingga betul.
Kemudian tenaga kesehatan akan memberikan surat keterangan yang
dapat digunakan untuk membeli KB diafragma
d) Kemudian ibu juga dianjurkan untuk membeli jeli spermisida yang
nantinya digunakan bersamaan dengan difragma

Cara menggunakan KB Diafragma :

19
a) Sebelum memakai diafragma, pastikan apakah kondisi alat tersebut
dalam keadaan baik. Jangan pakai apabila usia produk sudah lebih
dari 2 tahun atau karetnya terlihat usang, robek dan berlubang. Anda
dapat memegang diafragma dibawah sinar lampu atau mengisinya
dengan air untuk memastikan tak ada lubang
b) Ibu dapat memasukkan difragma setidaknya 2 jam sebelum
berhungan intim. Kalau sudah siap, kosongkan kandung kmih serta
cuci tangan dengan air dan sabun. Lalu , oleskan krim atau jeli
spermisida kedalam kubah diafragma dan ratakan sampai ketepi-
tepinya.
c) Untuk memudahkan masuknya diafragma, ibu dapat berjongkok,
berbaring dengan lutut terangkat atau berdiri dengan satu kaki berada
di kursi
d) Pisahkan bibir vulva dengan satu tangan lalu pencet diafragma agar
terlipat jadi dua dan masukkan pada vagina menggunakan tangan
anda yang satunya lagi
e) Letakkan jari telunjuk pada bagian tengah lipatan agar
memudahkannya masuk diafragma dan krim spermisida sudah harus
berada dalam lipatan tersebut
f) Kalau diafragma sudah masuk, maka dorong terus sejauh mungkin
sampai ia terletak dibagian belakang vagina. Selipkan ujung tepian
diafragma dibelakang tulang kemaluan serta pastikan agar leher
rahim anda sudah tertutup sempurna
g) Diafragma harus tetap berada didalam vagina setidaknya 6 jam
setelah ibu terakhir kali berhubungan intim. Apabila anda melakukan
seks lagi berlangsung lebih dari 6 jam, maka jangan lepas diafragma
anda dan oleskan lebih banyak krim spermisida kedalam vagina.
Tapi ingat bu, jangan sampai diafragma tetap berada di vagina lebih
dari 24 jam
h) Setelah memcuci tangan dengan sabun, masukkan jari telunjuk anda
kedalam vagina hingga mencapai bagian belakang tulang kemaluan.
Lalu, kaitkan jari anda dengan bagian belakang diafragma lalu tarik

20
kebawah untuk mengeluarkannya. Berhati hatilah agar kuku anda
tidak sampai menusuk karet diafragma

4. Pil

Pil KB adalah salah satu


kontrasepsi yang cukup
populer di masyarakat, dan
anda bahkan bisa
membelinya langsung di
apotek.
Cara minum pil KB tergantung dari jenis pil KB, anda bisa menerapkan
salah satu dari metode dibawah ini, terlepas dari jenis pil KB yang akan
dikonsumsi :
a) Metode hari pertama, anda bisa memulai konsumsi pil KB pertama pada
hari pertama menstruasi dan efek mencegah kehamilan akan langsung
bisa dirasakan
b) Metode hari minggu, pil KB pertama diminum saat hari minggu pertama
setelah menstruasi. Anda masih perlu menggunakan alat kontrasepsi
lainnya, seperti kondom, selama tujuh hari saat ingin berhubungan intim
c) Metode memulai dengan cepat, anda langsung meminum pil KB
pertama pada hari apapun. Berbeda dengan metode hari pertama, anda
masih perlu menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom saat
ingin berhubungan seksual seelama tujuh hari
d) Metode hari kelima, anda dapat mengonsumsi pil KB pertama saat hari
kelima menstruasi

Cara meminum pil KB sesuai jenis :

Saat mengonsumsi pil KB yang pertama, anda tidak perlu memperhatikan


jenis pil KB yang dikonsumsi. Namun untuk jadwal konsumsi berikutnya,
cara minum haruslah berdasarkan aturan pakai dari jenis pil KB yang
dipilih. Pasalnya,cara kerja setiap jenis pil KB berbeda-beda.

21
Secara garis besar ada dua macam pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil
KB progestin. Biasanya pil KB kombinasi dijual dalam bentuk paket 21
hari,28 hari dan 91 hari.

a) Cara minum pil KB progestin (POP/ mini pil)


Cara minum pil KB progestin adalah satu pil tiap hari pada waktu
yang sama dengan toleransi keterlambatan tiga jam. Sebagai contoh
bila anda meminum pil KB progestin pada pukul 1, keesokan hari
dan seterusnya anda harus minum pil KB di waktu yang sama atau
maksimal sebelum jam empat
Pil KB progestin dijual dalam bentuk paket 28 hari. Anda harus
meminum pil KB progestin setiap hari selama 28 hari atau empat
minggu berturut turut. Saat mengonsumsi pil KB progestin, anda
bisa tidak menstruasi atau mengalami menstruasi yang tidak teratur

b) Cara minum pil KB kombinasi 21 hari


Pil KB kombinasi juga harus dikonsumsi satu pil tiap hari. Jika anda
memilih pil KB kombinasi paket 21 hari,anda bisa meminum satu pil
tiap hari selama 21 hari atau tiga minggu berturut turut. Anda tidak
perlu minum pada waktu yang sama tiap harinya.
Pada minggu keempat, anda tidak perlu mengonsumsi pil KB lagi
karena ini adalah waktu menstruasi anda. Setelah minggu keempat,
barulah anda bisa mengonsumsi pil KB kombinasi lanjutan

c) Cara minum pil KB kombinasi 28 hari


Cara minum pil KB kombinasi paket 28 hari hampir sama dengan
aturan minum pil KB kombinasi paket 21 hari. Anda hanya perlu
mengonsumsi satu pil tiap harinya selama 28 hari atau empat
minggu berturut-turut. Pada hari ke-29 anda bisa melanjutkan
konsumsi pil KB anda. Pada pil KB 28 hari terdapat pil KB yang
tidak mengandung hormon (plasebo) untuk diminum pada hari
terakhir. Pil KB bebas hormon ini berlaku sebagai pengingat untuk

22
menerapkan kebiasaan minum pil KB tiap hari dan untuk
melanjutkan paket pil KB yang baru secara tepat waktu

d) Cara minum pil KB kombinasi 91 hari


Aturan minum pil KB paket 91 hari tidak jauh berbeda dengan cara
minum pil KB kombinasi paket 28 hari. Anda harus mengonsumsi
pil KB kombinasi paket 91 hari setiap hari. Saat mengonsumsi pil
KB kombinasi paket 91 hari anda hanya akan menstruasi tiap tiga
bulan sekali serupa dengan pil KB kombinasi paket 28 hari. Pil KB
kombinasi paket 91 hari juga memiliki pil KB bebas hormon yang
merupakan pil diminggu terakhir. Sebagai cara agar tidak lupa
minum pil KB anda dapat menuliskan jadwal pada memo atau
pasang alarm ataupun menandai kalender.
5. Suntik
Suntik KB adalah jenis kontrasepsi yang cukup efektif. Tingkat
kesuksesannya bisa mencapai 99 perseen atau lebih bila dilakukan dengan
benar. KB suntik umumnya dapat mencegah kehamilan selama 12 sampai
14 minggu. Bila suntikkan terlambat diberikan, efektifitasnya akan
berkurang hingga 94 persen.
Kandungan hormon progesteron dalam suntik KB dapat menekan
ovulasi, sehingga sel telur tibak bisa keluar dari indung telur. Hormon
progesteron juga akan mengentalkan lendir di leher rahim. Lendir ini akan
mencegah sperma untuk mencapai sel telur. Dengan ini, pembuahan pun
tidak dapat terjadi dan kehamilan akan dicegah.

Berdasarkan waktu
penyuntikan, alat kontrasepsi
ini bisa dikelompokkan
menjadi KB suntikan 1 bulan
dan 3 bulan. Suntik KB dapat
diberikan pada sebagian besar
wanita. Waktu terbaik untuk

23
menjalani metode ini adalah pada lima hari pertama haid. Pada periode ini,
obat kontrasepsi dapat langsung menunda kehamilan setelah disuntikan
.setelah periode tersebut obat memerlukan waktu tujuh hari sebelum bekerja
dengan efektif.
Namun metode ini tidak disarankan bagi kaum hawa dengan kondisi
medis berikut :
a. Sedang hamil
b. Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
c. Penyakit hati
d. Kanker payudara
e. Gumpalan darah

Beberapa kondisi dibawah ini juga akan dipertimbangkan oleh dokter


sebelum memberikan KB suntik:

a. Usia remaja
b. Mengidap diabetes
c. Pernah mengalami depresi
d. Pernah terkena serangan jantung stroke
e. Menderita osteoporosis atau berisiko tinggi untuk mengalaminya

Persiapan dan cara suntik KB :

a) Suntik KB harus diresepkan oleh dokter. Dokter akan melakukan


peninjauan mengenai riwayat medis dan memeriksa tekanan darah
pasien sebelum memberikan suntik KB
b) Pasien juga perlu memberitahukan pada dokter mengenai obat obatan
yang sedang digunakan, termasuk obat bebas maupun resep, suplemen
serta obat herbal
c) Kemudian dokter akan membersihkan lokasi penyuntikan dengan
kapas beralkohol untuk mencegah infeksi. Bagian tubuh yang
disuntikan biasanya bokong atau lengan atas
d) Suntikan kemudian diberikan dengan metode intramuskular, yakni
tegak lurus kulit

24
6. Implant

Menurut Prawirahardjo (2006:MK-53) terdapat 3 jenis implant yaitu:


1) Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
3) Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Menurut Handayani (2010:116) terdapat 2 macam implant ada 2 yaitu:


1) Non Biodograndable implant
Dengan ciri – ciri sebagai berikut :
a) Norplant (6 “kasul”), berisi hormon Levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
b) Norplant-2 (2 batang), berisi hormon Levonogrestel, daya kerja 3 tahun.
c) Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap
pakai : tahun 2000
d) Satu batang, berisi hormone 3-keto desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.

Sedangkan Non Biodograndable Implant dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :


a) Norplant

25
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 “ kapsul” kosong silastic (karet
silicon) yang diisi dengan hormon Levonogrestel dan ujung – ujung
kapsul ditutup dengan silastic adhesive. Tiap “ kapsul” mempunyai
panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonorgestrel, serta
mempunyai ciri sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima
tahun. Saat ini Norplant banyak dipakai.
b) Norplant -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silactic yang padat,
dengan panjang tiap batang 44 mm. Dengan masing – masing batang diisi
70 mg Levonorgestrel di dalam matriks batangnya. Ciri norplan- 2 adalah
sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
2) Biodegrodable Implant
Macam implant biodegradable dibagi menjadi 2 macam :
a) Carpronor, suatu “ kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, pada
awal penelitian dan pengembangannya, carpronor berupa suatu
“kapsul” biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang
dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter “ kapsul”< 0,24
cm dan panjang “ kapsul” yang teliti terdiri dari 2 ukuran, yaitu :
 2,5 cm : berisi 16 mg levonogestrel, melepaskan 20 mcg
hormonnya/ hari.
 4 cm : berisi 25 levonorgestrel, melepaskan 30 – 50 mcg
hormonal/hari.
b) Narethindrone Pellets
 Pellets dibuat dari 10 % kolesterol murni dan 90% norechindrone
(NET).
 Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan
dilepaskan saat pellet dengan perlahan – lahan “melarut”.
 Pellets berukuran kecil, masing – masing sedikit lebih besar dari
pada butir besar.
 Uji coba pendahuluan menggunakan n4 dan 5 pellets.
 Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi bertambah dengan
banyaknya jumlah pellets.

26
 Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan yang
besar terhadap kehamilan untuk sekurang – kurangnya 12 bulan.
 Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid regular.
Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak merupakan
problin utama.
 Terjadi rasa sakit payudara pada 4 % akseptor
 (9) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing – masing pellets
kurang dari 2% kolesterol dalam satu butir telur ayam tidak
mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
 Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas prosedur
insersi seperti pada capronor dan dapat dipakai dengan inserter
yang sama.
 Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat insisi 3
mm. Pellets diletakkan kira – kira 3 cm dibawah kulit. Tidak
diperlukam penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan verband
saja
Cara kerja implant menurut Saifuddin (2006:MK:54) adalah sebagai berikut:
1) Mengentalkan lendir serviks.
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk
sawar untuk penetrasi sperma.
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium
yang diinduksi estradiol dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini
dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi. Meskipun demikian,
tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna
implant.
3) Mengurangi transportasi sprema.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma.
4) Menekan ovulasi.

27
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan luteinizing
hormone (LH). Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan LH,
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
Menurut Handayani (2010:114) efek samping dan penanganan implant adalah
sebagai berikut:
1) Amenorea
Penangananya :
a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan
penanganan khusus, cukup konseling saja.
b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan
anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
c) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut
implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada
gunanya memberikan obat hormonal untuk memancing timbulnya
perdarahan.
2) Perdarahan bercak (spotting) ringan
Penanganan :
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dan Klien tidak hamil, tidak diperlukan
tindakan apa pun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan
ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu
siklus atau ibu profen 3x800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien
bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi
perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk
3 – 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi,
dapat juga diberikan 50 μg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14 – 21 hari.
3) Ekspulsi
Penanganan :
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat dan apakah terdapat tanda – tanda infeksi daerah insersi. Bila

28
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
4) Infeksi pada daerah insersi
Penanganan :
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau
antiseptil. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan
dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,
cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari
metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan
perawatan luka dan berikan antibiotik oral 7 hari.
5) Berat badan naik / turun
Penanganan :
Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah
normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg
atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu
klien mencari metode lain.
Waktu memulai menggunakan implant menurut Saifudin (2006:MK-56)
sebagai berikut:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

29
4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain.
5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu
dengan benar.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikam, implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontasepsi nonhormonal kecuali Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan
implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid dari hari ke – 7
dan klien jangan melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

Prosedur pemasangan menurut Handayani (2010:122 ) yaitu :

1) Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap


mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor benar – benar
mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan
dipakainya dan diberikan informed consent untuk ditanda tangani oleh
suami isteri.
2) Persiapan alat – alat yang diperlukan :
a. Sabun antiseptik
b. Kasa steril

30
c. Cara aseptik
d. Kain steril yang mempunyai lubang
e. Obat anestesi lokal
f. Semprit dan jarum suntik
g. Trokar no. 10
h. Sepasang sarung tangan steril
i. Satu set kapsul norplant (2 buah)
j. Scapel yang tajam
3) Teknik Pemasangan
a. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
b. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan
sabun antiseptik
c. Calon akseptor dibaringkan terlentang ditempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
d. Gunakan hand scoon steril dengan benar.
e. Lengan kiri pasien yang akan dipasang diolesi dengan cairan
antiseptik / betadin
f. Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang
berlubang.
g. Dilakukan injeksi obat anestesi kira – kira 6 – 10 cm diatas lipatan
siku.
h. Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit.
i. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan scapel
yang tajam.
j. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada
jaringan bawah kulit.
k. Kemudian kapsul dimasukan didalam trokar.
l. Demikian dilakukan berturut – turut dengan kapsul kedua, kapsul
dibawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti
kipas.
m. Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, trokar ditarik pelan –
pelan keluar.

31
n. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
o. Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk
mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi hematom.
p. Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang 3
hari dan datang kembali jika terjadi keluhan – keluhan yang
menganggu
Menurut (Anggraini, 2011:203) peringatan khusus bagi pengguna implant terdiri
dari:
1) Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah
terjadi kehamilan
2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik
3) Terjadi perdarahan banyak dan lama
4) Adanya nanah atau perdarahan pada bekas inersi implant
5) Ekspulsi batang implant (Norplant)
6) Sakit kepala migran, sakit kepala yang berulang yang berat atau
penglihatan menjadi kabur.

7. IUD/AKDR

IUD merupakan jenis alat


kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rahim. IUD merupakan
alat kontrasepsi yang efektif untuk
jangka panjang, efisien karena
hanya membutuhkan satu kali
pemasangan, nyaman untuk
pasien, terjangkau dan dapat
mengembalikan kesuburan dengan cepat bila dilepas.

IUD dapat dipasang kapan saja selama siklus haid, tetapi pastikan pasien tidak dalam kondisi
hamil dengan melakukan pemeriksaan test peck terlebih dahulu. IUD dapat dipasang sesaat

32
setelah persalinan ataupun 4-8 minggu post partum. IUD dapat digunakan pada ibu
menyusui, IUD juga dapat dipasangkan setelah terjadi abortus dan bisa digunakan sebagai
kontrasepsi emergensi post koital.
Teknik yang digunakan dalam pemasangan IUD atau AKDR secara umum menggunakan
dua prinsip yaitu no touch technique saat insersi sonde uteri dan tabung IUD, serta teknik
withdrawal saat melepaskan lengan IUD dari tabung.
Prosedur pemasangan IUD :
1) Persiapan pasien
a. Konseling KB
Dokter harus memberikan konseling kontrasepsi terlebih dahulu mengenai jenis-
jenis alat kontrasepsi, cara penggunaan alat kontrasepsi, masa penggunaan,
manfaat, efek samping yang mungkin dialami pasien serta kontraindikasi
penggunaan alat kontrasepsi
Setelah selesai memutuskan pemilihan alat kontrasepsi dan pasien serta suaminya
sudah menyepakati akan dilakukan pemasangan IUD , lakukan pemeriksaan fisik
secara umum termasuk tanda-tanda vital dan memeriksa gejala serta tanda adanya
kontraindikasi IUD
b. Pemeriksaan panggul
Lakukan pemeriksaan panggul dengan langkah berikut :
(1) Minta pasien BAK dan membersihkan daerah genitalia
(2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan tangan dengan
kain bersih dan pakai handscoen steril
(3) Minta pasien melepas celana dan berbaring dimeja periksa
(4) Lakukan palpasi pada daerah perut untuk memeriksa apakah ada benjolan
atau nyeri suprapublik
(5) Minta pasien berbaring dengan posisi litotomi
(6) Lakukan inspeksi pada genetalia eksteerna, kelenjar skene dan bartholin,
serta amati adanya nyeri atau sekret vagina
(7) Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengecek besar dan posisi uterus,
pastikan tidak ada tumor dan pastikan gerak serviks bebas
(8) Masukkan spekulum vagina, dan lakukan inspeksi pada serviks
(9) Lepaskan sarung tangan dan celupkan pada larutan klorin 0.5%

33
c. Persiapan IUD
(1) Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
(2) Kemudian masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
(3) Letakkan kemasan pada tempat yang datar, lalu selipkan karton pengukur
dibawah lengan IUD
(4) Pegang kedua ujung lengan dan dorong tabung inserter sampai lengan
IUD terlipat kedalam tabung
2) Peralatan

a. IUD Cu T380A g. Kassa steril


b. Spekulum vagina h. Larutan antiseptic
c. Tenakulum i. Sarung tangan steril
d. Sonde uteri j. Lampu sorot
e. Tampo tang k. Larutan iodin 0,5 %untuk
f. Gunting benang dekontaminasi

3) Posisi pasien
Untuk memasang IUD pasien diposisikan tidur terlentang dalam posisi litotomi ( kedua
kaki mengangkang )
4) Prosedural
Langkah langkah pemasangan IUD adalah :
a. Pakai sarung tangan steril
b. Usap tepi vagina dengan kassa steril yang diberikan larutan antiseptik dengan arah
memutar dari tengah ke tepi dan dengan arah ke samping sepertikupu kupu serta
usap bagian dalam vagina
c. Pasang spekulum vagina, sampai seerviks dapat terlihat dengan baik
d. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati hati
e. Ukur kedalaman dan posisi uterus menggunakan sonde uterus dengan teknik tanpa
menyentuh

34
f. Sesuaikan penandaan biru pada tabung inserter yang masih berada di dalam
kemasan sterilnya dengan kedalaman uteri sesuai hasil sonde, lalu buka seluruh
kemasan steril IUD
g. Angkat tabung IUD seecara hati hati, pegang IUD dengan posisi lengan horizontal
h. Tangan kiri menarik tenakulum secara hati-hati, tangan kanan memasukkan
tabung inserter IUD ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai dirasakan ada tahanan
i. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
j. Lepaskan lengan IUD dengan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung
inserter sampai pangkal pendorong, sambil tetap menahan pendorong
k. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inseerter didorong kembali ke serviks
sampai penanda biru menyentuh serviks atau terdapat tahanan
l. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang 3-4 cm
m. Keluarkan seluruh tabung inserter dan buang ketempat sampah medis
n. Lepaskan tenakulum seecara hati-hati dan rendam dilarutam klorin 0,5%
o. Periksa seerviks dan bila ada pendarahan tekan serviks dengan menggunakan
kassa yang dijepit tampon tang selama 30-60 detik
p. Keluarkan spekulum dengan hati hati dan rendam dilarutan klorin 0,5 %
q. Pastikan pasien tidak mengalami kram perut hebat dan amati pasien kurang lebih
15 menit sebelum membolehkan pasien pulang

8. MOW (Metode Operasi Wanita) / Tubektomi

35
Tubektomi adalah pemotongan saluran indung telur ( tuba fallopi) sehingga sel
telur tidak bisa bertemu dengan sel sperma untuk dibuahi. Tubektomi bersifat
permanen. Melakukan tubektomi tidak ada batasan mutlak syarat seorang wanita boleh
melakukan tubektomi. Syarat yang harus diperhatikan adalah kesiapan atau kesepakatan
seorang wanita dan pasangannya. Tidak ada batasann usia mutlak untuk melakukan
tubektomi secara medis, tetapi lebih diperhatikan pada masalah sosial.
Karena tindakan tubektomi merupakan tindakan operatif maka sama halnya
dengan tindakan lainnya yang butuh prosedur persiapan praoperasi yang baik dan
lengkap. Macam metode tubektomi:

a. Metode madlener d. Aldridge


b. Pemory e. Uchida
c. Irving f. Kroener

Cara melakukan tindakan tubektomi bisa seecara laparotomi atau laparoskopi :


a. Laparotomi yaitu operasi konvensional biasa dengan membuat sayatan kecil
kurang lebih 4-5 cm di dinding perut (2-3 jari diatas tulang kemaluan atau
dibawah pusar)
b. Laparoskopi dengan memakai alat yang terdiri dari kamera dan alat operasi
kecil dimasukkan kedalam perut dengan membuat dua sayatan atau lbih yang
masing masing 0,5 – 1 cm

Baik tubektomi dengan laparotomi maupun lapasroskopi dapat dilakukan


perawatan 1 hari saja tanpa menginap dirumah sakit. Aktifitas sudah bisa dilakukan
dihari kedua atau hari ketiga. Prosedur laparaskopi akan memberikan masa
recovery yang lebih singkat karena luka sayatan operasi yang lebih kecil dan tidak
ada hal khusus yang perlu diperhatikan pasca pemulihan menjalankan prosedur
tubektomi
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko komplikasi tubektomi,
seperti :
 Pernah menjalani operasi panggul atau perut sebelumnya
 Obesitas

36
 Diabetes
 Penyakit radang panggul

9. MOP ( Metode Operasi Pria ) / Vasektomi

vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria dengan cara memutuskan


penyaluran sperma pada air mani. Dengan demikian, kehamilan dapat dicegah karena
sperma tidak dapat membuahi sel telur wanita.
Dalam prosedur ini, saluran yang membawa sperma dari testis dipotong dan diikat
guna mencegah sperma menjangkau air mani yang dikeluarkan saat ejukulasi dalam
hubungan seksual. Vassektomi bisa disebut juga sebagai sterilisasi permanen pada pria.
Operasi membuka kembali saluran sperma mungkin untuk dilakukan, namun tidak
selalu berhasil
Vasektomi bisa dilakukan setelah pasien menyadari seepenuhnya bahwa dirinya
tidak berkeinginan memiliki anak lagi dan memilih kontrasepsi dengan cara vasektomi.
Vasektomi dapat dilakukan pada usia berapapun. Meski demikian, dokter biasanya
tidak menganjurkann metode ini untuk pria dengan usia dibawah 30 tahun dan belum
memiliki anak. Pertimbangan khusus juga perlu diberikan pada pria dengan kondisi
medis tertentu, seperti:
a. Sedang mengonsumsi obat antikoagulan dan antiplatelet
b. Menderita infeksi kulit akut pasca trauma atau memiliki luka perut pada
skrotum

37
c. Memiliki kelainan anatomi, seperti varikokel atau hidrokel yang besar
d. Memiliki riwayat gangguan darah atau pendarahan yang berlebihan
e. Memiliki alergi atau sensitif terhadap anastesi lokal atau antibiotik
f. Memiliki riwayat operasi pada alat kelamin sebelumnya
g. Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi kelamin yang berulang

Cara melakukan vasektomi :

a. Sebelum melaksanakan vasektomi, dokter akan meminta anda untuk berhenti


mengonsumsi aspirin atau obat pengencer darah lainnya selama 7 hari. Obat
obatan tersebut dapat dapat memperbesar resiko pendarahan saat operasi
vasektomi.
b. Untuk prosedur Vasektomi dapat dilakukan oleh dokter bedah umum atau
dokter spesialis urologi dirumah sakit atau klinik. Beberapa pesiapan yang
dilakukan sebelum vasektomi antara lain :
(1) Membersihkan testis dan skrotum dengan cairan antiseptik
(2) Jika diperlukan, dokter dapat memberi obat penenang secara oral atau
melalui intravena. Pemberian obat ini akan membuat pasien
mengantuk
(3) Penyuntikan anastesi lokal pada kulit skrotum. Anastesi yang dapat
diberikan adalah lidocaine 1 perseen dengan atau tanpa epinephrine
c. Terdapat dua teknik bedah yang bisa dilakukan, yaitu:
(1) Teknik konvesional, dokter membuat sayatan sepanjang 1 sentimeter
disetiap sisi skrotum seehingga dokter dapat menjangkau saluran
sperma ( vas deferens). Setelah itu, kedua saluran sperma dipotong
dan ujung masing-masing saluran dijahit atau ditutup menggunakan
diathermy (alat perekat dengan pemanasan suhu tinggi). Masing
masing sayatan kemudian diajhit dengan benang yang dapat diserap
kulit seehingga tidak diperlukan pengangkatan benang pasca operasi
(2) Vasektomi tanpa pisau bedah, dokter menjempit saluran sperma
dibawah kulit skrotum dengan klem. Setelah itu, dibuat lubang kecil
pada kulit diatas saluran sperma. Lubang tersebut dibuka dengan
menggunakan sepasang forsep, sehingga dokter dapat menjangkau

38
saluran sperma, untuk kemudian melakukan pemotongan dan
pengikatan. Dalam prosedur ini, darah tidak banyak keluar dan idak
terasa sakit dibanding teknik konvensional
d. Selama satu hingga dua jam pasca vasektomi, pasien masih dapat merasakan
efek pembiusan pada skrotum. Setelah itu, pasien mulai merasa sedikit nyeri
dan bengkak yang umumnya akan menghilang dalam waktu beberapa hari.
Guna meredakannya, kompres skrotum dengan kantung es setidaknya selama
36 jam, beristirahat selama 24 jam dan gunakan perban atau pakaian dalam
yang ketat untuk menyangga skrotum setidaknya selama 48 jam pasca
vasektomi. Jika diperlukan, obat pereda nyeri seperti paracetanol, juga dapat
dikonsumsi

Meski langka terjadi, vasektomi dapat menimbulkan beberapa masalah serius seperti
berikut ini :

a. Infeksi , hal ini disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam luka potong pada
skrotum
b. Hematoma, kondisi ini terjadi bila terdapat pendarahan dan rembasan darah
kedalam skrotum sehingga mengakibatkan skrotum terasa nyeri dan bengkak
c. Granumola sperma, dalam kasus ini terdapat benjolan keras berisi sperma pada
jaringan sekitar testis. Benjolan ini biasanya terasa sangat nyeri
d. Testis terasa penuh, hal ini biasanya terjadi akibat epididimis didalam skrotum
dipenuhi sperma yang tersisa, kondisi ini dapat mereda dalam waktu beberapa
minggu
e. Nyeri pada testis, nyeri ini dapat muncul beberapa lama atau beberapa tahun
setelah vasektomi dilakukan. Penyebabnya adalah luka atau saraf yang terjepit
saat operasi. Pasien vaseektomi yang mengalami nyeri seperti ini dianjurkan
menjalani operasi, guna memperbaiki kondisi dan meminimalkan rasa nyeri.

39
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keluarga berencana merupakan upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam


mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana
(Family Planning, Planed Parenthood) merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pertumbuhan penduduk Indonesia (Prawirahardjo, 2007:902).

Keluarga berencana secara alami dilakukan dengan menghindari hubungan seksual saat
wanita sedang dalam masa paling subur. Mendeteksi masa subur dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti perhitungan kalender, memeriksa suhu tubuh, serta perubahan cairan vagina

3.2 Saran

Dengan mempelajari, Makalah Persiapan Dan Pemberian Alat Kontrasepsi diharapkan


mahasiswa khususnya perawat dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan jika seorang ingin melakukan KB

40
Daftar Pustaka

Mansour D, Inki P, Gemzel-Danielsson K. Efficacu of Contraceptive Methods: A


Review of The Literature.

BKKBN dan Kemenkes RI. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca


Persalinan di Fasilitas kesehatan. Jakarta; 2012.

Hanifati S, Prasmusinto D. Kontrasepsi Alamiah. Dalam Kapita Selekta Kedokteran


of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 482

Hanifati S, Prasmusinto D. Kondom. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials


Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2014. hlm. 482 - 3

Hanifati S, Prasmusinto D. AKDR. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of Essentials


Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2014. hlm. 483

Hanifati S, Prasmusinto D. Kontrasepsi Hormonal. Dalam Kapita Selekta


Kedokteran of Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 484 - 5

Hanifati S, Prasmusinto D. Sterilisasi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran of


Essentials Medicine. Edisi 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2014. hlm. 486

41

Anda mungkin juga menyukai