Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

“KATARAK”

Dosen Pembimbing

Ns. Loriza Sativa Yan,MNS

Dita Rinasairi Siregar Siagian

NIM PO7120220001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas


hendakmya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Katarak. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabat beliau.
Makalah ini diajukan kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Gerontik untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah tersebut. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan, saran, dukungan dan kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak, makan akan sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena kekurangan
dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karna itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.

Jambi, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Daftar Lampiran.................................................................................................. iv
Daftar Tabel......................................................................................................... v
Abstrak ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit ............................................................................ 3
1. Pengertian ............................................................................................ 3
2. Penyebab ............................................................................................. 4
3. Manifestasi Klinis ................................................................................ 4
4. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 6
5. Penatalaksanaan ................................................................................... 6
6. Komplikasi .......................................................................................... 6
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................................................... 7
1. Pengkajian ........................................................................................... 7
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 10
3. Perencanaan ....................................................................................... 13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DAN KRITISI JURNAL
A. Asuhan Keperawatan ............................................................................ 20
1. Pengkajian ......................................................................................... 20
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 29
3. Perencanaan ....................................................................................... 30
4. Implementasi ..................................................................................... 33
5. Evaluasi ............................................................................................. 34
B. Kritisi Jurnal........................................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 52
B. Saran ...................................................................................................... 52
ii
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Artikel Ilmiah


Lampiran 2 Informed consent
Lampiran 3 Laporan Kunjungan
Lampiran 4 Media Untuk Intervensi
Lampiran 5 Link Video

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisa Data Konsep Teori.................................................................... 10


Tabel 2 Intervensi Preoperasi Konsep Teori ....................................................... 13
Tabel 3 Intervensi Postoperasi Konsep Teori...................................................... 15
Tabel 4 Shot Portable Mental Status Questionare ............................................... 21
Tabel 5 Inventaris Depresi Beck ........................................................................ 22
Tabel 6 Analisa Data.......................................................................................... 27
Tabel 7 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 29
Tabel 8 Perencanaan Tindakan Keperawatan ..................................................... 30
Tabel 9 Impementasi Keperawatan..................................................................... 33
Tabel 10 Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 34
Tabel 11 Laporan Krtisi Jurnal ........................................................................... 35

v
ABSTRAK

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat
kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati
lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali Menurut
WHO pada tahun 2002 katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di
dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas
juta orang di dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri
berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab
kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%. Tujuan asuhan keperawatan ini adalah
untuk mengatasi masalah keperawatan pada lansia katarak dengan masalah nyeri,
resiko cedera dan resiko infeksi. Hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan
selama 2 minggu dengan 3 kali implementasi, nyeri klien dapat berkurang dari skala
4 menjadi 1 dengan terapi relaksasi napas dalam, untuk resiko cedera klien tidak
pernah terbentur dan jatuh setelah dilakukan asuhan keperawatan klien diajarkan
untuk menghidupkan lampu rumah karena pencahayaan lampu yang baik membuat
ketajaman penglihatan dan berjalan sangat hati-hati, untuk resiko infeksi klien tidak
terdapat tanda gejala infeksi setelah dilakukan asuhan keperawatan klien diajarkan
sebelum memberikan obat klien mencuci tangan terlebih dahulu dan mata jangan di
menggaruk. Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus dilanjutkan sehingga
mengatasi masalah kesehatan pada lansia dengan katarak.

Kata kunci : Lansia, Katarak

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat
kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati
lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab
utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma,
toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter. Berdasarkan
studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan
prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahu (Hidayat, 2016).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat
mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan
penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di
dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita kebutaan
akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-
1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52% (Ilyas,2012).
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan
tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-
faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada
negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E,
niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan
obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
genetik dan myopia (Hidayat, 2016).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyakit Katarak bisa menyerang manusia ?
2. Bagaimana awal terjadinya penyakit Katarak ?
3. Bagaimana cara pengobatan penyakit Katarak ?

1
C. Tujuan
Tujuan Umum
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui definisi penyakit Katarak.
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana jenis-jenis penyakit
Katarak.
Tujuan Khusus
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana gejala dan tanda-
tanda penyakait Katarak.
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana penyebab penyakit
Katarak.
3. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana pengobatan penyakit
Katarak.
D. Manfaat
1. Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui karakteristik dari
penyakit Katarak.
2. Dengan adanya makalah ini kita dapat mengantisipasi terjadinya penyakit
Katarak.

2
BAB II
TENJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Pengertian
Katarak adalah mengaburnya lensa dapat menyerang sebagian atau
kelesuruhan lensa tersebut. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana
lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa.
Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme norma lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu (Ilyas, 2012).
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh
atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi
apabila protein pada lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami
koagulasi pada lensa
B. Etiologi
Menurut Ilyas, (2012) katarak dapat di sebabkan sebagai berikut:
a) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis.
b) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh
sinar X atau benda-benda radioaktif.
c) Penyakit mata seperti uveitis.
d) Penyakit sistemis seperti diabetes mellitus.
e) Defek congenital.
C. Klasifikasi
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir.
Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita rubella, diabetes mellitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,
dan galaktosemia.
2. Katarak Senile
Adalah kekeruhan lensa yang terjadi karena bertambahnya usia. Ada
beberapa macam yaitu :
a. Katarak Nuklear
Kekeruhan ang terjadi pada inti lensa.

3
b. Katarak Kortikal
Kekeruhan terjadi pada korteks lensa.
c. Katarak Kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuclear atau kortikal.
Berdasarkan stadium katarak senil dibagi menjadi :
a) Katarak Insipient
Katarak yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang berbentuk
gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya.
b) Katarak Imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai
seluruh lensa sehingga masih terdapat begian-bagian yang jernih
pada lensa.
c) Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran
air bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul.
d) Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut hingga korteks lensa mencair
dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
D. Manifestasi Klinis
Secara umum gejala katarak berupa :
1. Merasa ada kabut yang menghalangi disekitar mata.
2. Mata sangat peka terhadap sinar.
3. Bila menggunakan sebelah mata benda yang dilihat menjadi double.
4. Memerlukan cahaya terang agar dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram dan tidak bening.
6. Sering berganti kaca mata tetapi tetap sulit melihat dengan jelas.
E. Patofisiologi
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda
dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti : Diabetes, namun
sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan
katarak berkembang secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade
ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila
tidak terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan
permanent. Factor yang sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar

4
ultraviolet B, Diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu lama (Yuliati 2014).
Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan
antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran
sesemi permeabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat
diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada
bagian lain sehingga membentuk massa transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa,
membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan
cairan/degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya
terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
F. Pathway
Degeneratif Perubahan Kuman
Trauma
G.
Kompresi sentral (serat) Jumlah protein
Perubahan serabut

Membentuk massa
Keruh
Densitas

Keruh

Pembedahan Katarak

Pre Operasi Post Operasi Menghambat jalan cahaya

- Kecemasan - Gangguan rasa


meningkat nyaman (nyeri) Penglihatan /Buta
- Resiko H. - Resiko tinggi
terjadinya infeksi
cidera
- Resiko tinggi - Gangguan sensori persepsi visual
terjadinya injuri : - Risiko tinggi cidera fisik
 Peningkatan
TIO.
 Perdarahan
intraokuler.

5
G. Komplikasi Katarak
1. Kerusakan endotel kornea
2. Sumbatan pupil
3. Glaucoma
4. Perdarahan
5. Penyulit yang terjadi berupa visus tidak akan mencapai 5/5
6. Nistagmus dan strabismus
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik.
2. Pengukuran tonografi : mengkaji tekanan intra okuler (TIO) (Normalnya
12-25 mmHg).
3. Pemeriksaan lapang pandang : untuk mengetahui visus.
4. Pemeriksaan oftalmoskop : mengkaji struktur intraocular, mencatat atrofi
lempeng optic, papil edema, perdarahan retina.
5. Pemeriksaan slit-lamp.
6. Biometri
7. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
I. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak.
Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah
keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2006).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas
atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James,
2006). Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan
tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan
dengan tugas sehari-hari penderita. Digunakan nama insipient, imatur, dan
hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof.
Dr. Sidarta Ilyas, dkk, 2002).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak
dilakukan dengan anestesi local daripada anastesi umum. Anestesi local
diinfiltrasikan disekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topical.
Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti
oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak ekstrakapsular. Insisi harus dijahit.

6
Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui inisisi
yang lebih kecil dari kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Pada pasien dengna katarak kongenital biasanya sudah terlihat pada usia
di bawah 1 tahun, sedangkakn pasien dengan katarak juvenile terjadi
pada usia < 40 tahun , pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia
sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan katarak senilis terjadi pada usia
> 40 tahun.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Penurunan ketajaman pengelihatan dan silau.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien biasanya mengeluh penglihatan kabur dan silau.
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kaca mata atau lensa kontak?, apakah pasien
mengalami kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?,
apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton televisi?,
bagaimana dengan masalah membedakan warna atau masalah
dengan penglihatan lateral atau perifer?.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti
DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit
metabolic lainnya yang memicu resiko katarak.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada riwayat kelainan mata pada keluarga, atau apakah di
keluarga ada yang menderita penyakit DM (Diabetes Mellitus)?.

7
2. Pengkajian Bio-psiko-sosial-spiritual ( Menurut Gordon)
a. Persepsi terhadap kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah
kebiasaan merokok, mengkonsumsi alcohol, dan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang lainnya.
b. Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain. Apakah saat tidur sering terbangun.
c. Pola nutrisi metabolik
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa yang
telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit
menngalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual dan muntah,
adakah penurunan berat badan yang drastic dalam 3 bulan terakhir.
d. Pola aktivitas dan latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas atau
perawatan diri, dengan skor :
0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain, 3= perlu
bantuan dan alat, 4= tergantung pada orang lain/ tidak mampu
melakukan aktivitas sendiri. Skor dapat di nilai melalui :

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Barpakaian/ berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Ambulasi
Naik tangga
Pindah
Belanja
Memasak
Merapikan rumah

8
e. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, baud an frekuensi sedangkan untuk
BAB kaji bentuk, warna, bau, dan frekuensi.
f. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
g. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimana seperti harga
diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan
dirinya.
h. Pola koping
Masalah utama pasien selama di rumah sakit, cara pasien menerima dan
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit
hingga saat sakit.
i. Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem
pendukung dalam menghadapi masalah, dan
j. Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri
kepada tuhan atas sakit yang di derita.
k. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
3. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan
pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Katarak terlihat
tampak hitam terhadap reflex fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop
direk.
Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan
identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak di
daerah nucleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab ocular

9
katarak dapat di temukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukan
inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya
(James, 2005).
4. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang bisanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A- scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostic,
khususnya bila di pertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel
endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1. DS : Gangguan penerimaan Gangguan
- Biasanya pasien sensori; kerusakan sensori rasa nyaman:
akan mengeluh ↓ nyeri
nyeri pasca Prosedur pembedahan
operasi. ↓
DO : Terputusnya kontinuitas
- Wajah meringis jaringan
kesakitan, ↓
menangis, atau Gangguan rasa nyaman:
tampak menahan nyeri
rasa sakit mungkin
ditemukan pada
pasien pasca
operasi.
- Kaji PQRS

2. DS : Penurunan tajam Gangguan


- Kemungkinan pandangan persepsi
klien mengatakan sensori;
kesulitan untuk Gangguan penerimaan penglihatan
10
beraktivitas sensori; kerusakan sensori
- Kemungkinan
klien mengatakan Gangguan persepsi
penglihatannya sensori; penglihatan
tidak jelas.
DO :
- Klien tampak sulit
beraktivitas
3. DS : Katarak Ansietas
- Kemungkinan ↓
klien mengatakan Prosedur pembedahan
takut tidak berhasil ↓
menjalankan Pre operasi
operasinya. ↓
- Kemungkinan Kurangnya pemahaman
klien engatakan mengenai tindakan operasi
gelisah. ↓
- Kemungkinan Ansietas (cemas)
klien mengatakan
cemas terhadap
penyakit yang
dideritanya.
DO :
- Biasanya wajah
klien tampak
gelisah
4. DS : Kerusakan penglihatan Resiko
- Kemungkinan akan ↓ cedera
terjadi jatuh Penglihatan kabur/ silau
DO : ↓
- Biasanya Resiko cedera
penglihatan klien
akan berkabut
Tabel 1. Analisa Data Konsep Teori
11
2. Rumusan Diagnosa Berdasarkan Prioritas Masalah
a. Pre Operasi
a) Ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya
pemahaman mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan.
b) Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan pengelihatan.
b. Post Operasi
a) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan pasca operasi.
b) Gangguan sensori perseptual: penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori/ status organ indra.
c) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur

12
C. Intervensi Keperawatan
a. Pre Operasi
No. Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Kaji derajat dan 1. Informasi dapat
tindakan durasi gangguan menghilangkan
keperawatan selama visual. Dorong ketakutan yang tidak
… x 24 jam percakapan untuk diketahui.
diharapkan tidak mengetahui Mekanisme koping
terjadi ansietas keprihatinan pasien, dapat membantu
dengan kriteria hasil perasaan, dan pasien berkompromi
: pasien tingkat pemahaman. dengan kegusaran,
mengucapkan Jawab pertanyaan, ketakutan, depresi,
pemahaman beri dukungan dan tegang,
mengenai informasi. bantu pasien dengan keputusasaan,
metode koping. kemarahan dan
2. Orientasikan pasien penolakan.
pada lingkungan 2. Pengenalan terhadap
yang baru. lingkungan
3. Jelaskan rutinitas membantu
persiapan operasi mengurangi ansietas
dan tindakan operasi dan meningkatkan
yang akan keamanan.
dilakukan. 3. Pasien yang telah
4. Jelaskan intervensi mendapat banyak
sedetil-detilnya. informasi akan lebih
Perkenalkan diri mudah menerima
anda pada setiap pemahaman dan
interaksi, mematuhi instruksi.
terjemahkan setiap 4. Pasien yang
suara asing, mengalami
pergunakan gangguan visual
sentuhan untuk bergantung pada

13
membantu masukan indera
komunikasi verbal. yang lain untuk
5. Dorong partisipasi mendapatkan
keluarga atau orang informasi.
yang berarti dalam 5. Pasien mungkin tak
perawatan pasien. mampu melakukan
6. Dorong partisipasi semua tugas
dalam aktivitas dan sehubungan dengan
pengalihan bila penanganan dan
memungkinkan. perawatan diri.
6. Isolasi social dan
waktu luang yang
terlalu lama dapat
menimbulkan
perasaan negative.
2. Setelah dilakukan 1. Bantu pasien ketika 1. Menurunkan resiko
tindakan mampu melakukan jatuh atau cedera
keperawatan selama ambulasi, pre ketika langkah
… x 24 jam operasi sampai sempoyongan atau
diharapkan cedera stabil, dan mencapai tidak mempunyai
dapat dicegah penglihatan dan keterampilan koping
dengan kriteria hasil: keterampilan koping utuk kerusakan
- Pasien yang memadai. penglihatan.
menunjukkan Gunakan teknik 2. Memfasilitasi
perubahan bimbingan kemandirian dan
perilaku pola penglihatan. menurunkan resiko
hidup untuk 2. Bantu pasien menata cedera.
menurunkan lingkungan. Jangan 3. Meningkatkan
factor resiko mengubah penataan keamanan mobilitas
dan meja, kursi tanpa dalam lingkungan
melindungi orientasi terlebih
diri dari dahulu.
cedera. 3. Orientasi pasien

14
pada ruangan.

Tabel 2. Intevensi Preoperasi Konsep Teori

b. Post Operasi
No. Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Tanyakan pasien 1. Memberikan
tindakan tentang nyeri. informasi untuk
keperawatan selama Tentukan membantu dalam
… x 24 jam karakteristik nyeri, menentukan pilihan/
diharapkan pasien misalnya terus- keefektifsn intervensi
mengatakan menerus, sakit, 2. Pemahaman pasien
nyerinya berkurang menusuk, terbakar. akan mengundang
atau hilang dengan Buat rentang partisipasi pasien
kriteria hasil : intensitas pada dalam mengatasi
- Menyangkal skala 0-10. permasalahan yang
ketidaknyam 2. Beri penjelasan ada.
anan mata, pada pasien 3. Teknik ditraksi
- tidak tentang penyebab merupakan teknik
merintih, nyeri. pengalihan perhatian
- ekspresi 3. Ajarkan teknik sehingga mengurangi
wajah rileks pengurangan nyeri emosional yang
dengan teknik kognitif.
ditraksi (napas 4. Analgetik memblokir
dalam) jaras nyeri.
4. Berikan obat Ketidaknyamanan
analgetik sesuai mata berat
dengan advis menandakan
dokter perkembangan
komplikasi dan
perlunya perhatian
medis segera.
Ketidaknyamanan

15
ringan di perkirakan.

2. Setelah dilakukan 1. Tentukan 1. Kebutuhan individu


tindakan ketajaman dan pilihan intervensi
keperawatan selama penglihatan, catat bervariasi, sebab
… x 24 jam apakah satu atau kehilangan
diharapkan pasien kedua mata penglihatan terjadi
dapat meningkatkan terlibat. secara lambat dan
ketajaman progresif. Bila
penglihatan dalam bilateral, tiap mata
batas normal dengan dapat berlanjut pada
kriteria hasil: 2. Orientasikan laju yang berbeda.
- Pasien pasien terhadap Tetapi biasanya hanya
mengenal lingkungan, staf, satu mata di perbaiki
gangguan orang lai di per prosedur.
sensori dan sekitarnya. 2. Memberikan
berkompensa 3. Observasi tanda peningkatan
si terhadap dan gejala kenyamanan dan
perubahan, disorientasi. kekeluargaan,
mengidentifi Pertahankan pagar menurunkan cemas
kasi atau tempat tidur dan disorientasi pasca
memperbaiki sampai benar- operasi.
potensial benar sembuh. 3. Terbangun dalam
bahaya dalam 4. Anjurkan pasien lingkungan tidak
lingkungan. menggunakan dikenal dan
kacamata katarak mengalami
yang tujuannya keterbatasan
memperbesar penglihatan dapat
kurang lebih 25%, mengakibatkan
penglihatan perifer bingung pada orang
hilang, dan buta tua. Meningkatkan
titik mungkin ada. resiko jatuh bila
bingung/ tidak tahu

16
ukuran tempat tidur.
4. Perubahan ketajaman
dan kedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung penglihatan/
meningkatkan resiko
cedera sampai pasien
belajar untuk
mengkompensasi.
3. Setelah dilakukan 1. Diskusikan 1. Menurunkan jumlah
tindakan pentingnya bakteri pada tangan,
keperawatan selama mencuci tangan mencegah
… x 24 jam sebelum kontaminasi area
diharapkan infeksi menyentuh / operasi.
tidak terjadi dengan mengobati mata.
kriteria hasil: 2. Gunakan / 2. Teknik aseptic
- Meningkatka tunjukkanteknik menurunkan resiko
n yang tepat untuk penyebaran bakteri
penyembuha membersihkan dan kontaminasi
n luka tepat mata dari dalam silang.
waktu dengan kapas 3. Mencegah
- Bebas basah / bola kapas kontaminasi dan
drainase, untuk tiap usapan, kerusakan insisi.
eritema dan ganti balutan.
demam. 3. Tekankan 4. Infeksi mata terjadi 2
pentingnya tidak sampai 3 hari setelah
menyentuh / prosedur dan
menggaruk mata memerlukan upaya
yang di operasi. intervensi.
4. Observasi / 5. Sediaan topical
diskusikan tanda digunakan secara
terjadinya infeksi, profilaksis, dimana

17
contoh : terapi lebih agresif
kemerahan, diperlukan bila terjadi
kelopak bengkak, infeksi. Steroid
drainase purulent. digunakan untuk
5. Berikan obat menurukan inflamasi.
sesuai indikasi atau
advis dokter.
Antibiotic (topical,
parenteral,
subkonjungtiva)
dan steroid.
Tabel 3. Intervensi Postoperasi Konsep Teori

18
D. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-
bahaya fisik dan perlindungan bagi klien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
dari klien serta dalam memahami tingkat perkembangan klien.
E. EVALUASI
Evaluasi respon klien terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan dan pencapaian hasil yang diharapkan adalah tahap akhir
dari proses keperawatan. Fase evaluasi diperlukan untuk menentukan
sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh
perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
sesuai kontrak pelaksanaan dan evaluasi sumatif yang bertujuan
menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa
keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan

19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DAN KRITISI JURNAL

A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 06 Oktober 2020
a. Identitas Lansia
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 67 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status perkawinan : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Indonesia
7. Bahasa yang digunakan : Indonesia
8. Pendidikan terakhir : S2
9. Alamat : Jalan jaya 6 Rt/Rw 26/07 No. 12 A
Penanggung jawab : Ny. N
Pekerjaan penanggung jawab : IRT
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan memiliki penyakit katarak, penyakit yang
diderita sudah sangat lama, klien saat ini lemah, mata terasa kabur
dan mengakibatkan sulit untuk berjalan dan jalan pelan-pelan, nyeri
setelah operasi, nyeri terasa di bola mata, skala nyeri klien 4
(sedang),
2. Masalah kesehatan yang pernah dialam
Klien mengatakan sudah menjalani operasi katarak pada tanggal 02
oktober 2020 dan juga mempunyai penyakit glukoma.
3. Masalah kesehatan keluarga
Klien mengatakan ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
yaitu orang tua dari klien.

20
c. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Pensiunan
Pekerjaan sebelumnya : Guru
d. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal :Bangunan kokoh karena menggunakan
semen dan keramik
Jumlah kamar : 3 kamar
Jumlah orang yang tinggal : 5 orang
e. Riwayat Rekreasi
1. Hiburan : Klien sering mendengarkan lagu
2. Liburan/perjalanan :Klien jarang berpergian sering menghabiskan
waktu dirumah
f. Aktifitas Hidup Sehari-hari (AKS)
1. Indeks Katz : A / B/ C / D / E / F / G
2. Pola nutrisi : Klien bisa makan sendiri, pola makan kurang
teratur
kadang-banyak, kadang-kadang sedikit
3. Cairan dan Elektrolit : Minum seperti biasa, 6-8 gelas sehari
4. Pola Eliminasi : Klien kesulitan saat kekamr mandi, tidak ada
Gangguan saat berkemih, BAB biasa 1 kali
sehari,
BAK lancar 5-8x sehari
5. Pola Istirahat dan Tidur : Kualitas tidur baik 6-8 jam sehari
6. Pola Personal Hygiene : Klien mandi sendiri, 4x sehari
g. Status Kognitif/Efektif
1. Short Portable Mental Status Questionare (SPMSQ)
Beri tanda ceklist pada kolom “benar” atau “salah”, sesuai dengan
jawaban lansia.
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat bapak/ ibu saat ini?

21
√ 05 Berapa umur bapak/ ibu saat ini?
√ 06 Kapan bapak/ ibu lahir?
(minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia
sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20, dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Tabel 4. Shot Portable Mental Status Questionare
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
2. Inventaris Depresi Beck
Lingkari nomor “0, 1, 2, 3” pada instrumen, sesuai dengan jawaban
lansia. Berikut ini adalah instrumen Inventaris Depresi Beck:

SKOR URAIAN

A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat
membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

22
SKOR URAIAN

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran tentang membahayakan diri
sendiri
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan

23
SKOR URAIAN

tidak perduli pada mereka semuanya


2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
3 Merasa bahwa saya jelek/ tampak menjijikan
2 Merasa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua/ tidak menarik dan ini membuat
saya tidak menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali

24
SKOR URAIAN

2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang


1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Tabel 5. Inventaris Depresi Beck
Interpretasi hasil :
a. 0-4 Depresi tidak ada/minimal
b. 5-7 Depresi Ringan
c. 8-15 Depresi Sedang
d. > Depresi Berat
h. Spiritual
1. Pelaksanaan Ibadah : Klien melakukan ibadah tidak terganggu
2. Keyakinan Tentang Kesehatan : Pasien yakin suatu saat akan
sembuh, dan jika tidak ia akan
tetap menerimanya
i. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Compos metis (E2V5M6)
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,0 °C
Denyut nadi : 80x/mnt
Pernapasan : 18x/mnt
Tekanan darah : 110/80 mmhg
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Rambut klien tampak bersih, tidak ada ketombe, rambut sudah
ada uban, rambut klien lurus.
b. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, penglihatan lemah dan kabur,
klien menggunakan kacamata.
c. Telinga
Telinga simetris kiri dan kana, tidak ada pembengkakkan, klien
tidak mengalami gangguan pendengaran.

25
d. Hidung
Simestris kiri dan kanan tidak ada yang mengalami gangguan
penciuman
e. Mulut dan gigi
Mukosa bibir kering, gigi tampak bersih, tidak ada pembesaran
tonsil, warna bibir coklat.
f. Leher
Tidak ada pembesaran thyroid
g. Dada
Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran dada
h. Abdomen
Abdomen simetris tidak ada benjolan dan pembesaran pada
abdomen
i. Ekstermitas
Ekstermitas atas kanan dan kiri dapat bergerak bebas,
ekstermitas bawah juga dapat bergerak bebas
j. Kekuatan otot
5 5
5 5
k. Genetalia
Tidak dikaji
l. Intergumen
Tidak ada lesi, tugor kulit baik
j. Informasi Penunjang
Diagnosa medis : Katarak
Jambi 06 Oktober 2020
Nama Mahasiswa

Dita Rinasairi Siregar Siagian


Nim PO71202200001

26
ANALISA DATA

Nama Lansia : Tn. A


Umur : 67 Tahun

No DATA PENYEBAB MASALAH

1 Subyektif : Degeneratif Nyeri Akut


Klien mengatakan nyeri
pada mata kanan, nyeri Kompresi sentral
terasa di mata, nyeri
seperti tertekan dan nyeri Densitas
dirasakan hilang timbul
ketika tidur Keruh lensa mata
Obyektif :
 Skala nyeri 4 Katarak
 Klien tampak
meringis Pembedahan
 TD : 110/80 mmhg
 S : 36,0°C Nyeri

 N : 80x/mnt
 RR : 18x/mnt
2 Subyektif : Degeneratif Resiko cedera
Klien mengatakan
penglihatan kabur, ketika Kompresi sentral
berjalan suka nabrak
benda dirumah, pasien Densitas
belum terbiasa melihat
dengan satu mata Kekeruhan lensa
Obyektif :
 Klien tampak Katarak
berjalan sangat hati-
hati Pembedahan

27
 TD : 110/80 mmhg
 S : 36,0°C Peneurunan
 N : 80x/mnt penglihatan

 RR : 18x/mnt
Resiko cedera
3 Subyektif : Katarak Resiko infeksi
Klien mengatakan tidak
mengerti cara perawatan Pembedahan <1
post operasi minggu
Obyektif :
 Luka tampak masih Pertahanan tubuh
diperban menurun
 Kulit disekiar mata
bekas operasi Masuknya patogen
tampak sedikit
merah Resiko infeksi
 TD : 110/80 mmhg
 S : 36,0°C
 N : 80x/mnt
 RR : 18x/mnt
Tabel 6. Analisa Data

28
2. Diagnosa Keperawatan
Nama Lansia : Tn. A
Umur : 67 Tahun

DIAGNOSA TTD/NAM
HARI/TGL/JAM NO
KEPERAWATAN A
Selasa 1 Nyeri akut bd tindakan infasif
06-10-2020 pembedahan
Dita
Selasa 2 Resiko tinggi cedera fisik bd
06-10-2020 keterbatasan penglihatan
Dita
Selasa 3 Resiko infeksi bd nyeri cedera
06-10-2020 fisik pembedahan
Dita
Tabel 7. Diagnosa Keperawatan

29
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama Lansia : Tn. A
Umur : 67 Tahun

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tindakan Rasional
Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
(NOC)
Dx. 1 Nyeri Tujuan : setelah 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk
akut bd dilakukan tindakan PQRST mengetahui
tindakan asuhan keperawatan 2. Ajarkan teknik derajat nyeri
infasif selama 3x24 jam relaksasi napas 2. Dapat
pembedahan diharapkan nyeri dalam menurunkan
dapat teratasi. 3. Berikan posisi intensitas
Kriteria hasil : yang nyaman nyeri
1. Mampu 4. Kolaborasi 3. Posisi yang
mengontrol pemeberian tepat
nyeri analgesik mempengaruhi
menggunakan 5. Observasi TTV perasaan nyeri
teknik 4. Untuk
nonfarmakolog mengurangi
i (teknik napas rasa nyeri
dalam) 5. Mengetahui
2. Melaporkan perkembangan
bahwa nyeri klien
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala

30
dan tanda
nyeri)
Dx.2 Resiko Tujuan : setelah 1. Sediakan 1. Menurunkan
tinggi cedera dilakukan tindakan lingkungan yang resiko jatuh
fisik bd asuhan keperawatan aman untuk klien atau cedera
keterbatasan selama 3x24 jam 2. Menghindarkan ketika tidak
penglihatan diharapkan untuk lingkungan yang mempunyai
menurunkan faktor berbahaya keterampilan
resiko dan (misalnya koping untuk
melindungi diri dari memindahkan kerusakan
cedera perabotan) penglihatan
Kriteria hasil : 3. Menganjurkan 2. Memfasilitasi
1. Klien terbebas keluarga untuk kemandirian
dari cedera menemani pasien menurunkan
2. Klien mampu resiko cedera
cara/metode 3. Mencegah
untuk agar tidak
mencegah terjadi cidera
injury/cedera pada klien
3. Mampu
mengenali
perubahan
status
kesehatan

Dx 3 Resiko Tujuan : setelah 1. Pertahankan 1. Mengontrol


infeksi bd dilakukan tindakan teknik aseptic dan mencegah
nyeri cedera asuhan keperawatan dalam perawatan penyebaran
fisik selama 3x24 jam mata infeksi
pembedahan diharapkan resiko 2. Ajarkan untuk 2. Mencegah
infeksi dapat tidak menyentuh kontaminasi
teratasi mata pada area mata
Kriteria hasil : 3. Ajarkan klien dan 3. Agar klien dan

31
1. Klien bebas anggota keluarga keluarga dapat
dari tanda mengenali tanda mengetahui
gejala dan gejala infeksi tanda dan
2. Menunjukan gejala infeksi
kemampuan sehingga dapat
untuk melaporkan
mencegah kepada
timbulnya perawat
infeksi
3. Menunjukan
perilaku hidup
sehat
Tabel 8. Perencanaan Tindakan Keperawatan

32
4. Implementasi
Nama : Tn. A
Umur : 67 Tahun

Diangnosa
Impementasi Keperawatan
Keperawatan
DX 1 1. Kaji keadaan umum dan TTV klien
Nyeri akut bd Hasil :
tindakan infasif - KU : Baik
pembedahan - TD : 110/80 mmhg
- S : 36,0°c
- N : 80x/mnt
- RR : 18x/mnt
2. Kaji tingkat nyeri klien
3. Berikan tindakan non farmakologi ( teknik
relaksasi napas dalam)
DX 2 1. Pembatasan aktifitas
Resiko tinggi cedera 2. memberikan fasilitasi kebutuhan klien di tempat
fisik bd keterbatasan yang mudah di jangkau klien
penglihatan 3. Berikan penerapan pencahayaan rumah harus baik
4. Libatkan keluarga klien
Dx 3 Resiko infeksi 1. Mendiskusikan pentingnya mencuci tangan
bd nyeri cedera fisik sebelum menyentuh atau mengobati mata
pembedahan 2. Menekankan pentingnya untuk tidak menyentuh
atau menggarut mata yang di operasi
3. Mengobservasi tanda terjadinya infeksi contoh
kemerahan, mata bengkak
4. Diskusikan cara pentingnya pemberian obat tetes
mata yang benar
Tabel 9. Impementasi Keperawatan

33
5. Evaluasi
Nama : Tn. A
Umur : 67 Tahun

Diagnosa Keperawatan Evaluasi

DX 1 S : Klien mengatakan masih terasa nyeri


Nyeri akut bd tindakan infasif di mata, nyerinya sering hilang
pembedahan timbul
O : KU : Baik
TD : 110/80 mmhg
S : 36,0°c
N : 80x/mnt
RR : 18x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
DX 2 S : Klien mengatakan belum bisa
Resiko tinggi cedera fisik bd sepenuhnya beraktifitas
keterbatasan penglihatan O : Barang-barang ditempatkan di
tempat yang mudah dijangkau,
pencahayaan rumah baik
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
DX 3 S : Klien mengatakan nyeri sudah
Resiko infeksi bd nyeri cedera fisik berkurang
pembedahan O : Tidak ada kemerahan di dekat luka,
warna sekitar luka operasi tidak
memerah, tidak ada bengkak
S : 36,0°c
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Tabel 10. Evaluasi Keperawatan

34
B. Kritisi Jurnal
Tabel. 1
Nama
Jurnal,
Populasi dan Analisa
No Volume, Peringkat Judul Peneliti Tujuan Metode Hasil
Sampel Data
Nomor,
Tahun
1. Jurnal - Hubungan Dini Tujuan Cross Populasi dalam Dianalisis Terdapatnya
Kesehatan pengetahuan Quarrta Penelitian ini sectional penelitian menggunak hubungan yang
Medika dan sikap Ayuni, untuk keluarga an uji Chi bermakna
Saintika keluarga dan Mechi mengetahui pasien post Squarse antara Sikap
Volume 9 dengan Silvia hubungan operasi Test. Keluarga
Nomor 2 perawatan Dora pengetahuan katarak. dengan
2018 post operasi dan sikap Jumlah sampel Perawatan
katarak di keluarga dalam Pasien Post
Poli Mata penelitian ini Operasi
RSUD sebanyak 45 Katarak di Poli
Pariaman responden. Mata RSUD
Pariaman
tahun 2018.
2. Jurnal Syifa SINTA 2 Faktor Risiko Rizki Penelitian ini Cross Populasi Analisis Faktor risiko
Medika Timbulnya Anisa bertujuan sectional penelitian statistik timbulnya
Volume 10 Low Vision Nurjanah, untuk adalah seluruh bivariat lowvision
Nomor 1 Pasca Septiani mengetahui pasien katarak dengan Uji pasca operasi
Tahun 2019 Operasi Nadra faktor-faktor yang sudah Fisher-Test katarak adalah
Katarak Indawaty, yang menjalani adanya
Dengan Mitayani mempengaru pembedahan komplikasi
Teknik Purwoko hi timbulnya pada Januari pasca operasi.

35
Ekstraksi low vision 2017-April Oleh karena
Katarak setelah 2018 dengan itu, perlu
Ekstrakapsul operasi bedah satu orang upaya
ar katarak di operator pencegahan
Rumah Sakit operasi. dari berbagai
Muhammadi sisi agar tidak
yah terjadi
Palembang. komplikasi
pasca operasi
katarak.
3. Jurnal SINTA 6 Efektifitas Yuniarti, Tujuan dari Quasy Dilakukan di Uji Pemberian
Universitas teknik Darwin, penelitian ini experiment RSUD Arifin Wilcoxon teknik
Riau relaksasi Nurul adalah untuk Achmad relaksasi nafas
Tahun 2018 nafas dalam Huda mengetahui Provinsi Riau dalam dan
dan dzikir efektivitas terhadap 34 terapi dzikir
terapi teknik subjek efektif untuk
terhadap relaksasi penelitian mengurangi
nyeri post op nafas dan dibagi menjadi nyeri pasca
katarak terapi dzikir dua kelompok katarak pasien
terhadap post yaitu
op nyeri kelompok
katarak eksperimen 17
subjek dan
kelompok
kontrol 17
subjek.

4. Clinical - A prospective Susanna Untuk Desain Sebanyak 201 Uji Nyeri pasca
Ophthalmol study on Porela- mengevaluasi penelitian pasien yang Wilcoxon operasi sedang

36
ogy postoperative Tiihonen, nyeri pasca adalah uji menjalani atau berat
(University pain after Kai operasi dan klinis operasi relatif umum
of Eastern cataract Kaarnirant pemulihan lanjutan ekstraksi terjadi setelah
Finland, surgery ,Merja dini pada prospektif. katarak mata di operasi
Kuopio, Kokki, pasien rumah sakit katarak. Oleh
Finland) Sinikka katarak. tersier di karena itu,
Purhonen, Finlandia semua pasien
Hannu timur. yang menjalani
Kokki operasi katarak
harus
diberikan
konseling yang
sesuai tentang
nyeri dan
manajemen
nyeri setelah
operasi.

5. Int - Crossover Suvin Tujuan Untuk Metode Ini - Semua data KTM
Ophthalmol clinical trial Choi, mengetahui adalah dua dianalisis berpengaruh
Tahun 2017 of pain relief Sang-Gue efek intra- urutan, dua menggunak signifikan
in cataract Park, operatif periode, dan an SAS terhadap
surgery Lorne Musik studi untuk pengurangan
Bellan, tradisional crossover Windows nyeri yang
Hyung- Korea dua (versi dialami pasien
Hwan Lee, tentang sakit pengobatan. 8.0.0). saat operasi
Sung Kun yang dialami Tingkat katarak
Chung Pasien Korea signifikansi
yang 5%.

37
menjalani
katarak
bilateral
sekuensial
operasi.

6. Journal of - Effectiveness Majid Ch Penelitian ini A quasi- Total (100) Uji-T Hasil
Nursing and Of An .Flayeh bertujuan experimenta pasien pemeriksaan
Health Instructional ,MSc.NI, untuk l study. penyakit penyakit
Science Program On Dr. mengetahui katarak yang katarak dan
Volume 6 Adult Khalda pengaruh menjalani pencegahan
Tahun 2017 Cataract M.Khuder, program perawatan di komplikasi
Patients' PhD pembelajaran Rumah Sakit pasca operasi
Knowledge terhadap Mata Ibn AL- menunjukkan
Concerning pengetahuan Haitham adanya
Prevent Post- pasien dalam Teaching Eye perbedaan
Operative mencegah di Kota pengetahuan
Complication komplikasi Baghdad pasien tentang
s At Ibn AL- pasca operasi pencegahan
Haitham katarak pada pretest
Teaching Eye antara dan
Hospital In karakteristik pengetahuan
Baghdad City sosio- pasien pada
. demografi periode
pasien posttest
berdasarkan dengan respon
jenis kelompok
kelamin. kasus setelah
usia, tingkat penerapan

38
pendidikan, program.
status sosial,
pekerjaan,
pendapatan
bulanan, jenis
tempat
tinggal dan
tempat
tinggal serta
pengetahuann
ya terkait
penyakit
katarak

Tabel 11. Laporan Kritisi Jurnal

39
Hasil Kritisi Jurnal

JURNAL 1

1. Fokus utama peneliti


 Sikap keluarga pada pasien post operasi katarak
2. Sistematika penulisan
 Sistematika pada penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun
dengan baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak,
tujuan penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan
peneliti sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Dini Quarrta Ayuni dkk sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan apa yang dibahas dalam jurnal peneliti tersebut sehingga
pembaca memahami tentang apa yang akan dibaca
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa indonesia yang sesuai
dengan ketentuan dan menggunakan bahasa asing dengan tatanan EYD yang
sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan abstrak menggunakan
spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new roman dan menggunakan
rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai masalah penelitian, tujuan
penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan

40
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian crossectiona.
Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel sudah sangat baik. Analisa data yang dilakukan
menggunakan uji chi squarse test.
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan harus
ringkas, jelas dan padat, serta mencantumkan saran yang merupakan harapan
peneliti. Pembaca dapat mengambil dampak positif dari penelitian tersebut
dan dapat ikut merekomendasikan.

41
JURNAL 2

1. Fokus utama peneliti


 Timbulnya low vision pasca operasi katarak dengan teknik ekstraksi katarak
ekstrakapsular
2. Sistematika pada penulisan
 Sistematika penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun dengan
baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak, tujuan
penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan peneliti
sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Rizki Anisa Nurjanah, Septiani Nadra Indawaty, Mitayani Purwoko
sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan apa yang dibahas dalam jurnal peneliti tersebut sehingga
pembaca memahami tentang apa yang akan dibaca
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa indonesia yang sesuai
dengan ketentuan yang sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan
abstrak menggunakan spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai
masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan
kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan

42
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian crossectiona.
Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel sudah sangat baik. Analisa data yang dilakukan
menggunakan uji chi squarse test.
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan harus
ringkas, jelas dan padat, serta mencantumkan saran yang merupakan harapan
peneliti. Pembaca dapat mengambil dampak positif dari penelitian tersebut
dan dapat ikut merekomendasikan.

43
JURNAL 3

1. Fokus utama peneliti


 Teknik relaksasi nafas dalam dan dzikir terapi terhadap nyeri post op katarak
2. Sistematika pada penulisan
 Sistematika penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun dengan
baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak, tujuan
penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan peneliti
sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Yuniarti, Darwin, Nurul Huda sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan apa yang dibahas dalam jurnal peneliti tersebut sehingga
pembaca memahami tentang apa yang akan dibaca
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa indonesia dan
menggunakan bahasa asing dengan tatanan EYD yang sesuai dengan
ketentuan yang sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan abstrak
menggunakan spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new roman dan
menggunakan rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai masalah
penelitian, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan. Sebagai masukan
mungkin pada pendahuluan lebih dibuat simpel lagi sehingga tidak terlalu
panjang

44
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasy experiment.
Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel sudah sangat baik. Analisa data yang dilakukan
menggunakan uji wilcoxon. Pada penelitian ini penelaah sulit mencari
populasi dan sampel dan disarankan untuk dicantumkan pada jurnal tersebut
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti adalah merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan
harus ringkas, jelas dan padat, serta mencantumkan saran yang merupakan
harapan peneliti. Pembaca dapat mengambil dampak positif dari penelitian
tersebut dan dapat ikut merekomendasikan.

45
JURNAL INTERNASIONAL 1

1. Fokus utama peneliti


 Postoperative pain after cataract surgery
2. Sistematika pada penulisan
 Sistematika penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun dengan
baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak, tujuan
penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan peneliti
sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Susanna Porela-Tiihonen, Kai Kaarnirant, Merja Kokki, Sinikka Purhonen,
Hannu Kokki sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan isi secara keseluruhan
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa asing yang sesuai
dengan ketentuan yang sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan
abstrak menggunakan spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai
masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan
kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian
jurnal ini pendahuluannya sangat sedikit sebaiknya di tambah.

46
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Jenis metode penelitian yang digunakan adalah uji klinis lanjutan prospektif.
Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel sudah sangat baik. Analisa data yang dilakukan
menggunakan uji wilcoxon.
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti adalah merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan
harus ringkas, jelas dan padat, serta mencantumkan. Pembaca dapat
mengambil dampak positif dari penelitian tersebut dan dapat ikut
merekomendasikan.

47
JURNAL INTERNASIONAL 2

1. Fokus utama peneliti


 Crossover clinical trial of pain relief in cataract surgery.
2. Sistematika pada penulisan
 Sistematika penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun dengan
baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak, tujuan
penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan peneliti
sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Suvin Choi, Sang-Gue Park, Lorne Bellan, Hyung-Hwan Lee, Sung
Kun Chung sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan apa yang dibahas dalam jurnal peneliti tersebut sehingga
pembaca memahami tentang apa yang akan dibaca
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa asing yang sesuai
dengan ketentuan yang sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan
abstrak menggunakan spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai
masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan
kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan. Penulis
pendahuluan sudah sangat baik

48
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel pada jurnal penelitian ini bagi penelaah sangat sulit
dicari. Seharusnya populasi dan sampel dicantumkan dengan baik.
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti adalah merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan
harus ringkas, jelas dan padat.

49
JURNAL INTERNASIONAL 3

1. Fokus utama peneliti


 Effectiveness on adult cataract patients knowledge concerning prevent post
operative complications.
2. Sistematika pada penulisan
 Sistematika penulisan jurnal peneliti ini sudah bagus dan tersusun dengan
baik dan jelas dari mulai judul penelitian, nama peneliti, abstrak, tujuan
penelitian, metode penelitian, analisis statistik, hasil dan kesimpulan peneliti
sudah sangat sesuai dengan standart penulisan dalam penelitian.
3. Tata bahasa
 Tata bahasa yang digunakan dalam jurnal penelitian ini cukup mudah di
mengerti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari jurnal
penelitian tersebut .
4. Penulis
 Penulis Majid Ch .Flayeh dkk sudah memenuhi standart/kualifikasi
5. Judul
 Judul dalam jurnal penelitian ini sudah cukup jelas dan akurat dalam
mengambarkan apa yang dibahas dalam jurnal peneliti tersebut sehingga
pembaca memahami tentang apa yang akan dibaca
6. Abstrak
 Pada abstrak jurnal penelitian ini menggunakan bahasa asing yang sesuai
dengan ketentuan yang sesuai. Abstrak ini tidak lebih dari 250 kata. Penulisan
abstrak menggunakan spasi 0,5, font huruf 12, dan jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan dan kiri. Abstrak menjelaskan mengenai
masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitidan dan
kesimpulan.
7. Pendahuluan
 Penulisan pendahuluan menggunakan font 12, spasi 1,5 jenis huruf times new
roman dan menggunakan rata kanan kiri serta memiliki jarak paragraf antar
paragraf terlihat jelas. Pendahuluan jurnal ini terdiri atas latar belakang yang
dikemukakan oleh peneliti atas penelitian yang dilakukan.

50
8. Tujuan/Masalah penelitian
 Tujuan jurnal ini sudah dijelaskan dengan sangat rinci. Bagi pembaca sudah
cukup mengerti dan memahami isi dari tujuan jurnal yang ditulis oleh penulis
tersebut
9. Metode
 Metode yang digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Tujuan dalam metode dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik.
10. Populasi dan sampel
 Populasi dan sampel pada jurnal penelitian sudah cukup jelas dan bisa
mewakili yang diteliti. Analisa data yang dilakukan menggunakan uji T.
11. Literatur review/referensi
 Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya dimana informasi-informasi tentang pengetahuan tersebut dapat
di akui keakuratannya dan memperkuat teori dengan penelitian yang
dilakukan.
12. Pembahasan hasil penelitian
 Peneliti membahas hasil penelitian dengan baik dan memasukan peneliti-
peneliti sebelumnya yang memiliki tujuan yang sama dengan jurnal ini.
Menurut penelaah jurnal ini hanya memberikan sedikit sekali acuan
13. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan dari peneliti adalah merupakan tujuan penelitian dan kesimpulan
harus ringkas, jelas dan padat.

51
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam
mata, seperti melihat air terjun menjadi kabur atau redup, mata silau yang
menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat Katarak didiagnosis
terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman
penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang
diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi
pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop (Ilyas,2012).
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya
adalah pendangan di malam hari.Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu
atau putih.
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan selama 2 minggu dengan 3 kali
implementasi, nyeri klien dapat berkurang dari skala 4 menjadi 1 dengan terapi
relaksasi napas dalam, untuk resiko cedera klien tidak pernah terbentur dan jatuh
setelah dilakukan asuhan keperawatan klien diajarkan untuk menghidupkan lampu
rumah karena pencahayaan lampu yang baik membuat ketajaman penglihatan dan
berjalan sangat hati-hati, untuk resiko infeksi klien tidak terdapat tanda gejala infeksi
setelah dilakukan asuhan keperawatan klien diajarkan sebelum memberikan obat
klien mencuci tangan terlebih dahulu dan mata jangan di menggaruk.
B. Saran
Katarak adalah suatu penyakit degeneraf karena bertambahnya faktor
usia,jadi untuk mencegah terjadinya penyakit katarak ini dapat dilakukan dengan
pola hidup yang sehat seperti tidak mengkonsumsi alcohol dan minum minuman
keras yang dapat memicu timbulnya katarak.dan salalu mengkonsumsi buah-buahan
serta sayuran yang lebih banyak untuk menjaga kesehatan mata.

52
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. 2016. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2.


Jakarta:Salemba Medika.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Sidarta, Ilyas 2012. Ihtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Tamsuri, Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta:
EGC
Yuliati. 2014. Ilmu Penyakit Mata, Edisi Kelima. Jakarta : FKUI
Amin huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &

Nanda NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction


LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT
LAMPIRAN 3 LAPORAN KUNJUNGAN

LAPORAN KUNJUNGAN
(kunjungan pertama)

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 Oktober 2020 yang dilakukan pada
Tn.A didapatkan data bahwa Tn. A mengeluh matanya kabur dan nyeri, nyeri
dirasakan di mata kanan dan mengakibatkan aktifitas klien dibatasi. Tekanan darah
110/80 mmhg, suhu 36°𝐶 , RR 18x/menit, dan nadi 80x/menit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut bd tindakan infasif pembedahan
2. Resiko tinggi cedera fisik bd keterbatasan penglihatan
3. Resiko infeksi bd nyeri cedera fisik pembedahan
C. Rencana keperawatan
1. Melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Mengkaji skala nyeri
3. Mengobservasi tanda infeksi
4. Mengajarkan mencuci tangan
5. Memberikan informasi mengenai pencahayaan lampu yang baik
D. Pengorganisasian
Hari/Tanggal : Selasa, 06 Oktober 2020
Jam : 10.00 Wib
Tempat : Jalan Jaya 6 Rt 23 Rw 07 No 12 A
E. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Tahapan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Lansia
10 menit Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Mendengarkan
2. Memvalidasi dan menyimak
persiapan lansiauntuk 2. Memberikan
dilakukan intervensi persetujuan
3. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
4. Meminta persetujuan
30 menit Pelaksanaan 1. Memeriksa TTV klie 1. Mendengarkan
(tekanan darah, suhu, dan menyimak
nadi dan napas) 2. Mendemonstras
2. Mendemonstrasikan ikan ulang
teknik relaksasi napas kegiatan yang
dalam telah diajarkan
15 menit Penutup 1. Evaluasi 1. Menyepakati
2. Kontrak waktu untuk waktu yang
pertemuan akan datang
selanjutnya
3. Mendokumentasikan
kegiatan
4. Salam penutup
LAPORAN KUNJUNGAN
(kunjungan kedua)

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 12 Oktober 2020 yang dilakukan pada
Tn.A didapatkan sudah mulai berkurang dan klien memakai pelindung mata. Klien
sudah mengerti cara relaksasi napas dalam. Tekanan darah 120/80 mmhg, suhu
36,1°𝐶 , RR 18x/menit, dan nadi 80x/menit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut bd tindakan infasif pembedahan
2. Resiko tinggi cedera fisik bd keterbatasan penglihatan
3. Resiko infeksi bd nyeri cedera fisik pembedahan
C. Rencana keperawatan
1. Melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Mengkaji skala nyeri
3. Mengobservasi tanda infeksi
4. Mengajarkan mencuci tangan
5. Memberikan informasi mengenai pencahayaan lampu yang baik
D. Pengorganisasian
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Jam : 10.0 Wib
Tempat : Jalan Jaya 6 Rt 23 Rw 07 No 12 A
E. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Tahapan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Lansia
10 menit Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Mendengarkan
2. Memvalidasi dan menyimak
persiapan lansiauntuk 2. Memberikan
dilakukan intervensi persetujuan
3. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
4. Meminta persetujuan
30 menit Pelaksanaan 3. Memeriksa TTV klie 3. Mendengarkan
(tekanan darah, suhu, dan menyimak
nadi dan napas) 4. Mendemonstras
4. Mendemonstrasikan ikan ulang
teknik relaksasi napas kegiatan yang
dalam telah diajarkan
15 menit Penutup 1. Evaluasi 1. Menyepakati
2. Kontrak waktu untuk waktu yang
pertemuan akan datang
selanjutnya
3. Mendokumentasikan
kegiatan
4. Salam penutup
LAPORAN KUNJUNGAN
(kunjungan ketiga)

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 14 Oktober 2020 yang dilakukan pada
Tn.A didapatkan nyeri sudah berkurang dan klien memakai pelindung mata. Klien
sudah mengerti cara teknik aseptik pemakaian obat dan teknik relaksasi napas dalam.
Tekanan darah 120/80 mmhg, suhu 36°𝐶 , RR 20x/menit, dan nadi 80x/menit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut bd tindakan infasif pembedahan
2. Resiko tinggi cedera fisik bd keterbatasan penglihatan
3. Resiko infeksi bd nyeri cedera fisik pembedahan
C. Rencana keperawatan
1. Melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Mengkaji skala nyeri
3. Mengobservasi tanda infeksi
4. Mengajarkan mencuci tangan
5. Memberikan informasi mengenai pencahayaan lampu yang baik
D. Pengorganisasian
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020
Jam : 10.00 Wib
Tempat : Jalan Jaya 6 Rt 23 Rw 07 No 12 A
E. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Tahapan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Lansia
10 menit Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Mendengarkan
2. Memvalidasi dan menyimak
persiapan lansiauntuk 2. Memberikan
dilakukan intervensi persetujuan
3. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
4. Meminta persetujuan
30 menit Pelaksanaan 5. Memeriksa TTV klie 5. Mendengarkan
(tekanan darah, suhu, dan menyimak
nadi dan napas) 6. Mendemonstras
6. Mendemonstrasikan ikan ulang
teknik relaksasi napas kegiatan yang
dalam telah diajarkan
15 menit Penutup 1. Evaluasi 1. Menyepakati
2. Kontrak waktu untuk waktu yang
pertemuan akan datang
selanjutnya
3. Mendokumentasikan
kegiatan
4. Salam penutup

Poltekkes Kemenkes Jambi


APAKAH YANG DIMAKSUD 5. minuman yang 3. Katarak komplikata merupakan
DENGAN KATARAK ? memabukkan/alkohol katarak yang disebabkanoleh
konsumsi obat seperti
Katarak adalah suatu keadaandimana lensa
prednisolone dan kortikosteroid
mata yang jernih danbening menjadi keruh
serta penderita diabetes.
4. Kat arak senilis merupakan
katarak yang
berkaitan dengan
JENIS-JENIS KATARAK usia, merupakan jenis katarak
Secara umum terdapat 4 jenis
yang palingumum
katarakseperti berikut:
1. Katarak congenital merupakan TANDA-TANDA KATARAK
APA PENYEBAB TERJADINYA
katarak yang terjadi sejak bayi 1. penglihatan tidak jelas, seperti
KATARAK ?
1. proses penuaan/usia lanjut lahir dan berkembang pada tahun terdapat kabut menghalangi objek
2. obat-obatan yang dapat pertama dalam hidupnya. Jenis 2. peka terhadap sinar atau cahaya
mengakibatkan kekeruhan lensa katarak ini sangat jarang terjadi. 3. dapat melihat dobel pada satu mata
3. bengkak pada mata karena pukulan 2. Katarak traumatik merupakan 4. memerlukan pencahayaan yang
benda asing katarak yang terjadi karena terang untuk dapat membaca
4. perokok berat kecelakaan pada mata. 5. lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu

Poltekkes Kemenkes Jambi


BAGAIMANAKAHPENANGAN kacamata hitam untuk memastikan luka
AN KATARAK pembedahan benar-benar sembuh.

Jika penderita katarak masih bisa melihat


dengan bantuan kacamata maka tidak perlu
dilakukan pembedahan. Namun, jika
penderita tidak bisa melihat lagi bahkan
dengan bantuan kacamata, pembedahan
perlu dilakukan.
BAGAIMANAKAH CARA
PENCEGAHANNYA ? Pembedahan terdiri dari dua langkah
penting :
1. jika masih muda maka dapat diatasi 1. pengangkatan lensa
dengan memakan sayuran dan 2. penggantian lensa dengan lensa
buah-buahan yang banyak buatan
mengandung vitamin A, vitamin C, operasi katarak biasanya berlangsung aman
dan vitamin E dan jarang terjadi infeksi setelahnya.
2. jika sudah tua, kebanyakan sudah Biasanya orang setelah mengalami operasi POLTEKKES KEMENKES JAMBI
mengalami tanda dan gejala dari katarak diberi tetes mata atau salep dan TAHUN AKADEMIK 2020/2021
penyakit ini, jadi diperiksakan ke harus menggunakan pelindung mata seperti
dokter ahli mata sebelum parah.

Poltekkes Kemenkes Jambi


LAMPIRAN 5 LINK VIDEO

1. Link Pengkajian
https://drive.google.com/file/d/10qcm7KtHYPWAcW7DYghXCpaMWrgbpq
kC/view?usp=drivesdk
2. Link Implementasi 1
https://drive.google.com/file/d/15nVNmrzl2Me2SoZwVz8_AzoZuwkBBOuF
/view?usp=drivesdk
3. Link Implementasi 2
https://drive.google.com/file/d/17Jc0eNhzvSsnklbFyhG3NEnMKS6hryF9/vi
ew?usp=drivesdk
4. Link Implementasi 3
http://drive.google.com/file/d/17OdFxwUyF321cON2z-QtPVPYiwlO3a-
z/view?usp=drivesdk

Poltekkes Kemenkes Jambi

Anda mungkin juga menyukai