DI SUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggolongan Obat
Antibiotik”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harap kan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif
hendaknya terlebih dahulu dapat dipahami pengertian farmakologi itu sendiri.
Farmakologi berasal dari kata (Yunani) yang artinya farmakon yang berarti
obat dalam makna sempit, dan dalam makna luas adalah semua zat selain
makanan yang dapat mengakibatkan perubahan susunan atau fungsi jaringan
tubuh. Logos berarti ilmu. Sehingga farmakologi adalah ilmu yang mempelajari
pengaruh bahan kimia pada sel hidup dan sebaliknya reaksi sel hidup terhadap
bahan kimia tersebut. Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai
pengetahuan tentang obat yang meliputi: sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan
kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi,
distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan
tujuan lain.
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam tubuh.
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mencegah, mengurangi
gejala atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah
pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia (joenoes,2001). Penetuan obat untuk pasien adalah
wewenang dari dokter, tetapi para perawat dituntut untuk turut bertanggung
jawab dalam pengelolaan obat tersebut. Mulai dari memesan obat sesuai order
dokter, menyimpan dan mencari obat sesuai order hingga memberikan obat
kepada pasien. Memastikan bahwa obat tersebut aman bagi pasien dan
mengawasi akan terjadinya efek samping dari pemberian obat tersebut pada
pasien.
Sistem pelayanan kesehatan saat ini, mengutamakan pelayanan yang
berpusat pada pasien dan keluarga untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas, kepuasan pasien, dan terhindar dari kejadian yang tida diharapkan.
Kolaborasi yang efektif antar anggota tim kesehatan memfasilitasi
terselenggaranya pelayanan yang berkualitas, dengan demikian pengembangan
kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan menjadi hal yang
diprioritaskan oleh semua organisasi pemberi pelayanan kesehatan. Hubungan
kolaborasi dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah tenaga profesi
kesehatan
B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
peran kolaboratif dalam pelaksanaan prinsip farmakologi.
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien atau klien dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu
pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh
kolaborato.
Kolaborasi dapat berjalan baik jika setiap anggota saling memahami peran
dan tanggung jawab masing-masing profesi memiliki tujuan yang sama,
mengakui keahlian masingmasing profesi, saling bertukar informasi dengan
terbuka, memiliki kemampuan untuk mengelola dan melaksanakan tugas baik
secara individu maupun bersama kelompok.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu
adanya saling percaya dan menghormati, saling memahami dan menerima
keilmuan masingmasing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan
professional yang setara yang timbul dari pendidikan dan pengalaman, mengakui
sebagai mitra kerja bukan bawahan, keinginan untukbernegoisasi.
Kolaborasi tidak bisa terbentuk dengan sendirinya dalam sebuah organisasi.
Karena setiap profesi dalam sebuah tim memiliki standar dan budaya profesional
tersendiri. Kolaborasi yang efektif mencakup penerapan strategi dimana setiap
profesi yang berbeda budayanya berkerja sama dalam satu tim untuk mencapai
tujuan yang sama dalam menerapkan keselamatan pasien.
Dalam membentuk kolaborasi dibutuhkan faktor-faktor tertentu untuk
memunculkannya. Karena setiap profesi dalam sebuah tim memiliki standar dan
budaya profesional tersendiri. Kolaborasi yang efektif mencakup penerapan
strategi dimana setiap profesi yang berbeda budayanya berkerja sama dalam satu
tim untuk mencapai tujuan yang sama.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
9. Benar Pengkajian
Perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital pasien sebelum
melakukan tindakan pemberian obat.
1. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dan
tenang.
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika
mempersiapkan obat :
a. Saat mengambil obat
b. Saat membuka/menuang atau mencampur
c. Saat mengembalikan.
3. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak
jelas jangan dipakai.
4. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar.
5. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
6. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain,
kecuali jelas ditugaskan kepada kita.
7. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
8. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien
setelah memberikan obat.
9. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan
masing-masing obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-
lain.
10. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat
pada tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
11. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar
dengan mata.
12. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan
kepada yang bertanggung jawab.
14. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan peran perawat dalam pelaksanaan farmakologi adalah
kerja sama antara perawat dan tenaga medis serta klien dalam melakukan
pemberian obat terhadap klien. Perawat merupakan aspek yang sangat penting
dalam pencapaian keberhasilan pemberian obatkarena perawat bertanggung
jawab dalam memastikan kebenaran obat dan obat benar-benar telahdi konsumsi
oleh klien.Karena itulah perawat harus memperhatikan aspek benar dalam
pelaksanaan farmakologi.
B. Saran
Tenaga medis harus bisa melaksanakan perannya dalam melakukan
pelaksanaan farmakologi. Tenaga medis yang berperan juga harus mampu
berkolaborasi dengan tim medis lainnya dalam keberhasilan tindakan tersebut.
Untuk itu tenaga medis khususnya perawat sebaiknya menjujung tinggi prinsip
dasar pemberian obat yang benar demi kelancaran pelaksanaan teknik pemberian
obat.