PENGGOLONGAN OBAT
Di Susun Oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggolongan Obat ”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi persyaratan
mengikuti (UTS) Ujian Tengah Semester.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harap kan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik
atau psikis. Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS) ialah bahan
atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system
fisiologi dan kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan rasa sakit, gejala sakit, dan / atau penyakit, untuk
meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi (Priyanto dan Batubara, 2008).
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh untuk itu obat
sangat diperlukan. Terkadang obat tidak selamanya baik, kadang obat justru
berbahaya, karena takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu
terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.
Obat yang beredar sendiri terdiri dari berbagai macam jenis obat
yang digunakan dalam pelayanan kesehatan, selain jenisnya obat juga memiliki
berbagai macam golongan. Tujuan penggolongan obat sendiri adalah untuk
mengontrol pendistribusian obat tersebut. Dalam penggunaan obat juga ada
istilah indikasi dan kontra indikasi, indikasi adalah suatu manfaat dan
kegunaan obat, sedangkan kontraindikasi adalah efek samping yang
ditimbulkan dari suatu obat. Seseorang yang mengomsumsi obat diharuskan
mengretahui apa indikasi dan kontraindikasi dari obat yang akan dikomsumsi.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
a. Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin,
netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
b. Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem),
golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil,
seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin
(penisilin, amoksisilin).
c. Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
d. Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
e. Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
f. Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin,
levofloksasin, dan trovafloksasin.
g. Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-
dalfopristin.
h. Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
i. Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
j. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan
asam fusidat.
a. Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama
pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini
digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas
(hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga,
bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-
laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-
laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin +
sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan
lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi
nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui
b. Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum
kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini
barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit
tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang,
dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin,
Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya
terhadap b-laktamase:
1) Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak
tahan pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin,
sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran
kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
2) Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat
terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol,
sefmetazol,sefuroksim
3) Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi
Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone,
sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara
parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
4) Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome
dan sefepim
c. Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat
bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi
berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus
yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih
sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.
Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan
secara topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin
(linkomisin).
d. Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus.
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama
seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti
kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata,
dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk
mengobati beberapa jenis jerawat.
Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai
kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya
mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp
Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis
(penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa.
Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih,
kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya
selama kehamilan & pada anak kecil.
e. Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus
berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid
terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan
ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif
bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Penggunaannya secara
oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan
anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella
typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan
sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah
Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.
f. Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan
reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein.
Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru.
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti
infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian
bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk
sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan
oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi
terhadap penisilin.Contoh obatnya: eritromisin, klaritromisin,
roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
g. Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn
menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa
DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran
pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan
jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis
uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal
complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk
mengobati Anthrax inhalational.
Penggolongan :
1) Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa
komplikasi
2) Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin,
norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan
dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain.
i. Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid,
dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja
khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza
yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
j. Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif
dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis
asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk
DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin,
sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan
sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan
perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
k. Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp
kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika
obat-obat lain tidak ampuh lagi
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat analgetik dan antipiretik
berbeda-beda, tergantung pada jenis obat analgetik-antipiretik yang digunakan
dan kondisi pasien secara menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa efek
samping ringan yang dapat timbul:
a. Tukak lambung
b. Sakit perut
c. Mual
d. Kehilangan nafsu makan
e. Gastritis
a. Perdarahan
b. Gagal hati
c. Gagal ginjal
C. Obat Antiemetik
1) Dimenhydrinate
2) Diphenhydramine
3) Meclizine
4) Promethazine
1) Dexamethasone
2) Droperidol
3) Granisetron
4) Metoclopramide
5) Ondansetron
6) Dexamethasone antiemetic
Dexamethasone sering diberikan untuk atasi mual dan muntah saat
menjalani operasi
1) Natrium sitrat
2) Asam fosfat
3) Bismuth subsalisilat
1) Aprepitant
2) Dexamethasone
3) Dolasetron
4) Ondansetron
5) Palonosetron
6) Prochlorperazine
7) Rolapitant
8) Granisetron
1) Dimenhydrinate
2) Prochlorperazine
3) Promethazine
4) Vitamin B6
a. Batuk
b. Pusing atau pening
c. Sakit kepala
d. Diare
e. Konstipasi
f. Lelah, mengantuk, dan kurang bertenaga
g. Ruam pada kulit
h. Mual atau muntah
i. Disfungsi ereksi
j. Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba
a. ACE inhibitor
1) Benazepril
Merek dagang: -
2) Captopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acepress, Acendril, Captopril, Dexacap, Etapril,
Farmoten, Forten, Otoryl, Prix, Tensicap, Tensobon, Vapril
3) Enalapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tenace, Tenaten, dan Tenazide
4) Fosinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
5) Lisinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Inhitril, Lisinopril Dihydrate, Lipril, Noperten, Nopril
6) Moexipril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
E. Obat Anestesi
Anestesi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu anestesi lokal, regional, dan
umum. Setiap jenis anestesi memiliki cara kerja dan tujuan yang berbeda-
beda, berikut adalah penjelasannya:
a. Anestesi Lokal
b. Anestesi Regional
c. Anestesi Umum