Anda di halaman 1dari 5

ANTIBIOTIK

Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh
fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Ada banyak penggolongan antibiotik,
mulai dari penggolongan berdasarkan cara kerjanya, penggolongan berdasarkan luas
aktivitasnya (spektrum), penggolongan berdasarkan strukturnya, penggolongan berdasarkan
derivatnya, dan penggolongan berdasarkan mekanisme kerjanya.

A. Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Derivat atau Struktur Kimianya


Penggolongan ini adalah penggolongan paling umum dari antibiotik. Ada 10
penggolongannya, yaitu:
1. Penisilin
Penisilin adalah salah satu jenis antibiotik turunan Penicilium fungi. Antibiotik
jenis ini biasanya menjadi pilihan pertama dokter untuk mengobati beberapa
penyakit yang di sebabkan oleh bakteri.
Beberapa contoh antibiotik golongan penicillin adalah Amoxicillin,
Ampicillin, Penicillin G, Penicillin V.
2. Tetrasiklin
Penggolongan antibiotik yang kedua adalah Tetrasiklin. Tetrasiklin adalah
golongan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme rentan seperti bakteri gram positif dan negatif, klamidia,
mikoplasmata, protozoa, serta riketsia.
Jenis antibiotik ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi seperti infeksi
pernapasan, kulit, dan kelamin. Tak hanya itu, Tetrasiklin juga dapat
digunakan untuk mengobati infeksi yang tidak biasa, seperti penyakit Lyme,
malaria, antraks, atau bahkan kolera.
Beberapa contoh antibiotik tetrasiklin adalah Doksisiklin, Minosiklin,
Tetrasiklin
3. Sefalosporin
Selanjutnya, golongan antibiotik yang perlu kamu ketahui yakni Sefalosporin.
Antibiotik golongan ini dapat membantu untuk mengobati berbagai infeksi,
seperti radang tenggorokan, infeksi kulit, hingga infeksi serius seperti
meningitis.
Beberapa contoh Sefalosporin termasuk: Cefixime, Cefotaxime, Cefuroxime,
Ceftriaxone
4. Kuinolon
Kuinolone atau yang juga dikenal sebagai fluoroquinolon merupakan
golongan antibiotik aktif untuk melawan bakteri. Antibiotik ini dapat
mengobati berbagai infeksi, termasuk infeksi mata, pneumonia, infeksi kulit,
sinus, sendi, saluran kencing atau ginekologi dll.
Beberapa contoh Kuinolon termasuk Ciprofloxacin, Levofloxacin,
Moxifloxacin
5. Lincomycin
Golongan antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang parah
di mana seseorang tidak bisa mengonsumsi antibiotik penicillin. Lincomycin
tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti pilek atau flu.
Beberapa contoh lincomycin termasuk Lincomycin, Clindamycin
6. Makrolida
Makrolida adalah antibiotik dengan spektrum aktivitas yang luas yang dapat
melawan banyak bakteri gram positif. Pada dasarnya obat ini bersifat
bakteriostatik namun dapat menjadi bakterisida pada tingkat konsentrasi tinggi
atau tergantung pada jenis mikroorganisme.
Makrolid dapat digunakan secara luas untuk mengobati infeksi ringan hingga
sedang, seperti infeksi saluran pernapasan, telinga, kulit, dan infeksi menular
seksual. Jenis ini sangat berguna bagi orang yang alergi terhadap beta-laktam.
Beberapa contoh makrolid termasuk Azithromycin, Clarithromycin,
Erythromycin
7. Sulfonamida
Sulfonamida merupakan golongan antibiotik yang secara teknis tidak
membunuh bakteri seperti antibiotik lainnya. Golongan ini bersifat
bakteriostatik, yang berperan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Sulfonamida sangat baik digunakan sebagai perawatan topikal untuk
mengobati luka bakar dan infeksi vagina maupun mata serta mengobati infeksi
saluran kemih dan diare.
Beberapa contoh sulfonamida termasuk Sulfacetamide, Sulfadiazine,
Sulfamethoxazole-Trimethoprim (Cotrimoxazole)
8. Glycopeptide
Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi serius yang
disebabkan oleh bakteri MRSA, Streptococcus, atau Enterococcus. Beberapa
penyakit yang dapat diobati di antaranya adalah endokarditis, pneumonia,
hingga infeksi kulit yang parah.
Beberapa contoh glycopeptide termasuk Dalbavancin, Oritavancin,
Teicoplanin, Telavancin
9. Aminoglikosida
Aminoglikosida merupakan jenis antibiotik yang digunakan dalam pengobatan
infeksi basil gram negatif aerobik. Meskipun demikian, golongan ini juga
efektif dalam melawan bakteri lain seperti Staphylococci dan Mycobacterium
tuberculosis.
Antibiotik jenis ini kurang efektif jika dikonsumsi dengan mulut, oleh
karenanya aminoglikosida seringkali diberikan dalam bentuk injeksi.
Beberapa contoh aminoglikosida termasuk Tobramycin, Gentamicin,
Paromomycin, Amikacin, Neomycin, Plazomicin
10. Karbapenem
Penggolongan antibiotik antibiotik dan contohnya yang perlu kamu ketahui
selanjutnya adalah Karbapenem. Beberapa penyakit yang dapat diobati oleh
antibiotik ini di antaranya adalah infeksi yang sedang sampai yang
membahayakan jiwa.
Beberapa contoh Karbapenem termasuk, Doripenem, Iminepenem,
Meropenem, Ertapenem
B. Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Cara Kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, antibiotik dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Zat-Zat Bakterisid
Yaitu Antibiotika yang apabila digunakan pada dosis biasa berkhasiat
mematikan kuman. Zat-zat ini kemudian dibagi lagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok yang bekerja pada fase pertumbuhan (misalnya penisilin dan
sefalosporin, polipeptida, rifampisin, asam nalidiksat dan kuinolon), dan
kelompok yang bekerja pada fase istirahat (misalnya aminoglikosida,
nitrofurantoin, INH, dan kotrimoksazol).
2. Zat-Zat Bakteriostatik
Yaitu antibiotika yang apabila digunakan pada dosis biasa berkhasiat
menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Pemusnahannya harus
dilakukan oleh sistem tangkis tubuh sendiri dengan jalan fagositosis.
C. Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Luas Aktivitasnya
Berdasarkan area kerjanya, antibiotik dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Antibiotika narrow-spectrum (aktivitas sempit)
Sesuai dengan namanya, antibiotik narrow-spectrum memiliki aktivitas
sempit. Maksudnya adalah, antibiotika ini area kerjanya sempit dan umumnya
hanya digunakan untuk jenis-jenis bakteri tertentu, misalnya penisilin-G dan
penisilin-V, eritromisin, klindamisin, kanamisin dan asam fusidat hanya
bekerja terhadap kuman Gram-positif. Sedangkan streptomisin, gentamisisn,
polimiksin-B dan asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman Gram-negatif.
2. Antibiotika broad-spectrum (aktivitas luas)
Antibiotik ini aktivitas kerjanya luas, umumnya digunakan untuk berbagai
jenis infeksi dan bekerja terhadap lebih banyak jenis kuman, baik jenis kuman
Gram-positif maupun Gram-negatif. Antara lain sulfonamida, ampisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin.
D. Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan strukturnya, antibiotik dibagi menjadi dua, yaitu:
1. β-lactam
Antibiotik ini memiliki cincin beta laktam pada struktur molekulnya.
Penggunaannya tinggi dibandingkan dengan antibiotik lainnya. Namun,
bakteri telah mengembangkan resistivitas antibiotik terhadap antibiotik laktam
beta ini. Enzim yang disebut beta lactamase telah memberi mereka multi-
resistensi untuk antibiotik beta lactam. Dengan demikian, untuk mengatasi
masalah ini, dokter meresepkan inhibitor beta laktamase dengan antibiotik
beta lactam. Yang termasuk ke dalam antibiotik beta laktam adalah penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase.
2. Non β-lactam
Kebalikan dari Antibiotik beta laktam, antibiotik non beta laktam tidak
memiliki cincin beta laktam pada struktuk molekulnya. Antibiotik ini kurang
kuat dari antibiotik beta lactam. Para ilmuwan menganggap ini karena tingkat
yang lebih tinggi dari terapi empiris yang tidak pantas pada kelompok non
beta lactam. Beberapa peneliti telah menyebutkan bahwa kemanjuran
antibiotik non beta lactam dapat ditingkatkan ketika mereka menggunakan
antibiotik beta laktam seperti penisilin, dll. Itu karena, ketika mereka bersama,
mereka menunjukkan efek sinergis terhadap patogen bakteri. Yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah antibiotik selain yang telah disebutkan, seperti
golongan Peptida
E. Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi menjadi lima, yaitu:
Antibiotik dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme, terutama
melalui penghambatan sintesis materi penting bakteri, diantaranya:
1. Menghambat sintesis dinding sel
Sintesisnya terganggu, sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak
tahan terhadap tekanan osmotik dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya:
kelompok penisilin, sefalosporin, dan vankomisin.
2. Menghambat sintesis membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan
sintesisnya, sehingga menjadi lebih permeabel dan zat-zat penting dari isi sel
dapat merembes keluar. Contohnya: antibiotika polyen (nistatin, amfoterisin)
dan imidazol (mikonazol, ketokonazol).
3. Menghambat sintesis protein sel
Sintesisnya terganggu, misalnya oleh kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida dan makrolida.
4. Menghambat sintesis asam-asam inti (DNA, RNA)
Di antaranya rifampisin (RNA), asam nalidiksat dan kuinolon, DU dan
asiklovir (DNA). Juga termasuk di sini senyawa-senyawa imidazol.
5. Antagonisme saingan
Obat menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme kuman sehingga
pertukaran zatnya terhenti, antara lain sulfonamida, trimetoprim, PAS dan
INH.

Anda mungkin juga menyukai