Anda di halaman 1dari 28

Kimia farmasi i

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Kimia Farmasi I
Dosen Pengampu : Rini Prastyawati, S.Si.,M.Si.

Kelompok 6

Penyusun :
Cicik Zakiyatul Cholisa (19 512 036)
Agustinus Butkim (19 512 045)
Nervelia Hindom (19 512 063)
Theodora M. Pahun (19 512 088)

PROGRAM STUDI DIII - FARMASI


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS dan TEKNOLOGI JAYAPURA
2020
DAFTAR ISI
1. Antibiotik dan Turunannya
1.1 Pengertian Antibiotik
1.2 Jenis-jenis Antibiotik
⮚ Penicillin
⮚ Sefalosporin (Chepalosporin)
⮚ Aminoglikosida (Aminoglycoside)
⮚ Tetrasiklin (Tetracycline)
⮚ Makrolid
⮚ Quinolonne
⮚ Sulfonamide
⮚ Golongan Beta-Laktam lainnya
1. Carbepenem
2. Monobactams
⮚ Kloramfenikol (Chloramphenicol)
1.3 Cara kerja antibiotik dalam tubuh
1.4
1.5
1. Antibiotik dan turunannya
1.1 Pengertian Antibiotik

Gambar 1. Antibiotik

Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri,


jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu proses biokimia
mirkoorganisme lain. Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri seperti penyakit tipes, bisul, dan bebrapa infeksi oleh
parasit tertentu. Antibiotik disebut juga antibakterial. Tersedia dalam bentuk sirup,
tablet. Kapsul, Injeksi (suntik), krim, salep dan lotion. Sifat antibiotik adalah harus
memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat tersebut harus bersifat
sangat toksik untuk mikroba. Antibiotik adalah substansi yang dihasilkan oleh
berbagai speises mikroorganisme (bakteri, fungi, actinomycetes) yang menekan
pertumbuhan mikroorganisme lain dan akhirnya menghancurkannya. Fungsi
antibiotik yang utama adalah membunuh bakteri, sehingga tidak dapat digunakan
untuk mengobati infeksi virus. Misalnya batuk, pilek, DBD, cacar air, ataupun
infeksi jamur, kecuali ada infeksi sekunder oleh bakteri yang menyertainya.
Pada dasarnya, infeksi bakteri yang tergolong ringan dapat pulih dengan
sendirinya, sehingga pemberian antibiotik dirasa tidak perlu. Namun, ketika infeksi
baktri yang diderita tidak kunjung membaik, dokteri dapat meresepkan antibiotik.
Selain keparahan kondisi, terdapat juga beberapa pertimbangan lain sebelum
akhirnya pasien diberikan antibiotik, diantaranya :
● Infeksi yang diderita adalah infeksi menular.
● Terasa menganggu dan diduga membutuhkan waktu lama untuk
sembuh dengan sendirinya.
● Terdapat risiko tinggi yang menyebabkan komplikasi.
Penggunaan antibiotik harus dengan anjuran dokter. hindari penggunaan
antibiotik tanpa anjuran dokter, terutama bagi ibu hamil dan menyusui, tengah dalam
pengobatan lain, dan memiliki riwayat alergi antibiotik. Terdapat banyak jenis
antibiotik dengan berbagai nama dan merek. Setiap jenis antibiotik hanya bekerja
terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu, sehingga membuat antibiotik
memiliki berbagai golongan dengan fungsinya masing-masing.

1.2 Jenis-jenis Antibiotik

Berikut Jenis-jenis antibiotik meliputi berdasarkan golongannya:

⮚ Penisillin

Penisilin adalah obat antibiotik yang biasa digunakan untuk


menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berikut struktur kimia
Penisillin.

Gambar 1.1 Struktur kimia Penisillin

Rumus kimia penisllin yaitu C 9 H 11 N 2 O4 S


Di dalam tubuh, antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri untuk
tumbuh dan berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah
matang. Penisilin terdiri dari banyak jenis yang berfungsi untuk menangani
jenis infeksi yang berbeda-beda dan pada berbagai bagian tubuh. Masing-
masing jenis penisilin ini tidak bisa digunakan untuk menggantikan jenis
penisilin lainnya. Beberapa kondisi yang dapat diobati dengan penisllin
meliputi :
● Radang tenggorokan akibat infeksi bakteri streptococcus
● Demam rematik
● aktinomikosis
obat penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kaplet, sirop
kering, dan suntikan. Masing-masing bentuk obat dapat digunakan untuk
kondisi yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis antibiotik penisilin meliputi:
a. penisillin sprektum gram positif, yang rusak oleh Enzim Penisillinase.
Contoh : Penisllin G, Penisllin V.
b. Penisllin spektrum luas, yang rusak oleh enzim Penisillinase. Contoh :
Ampicillin, Amoxicyllin, Bakapmpisillin.
c. Penisllin yang tahan terhadap enzim Penisillinase. Contoh :
Kloksasilin, Flukoksasillin, Co-Amoksiklav. Penisllin yang tahan dari
Enzim Penisllinase merupakan hasil modifikasi dengan cara
penambahan Beta-Laktamase inhibitor (BLI) pada strukturnya.
Ada 3 macam BLI yaitu :
- Asam klavulanat (C0-amoksisillin) Amoksisillin + asam
Klavulanat
- Subactam (onasin) ampisillin + Subactam
- tazobactam

⮚ Sefalosporin (Cephalosporin)
Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri. Obat ini bekerja membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Sefalosporin merupakan
antibiotik jenis beta laktam, yang berasal dari jamur spesies Acremonium.
Sefalosporin digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri,
seperti otitis media, pneumonia, meningitis, infeksi kulit, infeksi ginjal, infeksi
tulang, infeksi tenggorokan, dan infeksi menular seksual, seperti gonore.

Gambar 1.2 struktur kimia Sefalosporin

Rumus kimia Sefalosforin yaitu C 16 H 21 N 3 O8 S


Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering. .
Jenis-jenis sefalosporin dibagi menjadi 3 generasi meliputi:
1. Generasi pertama
Efektifas bakteri gram (+) contoh : Cefadroxil, Cefalexin, Cefadrin,
Cefazolin, Cefalotin
2. Generasi kedua
Efektifitas bakteri gram (-) contoh: Cefaklor, Cefuroksim,
Cefamandol, Cefoxitin.
3. Generasi ketiga
Efektifitas > gram (-), enterobacteriaceae dan kadang pseudomonas
Contoh : Sefoperazon, Sefotaksim, Seftriakson, Seftazidim.
4. Generasi keempat
Efektifitas : bakteri gram +/- Contoh : Cefepim
Jarang digunakan dikarenakan harga yng mahal.

⮚ Aminoglikosida (Aminoglycoside)

Gambar 1.3 struktur kimia Streptomycin (Aminoglikosada)


Rumus kimia yaitu C 21 H 39 N 7 O 12
Aminoglikosida adalah kelompok obat antibiotik yang digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri. Aminoglikosida merupakan golongan
antibiotik yang efektif untuk mengatasi bakteri aerob gram negatif.
Penggunaan obat ini bisa dikombinasikan dengan obat antibiotik lain.
Aminoglikosida digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang cepat
berkembang dan sulit ditangani dengan obat lain. Beberapa jenis bakteri yang
bisa diatasi oleh obat ini adalah Mycobacterium tuberculosis dan
Staphylococcus.. Penggunaan aminoglikosida harus dengan anjuran serta
pengawasan dokter, karena obat ini berpotensi menimbulkan efek samping
berupa gangguan kesadaran. Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di
antaranya adalah salep, tetes mata, dan suntik. Masing-masing bentuk obat
dapat diresepkan untuk kondisi yang berbeda. Jenis-jenis aminoglikosida
meliputi:
- Paromomycin
- Streptomycin
- Tobramycin
- Gentamicin
- Amikacin
- Kanamycin
- Neomycin
- Netilmycin

⮚ Tetrasiklin (Tetracycline)

Gambar 1.4 struktur kimia Tetracycline

Rumus kimia Tetracyline yaitu C 22 H 24 N 2 O8


Pemeriaan: serbuk hablur, kuning, rasa pahit, amfoter
Kelarutan : larut dalam 10 bagian air dan dalam 100 bagian etanol, larutan
dalam air jika dibiarkan menjadi keruh karena pengendapan tetrasiklin, praktis
tidak llarut dalam kloroform, eter dan aseton.
Tetracycline HCL adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati
berbagai sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia
psittaci, Chlamydia trachomatis, dan Neisseria gonorrhoeae.
Obat ini berfungsi untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini tidak akan
berfungsi untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu dan
pilek. Tetracycline biasanya diberikan untuk mengatasi beberapa kondisi
seperti di bawah ini:
● Infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan bawah dan
pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia,
Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan organisme lainnya.
● Infeksi saluran kemih. Disebabkan oleh infeksi bakteri spesies
Klebsiella. Escherichia coli, Streptococcus faecalis, dan bakteri
lainnya.
● Penyakit menular seksual seperti sifilis dan chlamydia (klamidia).
● Infeksi kulit. Termasuk di antaranya yang menyebabkan jerawat dan
rosasea. Rosasea adalah penyakit yang memengaruhi wajah dengan
gejala-gejala seperti bintik-bintik, kista pada kulit, muka memerah, dan
pembuluh darah makin terlihat.

Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep
mata, kapsul, dan suntik. Jenis-jenis tetrasiklin meliputi:
- Doxycycline
- Minocycline
- Tetracycline
- Oxytetracycline
- Demeclocycline HCL
- Tigecycline

⮚ Makrolid
Makrolid adalah jenis antibiotik yang berasal dari bakteri bernama
Saccharopolyspora erythraea atau Streptomyces erythreus. Bakteri ini
biasanya tumbuh di tanah atau air, dan memiliki struktur senyawa kimia
kompleks yang dinamakan macrocyclic.

Gambar 1.5 struktur kimia Ertitromisin (jenis Makrolid)


rumus kimia : C 37 H 67 NO 13

Ciri-ciri struktur kimia golongan makrolid adalah sebagai berikut :


● Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung 12-17 atom
● Gugus keton
● Satu atau dua amin seperti glikosida yang berhubunga dengan concin
lakton.
● Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada cincin
lakton
● Gugus dimetilamino pada residu gula, yang menyebabkan sifat basis
dari senyawa dan kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk gramnya.
Makrolid biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan,
pneumonia, infeksi kulit, alternatif alegri penisllin, Pneumonia. Obat ini
bekerja cara dengan menghambat sintesis protein dalam bakteri. Beberapa
jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat seperti
cisapride.Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
sebelum menggunakan makrolid atau mengombinasikannya dengan obat lain.
Jenis-jenis makrolid meliputi:
- Erythromycin
- Azithromycin
- Clarithromycin
- Roxitromycin
- Spiramycin
- Clindamycin
⮚ Quinolonne

Gambar 1.6 struktur kimia Qinolonne

Quinolone adalah obat golongan antibiotik yang digunakan untuk


mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri. Quinolone tersedia dalam
bentuk tablet, suntik, tetes mata, dan tetes telinga. Quinolone merupakan
antibiotik spektrum luas, yaitu jenis antibiotik yang efektif membunuh
berbagai jenis bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Quinolonne bersifat antibakterial. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
enzim topoisomerase IV dan DNA gyrase yang diperlukan oleh bakteri untuk
memperbanyak diri. Quinolone digunakan untuk mengobati berbagai penyakit
akibat infeksi bakteri, seperti Infeksi saluran kemih, Infeksi saluran
pernapasan bawah, Infeksi kulit dan jaringan lunak, Infeksi tulang dan sendi,
Pneumonia, Gonore, Antraks . Jenis-jenis quinolone meliputi:
- Ciprofloxacin
- Ofloxacin
- Levofloxacin
- Moxifloxacin
- Gatifloxacin
- Pefloxacin
- Norfloxacin
- Fleroxacin

⮚ Sulfonamide

Gambar 1.7 Stuktur kimia Sulfonamid

Rumus Dasar H 2 N −C 6 H 4 −SO 2 NHR

Sulfonamida atau sulfa adalah golongan antibiotik yang digunakan


untuk mengatasi infeksi bakteri. Sulfa bisa digunakan untuk menangani
berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih,
bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, serta infeksi mata atau telinga.
Sulfonamida bekerja dengan cara mengganggu pembentukan asam folat pada
bakteri. Asam folat merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk
membentuk asam nukleat, DNA, dan RNA, agar bakteri dapat berkembang
biak. Jika proses pembentukan asam folat terganggu, bakteri tidak bisa
berkembang biak. Sulfonamide tersedia dalam bentuk obat minum, seperti
tablet atau sirop. Beberapa jenis obat golongan sulfa adalah:
- Sulfamethoxazole
- Sulfosixazole

⮚ Golongan Beta-Laktam lain


Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotik yang memiliki kesamaan
komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan umumnya
digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Yang termasuk antibiotik beta-
laktam meliputi:
1) Carbapenem

Gambar 1.8 Struktur kimia Carbepenem

Carbapenem merupakan antibiotik yang mempunyai aktivitas lebih


luas dari pada sebagian beta-laktam lainnnya. Carbapenem efektif untuk
mengatasi infeksi bakteri jenis gram negatif, terutama yang sudah resisten atau
kebal terhadap antibiotik sefalosporin dan penisllin. Beberapa jenis bakteri
yang dapat diobati dengan menggunakan carbapenem, yaitu:
● Eschercihia coli
● Klebsiella sp
● Enterobacter sp
● Pseudomonas aeruginosa
● Stenotrophomonas maltophilia
● Actinobacter sp.
Cara kerja antibiotik kelompok carbapenem mirip dengan cara kerja
penisilin dan sefalosporin, yaitu menghambat pembentukan dinding sel
bakteri. Antibiotik golongan carbapenem tersedia dalam bentuk cairan untuk
disuntikkan. Contohnya:
- Ertapenem
- Emienem
- Meropenem
- Doripenem
- Imipenem
2) Monobactams

Gambar 1.9 struktur kimia Monobactams

Monobaktam adalah senyawa β-laktam (beta-laktam) yang cincin β-


laktamnya tunggal dan tidak terhubung dengan cincin lain. Bekerja melawan
bakteri Gram-negatif. Satu-satunya antibiotik monobaktam yang dijual secara
komersial adalah aztreonam. Contoh lain dari monobaktam adalah
tigemonam, nokardisin A, dan tabtoksin.

⮚ (Kloramfenikol) Chlorampenicol

Gambar 1.10 Struktur kimia Chloramphenicol

Rumus kimia chloramphenicol yaitu C 11 H 12 Cl2 N 2 O5


Pemeriaan : hablur halus berbentuk jarum atau lemepeng memanjang, putih
sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasanya pahit
Kelarutan : larut dalam kurang lebih 400 bagian air, dalam 2,5 etanol,
dandalam 7 bagian propilen glikol, sukar larut dalam kloroform dan eter.
Chloramphenicol atau kloramfenikol adalah obat antibiotik untuk
mengatasi beragam infeksi bakteri serius, terutama saat penyakit infeksi tidak
membaik dengan obat lain. Obat ini tersedia dalam bentuk tetes (mata dan
telinga), salep mata, tablet, kapsul, sirop, serta suntik.
Chloramphenicol bekerja dengan cara membasmi bakteri penyebab
infeksi, atau memperlambat hingga menghentikan pertumbuhannya. Obat ini
efektif menangani infeksi akibat S. typhi, H. influenzae, E. coli, C. psitacci,
serta beragam spesies bakteri Neisseria, Staphylococcus, Streptococcus, dan
Rickettsia. Beberapa contoh penyakit akibat infeksi bakteri yang bisa diatasi
dengan chloramphenicol adalah konjungtivitis, otitis eksterna, meningitis,
demam tifoid, pes, anthrax, dan ehrlichiosis. Chloramphenicol hanya bisa
digunakan dengan resep dokter. obat yang termasuk dalam Chloramphenicol
ialah Thiamphenicol.

1.3 Cara kerja antibiotik dalam tubuh


terdapat dua mekanisme kerja utama antibiotik, yaitu:
● Membunuh bakteri (bakterisidal), bekerja dengan cara merusak struktur
dinding sel bakteri sehingga bakteri akan mati bersama antibiotik tersebut.
contoh-contoh antibiotik bakterisidal meliputi: turunan penisillin, sefalosporin,
dan monobactams.
● Menghambat bakteri (bakteriostatik), bekerja dengan cara menghentikan
perkembangbiakan bakteri sehingga sisa bakteri akan dibunuh oleh sistem
pertahanan tubuh manusia. Antibiotik dengan sifat bakteriostatik bersifat
menghambat pertumbuhan organisme, tetapi tidak membunuhnya. Contoh
antibiotik yang bersifat bakteriostatik meliputi: sulfonamide, tetracyclin,
chloramphenicol, eritrhomycin, clindamycin, linkomycin, dan trimetoprim.

2. Obat Susunan Saraf Pusat


1.1 Pengertian Obat susunan saraf Pusat
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan
suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan
yang lain. Fungsi sistem saraf adalah mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat
(SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang
belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh senyawa stimulan SSP akan
meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran, dan semangat
bertambah. Contoh senyawa stimuln SSP yaitu kafein dan amfetamin.
Obat susunan saraf pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhdap
sistem saraf pusat. Obat tersebut beraksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi
pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Sistem saraf dapat dibagi
menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem saraf
pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh
respetor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit
disebabkan oleh perangsangan rasa sakit di otak besar, sedangkan analgetik narkotik
menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. sistem saraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatif hipnotik, obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika. Obat-obat
yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamikanya
dibagi atas dua golongan besar yaitu:
● Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung
merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belkaang beserta sarafnya
● Menghambat atau mendepresi yang secara langsung maupun tidak langsung
memblokir proses peroses tertentu pada aktivitas otak, susmsum tulang
belakang dan saraf-sarafnya.
1.2 Klasifikasi sistem saraf pusat.
obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:

1. Psikofarmaka (psikotrapika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau


menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa,
tranquillizers, dan antipsikotika). Psikoanaleptika (menstimulasi seluruh
SSP, yakni antideperesiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk golongan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis),
dan penyakit parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit diantaranya analgetika, anestetika
umum dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan migrain (Tjay,2002).
1.3 Beberapa contoh obat perangsang syaraf pusat
1. Amfetamin
Indikasi: untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping: Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor,
iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi,
aritmia, dll)
Farmakokinetik: waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin
asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan: menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem
saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
Dosis: Dewasa : 5-20 mgAnak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. Metilfedinat
Indikasi: pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP,
syndromhiperkinetik pada anak
Efek samping: insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala,
Tachicardia
Kontraindikasi: hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian: Anak : 0.25 mg/kgBB/hr Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. Kafein
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat,
perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan
pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih
cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren,
sering gelisah (anxious ).
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan
dengan cepatsetelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan
melalui urin.
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat
depresan : 0.5-1 grkafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. Niketamid
Indikasi : merangsang pusat pernafasanEfek samping : pada dosis
berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif
dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
5. Doksapram
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah.
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SS
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
1.4 Contoh Obat Sistem Saraf Pusat Dan Mekanisme Kerjanya
1. Obat Anestetik
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit dalam bermacan-macam tindakan operasi.
a. Anestetik Lokal Obat yang merintangi secara reversible lokal penerusan
impuls-impuls syarafke SSP (susunan syaraf pusat), dan dapat
menghilangkanrasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin. Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan
kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) anestetik permukaan, digunakan secara local untuk melawan rasa nyeri dan
gatal, misalnyalarutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di
mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau
mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri
akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
2) Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-
ujung sarafnya,misalnya pada daerah kulit dan gusi
3) Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu
tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi
yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.

Obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya


yang mudah larut dalam air. Persyaratan anestesi lokal Anestetik local dikatakan
ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, tidak merangsang
jaringan, tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
sentral, toksisitas sistemis rendah, efektif pada penyuntikan dan penggunaan
locale, mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama,
larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan.

Efek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari
kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi
berupa dermatitis alergi. Penggolongan Secara kimiawi anestetik local dibagi 3
kelompok yaitu:
1) Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan
oksibuprokain
2) Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,,
cinchokain,
3) Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis
b. Anestetika Umum Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi
pada pusat pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan. Efek samping Hampir semua anestetik
inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya
adalah Menekan pernafasan paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken,
Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang
paling ringan pada eter, Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan
lagi seperti senyawa klor, Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.
Penggolongan Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan
menjadi 2 yaitu:
1) Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting
( thiopental danheksobarbita).
2) Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan.
Contohnya eter, dll.

2. Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur,
adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi
keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur.
Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada
SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah
kejang-kejang. golongan obat sedative-hipnotik adalah Ethanol (alcohol),
Barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam, methaqualon. Efek samping :
amnesia (hilang ingatan ) d. Kloral hidrat indikasi hipnotika dan sedatif dengan
efek samping merusak mukosa lambung usus dan ketagihan e. Luminal, indikasi
sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3. Obat Psikofarmaka (psikotropik)


Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada
susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. Psikofarmaka
dibagi dalam 2 kelompok, antara lain :
1) Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
(Neuroleptika)
yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer. Obat ini dapat menekan fungsi-fungsi psikis
(jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsiumum seperti berfikir dan
berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan(infusiensi) cerebral
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa
kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping
berdengung, jari- jari dingin, dan depresi. Neuroleptika mempunyai
beberapa khasiat yaitu :
- Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau
menghilangkanhalusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan
schizophrenia.
- Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh
tioridazina.
- Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh
proklorperezin.
- Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.

Efek samping yaitu antara lain:


- Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak
karenadisebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
- Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan
pikiran keruh.
- Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka
(bibir, dan rahang )
- Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan
vasolidasi.
- Efek anti kolinergik dengan cirriciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.
- Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu
makan.
- Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara
berlebihan.
2) Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi
2 yaitu :
- Anti Depresiva, Obat Anti Depresan, yaitu obat yang dapat memperbaiki
suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan gejala-gejala
keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan
obat-obatan serta penyakit. Secara umum anti depresiva dapat
memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejalagejala murung
dan putus asa. Obat ini terutamadigunakan pada keadaan depresi, panic
dan fobia. Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
● Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva
trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom dan
jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
● Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti
kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan
mianserin.
- Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif,
kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk
ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak
nyaman tapi bukan depresi. Obat ini mengacaukan fungsi mental tertentu
seperti zatzat halusinasi, pikiran, dan impian/ khayal.
4. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit
gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai
perubahan-perubahan kesadaran.Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan
listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan padaneuron-neuron tertentu dalam
otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,anteriosklerosis ),
keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang
dapatmemprovokasi serangan epilepsi.
5. Obat Antikonvulsan (Antiepilepsi)
Antikonvulsan adalah sebuah obat yang mencegah atau mengurangi
kejang-kejang atau konvulsan atau obat yang menghentikan penyakit ayan, yaitu
suatu penyakit gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,
adakalanya disertai perubahan perubahan kesadaran. Digunakan terutama untuk
mencegah dan mengobati epilepsi Contoh : Diazepam, Fenitoin, Fenobarbital,
Karbamazepin, Klonazepam. Penggolongan antiepilepsi, antara lain:
a) Barbital, misalnya fenobarbital, mefobarbital, dan Heptobarbital. Obat ini
bersifat menginduksi enzim, hingga bitransformasi enzimatisnya dipercepat,
juga penguraian zat-zat lain, antara lain penguraian vitamin D sehingga
menyebabkan rachitis, khususnya pada anak kecil.
b) Hidantoin, misalnya Fenitoin, struktrunya mirip fenobarbital tetapi dengan
cincin “lima hidantoin”.
c) Suksinimida, misalnya Metilfenilsuksinimida dan etosuksinimida. Obat ini
teritama digunakan pada serangan psikomotor.
d) Serbi-serbi, misalnya Diazepam dan turunannya, Karbamazepin,
Asetazolamid, dan Asam valporat.

6. Anti Emetika
Antiemetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan perasaan mual atau muntah. Karena muntah hanya suatu gejala,
maka penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya. Anti emetika
diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut:
a) Mabuk jalan (motion sickness)
b)Mabuk kehamilan (morning sickness)
c)Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu.

Contoh obat Antiemetika yaitu Sinarizin, Dimehidrinat, Klorpromazin HCL,


Perfenazin, Proklorperazin.

7. Obat Analgetik
obat penghalang nyeri Obat atau zat-zat yang mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila
menurunkan panas disebut Antipiretika. Atas kerja farmakologisnya, analgetik
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1) Analgetik Non narkotik (Perifer)
analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat yang memiliki khasiat
sebagai anti piretik untuk menurunkan suhu.Terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral Berdasarkan rumus kimianya
analgetik perifer digolongkan menjadi
● Golongan salisilat Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal
atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam.
Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan
thrombosis koroner dan cerebral.Asetosal adalah analgetik antipirentik
dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dandigolongkan dalam obat
bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapatmenyebabkan
iritasi lambung dan saluran cerna.
● Golongan para aminofenol Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen
(parasetamol). Efek samping golongan ini serupadenga salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan
dapatmenurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme
efek sentral. Efeksamping dari parasetamol dan kombinasinya pada
penggunaan dosis besar atau jangka lamadapat menyebabkan kerusakan
hati.
● Golongan pirazolon (dipiron) Dipiron sebagai analgetik antipirentik,
karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate pirazolon
dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
● Golongan antranilat, digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti
inflamasi kurang efektif dibandingkandengan aspirin. Efek samping
seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan salurancerna sering
timbul.

Penggunaan Obat-obatan ini mampu meringankan atau menghilangkan


rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/atau
antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obatantinyeri,
melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan
peradanganseperti rematik dan encok. Efek samping yang paling umum adalah
gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati danginjal dan juga
reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaanlama
atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu
tidakdianjurkan

2) Analgetik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,


seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut
suatu skema bertingkat empat, yaitu:
- Obat perifer, (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
- Obat perifer, bersama kodein atau tramadol.
- Obat sentral, (Opioid) peroral atau rectal
- Obat Opioid parenteral

Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut:


- Alkaloid alam : morfin, codein
- Derivate semi sintesis: heroin.
- Derivate sintetik: metadon, fentanil. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson,
dan pentazooin.
8. Antiparkinson
Penyakit Parkinson adalah kelainan saraf progresif yang terus memburuk
selama periode bertahun-tahun yang mengakibatkan kehilangan kontrol
pergerakan otot. Parkinson adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel saraf di
otak ada yang mati dan tidak menghasilkan cukup bahan kimia otak yang disebut
dopamin. Terkadang, penyakit ini menurun di keluarga, tapi biasanya tidak.
Paparan bahan kimia di lingkungan mungkin jadi penyebab penyakit tersebut.
Pada tahap awal, gejala yang mungkin muncul adalah tangan bergetar. Selain
itu, penyakit ini juga menyebabkan otot kaku atau gerakan motorik melambat.
Penyakit ini tidak dapat sepenuhnya sembuh, tapi dokter mungkin memberikan
obat untuk gejala. Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk
membantu pasien mengatasi gejala yang dialami. Obat-obat di bawah ini
berfungsi meningkatkan atau mengganti dopamin dalam tubuh:
● Antikolinergik.
Antikolinergik digunakan untuk membantu mengatasi tremor. Salah satu
obat antikolinergik yang dapat digunakan adalah trihexyphenidyl.
● Levodopa.
Obat ini diserap oleh sel saraf di dalam otak, dan diubah menjadi
dopamin. Meningkatnya kadar dopamin akan membantu mengatasi
gangguan gerak tubuh. Levodopa dapat dikombinasikan dengan
carbidopa, untuk mencegah terbentuknya dopamin di luar otak.
● Agonis dopamin.
Obat ini memiliki efek yang sama seperti levodopa, namun tidak
menghasilkan dopamin, melainkan hanya menggantikan fungsi dopamin
di dalam otak. Agonis dopamin digunakan pada tahap awal Parkinson,
karena efek samping yang ditimbulkan tidak sekuat levodopa. Contoh
obat golongan agonis dopamin adalah pramipexole, rotigotine, dan
ropinirole.
● Entacapone.
Entacapone hanya diberikan kepada pasien penyakit Parkinson tahap
lanjut. Obat ini adalah pelengkap levodopa untuk memperpanjang efek
dari levodopa.
9. Antipiretik
Adalah golongan obat yang diepergunakan untuk menurunkan suhu tubuh
bila demam. Cara kerja antipiretik antara lain dengan meleberkan pembuluh
darah di kulit, sehingga terjadi pendinginan darah oleh udara luar. Obat
antipiretik juga bersifat analgetik maka sering kali disebut golongan obat
analgetik-antipiretik, karena memiliki fungsi yang sama hanya saja susunannya
berbeda. Contoh obat yaitu acetaminofen (paracetamol). Mekanisme kerja
dengan mengambat kerja enzim siklookcygenasi, yaitu enzim yang berperan
dalam mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin.
10. Obat Antimigrain
obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat
pada satu sisi. Contohnya Aspirin, Ibuprofen, Paracetamol, Naproxen, Triptan,

11. Obat Anti Reumatik


yaitu Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa
nyeri pada sendi/otot, disebut juga anti encok.
Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahantersembunyi (okult),
pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin, fenilbutazon, dan
piroxicam.

3. Obat Antihistamin jenis AH1 & AH2


1.1 Pengertian
Histamin (hormon lokal) merupakan prduk normal dari pertukaran zat histidin
melalui dekarboksilasi enzimatis. Letak histamin hampir disemua bagian tubuh baik
itu dalam keadaan terikat dan inaktif. Paling banyak pada bagain tubuh yang
bersentuhan dengan dunia luar. Memiliki peran utama dalam proses peradangan dan
pada sistem daya tangkis.

Gambar 3.1 Mast cell dan Sel basofil

Antihistamin merupakan suatu zat yang dapat mengurangi atau menghalangi


efek histamin pada tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Antihistamin
adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi, seperti
rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria
atau biduran. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi
gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Zat
histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh.
Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun
pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia
ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak
berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh
tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu
masuk ke tubuh.

1.2 Klasifikasi antihistamin


1) Antihistamin jenis AH1 (Antihistaminika klasik)
Antihistamin H1 merupakan salah satu obat yang paling sering
digunakan dan paling luas digunakan di dunia kedokteran, obat obatan
antihistamin H1 seacara luas diterima digunakan sampai saat ini dalam praktek
kedokteran, untuk keadaan-keadaan alergik. Obat ini tidak dapat mengeblok
semua efek histamin. Hanya bekerja atau bisa di blok lewat 1 macam reseptor.
(reseptor H1). Dimana obat ini tidak mampu mengblok pengaruh histamin
terhadap sekersi asam lambung. Adanya populasi reseptor histamin yang disebut
Reseptor H2. Antihistamin baru yang makin selektif terhadap reseptor H1 adalah
antihistamin generasi kedua. Ini lebih disukai karena long-acting dan bekerja
sedatif dan beredar dipasaran seperti cetrizin, loratadine, astemizol, dan
terfenadin. Berikut jenis-jenis generasi antagonis reseptor H1 meliputi:
● Generasi 1 : absorbsi oral baik, efek sedasi tinggi. Contoh CTM,
Bromfeniram, prometazin, difenhidramin.
● Generasi 2 : absorbsi oral baik, efek sedasi minimal. Contoh fexofenadin,
loratadine, astemizol, cetrizin.
● Generasi 3 : memiliki efikasi lebih tinggi dan efek samping obat minimal.
Contoh desloratadin, levocetirizin.

Semua antihistamin mempunyai struktur dasar rantai etilamin (-C-C-N<).


Rantai etilamin ini juga dimiliki “Biogenicamine” seperti : Histamine, Serotonin,
Asetilkolin, Adrenalin. Hampir semua antihistamin (AH1) mempunyai khasiat
sebagai anti asetilkolin (anti kolinergik), beberapa sebagai anti serotonin, sebagai
anti adrenalin (alfa blocker) walaupun lemah. Sebaliknya obat obat primer
sebagai antikolinergik ata alfa blocker, tidak mustahil juga mempunyai khasiat
antihistamin. Berbagai penelitian menunjukkan manfaat dan keamanan
pemakaian antihistamin H1:
● Antihistamin H1 yang paling efektif mengurangi gejala pada rhinitis alergi
akut adalah levocetirizin.
● Semua antihistamin generasi kedua efektif untuk terapi urtikaria kronik
dengan efek samping yang minimal.
● Penggunaan antihistamin generasi kedua untuk rinitis alergi dan urtikaria
kronik dalam jangka waktu yang lama relatif aman dengan efek samping
yang minimal.
● Antihistamin (difenhidramin) tidak bermanfaat sebagai terapi simtomatik
pada batuk pertusis.
● Kombinasi analgesik-dekongestan-antihistamin tidak terbukti bermanfaat
pada anak dengan selesma (common cold).
AH1 pada umumnya mudah diserap dari saluran cerna efek per oral,
sudah tampak dalam 30 menit. Kadar puncak tercapai dalam 1-2 jam dan efek
berlangsung selama 3-6 jam. Beberaap ada yang lama kerjanya lebih panjang.
distribusi AH1 Pada umumnya luas, termasuk susunan saraf pusat, kecuali
beberapa yang tidak dapat menembus darah otak (Astemizol, Terfenadin, dll).
Metabolisme terutama di liver (sistem mikrosom) secara hidroksilasi. Eksresi
lewat urine dalam bentuk metabolit dan hanya sedikit sekali dalam bentuk utuh.
Pada dasarnya antihistamin AH1 lebih bersifat preventif dari pada kuratif.
Dapat mencegah pengaruh histamin pada otot polos (pembuluh darah,
permeabilitas kapiler, bronkus, dll). AH1 memblok pengaruh histamin melalui
antagonisme kompetitif yang revensibel pada reseptor H1 dan tidak berpengaruh
pada H2.

2) Antihistamin jenis AH2 (Penghambat asam)


Antihistamin antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah golongan
obat-obatan yang digunakan untuk menangani kelebihan asam di lambung.
Kelompok obat ini digunakan untuk meredakan penyakit refluks asam lambung.
Penyakit refluks asam lambung atau disebut gastroesophageal reflux disease
(GERD) merupakan kondisi dengan gejala-gejala utama berupa nyeri pada ulu
hati, sensasi panas atau terbakar di sekitar dada yang biasanya terjadi setelah
makan dan bisa makin buruk pada malam hari. Selain itu, antagonis H2 juga
digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit berikut ini:
- Sakit maag
- Tukak lambung
- Ulkus duodenum
- Sindom Zollinger-Ellison.
Adapun efek pada sistem organ yaitu :
- Mengurangi sekresi asam lambung yang dirangsangoleh histamin, gastrin,
obat kolinimimetik dan rangsangan vagal.
- Menghambat bebrapa respon imun dengan menghambat kemampuan
histamin mengurangi lepasnya mediator dari mast cell dan basofil.
- Beberapa dapat menghambat metabolisme oksidasi sitokron P450.

Obat-obatan antagonis H2 bekerja dengan menghambat senyawa yang


disebut histamin 2. Histamin 2 berperan dalam merangsang dan melepaskan
zat asam pada lambung. Dengan dihambatnya histamine 2, kadar asam di
dalam lambung bisa diturunkan. Contoh obat yang banyak digunakan di
rumah sakit adalah:

- Cimetidine
- Famotidine
- Ranitidine.
- Nizatidine
- Roxatidine
DAFTAR PUSTAKA

- Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. ISO Informasi Spesialite Obat Indoneisa,


Volume 52/2019. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.
- Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
- Alodokter.com. 15 Juni 2020. Sefalosporin.
https://www.alodokter.com/sefalosporin. (diakses pada 4 Sepetember
2020).
- Suryahusada.com.26 Agustus 2019. Antibiotik.
https://suryahusadha.com/blog/articles/185-antibiotics. (diakses pada 4
September 2020).
- Honestdocs.id. 22 februari 2019. Jenis-jenis Golongan Antibiotik dan Fungsinya.
https://www.google.com/amp/s/www.honestdocs.id/jenis-jenis-golongan-
antibiotik-dan-fungsinya.amp. (diakses pada 4 Sepetember 2020).
- Pionas.pom.go.id. 2015. Antibiotik Beta-laktam. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-
5-infeksi/51-antibakteri/512-sefalosporin-dan-antibiotik-beta-laktam-
lainnya/5122. (diakses pada 4 September 2020).
- Hellosehat.com. 14 April 2020. Daftar Obat Migrain Generik yang Bisa Dibeli
Bebas dan Harus Pakai Resep.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pusat-kesehatan/nyeri-
kronis/obat-migrain-generik-di-apotek/%3famp. (diakses pada 4
September).
- Alodokter.com. 29 Maret 2018. Tetracycline HCL.
https://www.alodokter.com/tetracycline. (diakses pada 4 September 2020).
- Alodokter.com.5 September 2018. Antihistamin.
https://www.alodokter.com/antihistamin. (diakses pada 4 September).
- Milissehatyop.org. 3 September 2014. Antihistamin: Cetrizin.
http://milissehatyop.org/antihistamin-cetirizin/. (diakses pada 4 September
2020).
- Alomedika.com.2017. Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteristatik Atau
Baketriosidal. https://www.alomedika.com/pemilihan-antibiotik-golongan-
bakteriostatik-atau-bakterisidal. (diakses pada 4 September 2020).

Anda mungkin juga menyukai