FARMAKOLOGI DASAR
SEJARAH FARMAKOLOGI
Sejarah farmakologi ada 2 periode,periode kuno dan periode modern.
Periode kuno muncul sebelum Abad Ke-17 yang ditandakan dengan
pengamatan empirik.orang pertama yg memberitahukan bahwa teori dan
pengalaman empirik berkontribusi setara dalam penggunaan obat kimia.
Periode modern dimulai Pada abad 18-19, yang ditandakan adanya
penelitian eksperimental tentang perkembangan obat, tempat dan cara
kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan tubuh manusia.
MACAM-MACAM SEDIAAN
OBAT BESERTA CONTOHNYA
. Aerosol, adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif
terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada
hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol inhalasi).
2. Kapsul, adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.
3. Tablet, adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.
4. Krim, adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
5. Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
6. Ekstrak, adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat
baku yang ditetapkan.
7. Gel (Jeli), adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, teroenetrasi
oleh suatu cairan.
9. Implan atau pelet, adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat
dengan cara pengempaan atau pencetakkan. Implan atau pelet dimaksudkan
untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara sub kutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dengan jangka waktu
lama.
11. Inhalasi, adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu
atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut
untuk memperoleh efek lokal atau sitemik.
14. Lozenges atau tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
b. Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa, hingga sesuai digunakan pada
mata.
16. Pasta, adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
17. Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan
yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
18. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
berupa serbuk yang dibagi-bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi
(pulvis).
19. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mangandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Terdiri atas :
a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :
Syrup, adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.
b. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan
topikal pada kulit atau mukosa.
c. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam
telinga.
d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.
e. Spirit, adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat
yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran
bahan.
f. Tingtur, adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
20.Suppositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh.
RUTE PEMBERIAN OBAT BESERTA
CONTOHNYA
1. Oral
Oleh karena itu, penisilin atau obat yang tidak tahan asam lainnya
dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat melindungi obat dari
lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung. Hal ini
tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang,
sehingga menghasilkan preparat lepas lambat.
2. SUBLINGUAL
Penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi ke dalam anyaman kapiler
dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistematik.
Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat melakukan bypass
melewati usus dan hati serta obat tidak diinaktivasi
3. RECTAL
B.PARENTAL
1. INTRAVENA IV
SUNTIKAN
Suntikan intraven adalah cara pemberian obat parental yang sering dilakukan.
Untuk obat yang tidak diabsorbsi seara oral,sering tidak ada pilihan .dengan rute
IV ,obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu menghindari
metabolisme first pass oleh hati
Rute ini memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekalu atas
kadar obat dalam sirkulasi. Namun,berbeda dari obat yang terdapat dalam
saluran cerna, oba-obat yang disuntikkan tidak dapat diambil kembali seperti
emesis atau pengikatan dengan ativated charoal
Suntikan intravena beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui
kontaminasi,menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian
terlalu cepat obat konsentrasi tinggi ke dealam plasma dan jaringan –jaringan .
Oleh karena itu ,keepatan infus harus dikontrol dengan hati-hati .perhatian yang
sama juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikkan seara intra -arteri
2.INTRA MUSKULA IM
Obat-obat yang diberikan seara intramuskular dapat berupa larutan dalam air atau
preparat depo khusus sering berupa suspensi obatt dalam vehikulum non aqua
seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan epat sedangkan absorbsi peparat-
preparat depi berlangsung lambat
Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot,obat tersebut mengendap pada tempat
suntikan. Kemudian obat melarut perlahan –lahn memberikan suatu dosis sedikit
untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik yang panjang
3. INTRA SUBKUTAN IM
2. Intranasal
3. Intratekal/intraventrikular
©baklofenpompasi.com
Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung
ke dalam cairan serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia
limfostik akut.
4. Topikal
Rute pemberian obat secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam
bentuk krem secara langsung pada kulit dalam pengobatan
dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata
untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.
5. Transdermal
Rute pemberian obat transdermal ini mencapai efek sistemik
dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya melalui suatu
“transdermal patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi
teragntun pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat pemberian.
Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk pengiriman
obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.
DAFTAR PUSTAKA
• Goodman and Gilman, The Pharmacological Basis of Therapeutic
• Rang, HP., Dale, MM., Ritter, JM., Moore, PK, 2003, Pharmacology,
5th ed, Churchill Livingstone