Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

FARMAKOLOGI DASAR

NAMA;NURUL ATIVA MAWADDAH


NPM:19 512 043

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
2019-2020
 PENGERTIAN /DEFINISI
Secara harfiah, farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan
“logos” (ilmu pengetahuan), sehingga lengkapnya istilah farmakologi berarti
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang obat dan efek zat asing
(eksogen) terhadap suatu organisme.

 SEJARAH FARMAKOLOGI
 Sejarah farmakologi ada 2 periode,periode kuno dan periode modern.
Periode kuno muncul sebelum Abad Ke-17 yang ditandakan dengan
pengamatan empirik.orang pertama yg memberitahukan bahwa teori dan
pengalaman empirik berkontribusi setara dalam penggunaan obat kimia.
 Periode modern dimulai Pada abad 18-19, yang ditandakan adanya
penelitian eksperimental tentang perkembangan obat, tempat dan cara
kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan tubuh manusia.

 MACAM-MACAM SEDIAAN
OBAT BESERTA CONTOHNYA
.     Aerosol, adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif
terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada
hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol inhalasi).
2.    Kapsul, adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.

3.    Tablet, adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.

4.    Krim, adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

5.    Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
6.    Ekstrak, adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat
baku yang ditetapkan.

7.    Gel (Jeli), adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, teroenetrasi
oleh suatu cairan.

8.    Imunoserum, adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang


diperoleh dari serum hewqn dengan pemurnian.

9.    Implan atau pelet, adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat
dengan cara pengempaan atau pencetakkan. Implan atau pelet dimaksudkan
untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara sub kutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dengan jangka waktu
lama.

10. Infusa, adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrasi simplisia


nabati dengan air pada suhu 90° selama 15 menit.

11.  Inhalasi, adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu
atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut
untuk memperoleh efek lokal atau sitemik.

12. Injeksi, adalah sediaan steril untuk kegunaan parenteral, yaitu di bawah


atau menembus kulit atau selaput lendir.
13. Irigasi, adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh, penggunaan adalah
secara topikal.

14. Lozenges atau tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

15. Sediaan obat mata :


a.    Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata.

b.    Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa, hingga sesuai digunakan pada
mata.
16. Pasta, adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

17. Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan
yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.

18. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
berupa serbuk yang dibagi-bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi
(pulvis).

19. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mangandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Terdiri atas :
a.    Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :
   Syrup, adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.

       Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.

 
b.    Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan
topikal pada kulit atau mukosa.
c.    Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam
telinga.
d.    Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.
e.    Spirit, adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat
yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran
bahan.
f.    Tingtur, adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.

20.Suppositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh.
 RUTE PEMBERIAN OBAT BESERTA
CONTOHNYA

1. Oral

Memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat


yang paling umum tetapi paling bervariasi dan memerlukan jalan
yang paling rumit untuk mencapai jaringan.

Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum sering


merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik karena
permukaan absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan obat
diabsorbsi dari saluran cerna dan masuk ke hati sebelum
disebarkan ke sirkulasi umum.

Metabolisme langkah pertama oleh usus atau hati membatasi


enkasi banyak obat ketika diminum per oral. Minum obat
bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi.
Keberadaan makanan dalam lambung memperlambat waktu
pengosongan lambung sehingga obat yang tidak tahan asam,
misalnya penisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi.

Oleh karena itu, penisilin atau obat yang tidak tahan asam lainnya
dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat melindungi obat dari
lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung. Hal ini
tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang,
sehingga menghasilkan preparat lepas lambat.

2. SUBLINGUAL

Penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi ke dalam anyaman kapiler
dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistematik.
Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat melakukan bypass
melewati usus dan hati serta obat tidak diinaktivasi

3. RECTAL

50% alirn darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal;jadi


biotransformasi obat oleh hati dikurangi .rute sublingual dan rektal
mempunyai keuntungan tambahan,yaitu mencegah penghacuran
obat oleh enzim usus atau pH rendah di dalam lambung.
Rute pemberian obat melalui rektal tersebut juga berguna jika obat
menginduksi muntah ketika diberikan secara oral atau jika
penderita sering muntah-muntah .bentuk sediaan obat untuk
pemberian rektal umumnya adalah suppositoria dan ovula

B.PARENTAL

Penggunaan parental digunakan untuk obat yang absobsinya buruk


melalui saluran cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil
dalam erna. Rute pemberian obat dengan parental juga digunakan untuk
pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat.

Pemberian parental memberikan kontrol paling baik terhadap dosis yang


sesungguhnya dimasukkan dalam tubuh.

1. INTRAVENA IV

SUNTIKAN
Suntikan intraven adalah cara pemberian obat parental yang sering dilakukan.
Untuk obat yang tidak diabsorbsi seara oral,sering tidak ada pilihan .dengan rute
IV ,obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu menghindari
metabolisme first pass oleh hati
Rute ini memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekalu atas
kadar obat dalam sirkulasi. Namun,berbeda dari obat yang terdapat dalam
saluran cerna, oba-obat yang disuntikkan tidak dapat diambil kembali seperti
emesis atau pengikatan dengan ativated charoal
Suntikan intravena beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui
kontaminasi,menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian
terlalu cepat obat konsentrasi tinggi ke dealam plasma dan jaringan –jaringan .
Oleh karena itu ,keepatan infus harus dikontrol dengan hati-hati .perhatian yang
sama juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikkan seara intra -arteri

2.INTRA MUSKULA IM
Obat-obat yang diberikan seara intramuskular dapat berupa larutan dalam air atau
preparat depo khusus sering berupa suspensi obatt dalam vehikulum non aqua
seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan epat sedangkan absorbsi peparat-
preparat depi berlangsung lambat
Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot,obat tersebut mengendap pada tempat
suntikan. Kemudian obat melarut perlahan –lahn memberikan suatu dosis sedikit
untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik yang panjang

3. INTRA SUBKUTAN IM

Suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan intravaskular .


contohnya pada sejumlah keil epinefrin kadang-kadang dikombinasikan dengan suatu obat
untuk membatasi area kerjanya.
Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal dan mengurangi pembuangan obat seperti
lidokain ,dari tempat pemberian.contoh-contoh lain pemberian obat subkutan meliputi bahan-
bahan padat seperti kapsul silastik yng berisikan kotasepsi levonergenstrel yang diimplantasi
untuk jangka yang sangat panjang
C. Rute Pemberian Obat Lainnya
1. Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan
luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek
hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara
intravena.

Rute pemberian obat dengan cara ini efektif dan menyenangkan


penderita-penderita dengan keluhan pernafasan seperti asma atau
penyakit paru obstruktif kronis karena obat diberikan langsung ke
tempat kerja dan efek samping sistemis minimal.

2. Intranasal

Desmopressin diberikan secara intranasal pada pengobatan diabetes


insipidus; kalsitonin insipidus; kalsitonin salmon, suatu hormon
peptida yang digunakan dalam pengobatan osteoporosis, tersedia
dalam bentuk semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya
digunakan dengan cara mengisap.

3. Intratekal/intraventrikular
©baklofenpompasi.com
Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung
ke dalam cairan serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia
limfostik akut.

4. Topikal

Rute pemberian obat secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam
bentuk krem secara langsung pada kulit dalam pengobatan
dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata
untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

5. Transdermal
Rute pemberian obat transdermal ini mencapai efek sistemik
dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya melalui suatu
“transdermal patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi
teragntun pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat pemberian.
Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk pengiriman
obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.

 DAFTAR PUSTAKA
• Goodman and Gilman, The Pharmacological Basis of Therapeutic

• Katzung, BG., Basic and Clinical Pharmacology

• Rang, HP., Dale, MM., Ritter, JM., Moore, PK, 2003, Pharmacology,
5th ed, Churchill Livingstone

• Lullmann, H., et al, 2000, Color Atlas of Pharmacology, Thieme, New


York

Anda mungkin juga menyukai