Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


PEMBUATAN LARUTAN INFUS RINGER LAKTAT

Di susu oleh :

Nama : Adriana.C.Maluntoh
Npm : 19 512 023
Jurusan : Farmasi

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI


JAYAPURA
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
2020
PERCOBAAN II
PEMBUATAN LARUTAN INFUS RINGER LAKTAT

A. PRAFORMULASI

I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat

1. Calcii Chloridum (CaCl2)


Farmakokinetika : Penting untuk fungsi integritas dari saraf muscular,
sistem skeletal, membran sel dan permeabilitas kapiler

Indikasi : Untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk


hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh
untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.

Kontraindikasi : Pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas berat


terhadap sediaan kalium jenis apapun. Selain itu,
pasien yang mengalami hiperkalemia juga
kontraindikasi untuk mengkonsumsi kalium klorida.
Pasien dengan kelainan struktural saluran cerna yang
dapat menghambat waktu transit di usus juga tidak
disarankan mengkonsumsi kalium klorida karena dapat
meningkatkan risiko ulserasi.
Efek Samping : Organ saluran pencernaan: muntah dengan mual,
bengkak, diare, bisul pada selaput lendir, sakit perut,
penyumbatan dan perforasi usus, dan pendarahan
organ Majelis Nasional: kelemahan otot, paresthesia
dan kebingungan lain: menurunkan tekanan darah,
hiperkalemia, serta alergi.
2. Kalii Chloridum (KCL)
Farmakokinetika : Kalium klorida cepat dan pasif diserap (hampir dalam
jumlah apapun), karena konsentrasi zat (baik makanan
maupun yang dilepaskan dari obat) lebih tinggi tidak
ada dalam darah, tapi di usus kecil. Di daerah usus
besar dan ileum, kalium diekskresikan ke dalam lumen
sesuai dengan skema metabolisme ion-ion
terkonjugasi, namun diekskresikan dari tubuh dengan
tinja (10%).
Indikasi :Untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk
hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi
tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
Kontraindikas : Hiperkalemia, gangguan metabolisme (seperti
hipovolemia, asidosis dan hiponatremia),
memperburuk penyakit gastrointestinal.
Efek Samping : Organ saluran pencernaan: muntah dengan mual,
bengkak, diare, bisul pada selaput lendir, sakit perut,
penyumbatan dan perforasi usus, dan pendarahan;
organ Majelis Nasional: kelemahan otot, paresthesia
dan kebingungan lain: menurunkan tekanan darah,
hiperkalemia, serta alergi.

3. Natrium Klorida (NaCl )


Farmakokinetika : Mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan
elektrolit dan tekanan osmotik cairan tubuh.
Indikasi : Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi
Kontraindikasi : Hipernatremia, asidosis, Hipokalemia
Efek Samping : Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena
larutanyna atau cara pemberiannya, termasuk
timbulnya panas infeksi pada tempat penyuntikan
trombosis vena atau fiebitis yang meluas dari tempat
penyuntikan ekstravasasi
 Bila terjadi efek samping, pemakaian harus dihentikan dan lakukan
evaluasi terhadap penderita

4. Natrium Laktat
Farmakokinetika : Dimetabolisme menjadi bikarbonat dan akan
memberikan efek alkali terhadap cairan tubuh. adanya
bikarbonat dapat menstabilkan kalsium yang ada
dalam larutan, yang biasanya cenderung untuk
mengendap menjadi kalsium karbonat jika larutan
dipanaskan.
Indikasi : Sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang pada
kondisi asam-basa berkelanjutan atau asidosis ringan
terapi pilihan utama untuk mengatasi kehilagan cairan
pada keadaan darurat memelihara keseimbangan
cairan pada kondisi pra, selama dan pasca operasi
mengatasi dehidrasi cairan interstisial sesudah
pemberian pengganti cairan koloid.
Kontraindikasi : Hiperhidrasi, hipernatremia, hiperkalema,gangguan
fungsi atau ginjal, asidosis laktat
Efek Samping : Panas, infeksi pada tempat penyuntikan,trombosis
vena atau flebitis yang meluas dari tempat
penyuntikan, ekstravasasi.

5. Carbon Adsobsen
Farmakokinetik : Mengurangi penyerapan zat racun di saluran
pencernaan, sehingga menurunkan efek racun secara
sistemik.
Indiksi : Menyerap racun yang tertelan dan menangani
gangguan saluran pencernaan.
Kontraindikasi : Keracunan sianida, zat korosif seperti zat asam atau
soda api, pelarut organik (seperti cairan pembersih,
minyak tanah, bensin, pembersih cat), zat besi,
alkohol (etanol dan metanol), dan litium.
Kontraindikasi pada keadaan-keadaan ini disebabkan
karena karbon aktif tidak dapat menyerap zat-zat
tersebut.
Efek Samping :
Muntah,Diare,Hipotensi,Hipokalemia,Hipoglikomia,T
rombositopenia dan Feses hitam.

6. Aqua Pro Injection


Farmakokinetik : Aqua Pro Injection atau air untuk penyuntikan
adalah air murni hasil destilasi yang telah disterilkan.
Aqua Pro Injection biasa digunakan sebagai pelarut
baagi sediaan yang akan dimasukkan kedalam tubuh
melalui jalur pemberian parenteral (tanpa melalui
rongga mulut) yang mencakup pemberian secara
infus, injeksi (suntik) baik pada otot (intramuskular),
pembuluh darah (intravena), maupun jaringan bawah
kulit (subkutan), serta tetes mata. Hal ini dikarenakan
sediaan yang diberikan melalui rute tersebut harus
dalam keadaan steril (bebas dari pengotor seperti
bakteri, pirogen/benda yang menyebabkan demam,
virus, protozoa, serta pengotor lainnya) serta memiliki
rentang kadar keasaman yang sesuai dengan
tujuannya.
Indikasi : Sebagai Zat Pembawa atau Pelarut.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas pada Aqua Pro Injeksi, Cedera
kepala berat,gangguan kejiwaan dan tumor paru-paru.
Efek Samping : -
II. Tinjauan sifat fisika-kimia bahan obat
1. Calcii Chloridum (CaCl2)
Organoleptis : Granul atau serpihan, putih, keras, tidak
berbau.
Struktur kimia dan Berat Molekul : CaCl2, 110,98 g/mol
Ukuran Partikel,bentuk ataupun Luas Permukaan : 18,92 nm
Kelarutan : mudah larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam dietileter.
Stabilitas : simpan dalam wadah yang tertutup rapat.
Titik lebur : 7720C
Higroskopisitas : Sangat Higroskopisitas karena memiliki kemampuan untuk
dapat menyerap molekul air dengan baik, Garam Anhidrat yang higroskopis
(59; 60) dan digunakan sebagai desikan.
2. Kalii Chloridum (KCL)
Organoleptis : tidak berbau, Kristal bening atau serbuk Kristal putih, rasa
garam dan berbentuk kubus
Struktur Kimia dan Berat Molekul : KCL, 74,5513 g/mol
Ukuran Partikel, bentuk ataupun Luas permukaan : 1.984 g/cm3,
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton dan eter, larut dalam 250 bagian
etanol, larut dalam 4 bagian gliserin, larut dalam 2,8 bagian air.
Stabilitas : larutan KCL dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. KCl
stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk
dan kering.
Titik lebur : 7700C
Higroskopisitas : Sangat Higroskopisitas karena memiliki kemampuan untuk
dapat menyerap molekul air dengan baik.

3. Natrium Klorida (NaCl )


Organoleptis : hablur berbentuk kubus, tidak berwarna, atau serbuk hablur
putih; rasa asin.
Struktur Kimia dan Berat Molekul : NaCl, 58.443 g/mol
Ukuran Partikel,bentuk ataupun luas permukaan : 2.17 g/cm3
Kelarutan : sedikit larut dalam etanol, larut dalm 250 bagian etanol 95%, larut
dalam 10 bagian gliserin, larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian
pada suhu 100 º C.
Stabilitas : larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan perpecahan
partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca. Larutan cair ini dapat
disterilisasi dengan cara autoklaf atau filtrasi. Dalam bentuk
padatan stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
sejuk dan tempat kering.
Titik Lebur : 800,7 °C (1473,3 °F; 1073,8 K)
Higroskpisitas : Higroskopisitas, karena mempunyai kemampuan menyerap
molekul air yang baik (higroskopisitas 13,93mg/jam, tingkat higroskopisitas
65,08%)

4. Natrium Laktat
Organoleptis : Tidak berwarna, bening, tidak berbau atau sedikit berbau
dengan rasa garam yang khas, higroskopik
Struktur Kimia dan Berat Molekul : C3H5NaO3, 112,06 g / mol
Ukuran Partikel,bentuk ataupun Luas permukaan : -
Kelarutan : larut dalam etanol (95%) dan dalam air.
Stabilitas : Natrium laktat mudah terbakar dan terurai stelah pemanasan, Stabil
didalam air ,Simpan dalam wadah tertutup baik dan kering.
Titik Lebur : 161 hingga 162 ° C
Higroskopisitas : Higroskopisitas, karena mempunyai kemampuan menyerap
molekul air yang baik

5. Carbon Absorbsen
Organoleptis : Serbuk sangat halus, bebas dari butiran ,hitam,tidak berbau,
tidak berasa.
Struktur Kimia dan Berat Molekul :
Ukuran Partikel,bentuk ataupun Luas permukaan : luas permukaan yang cukup
tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol(95%).
Stabilitas : dapat mengadsorbsi air, disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk
dan kering
Titik Lebur : -
Higroskopisitas : -

6. Aqua P.I.
Organoleptis : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Struktur Kimia dan Berat Molekul :
Ukuran Partikel,bentuk ataupun Luas permukaan :
Kelarutan :
Stabilitas : dapat stabil dalam semua keadaan fisika(es,air,padat), Dalam wadah
tertutup kedap.
Titik Lebur :-
Higroskopisitas :-

III. Bentuk sediaan,Dosis dan Cara Pemberian


1. Calcii Chloridum (CaCl2)
Bentuk Sediaan : Larutan/ Cair dan Tablet
Dosis : Dosis umum untuk orang dewasa pengidap Hypocalcemia dan
kekurangan kalsium, 10-25 mmol dengan interval pemberian dosis 1-3 hari,
500-1000 mg 1-3 hari sekali melalui intravena Dosis umum untuk anak
pengidap Hyperkalaemia parah (Kadar potassium tinggi dalam darah) Dosis 20
mg/kg, dapat diulang setiap 10 menit jika diperlukan
Cara Pemberian : melalui infus secara perlahan dan melalui intravena

2. Kalii Chloridum (KCL)


Bentuk Sediaan : Cair/Larutan dan Tablet
Dosis : Tbalet : Dewsa : Dosis pencegahan adalah 20 mEq per hari, sedangkan
untuk pengobatan adalah 40-100 mEq per hari yang dibagi 2-4 kali dosis. Dosis
maksimal adalah 40 mEq per kali minum dan 150 mEq per hari, yang
disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah.
Anak-anak : Dosis pencegahan adalah 1 mEq/kgBB hingga 3 mEq/kgBB per
hari. Dosis maksimal hingga 100 mEq per hari dan 40 mEq per kali pemberian.
Injeksi : Dosis disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah dan pemeriksaan
elektrokardiografi (umumnya kurang dari 10 mEq per jam). Dosis maksimal
adalah 20 mEq per jam atau 2-3 mEq/kgBB per hari.
Cara Pemberian : melalui infus secara perlahan dan melalui intravena

3. Natrium Klorida (NaCl )


Bentuk Sediaan : Cairan atau larutan
Dosis : dosis sodium klorida untuk orang dewasa dengan ICP refraktori tinggi
akibat berbagai etiologis, sindrom herniasi transtentorial: IV: Hypertonic
saline: 23.4% (30-60 ml) yang diberikan 2-20 menit melalui pusat akses vena
saja. Sementara, untuk sepsis berat, resusitasi cairan awal: IV: normal saline
(0.9% NaCl), minimal sebanyak 30 ml/kg.
Cara Pemberian : melalui infus secara perlahan dan melalui intravena
4. Natrium Laktat :
Bentuk Sediaan : Larutan atau cairan
Dosis : -
Cara Pemberian : melalui infus dan Intravena

5. Carbon Absorbsen :
Bentuk Sediaan : tablet
Dosis : Dewasa : 25-100 g dalam dosis tunggal, atau 50-100 yang dibagi ke
dalam beberapa jadwal konsumsi.Dosis alternatif adalah 25 mg tiap 2 jam, atau
50 mg tiap 4 jam.
Anak-anak usia 1-12 tahun 25-50 mg per hari.
Cara Pemberian : Oral

6. Aqua Pro Injection :


Bentuk Sediaan : Cairan atau Larutan
Dosis : sesuai kebutuhan
Cara Pemberian : injeksi dan infus

B. FORMULASI
I. PERMASALAHAN
1. Sediaan infus harus steril
2. Sediaan steril tidak boleh mengandung pirogen dan isotonis
3. Umumnya infus ringer digunakan wadah yang terbuat dari plastik,namun karena
alat yang ada adalah dengan metode sterilisasi akhir ( outoklaf 121’ 15 menit )
ditakutkan wadah plastik akan rusak.

II. PENGATASAN MASALAH


1. Tujuan sediaan infus harus steril karena berhubungan langsung dengan darah
atau cairan tubuh lainnya yang pertahanannya terhadap zat asing tidak
selengkap padasaluran cerna atau gastrointestinal diharapkan dengan kandisi
steril dapat menghindari adanya injeksi sekunder.
2. Pirogen adalah hasil metabolisme dari mikroorganismeyang menyebabkan
demam. ditambahkan norit pada saat pembuatan agar terbebas dari pirogen
Sediaan steril harus isotonis karena apabila larutan hipertonis maka sel atau
jaringan akan mengembang.
3. Wadah plastik diganti botol kaca.

III. MACAM-MACAM FORMULA STANDAR (DISERTAI LITELATUR )

IV. FORMULA YANG DIAJUKAN

http://rahmisnotes.blogspot.com/2010/07/infus-ringer-laporan-3.html
https://www.facebook.com/chemistry.org/posts/kelarutan-cacl2-dalam-air-pada-0c-
adalah-sekitar-54-molar-maka-penurunan-titik-b/10151168195565306/
https://www.academia.edu/36217674/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNOLOGI_SEDI
AAN_STERIL_LARUTAN_RL

Anda mungkin juga menyukai