Anda di halaman 1dari 7

REHIDRASI ORAL

Oralit

Sediaan
Serbuk Oral (Oralit Sachet)
Komposisi oralit
Glukosa anhidrat 4 g
Natrium klorida 0,7 g
Natrium sitrat hidrat 0,58 g
Kalium klorida 0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200 ml atau 1 (satu) gelas air matang hangat.
Oralit mengandung alkalinising agent untuk mengantisipasi asidosis; sedikit hypo-osmolar
(kira-kira 250 mmol/liter) untuk mencegah kemungkinan induksi diare osmotik. Komposisi
larutan rehidrasi oral (oralit) yang rasional adalah bahwa absorpsi glukose tergabung pada
transport aktif elektrolit, absorpsi tersebut secara teori meningkatkan efisiensi ketika rasio
karbohidrat : natrium mendekati 1:1.
Dosis
Sediaan oralit dalam bentuk bubuk, per bungkusnya cukup untuk membuat 200 cc larutan
oralit (satu gelas). Untuk melarutkan bubuk oralit sebaiknya digunakan air matang.
Anak umur di bawah 1 tahun, 3 jam pertama 1,5 gelas dan selanjutnya setengah gelas setiap
muntah atau diare;
Anak umur 1 5 tahun, 3 jam pertama 3 gelas dan selanjutnya 1 gelas setiap muntah atau
diare;
Anak umur 5 12 tahun, 3 jam pertama 6 gelas, dan selanjutnya 1,5 gelas setiap muntah atau
diare;
Di atas 12 tahun, 3 jam pertama 12 gelas, dan selanjutnya 2 gelas setiap muntah atau diare.
Mekanisme aksi:
Meningkatkan absorpsi air dan elektrolit
- mengganti elektrolit yang hilang
- karena mengandung basa (alkalising agent), maka dapat mencegah asidosis
- karena sedikit hipo-osmolar, maka Oralit dapat mencegah kemungkinan terjadinya induksi
diare osmosis.
Farmakodinamik dan Farmakokinetik:
Natrium klorida dan kalium klorida diabsorpsi dengan baik di saluran pencernaan, mengganti
kehilangan elektrolit, mengoreksi gangguan keseimbangan elektrolit. Kelebihan natrium
sebagian besar diekskresi melalui ginjal, dan sejumlah kecil melalui feses dan keringat.
Indikasi:
Pengganti elektrolit dan cairan tubuh pada pasien dengan dehidrasi, yang terutama
berhubungan dengan diare akut dengan berbagai sebab
Kontra indikasi:
Tidak diberikan pada pasien dengan obstruksi gastrointestinal, oliguria (berkurangnya
volume urin), dan anuria (tidak adanya produksi urin)
Efek samping:
Efek samping oralit relatif tidak ada. Muntah dapat terjadi setelah pemberian oralit dan
mungkin ini merupakan indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah,
pemberian dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang lebih kecil dan sering.
Overdosis dari oralit pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan
hypernataraemia dan hyperkalaemia.
Gangguan keseimbangan elektrolit: gangguan keseimbangan elektrolit akibat kelebihan
natrium. hal ini dapat juga diakibatkan oleh efek anion yang spesifik. Retensi natrium
berlebih di dalam tubuh biasanya terjadi ketika ekskresi natrium melalui ginjal terganggu.
Hal ini memicu terakumulasinya cairan ekstraseluler untuk mempertahankan osmolalitas
plasma normal yang dapat menimbulkan edema paru dan perifer berikut konsekuensinya.
Hipernatraemia (peningkatan osmolalitas plasma) biasanya dihubungkan dengan kurangnya
asupan (intake) cairan, atau terjadi kehilangan banyak cairan. Jarang terjadi jika digunakan
pada dosis terapi, tetapi dapat terjadi pada penggunaan larutan natrium klorida (saline)
hipertonik untuk merangsang muntah atau untuk bilas lambung dan setelah terjadi kesalahan
formulasi makanan bayi. Hipernatraemia juga dapat terjadi pada penggunaan salin hipertonik
yang tidak tepat secara intravena. Efek paling serius dari hipernatremia adalah dehidrasi otak
yang dapat menyebabkan somnolence dan kebingungan yang dapat berkembang menjadi
konvulsi, koma, gagal nafas dan kematian. Gejala lainnya meliputi rasa haus, berkurangnya
produksi saliva (ludah) dan air mata, demam, berkeringat, takikardi, hipertensi atau hipotensi,
sakit kepala, pusing, gelisah, cepat marah, lemah, kejang otot dan kekakuan. Efek pada
gastrointestinal dikaitkan dengan tertelannya larutan hipertonik atau sejumlah besar natrium
klorida meliputi mual, muntah, diare dan kram perut. Penggunaan garam klorida secara
berlebihan dapat menyebabkan hilangnya bikarbonat dengan efek pengasaman. Larutan yang
terlalu pekat dapat menimbulkan hiperkalemia. Kalau terlalu banyak diminum dapat
menimbulkan edema pada kelopak mata. Efek paling serius dari hipernatremia adalah
dehidrasi otak yang dapat menyebabkan somnolence dan kebingungan yang dapat
berkembang menjadi konvulsi, koma, gagal nafas dan kematian. Gejala lainnya meliputi rasa
haus, berkurangnya produksi saliva (ludah) dan air mata, demam, berkeringat, takikardi,
hipertensi atau hipotensi, sakit kepala, pusing, gelisah, cepat marah, lemah, kejang otot dan
kekakuan.


SUPLEMENTAL THERAPY
Zinc
Zn merupakan kofaktor lebih dari 100 enzim dan penting untuk metabolisme asam nukleat
dan sintesis protein. Mineral ini diperlukan untuk pertumbuhan, fungsi dan maturasi alat
kelamin, nafsu makan dan ketajaman rasa, serta penyembuhan luka. Zinc juga berperan
sebagai kofaktor enzim laktat dehydrogenase, alkalin fosfatase, serta karbonik anhidrase.
Sediaan
tablet 20 mg
Dosis
Bayi (2-6 bulan): tablet (10 mg mineral zinc) sekali sehari selama 10 hari (meskipun diare
telah berhenti)
Anak (6 bulan-5 tahun):1 tablet (20 mg mineral zinc) sekali sehari selama 10 hari (meskipun
diare telah berhenti).
Pemberian dilakukan dengan cara melarutkan tablet dispersibel dengan air secukupnya pada
sendok ( 5 mL), kemudian diminumkan kepada anak.
Farmakodinamik:
Absorbi Zn dipercepat oleh ligand berat molekul rendah yang berasal dari pancreas. Kurang
lebih 20-30% Zn per oral diabsorbsi terutama pada duodenum dan usus halus bagian
proksimal. Zn yang berasal dari hewan umumnya diabsorbsi lebih baik daripada yang berasal
dari tumbuhan. Fosfat, besi, Cu, Pb, cadmium dan kalsium juga menghambat absorpsi Zn
sebaliknya absorpsi Zn ditingkatkan pada masa kehamilan, oleh kortikosteroid dan
endotoksin.
Farmakokinetik:
Zn didistribusi ke seluruh tubuh dan kadar tertinggi didapatkan pada koroid mata,
spermatozoa, rambut, kuku, tulang dan prostat. Di dalam plasma sebagian besar Zn terikat
pada protein terutama pada albumin, macroglobulin, dan transferrin. Ekskresinya terutama
melalui feses sejumlah kurang lebih 2/3 dari asupan Zn. Hanya sekitar 2% diekskresi melalui
urin.
Interaksi dengan obat lain:
Zn menghambat absorpsi dari tetrasiklin (antibiotic) dan oleh karena itu sebaiknya tidak
diminum bersamaan dengan antibiotic. Pasien harus menunggu dua jam setelah meminum
antibiotic sebelum mengkonsumsi Zn.
Indikasi:
Pemberian Zn secara rasional adalah pada pasien dengan defisiensi Zn. Defisiensi ini terjadi
akibat asupan yang tidak cukup misalnya pada oang tua, alkoholisme dengan sirosis, dan gizi
buruk; absorpsi yang kurang misalnya pada sindrom malabsorpsi, fibrosis kistik;
meningkatnya ekskresi Zn pada pasien anemia sickle cell, luka bakar yang luas, fistula yan
mengeluarkan cairan; atau pada pasien dengan gangguan metabolism bawaan misalnya
akrodermatitis enteropatik. Defisiensi Zn pada ibu hamil mungkin dapat menyebabkan efek
teratogenik.
Disfungsi kelamin dan impoten yang terjadi pada pasien penyakit ginjal sebagian dapat
diatasi dengan pemberian Zn.
Kontraindikasi dan efek samping
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap mineral zinc. Tidak boleh diminum bersamaan
dengan tetrasiklin
Zinc hampir tidak menimbulkan efek samping, meskipun dosis berlebihan dalam jangka lama
tidak dianjurkan. Toksisitas zinc secara oral pada orang dewasa dapat terjadi akibat asupan
zinc > 150 mg/hari ( 10 kali dosis yang direkomendasikan) dalam jangka panjang. Kadar
Zinc yang tinggi dapat menghambat respon imun dengan menghambat migrasi neutrophil dan
mengakibatkan terjadinya akumulasi. Asupan zinc yang berlebihan juga dapat menyebabkan
defisiensi Cu besi, karena dapat mempengaruhi absorpsi dan penggunaannya serta dapat
menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, menggigil, demam, malaise, dan nyeri abdomen.
Adverse reaction:
Anemia, peningkatan LDL kolesterol, nyeri otot, demam, mual, dan muntah

NON-SPESIFIC ANTIDIARRHEAL THERAPY
Loperamide
Antimotilitas golongan opiat
Farmakodinamik
Loperamide merupakan anti spasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat
dijelaskan. Pada percobaan binatang, Loperamide menghambat motilitas/peristaltik usus
dengan mempengaruhi secara langsung pada otot sirkular dan longitudinal dinding usus. Pada
manusia, Loperamide memperpanjang waktu transit isi saluran cerna. Loperamide
menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan fesesdan menghentikan
kehilangan cairan dan elektrolit.
Farmakokinetik
Penyerapan Oral Loperamide (HCl) ditemukan 70% 5. Pengikatan dengan plasma protein
adalah 97%. Metabolisme presystemic dicatat 45,5% 4,5 dan metabolisme hepatik (luas).
Ekskresi melalui ginjal 2% dan waktu paruh plasma 10-12 jam.
Kontraindikasi dan efek samping
Flatulen (sering kentut), konstipasi, mual, muntah, nyeri perut,Reaksi hipersensitif atau alergi
termasuk kemerahan pada kulit,Letih, mengantuk, pusing, Megakolon toksik.

Kaolin-Pectin
Golongan adsorben
Farmakodinamik
Kaolin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin dan bakteri dalam
saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal.
Farmakokinetik
Adsorbsinya hanya diadsorbsi secara lokal didalam tubuh,distribusi, metabolisme dan eksresi
belum diketahui secara pasti.
Kontraindikasi dan efek samping
Konstipasi
Bismuth
Farmakodinamik
Bismut subnitrat dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak,lagi pula
berkhasiat bakteriostatik terhadap H.pylory..Kini banyak digunakan sebagai eradikasi
tukak,selalu bersama dengan dua atau tiga obat lain.
Farmakokinetik
Obat-obat golongan ini mempunyai masalah bioavailabilitas karena mengalami aktivitasi di
dalam lambung lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril mukus dan makanan. Oleh karena
itu, sebaiknya diberikan dalam bentuk tablet salut enterik. Obat-obat golongan ini mengalami
metabolisme lengkap. Tidak ditemukan dalam bentuk asal di urin, 20% dari obat radioaktif
yang ditelan ditemukan dalam tinja.
Kontraindikasi dan efek samping
Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kenaikan gastrin darah dan dapat
menimbulkan tumor karsinoid pada tikus percobaan. Pada manusia belum dapat dibuktikan.
Ondansentron
Golongan 5HT3 Receptor Antagonists
Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat ini sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Meskipun demikian yang
saat ini sudah diketahui adalah bahwa Ondansetron bekerja sebagai antagonis selektif dan
bersifat kompetitif pada reseptor 5HT3, dengan cara menghambat aktivasi aferen-aferen
vagal sehingga menekan terjadinya refleks muntah.
Farmakokinetik
Setelah pemberian per oral, Ondansetron yang diberikan dengan dosis 8 mg akan diserap
dengan cepat dan konsentrasi maksimum (30 ng / ml) dalam plasma dicapai dalam waktu 1,5
jam. Konsentrasi yang sama dapat dicapai dalam 10 menit dengan pemberian Ondansetron 4
mg i.v.
Bioavalibilitas oral absolut Ondansetron sekitar 60%. Kondisi sistemik yang setara juga dapat
dicapai melalui pemberian secara i.m atau i.v. Waktu paruhnya sekitar 3 jam.
Volume distribusi dalam keadaan statis sekitar 140 L. Ondansetron yang berikatan dengan
protein plasma sekitar 70 76%. Ondansetron dimetabolisme sanagt baik di sistem sirkulasi,
sehingga hanya kurang dari 5 % saja yang terdeteksi di urine.
Kontraindikasi
Pasien hipersensitif terhadap Ondansetron
Efek Samping
Ondansetron pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Konstipasi merupakan efek
samping yang paling sering ditemukan (11%). Kadang dapat dijumpai sakit kepala, wajah ke
merahan (flushing), rasa panas atau hangat di kepala dan epigastrium yang bersifat
sementara. Peningkatan aminotransferase tanpa disertai gejala-gejala, Kadang juga dapat
dijumpai peningkatan serum transaminase (5%) dan ruam kulit (1%), sedasi dan diare, karena
meningkatnya waktu transfer di usus besar.

Pernah dilaporkan terjadinya reaksi hipersensitif sampai kejadian anafilaksis dan gangguan
visual sementara (pandangan kabur). Juga pernah dilaporkan terjadinya gerakan-gerakan
tanpa sadar, setelah pemberian Ondansetron secara cepat, tetapi kasus ini sangat jarang dan
tanpa disertai gejala-gejala sisa


1.b. Indikator yang menunjukkan keparahan dari kasus gastroentritis berdasarkan tanda,
gejala, serta hasil pemeriksaan laboratorium dari kasus diatas adalah:

Dari anamnesis didapatkan gejala:
Demam disertai dengan penurunan kesadaran (letargi)
Muntah setelah makan
Buang air besar berupa air
Penurunan frekuensi Buang Air Kecil
Bibir anak terlihat kering
Riwayat demam dan kemungkinan sepsis saat usia 2 bulan

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda:
Keadaan umum anak tampak letargi
Tanda vital : takikardi, tachypneu, febris
Kulit: turgor menurun, CRT > 2 detik
Bibir terlihat kering, fontanella anterior dan mata cekung, lidah terlihat kering
Feses berwarna kehijauan dan berbentuk cair tanpa ampas

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil:
BUN meningkat
Ketonuria

Anda mungkin juga menyukai