Pengertian:
Kelompok hiperosmotik
Seperti laktulosa dan garam magnesium yang dapat mempercepat gerakan peris¬taltik usus
dengan menarik air dan jaringan tubuh ke dalam usus sehingga diperoleh tinja yang lunak.
Kelompok lubrikan atau pelumas
Zat ini akan melicinkan tinja sehingga mudah dikeluarkan, seperti minyak mineral (paraffinli
quidum) yang dapat melindungi dinding usus sehingga cairan dalam massa tinja tidak disera
p dan tetap lunak. Bila dipakai terus menerus akan mengurangi penyerapanvitamin-vitamin
yang larut di dalam lemak dan dapat mengakibatkan kelainan pada hepar.
Golongan obat
1. Pencahar pembentuk tinja (bulk laxative)
Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, baik yang berasal dari serat
alamiah seperti psyllium ataupun serat buatan sepertu metil selullosa. Keduanya
sama efektif dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan
dalam waktu yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup.
2. Pelembut tinja/feses
Obat jenis ini dipakai oleh usia lanjut sebagai sebagai pelembut feses. Obat ini
mempunyai efek sebagai surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan
feses, sehingga dapat meresap dan feses jadi lembek.
3. Pencahar stimulan/perangsang
Contoh golongan ini adalah senna, bisacordil. Senna aman dipakai untuk usia
lanjut.Efek obat ini menstimulasi dan meningkatkan peristaltik atau gerakan
usus.
4. Pencahar hiperosmoler (osmotic laxative)
Mempunyai efek menahan cairan dalan usus dan mengatur distribusi cairan
dalam tinja. Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga tinja mudah
melewati usus. Jenis golongan ini seperti laktulosa dan sorbitol.
5. Enema
Enema dimaksudkan untuk merangsang terjadinya evakuasi tinja sehingga bisa
keluar. Pemberian ini harus hati – hati pada usia lanjut karena sering
mengakibatkan efek samping.
Contoh produk
1.dulcolax
Indikasi : Selain mengatasi sembelit atau konstipasi, Dulcolax juga digunakan untuk
membersihkan usus, sebelum dilakukan tindakan medis atau operasi di area perut.
Efek samping : Sejumlah efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan
Dulcolax adalah:
Kategori obat : Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Belum diketahui
apakah Dulcolax dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Jika pasien
sedang.menyusui.jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.
Kontraindikasi : Tidak untuk gangguan perut yang bersifat akut seperti radang usus dan radang
usus buntu, selain itu tidak boleh dikonsumsi bagi penderita sumbatan usus, dehidrasi berat,
adanya kerusakan pada anus serta hipersensitivitas.
2.laxadine
Indikasi : Digunakan sebagai perbaikan peristaltik, pelicin jalannya feses, penambahan
volume feses secara sistematis sehingga feces mudah dikeluarkan, persiapan
menjelang tindakan radiologis dan operasi
Efek samping : Reaksi alergi kulit rash dan pruritus, perasaan terbakar, kolik,
kehilangan cairan dan elektrolit, diare, mual, dan muntah.
3.microlax
Indikasi : berfungsi untuk mengatasi sembelit, tetapi dosis penggunaannya perlu mengikuti
petunjuk yang tertera di kemasan atau disesuaikan dengan anjuran dokter.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap obat ini dan jangan digunakan pada penderita penyakit
wasir akut dan penderita radang usus besar.
Efek samping : Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan obat
ini adalah:
BAB berdarah
Iritasi pada anus
Perut kembung
Kram perut
Mual
Muntah
Diare
Pusing
4.lactulax lactulose
Indikasi : Konstipasi kronik dan gangguan otak serta persarafan akibat penyakit hati kronis
pada pasien pre-koma atau koma
Efek samping : Sering buang angin, mual, muntah. Pada dosis tinggi biasanya terjadi diare,
kekurangan cairan tubuh, kekurangan kalium (hipokalemia) dan kelebihan natrium
(hipernatremia).
5.laxing
Kontraindikasi : Gangguan ginjal dan jantung, sumbatan (obstruksi) usus, radang usus, usus
buntu, nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya, dehidrasi dan gangguan elektrolit.