tertentu. Kondisi yang dapat menyebabkan konstipasi yaitu kelainan saluran cerna, diet
yang rendah serat atau penggunaan obat yang dapat menyebabkan konstipasi misalnya
opioid, sebab lainnya adalah kelainan metabolik dan endokrin, kehamilan, kelainan
neurogenik (stoke, trauma kepala, tumor sistem saraf pusat, penyakit parkinson) dan
konstipasi psikogenik
Fisiologi Defekasi
Fungsi kolon yaitu menyerap air dan mengirimkan sisa makanan yang tidak diperlukan
tubuh ke rektum melalui kontraksi yang terkoordinasi atau dikenal sebagai High Amplitude
Propagated Contractions (HAPCs). HAPCs mempengaruhi proses defekasi, dimana
penurunan frekuensi HAPCs menyebabkan konstipasi. HAPCs biasanya terjadi pada pagi hari
dan menjadi semakin kuat dengan adanya faktor pencetus seperti minuman atau makan,
sebaliknya frekuensi dan kekuatan HAPCs menurun pada malam hari. Sebab itu gerakan
usus pada malam hari atau defekasi pada malam hari (terutama bila terjadi diare malam
hari) dianggap sebagai sesuatu yang abnormal.
Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada pertengahan proksimal kolon,
sehingga bagian ini dinamakan kolon pengabsorpsi, sedangkan kolon bagian distal pada
prinsipnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sampai waktu yang tepat untuk
ekskresi feses, oleh karena itu disebut kolon penyimpanan. Banyak bakteri, khususnya basil
10 kolon, secara normal berada pada kolon pengabsorpsi. Bakteri-bakteri ini mampu
mencerna sejumlah kecil selulosa, sehingga menghasilkan beberapa kalori nutrisi tambahan
untuk tubuh
Waktu transit kolon normal pada orang dewasa sekitar 20-72 jam, feses yang terlalu lama di
kolon menyebabkan feses menjadi semakin keras karena kandungan air didalamnya akan
terus diabsorpsi. Setelah berada di rektum, sisa makanan atau feses menyebabkan distensi
dan merangsang keinginan defekasi
Pada konstipasi terdapat beberapa penyebab yaitu primer dan sekunder. Konstipasi primer
timbul dari defekasi intrinsik pada fungsi kolon atau malfungsi saat proses defekasi. Ketika
penyebab konstipasi tidak jelas, treatment empiris sering dimulai dengan suplemen serat
atau laksatif. Jika treatment berhasil maka tidak diperlukan terapi yang lebih jauh.
Konstipasi slow-transit menyebabkan pergerakan usus besar yang tidak teratur (kurang dari
sekali dalam seminggu) dan paling umum dialami oleh wanita muda. Biasanya, pasien tidak
merasakan ingin berdefekasi dan tidak mengeluh kembung serta ketidaknyamanan pada
perut.
Defecation disorders (DDs) merupakan abnormalitas fungsi dan anatomi dari anorektum
yang menyebabkan konstipasi. Pasien dengan DDs mengalami ketegangan yang signifikan
saat defekasi, seringkali menghabiskan waktu lama didalam toilet setiap harinya
Konstipasi sekunder disebabkan oleh obat, beberapa efek samping obat dapat
menyebabkan konstipasi. Obat antihipertensi seperti clonidine,calcium antagonis dan
ganglionic bloker dapat menurunkan kontraktilitas usus halus dan dapat menyebabkan
konstipasi.
Faktor Resiko
Pada orang yang sehat dan usia lanjut yang beraktifitas aktif, factor resiko mungkin
bisa terjadi
Asupan cairan: hal ini merupakan faktor resiko dari konstipasi karena dengan asupan
cairan yang rendah maka akan berpengaruh terhadap transit kolon yang lambat dan
lemahnya pengeluaran feses.
Diet (makanan): prevalensi dari penyakit pencernaan meningkat dikarenakan
makanan yang kasar. Studi menyebutkan bahwa serat makanan meningkatkan
waktu transit usus besar, meningkatkan berat feses dan meningkatkan pergerakan
usus.
Mobilitas: konstipasi sering terjadi pada orang yang melakukan aktifitas sedikit
Lingkungan: kurangnya waktu ke toliet atau jarang ke toilet akan menyebabkan
konstipasi
Obat-obatan
o Opioid
o Antikolinergik (antidepresan trisiklik, antispasmodik, antipsikotik,
antiparkinson)
o Obat yang mengandung kation (besi, aluminium, kalsium)
o Neurally active agent (antihipertensi, calcium channel blocker, antikonvulsan)
o Diuretik
o Anti-inflamantori
o Miscellaneous agent
Jenis laksatif
Laksatif terbagi menjadi empat golongan, yaitu: (a) bulk-forming laxative, (b)
stimulant laxative, (c) faecal softeners, dan (d) osmotic laxativeyang masing-
masing memiliki mekanisme kerja tertentu seperti berikut ini:
a. Turunan antrakuinon
- Kaskara
Kaskara diperoleh dari kulit pohon Rhamnus purshiana, yang
mengandung 6-9% antrakuinon. Pemberian kaskara secara peroral
menyebabkan tinja menjadi lembek 6 - 12 jam. Dosis yang dianjurkan
dalam tablet 325 mg tiap hari dan dalam bentuk larutan 5 ml tiap hari
- Sena
Sena berasal dari daun atau buah Cassia angustifolia,
mengandung zat aktif senosida A dan B. Sebagian antrakuinon yang
diabsorpsi akan diekskresi melalui ginjal dengan warna kuning sampai
merah bila suasana urin alkali. Efek sena pada penggunaan oral 6 – 12 jam.
Dosis yang dianjurkan untuk larutan 5 – 15 ml tiap hari, untuk tablet 8,6 mg
2 sampai 4 tablet per hari, disarankan diminum sebelum tidur
- Dantron
Dantron atau dihidroksiantrakuinon lebih banyak mengandung
bentuk antrakuinon bebas daripada bentuk glikosidanya. Tinja menjadi
lembek 6-8 jam setelah pemberian
b. Turunan difenilmetan
- Fenolftalein
Fenolftalein diberikan peroral dan mengalami absorpsi kira-kira
15% di usus halus. Efek fenolftalein dapat bertahan lama karena mengalami
siklus enterohepatik. Sebagian besar fenolftalein diekskresi melalui feses.
Sebagian lagi diekskresi melalu ginjal dalam bentuk metabolitnya.
Pemberian dosis besar fenolftalein menyebabkan bentuk utuh ditemukan
dalam urin; pada suasana alkali menyebabkan urin dan feses berwarna
merah. Ekskresi bersama ASI jumlahnya kecil sehingga tidak
mempengaruhi bayi yang disusui. Fenolftalein relatif tidak toksik untuk
pengobatan jangka pendek, tetapi dosis berlebihan meningkatkan
kehilangan elektrolit. Fenolftalein dapat menimbulkan reaksi alergi berupa
erupsi, sindrom Steven-Johnson, urtikaria dan pigmentasi kulit. Kadang-
kadang menimbulkan albuminuria dan adanya hemoglobin bebas dalam urin
- Bisakodil
Efek pencahar timbul 6-12 jam setelah
pemberian oral, dan seperempat sampai satu jam setelah pemberian rektal.
Untuk menghindari iritasi lambung, tablet
bisakodil harus ditelan langsung, jangan diisap atau dihancurkan. Bisakodil
jangan dimakan bersama susu atau antasid. Efek pencahar berhubungan
dengan aquaporins, aquaporin merupakan protein integral yang
berhubungan dengan fungsi transpor air pada saluran cerna. Penggunaan
bisakodil menurunkan ekspresi aquaporins. Bisakodil bekerja langsung di
kolon dan menginisiasi mekanisme yang menyebabkan laksasi dan sekresi.
osis yang dianjurkan tablet 5 – 15 mg per hari.
Efek samping yang sering terjadi adalah kram perut
- Minyak jarak
Minyak jarak berasal dari biji Ricinus communis, suatu
trigliserida asam risinoleat dan asam lemak tidak jenuh. Di dalam usus halus
minyak jarak dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam
risinoleat. ebagai pencahar obat ini tidak banyak lagi
digunakan karena banyak obat lain yang lebih aman. Minyak jarak
menyebabkan kolik, dehidrasi yang disertai gangguan elektrolit
b. Parafin Cair
Parafin cair (mineral oil) ialah campuran cairan hidrokarbon
yang diperoleh dari minyak bumi. Setelah minum obat ini feses melunak
disebabkan berkurangnya reabsorpsi air dari feses. Parafin cair tidak dicerna
di dalam usus dan hanya sedikit diabsorpsi. Kebiasaan
menggunakan parafin cair akan mengganggu absorpsi zat larut lemak
misalnya absorpsi karoten menurun 50%, juga absorpsi vitamin A, D, E,
dan K akan menurun. Absorpsi vitamin K menurun dengan akibat
hipoprotrombinemia dan juga dilaporkan terjadinya pneumonia lipid. Obat
ini menyebabkan pruritus ani; menyulitkan penyembuhan pascabedah
daerah anorektal dan menyebabkan perdarahan. Jadi untuk penggunaan
kronik jelas obat ini tidak aman
a. Sodium bifosfat
b. Laktulosa
Laktulosa merupakan disakarida semisintetik yang tidak dipecah
oleh enzim usus dan tidak diabsorpsi di usus halus. Laktulosa tersedia
dalam bentuk sirup. Obat ini diminum bersama sari buah atau air dalam
jumlah cukup banyak. Dosis pemeliharaan harian untuk mengatasi
konstipasi sangat bervariasi, biasanya 7-10 gram dosis tunggal maupun
terbagi. Kadang-kadang dibutuhkan dosis awal yang lebih besar, sekitar 40
gram, dan efek maksimum laktulosa mungkin baru terlihat setelah beberapa
hari.
c. Polietilenglikol (PEG)
Polietilen glikol ada polimer sintetik yang terdiri dari polyetilene
oxide dan air yang ditandai dengan nomor terntentu yang merupakan berat
molekul. Proses pembuatannya melalui reaksi penambahan etilen oksida
dan air pada kondisi terkanan terkontrol dan adanya katalis. Setelah dicapai
berat molekul yang dinginkan reaksi dihentikan dengan netrralisasi
menggunakan asam laktat
.d. Sorbitol
Gula yang tidak dapat diserap dan bisa digunakan untuk mencegah
konstipasi kronik. Sorbitol dimetabolisme oleh bakteri usus, yang
mengakibatkan flatus parah dan kram perut.
MACROGOL 3350
Macrogol atau polyethylene glycol (PEG) adalah polimer sintetis yang diproduksi melalui polimerisasi
molekul etilen oksida untuk membuat unit bergabung etilen glikol dengan keterkaitan eter. PEG
yang paling umum adalah PEG 3350 dan PEG 4000.
Macrogol 3350 adalah agen osmotik yang menyebabkan air dapat ditahan dengan tinja. Macrogol
3350 tampak tidak berpengaruh terhadap penyerapan aktif atau sekresi glukosa atau elektrolit.
Tidak terdapat bukti adanya takifilaksis.
Setiap sachet dilarutkan dalam 8 ons/±240 mL air, jus, atau minuman lainnya. Mungkin
diperlukan waktu 2 sampai 4 hari (48-96 jam) untuk menghasilkan defekasi.
Dosis dewasa :
1. Konstipasi jangka pendek (occasional constipation): 1 sachet per hari selama maksimal 7
hari atau hentikan penggunaan jika kondisi buang air besar kembali normal.
2. Konstipasi jangka panjang (chronic constipation): 1 sachet per hari selama 7-14 hari atau
sesuai dengan petunjuk dokter.
Dosis anak :
1. Konstipasi: Dosis awal 0,5 g/kgBB/hari, maksimal 17 g/hari. Dosis harian dapat dibagi
dalam 2 dosis
2. Impaksi feses: Dosis 1-1,5 g/kg/hari, maksimal 17 g/hari selama 3 hari. Dosis harian
dapat dibagi dalam 2 dosis
Kontraindikasi
Macrogol 3350 dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui atau diduga mengalami obstruksi
usus dan pasien yang diketahui alergi terhadap polyethylene glycol.
Peringatan
Pasien dengan gejala obstruksi usus (mual, muntah, sakit perut, atau distensi) harus dievaluasi
untuk menyingkirkan kondisi ini sebelum memulai terapi dengan macrogol 3350.
Perhatian
Umum
Pasien dengan keluhan konstipasi harus memiliki riwayat kesehatan menyeluruh dan
pemeriksaan fisik untuk mendeteksi metabolik, endokrin, dan neurogenik, serta obat-obatan yang
terkait. Pasien sebaiknya diberikan edukasi mengenai kebiasaan defekasi dan makan yang baik,
serta perubahan gaya hidup (yang dapat menghasilkan pola defekasi yang teratur.
Kehamilan
Tidak ada studi klinis untuk wanita hamil. Macrogol 3350 sebaiknya hanya diberikan kepada
wanita hamil yang sangat membutuhkan.
Lanjut Usia
Tidak ada bukti mengenai pertimbangan khusus jika macrogol 3350 diberikan untuk pasien usia
lanjut. Jika terjadi diare, penggunaan macrogol 3350 harus dihentikan.
Interaksi Obat
· Pemberian bersama obat yang dapat meningkatkan risiko gangguan elektrolit akan
meningkatkan risiko efek samping seperti kejang, aritmia, gangguan cairan, dan elektrolit
· Pemberian bersamaan dengan obat oral lain dalam waktu 1 jam dapat menyebabkan flushing
dari saluran gastrointestinal, sehingga obat tidak dapat diserap seluruhnya.
· Pemberian bersama obat pencahar stimulan dapat meningkatkan risiko ulserasi mukosa atau
kolitis iskemik.
Efek Samping
Mual, tidak nyaman pada perut, kram, dan perut kembung mungkin terjadi. Dosis tinggi dapat
menyebabkan diare dan frekuensi defekasi berlebihan. Pasien kadang-kadang mengalami
urtikaria yang diduga sebagai reaksi alergi.
Overdosis
Belum ada laporan dari overdosis. Dalam hal overdosis, kejadian mayor yang diperkirakan
adalah diare. Jika overdosis obat terjadi tanpa konsumsi bersama dengan cairan, dapat
mengakibatkan dehidrasi akibat diare. Obat harus dihentikan dan diberikan minum sebanyak
mungkin.
Macrogol 3350 adalah agen osmotik yang menyebabkan air dapat ditahan dengan tinja. Macrogol 3350
tampak tidak berpengaruh terhadap penyerapan aktif atau sekresi glukosa atau elektrolit.
Berapa lama kira-kira waktu yang diperlukan Macrogol 3350 untuk efektif?
Cara pemberian/penggunaan?
Setiap sachet dilarutkan dalam 8 ons/±240 mL air, jus, atau minuman lainnya.
Apakah dapat dilarutkan pada semua jenis minuman?
dapat dicampurkan dengan berbagai jenis minuman seperti jus, minuman cokelat, susu, kopi, soda,
bahkan alkohol. Namun, PEDILAX harus terlebih dahulu dilarutkan dengan air sebelum dicampurkan ke
minuman lain. tidak berbau (odorles) dan tidak berasa (tasteless) sehingga tidak akan mengubah rasa
dan bau dari minuman. Setelah dilarutkan macrogol tidak mengubah tekstur.
dapat dikonsumsi selama konstipasi masih berlangsung, biasanya hingga 2 minggu. Namun, perlu segera
dihentikan apabila BAB sudah kembali normal.
dapat dilakukan kapanpun tanpa ada patokan waktu khusus dan dapat diberikan baik sebelum, sesudah,
maupun saat makan
Dosis Macrogol pada anak dapat berbeda-beda karena perlu dihitung berdasarkan berat badan anak,
oleh karena itu, tidak dapat dipastikan suatu dosis tertentu untuk semua anak.
Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30°C, lindungi dari panas dan kelembapan. Setelah dilarutkan dengan air,
larutan tersebut stabil 24 jam suhu <30 oC dan 96 jam (4 hari) pada suhu 2-8oC.