Anda di halaman 1dari 17

SWAMEDIKASI PADA

KONSTIPASI
BY RIFDA NAUFA LINA, M. FARM., APT
DEFINISI KONSTIPASI

 Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus besar
pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran.
 Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu
tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut
KLASIFIKASI KONSTIPASI

KONSTIPASI
keluhan berlangsung kurang dari 4 minggu
AKUT

KONSTIPASI
konstipasi telah berlangsung lebih dari 4 minggu
KRONIS
PATOFISIOLOGI KONSTIPASI

 Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat
dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk kedalam usus besar ( kolon ) sebagai
massa yang tidak mampat serta basah.
 Di sini, kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh. Kemudian,
massa tersebut bergerak ke rektum ( dubur ), yang dalam keadaan normal mendorong
terjadinya gerakan peristaltik usus besar.
 Pengeluaran feses secara normal, terjadi sekali atau dua kali setiap 24 jam.
TANDA DAN GEJALA KONSTIPASI
 TANDA DAN GEJALA KONSTIPASI SECARA UMUM
1. Perut terasa begah, penuh dan kaku;
2. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering
mengantuk;
3. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan stress, rentan sakit kepala bahkan demam;
4. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu
penurunan kualitas, dan produktivitas kerja;
5. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada biasanya;
6. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus
mengejan atupun menekannekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang feses ( bahkan sampai
mengalami ambeien/wasir );
7. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal sesuatu disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan
feses yang kering dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa tidak nyaman;
8. Lebih sering bung angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya;
9. Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti
ada yang mengganjal, dan gerakannya lebih lambat daripada biasanya;
10. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
TANDA DAN GEJALA KONSTIPASI
 TANDA DAN GEJALA KONSTIPASI KRONIK
1. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas;
2. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil;
3. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu;
4. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat;
5. Sering kurang percaya diri dan terkadang ingin menyendiri;
6. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan tersa mulas
) karena ruang dalam perut berkurang dan mengalami mual bahkan muntah.
PENGOBATAN KONSTIPASI

 PENCEGAHAN
 Minum lebih banyak (1-2 gelas air hangat sebelum sarapan pagi)
 Makan lebih banyak sayuran (sebaiknya lalapan, ca 200 g sehari)
 Olahraga secara teratur (jalan cepat ½ - jam sehari)
 Tidak mengbaikan dorongan alamiah untuk buang air besar
PENGOBATAN KONSTIPASI

 Sasaran terapi konstipasi yaitu: (1) massa feses, (2) refleks peristaltik dinding kolon.
 Tujuan terapinya adalah menghilangkan gejala, artinya pasien tidak lagi mengalami
konstipasi atau proses defekasi/ BAB (meliputi frekuensi dan konsistensi feses) kembali
normal.
 Strategi terapi dapat menggunakan terapi farmakologis maupun non-farmakologis.
PENGOBATAN KONSTIPASI

 TERAPI NON FARMAKOLOGI


 Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan frekuensi BAB pada pasien
konstipasi, yaitu dengan menambah asupan serat sebanyak 10-12 gram per hari dan
meningkatkan volume cairan yang diminum, serta meningkatkan aktivitas fisik/ olahraga.
Sumber makanan yang kaya akan serat, antara lain: sayuran, buah, dan gandum. Serat
dapat menambah ‘volume’ feses (karena dalam saluran pencernaan manusia ia tidak
dicerna), mengurangi penyerapan air dari feses, dan membantu mempercepat feses
melewati usus sehingga frekuensi defekasi/ BAB meningkat
PENGOBATAN KONSTIPASI

 TERAPI FARMAKOLOGI
 Terapi farmakologis dengan obat laksatif/ pencahar digunakan untuk meningkatkan frekuensi BAB dan
untuk mengurangi konsistensi feses yang kering dan keras.
 Secara umum, mekanisme kerja obat pencahar meliputi pengurangan absorpsi air dan elektrolit,
meningkatkan osmolalitas dalam lumen, dan meningkatkan tekanan hidrostatik dalam usus. Obat pencahar
ini mengubah kolon, yang normalnya merupakan organ tempat terjadinya penyerapan cairan menjadi organ
yang mensekresikan air dan elektrolit (Dipiro, et al, 2005).
 Obat pencahar sendiri dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
(1) pencahar yang melunakkan feses dalam waktu 1-3 hari (pencahar bulk-forming, docusates, dan laktulosa);
(2) pencahar yang mampu menghasilkan feses yang lunak atau semicair dalam waktu 6-12 jam (derivat
difenilmetan dan derivat antrakuinon), serta
(3) pencahar yang mampu menghasilkan pengluaran feses yang cair dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics,
minyak castor, larutan elektrolit polietilenglikol).
BULK FORMING

 Pencahar yang melunakkan feses secara umum merupakan senyawa yang tidak diabsorpsi
dalam saluran pencernaan dan beraksi dengan meningkatkan volume padatan feses dan
melunakkan feses supaya lebih mudah dikeluarkan.
 Pencahar bulk-forming meningkatkan volume feses dengan menarik air dan membentuk
suatu hidrogel sehingga terjadi peregangan dinding saluran cerna dan merangsang gerak
peristaltik.
 Penggunaan obat pencahar ini perlu memperhatikan asupan cairan kedalam tubuh harus
mencukupi, jika tidah bahaya terjadi dehidrasi.
DERIVAT DIFENILMETAN

 Derivat difenilmetan yang biasa digunakan adalah bisakodil dan fenolptalein.


 Senyawa-senyawa ini merangsang sekresi cairan dan saraf pada mukosa kolon yang
mengakibatkan kontraksi kolon sehingga terjadi pergerakan usus (peristaltik) dalam waktu
6-12 jam setelah diminum, atau 15-60 menit setelah diberikan melalui rektal.
 Namun penggunaan fenilptalein sudah dilarang karena bersifat karsinogen.
 Senyawa ini tidak direkomendasikan untuk digunakan tiap hari. Jarak antara setiap kali
penggunaan harus cukup lama, sekitar beberapa minggu, untuk mengobati konstipasi
ataupun untuk mempersiapkan pengosongan kolon jika diperlukan untuk pembedahan.
SALINE CATHARTICS

 Saline cathartics merupakan garam anorganik yang mengandung ion-ion seperti Mg, S, P,
dan sitrat, yang bekerja dengan mempertahankan air tetap dalam saluran cerna sehingga
terjadi peregangan pada dinding usus, yang kemudian merangsang pergerakan usus
(peristaltik).
 Selain itu, Mg juga merangsang sekresi kolesitokinin, suatu hormon yang merangsang
pergerakan usus besar dan sekresi cairan. Senyawa ini dapat diminum ataupun diberikan
secara rektal.
 Pencahar saline ini juga dapat digunakan untuk mengosongkan kolon dengan cepat sebagai
persiapan sebelum pemeriksaan radiologi, endoskopi, dan pembedahan pada bagian perut
DAMPAK NEGATIF OBAT PENCAHAR

 Secara umum, penggunaan pencahar untuk mengatasi konstipasi sebaiknya dihindari.


Namun, jika konstipasi yang terjadi dapat menimbulkan keparahan kondisi pasien,
misalnya pada pasien wasir atau pasien yang baru menjalani pembedahan perut,
penggunaan obat pencahar sangat diperlukan.
DAMPAK NEGATIF OBAT PENCAHAR

 Sebagian besar obat pelangsing dapat menimbulkan dampak negatif seperti: gangguan
emosi, hiperaktivitas, sulit tidur, perut kembung dan perih, keletihan terus menerus,
depresi, ketagihan, mual, muntah, dan tubuh gemetar.
 Ada juga yang menggangu kesuburan dan sikulasi menstruasi . Penggunaan obat
pelangsing yang bersifat pencahan atau laksatif dapat menyebabkan usus bereaksi lebih
aktif menyerap makanan, sehingga membuat makanan yang dikonsumsi cepat dibuang
sebelum diserap. Akibatnya bila konsumsi obat dihentikan maka tubuh akan semakin
gemuk karena usus jadi lebih efisien dalam menyerap makanan.
 Penggunaan laksatif yang berlebihan mempunyai efek yang sama dengan mengabaikan
keinginan BAB – refleks pada proses defekasi yang alami dihambat.
 Kebiasaan pengguna laksatif bahkan memerlukan dosis yang lebih besar dan kuat, sejak
mereka mengalami efek yang semakin berkurang dengan penggunaan yang terus-menerus
(toleransi obat).
KASUS

 NINA ADALAH GADIS 21 TH YANG BEKERJA SEBAGAI SPG. DIA SUDAH TIDAK
BAB SELAMA 3 HARI .BAGAIMANA SWAMEDIKASI ANDA SEBAGAI FARMASIS
TERHADAP NINA?
 BAPAK NINO USIA 35 TH SUDAH TIDAK BAB SELAMA 4 HARI. BELIAU
MEMPUNYAI RIWAYAT WASIR.JIKA DIA BELI OBAT KE APOTEK ANDA, BAGAI
MANA SWAMEDIKASI ANDA KEPADA BAPAK NINO?

Anda mungkin juga menyukai