Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOLOGI_3

LAKSATIVA
Nama : Rostuti
Kelas : 6D

A. pengertian Pencahar

Laksatif atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk
membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di
usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk
membersihkan usus sebelum operasi dilakukan.
Obat pencahar adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi konstipasi
atau sembelit. Konstipasi atau sembelit merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Untuk
mencegah konstipasi adalah rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan kaya serat.
Obstipasi adalah diperlambatnya pengosongan feses yang kering dan keras. Ini
disebabkan oleh waktu yang melewati usus yang lebih lambat (pada mekanisme
defekasi normal) atau terganggunya refleks pengosongan.

Sebagai penyebab perlambatan makanan


melewati usus dapat disebutkan antara lain :
Faktor makanan (kurangnya pengisian usus dengan makanan
berserat)
Perubahan dinding usus (misalnya oleh tumor, radang kronis)
Gangguan endokrin (hipotireotis)
Gangguan organik dan gangguan fungsional sistem saraf
( misalnya stres, cidera pada kolom tulang belakang.
Juga obat-obat seperti sedativa, psikofarmaka atau analgetika

B. Penggolongan obat pencahar

1. Bulking Agents (

Bulking Agents
Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat ini
akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih
lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan
dan merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air
besar yang teratur. Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil.
Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan
dalam buang air besar.
Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak
cairan.

Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang
dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini
adalah detergen yang menurunkan tegangan
permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan
air menembus tinja dengan mudah dan
menjadikannya
lebih
lunak.
Peningkatan
jumlah serat akan merangsang kontraksi alami
dari usus besar dan membantu melunakkan
tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari
tubuh.

Minyak Mineral.
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya
keluar dari tubuh. Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan
dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang yang
dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak
sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru.
Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.

Bahan Osmotik.
Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar,
sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang
berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang
kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan
magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik
mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada
penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam
jumlah besar. Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat
sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita
gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih
baik digunakan sebagai pengobatan dari pada untuk pencegahan. Bahan ini
juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen
pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.

Pencahar Perangsang.
Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan
mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna,
kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan
menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk
supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa
menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel
Syndromes). Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses
diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang
memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).
Contoh obat : SUPOSITORIA, DULCOLAX.

C. Mekanisme Kerja Laksatif


Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air dengan
akibat massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.

b.

Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosa kolon
dalam menurunkan absorbs NaCl dan air

c.
menurunnya
feses.

Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat


absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu transit

D.Indikasi Laktasif
mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan
untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan
karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya
narkotik).

Indikasi:

Dulcolax (Bisakodil)
(

Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam
kondisi untuk mempercepat defeksi.

Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut
dan Dehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk

Cara Kerja Obat:


Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue
antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan
meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.

Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi,
termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.

Peringatan dan Perhatian:


Sebagaimana halnya laktasiv lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang sama. Jika
pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam
waktu lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat mengendapkan
onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail
yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi
(defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi
yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX.
Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis
ulserativa. Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun demikian, seperti
halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah
bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak
dianjurkan.
Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit
jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan
sensitivitas glikosida jantung.

Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya
secara nyata. Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia, hiperaldosteronisme dan
batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan
laktasif kronis.
Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat dikurangi atau dicegah dengan memaksa
untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit.
Ini sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda.
Dosis dan Cara Pemberian
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari. Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
2

Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak.

3 Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya.
Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida.

Docusate
Nama Dagang : colace,surfak
Mekanisme
meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan
permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Peningkatan
jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah
dikeluarkan dari tubuh.
Indikasi
obat ini digunakan untuk mengobati sembelit yang terjadi sesekali.

Efek samping
Kontraindikasi
dosis/cara penggunaan.
dosis dewasa untuk sembelit :
- Oral :50 hingga 400 mg
-Dubur : 200-283 mg (sebagai enema sekali/dua kali
minumlah obat ini pada waktu tidur dengan segelas penuh.
Interaksi
beritahu dokter jika anda sedang mengkonsumsi minyak mineral, karena penyerapan dapat meningkat. Obat ini juga dapat
meningkatkan serapan Gipada obat lain, meningkatkan efek pencahar pada antrakuinon, dan meningkatkan terjadinya efek
samping bila diberikan bersamaan dengan aspirin.

LACTULOSE
Nama dagang : Lactulacx
Indikasi
konstipasi kronis,
Mekanisme kerja
mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.
Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi.
Efek samping
Penggunaan jangka panjang;rasa tidak enak pada abdominal dan gastik, diare, kejang perut rasa haus.
Kontraindikasi
galaktosemia,DM
Interkasi
Dosis/cara penggunaan
konstipasi kronis dibagi dalam dosis awal (3hr)
dan dosis penunjang. Dewasa berat:awal 30-45 mL
dewasa ringan :awal 15 mL.
anak 6-14th awal 16 mL.
1-6th 5-10 mL.

Berikut
Berikut adalah
adalah beberapa
beberapa efek
efek samping
samping obat
obat pencahar
pencahar ::

1. Kram
Menggunakan obat pencahar stimulan bisa menyebabkan kram di perut dan saluran pencernaan bawah. Obat pencahar meringankan sembelit dengan
merangsang kontraksi dinding perut sehingga feses bergerak lancar ke rektum untuk kemudian dibuang. Selama bekerja, obat pencahar berpotensi
menyebabkan kram akibat perubahan keseimbangan cairan pada usus besar dan rektum.
2. Anus terasa terbakar
Supositoria gliserin dimasukkan ke dalam anus untuk meredakan sembelit ringan sampai sedang. Kontak harus terjadi antara supositoria dengan anus
selama penyisipan. Menggunakan supositoria untuk mengobati sembelit berpotensi menyebabkan iritasi dan rasa terbakar pada anus (rektum).
Iritasi bisa dikurangi dengan menggunakan pelumas sebelum memasukkan supositoria ke dalam anus.
3. Kembung
Pembengkakan perut, atau kembung umum terjadi selama penggunaan obat pencahar.
Kembung terjadi ketika otot-otot saluran pencernaan berkontraksi untuk menambah massa feses. Kembung umumnya akan hilang setelah sembelit reda.
4. Gas berlebih
Mengobati sembelit melaluinpenggunaan obat pecahar yang mengandung serat akan menyebabkan produksi gas berlebih dan menyebabakan sering
buang gas (kentut).
Gas diproduksi berlebih karena diserat kedalam saluran pencernaan menambahkan terlalu banyak serat dalam waktu singkat dapat memperburuk
sembelit pada orang yang dengan sidrom iritasi usus dan megokolon congenital
5. Pendarahan anus
Mengunakan obat pencahar dapat memicu pendarahan anus pendarahan anus antara lain disebabkan oleh diare yang terkait dengan pengunaan obat
pencahar pengunaan obat pencahar
Konsultasikan dengan dokter jika terjadi pendarahan rectum selama lebih dari dua tiga hari setelah
6. memburuknya sembelit
Mengobati sembeit degan obat pencahar sebenarnya bisa menyebabkan konstipasi menjadi lebih buruk
Hal ini disebabkan toleransi tubuh akan terus meningkat dan menagih dosisi pencahar yang lebih besar gunakan obat pencahar hanya setelah metode lain
tidak menbuahkan hasil.
7. Menyebabkan ketergantungan
Pengunaan obat pencahar dalam jangka penjang misalnya untuk menurungkan berat badan akan menimbulkan ketergantungan dan membuat sesorang
tidak bisa buang air besar secara normal tanpa bantuan pencahar.
Pengunaan obat pencahar untuk menurunkan berat badan akan menyebabkan otot-otot usus menjadi lemah dan tidak mampu berfungsi normal

Anda mungkin juga menyukai