Anda di halaman 1dari 12

Antidiare dan obat laxantiv

Kelompok 2
• Jessica A M P Rihi
• Adeodata I Dawan
• Elen Pritika Humau
• Agresia Tamu Ina
• Marlyn A Boymau
DEFINISI DIARE dan obat laxantiv

Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih ) dalam satu hari. Secara klinis, penyebab diare dapat dikelompokan
dalam 6 golongan besar, yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya.

Obat pencahar atau laxsativ adalah kelompok obat untuk mengatasi susah buang air
besar (BAB) atau konstipasi. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk membersihkan
usus sebelum tindakan medis tertentu, seperti operasi usus atau kolonoskopi.
JENIS-JENIS DIARE
• Diare Osmotik: diare ini terjadi karena tingginya jumlah air yang ditarik ke dalam
rongga usus, sehingga konsistensi tinja di dalamnya akan bersifat lebih cair. Diare
osmotik menunjukkan adanya gangguan penyerapan pada usus. 
•  Diare Sekretorik:diare ini hampir sama dengan diare osmotik. Pengeluaran cairan di
dalam rongga usus lebih tinggi sehingga menyebabkan konsistensi tinja yang lebih
cair. 
• Diare Eksudatif:Diare ini juga dapat berupa tekstur tinja yang cair, disertai lendir,
darah, atau nanah. Jika ditemukan hal tersebut pada tinja, kemungkinan jenis diare
yang dialami adalah diare eksudatif.
• Diare Paradoksikal: Diare paradoksikal adalah kondisi ketika tinja yang cair disertai
dengan sembelit atau konstipasi. Jenis diare ini dapat terasa sangat tidak nyaman bagi
penderitanya.
• Pseudodiarrhea:Kondisi ini mirip dengan sindrom iritasi usus dan diare paradoksikal,
yaitu adanya reaksi sembelit di dalam diare. Oleh sebab itu, selain dengan enema,
pseudodiarrhea juga membutuhkan asupan serat yang cukup untuk meredakan
sembelitnya terlebih dahulu.
PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI DIARE DAN
KONSTIPASI
DIARE KONSTIPASI
• Mekanisme dasar penyebab timbulnya • Patofisiologi konstipasi dapat dibagi menjadi dua
diare adalah gangguan osmotik (makanan faktor yaitu faktor dari dalam lumen dan faktor
yang tidak dapat diserap akan dari luar lumen.
menyebabkan tekanan osmotik dalam Faktor dari Lumen Kolon dan Rektum,yaitu:
rongga usus meningkat sehingga terjadi • Obstruksi kolon akibat keganasan, volvulus, atau
pergeseran air dan elektrolit ke dalam striktur : obstruksi pada kolon akan
rongga usus, isi rongga usus berlebihan menyebabkan kesulitan pasase feses
sehingga timbul diare). Selain itu, • Berkurangnya motilitas usus : misalnya pada
menimbulkan gangguan sekresi akibat pasien yang menggunakan laksatif secara
berlebihan dalam waktu lama
toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
Faktor dari Luar Lumen,yaitu:
dan elektrolit meningkat kemudian
• Pola makan yang rendah serat, kurang cairan,
menjadi diare.  
serta konsumsi alkohol dan kafein yang
• Gangguan motilitas usus yang berlebihan
mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat • Penggunaan obat yang mempengaruhi
dari diare itu sendiri adalah kehilangan neurotransmitter yang mengatur gerakan kolon
air dan elektrolit (dehidrasi) yang Etiologi konstipasi fungsional diperankan oleh
mengakibatkan gangguan keseimbangan beberapa faktor. Faktor gaya hidup adalah faktor
asam basa (asidosis metabolik dan yang paling berperan pada kasus konstipasi
hypokalemia), gangguan gizi (intake fungsional yaitu kurang konsumsi serat, kurang
kurang, output berlebih), hipoglikemia, cairan, dan kebiasaan tidak langsung buang air besar
saat adanya keinginan untuk buang air. 
dan gangguan sirkulasi darah
PENGGOLONGAN OBAT ANTIDIARE DAN OBAT LAXANTIVE
• Penggolongan Obat Diare: • Penggolongan obat laxantive:
a) Kemoterapeutika: untuk diare karena kolera,
disentri basiler, infeksi campylobacter, infeksi 1) PENCAHAR RANGSANG: Merangsang mukosa,
protozoa, misalnya: antibiotika (amoksisilin, saraf intra mural atau otot polos usus untuk
ampisilin, kloramfenikol, tetrasiklin, meningkatkan peristaltik dan sekresi lendir usus.
metronidazol), sulfonamide (sulfisoksazolum Contoh : minyak jarak, bisakodil, antrakinon
dan trimethoprim), dan senyawa kinolon 2) PENCAHAR GARAM&OSMOTIK : Peristaltik usus
(siprofloksasin) meningkat karena pengaruh tidak langsung daya
b) Obstipansia untuk terapi simptomatis, yang osmotiknya. Air ditarik ke lumen usus sehingga
dapat menghentikan diare dengan beberapa tinja lembek setelah 3-6 jam. Contoh : garam
cara, yaitu: magnesium, laktulosa
1). Zat-zat penekan peristaltic (spasmolitica) 3) PENCAHAR PEMBENTUK MASA: Mengikat air
Contoh: candu alkaloidanya, derivate petidin dan ion di lumen kolon → tinja lebih banyak dan
(loperamida), papaverin, dan antikolinergik lunak → menstimulasi reseptor regang pada
(atropine, ekstrak beladon). mukosa. Sebagian komponennya (ex : pektin)
2) Adstringensia, contoh obat , misalnya asam dicerna bakteri colon → metabolitnya
samak (tannin) dan tanalbumin, garam-garam meningkatkan osmotik cairan lumen. Contoh :
bismuth dan aluminium metilselulosa, polikarbofil
3) Adsorbensia, Contoh obat kaolin dan 4) PENCAHAR EMOLIEN: Melunakkan tinja tanpa
attapulgit merangsang peristaltik usus Contoh :
dioktilnatrium sulfosuksinat, parafin cair
4.Spasmolitika contoh obat oksilasifenonium
Mekanisme kerja obat antidiare
• Kemoterapeutika mekanisme kerja antibiotik yang bekerja menghambat
dainding sel ( penisilin,sefalospirin), bekerja dengan menghambat sintesis protein (
tetrasiklin, klindamisin)
• Zat penekan peristaltik usus Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas
saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh:
Candudan alkaloidnya, derivat petidin (definoksilat dan loperamin),
danantikolinergik (atropin dan ekstrak beladona)
• Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat iniadalah mengikat
atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolismeserta melapisi permukaan
mukosa usus sehingga toksin danmikroorganisme tidak dapat merusak serta
menembus mukosa usus. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah
karbon, mucilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan garam-garam
alumunium )
• Adistrigensia, menciutkan selaput lendir usus contoh tanin tanalbumin, garam-
garam bismuth dan aluminium
• Spasmolitika yaitu obat yang dapat mengurangi kejang-kejang otot yang sering kali
menyebabkan nyeri perut pada diare
MEKANISME OBAT LAXANTIV

• Obat pencahar osmotik. Pencahar ini akan meningkatkan jumlah cairan dalam usus,
sehingga feses akan menjadi lebih lunak dan merangsang usus untuk mendorong
tinja keluar.
• Obat pencahar pelembut tinja. Obat ini menarik cairan dalam usus sehingga tinja
menjadi lembut dan mudah dikeluarkan.
• Obat pencahar stimulan. Obat ini akan merangsang konstraksi usus.
• Pencahar emoliet, Memudahkan defekasi dengan jalan melunakkan tinja tanpa
merangsang peristalsis usus baik langsung maupun tidak langsung
KHaSIAT /INDIKASI dan EFEK SAMPING OBAT ANTIDIARE

• Kemoterapeutika
Indikasi:Kemoterapi digunakan untuk terapikausal, yaitu memberantas bakteri
penyebab diare dengan antibiotika.
Efek samping: mual,muntah, pusing,saki kepala
• Spasmolitika
indikasi: melemaskan otot-otot polos yang membuat pembuluh darah
melebar.
Efek samping: Pusing,Sakit kepala,Konstipasi,Rasa gerah
• Adsorbensia
Indikasi: sebagai adsorben toksin pada diare
Efek samping konstipasi,bengkak,fullness(perut terasa penuh)
• Zat-zat penekan peristaltik
Indikasi :obtipasi kuat dengan menguranggi peristaltik
Efek samping :Mual,muntah,nyeri perut ringan ,pusing
KHaSIAT /INDIKASI dan EFEK SAMPING OBAT laxantive

• Golongan pencahar osmotik


Indikasi: membantu menurunkan kadar asam lambung dan melancarkan buang air
Efek samping: mual,Muntah,Kram perut ,Dehidarsi, Sakit kepala
• Golongan obat Pencahar rangsangan
Indikasi :mengatasi sambelit atau susah buang air besar
Efek samping :lemas,diare, vetigo,Kembung
• Pencahar Emolien
indikasi: memudahkan defekasi dengan merangsang peristaisis usus berlangsung maupun
tidak langsung
Efek samping: iritasi oral, pneumonia lipid , gangguan desorpsi vitamin-vitamin larut
lemak
• pencahar pembentuk massa
Indikasi : meningkatkan kosntipasi membantu mengeluarkan feses
Efek samping: reaksi alergi, kembung
INTERAKSI OBAT ANTIDIARE

• Meningkatkan Konsentrasi
Obat yang mengandung CYP3A4 inhibitor seperti itraconazole, atau CYP2C8
inhibitor seperti gemfibrozil dapat meningkatkan kadar plasma loperamide, sehingga
risiko munculnya efek samping kardiovaskular semakin meningkat.
Obat dengan kandungan P-glycoprotein transport, seperti quinidine dan ritonavir, juga
meningkatkan kadar plasma loperamide yang menyebabkan peningkatan risiko efek
samping kardiovaskular dan susunan saraf pusat. Obat dengan kandungan P-
glycoprotein transport, seperti quinidine dan ritonavir, juga meningkatkan kadar
plasma loperamide yang menyebabkan peningkatan risiko efek samping kardiovaskular
dan susunan saraf pusat.

• Menurunkan Konsentrasi Obat


Sebaliknya, obat saquinavir yang merupakan obat antiviral, sebaiknya tidak
digunakan bersamaan dengan loperamide karena dapat menurunkan kadar plasma
saquinavir yang meningkatkan risiko hilangnya efektivitas terapi antiretroviral.
INTERAKSI OBAT LAXANTIVE
• Penggunaan Magnesium hidroksida dengan obat-obat lain dapat menyebabkan
interaksi seperti penurunan efektifitas aspirin,peningkatah kadar magnesium di
dalam darah jika digunakan bersama cholecalciferol,ergocalsiferol, penurunan
kemampuan menyerap bisosfonat,digoxin,golongan antibiotik tetrasiklin, quinolon
• penurunan efek terapeutik laktulosa jika digunakan dengan glutamin,peningkatan
efek obat glikosida jantung
• penggunaan bisakodil dengan obat-obat lain dapat menyebabkan interaksi obat
lain seperti: meningkatkan risiko timbulnya gangguan elektrolit jika digunakan
bersama dengan diuretik atau kortikosteroid
• inteaksi obat docusate jika digunakam bersama obat lain seperti meningkatkan
penyerapan mineral oil, meningkatkan efektivitas obat phenolpthalein
Hindari menggunakan beberapa jenis obat pencahar secara bersamaan. Selain
meningkatkan risiko terjadinya efek samping, konsumsi lebih dari satu jenis obat
pencahar juga dapat menimbulkan efek interaksi obat yang berbahaya. Selain itu,
hindari konsumsi obat pencahar bersamaan dengan beberapa jenis antibiotik atau
obat pereda nyeri opioid, seperti morfin atau kodein
CONTOH OBAT ANTIDIARE DAN OBAT LAXANTIVE(GAMBAR)

ANTIDIARE LAXANTIVE

Anda mungkin juga menyukai