Anda di halaman 1dari 35

FARMAKOLOGI OBAT

ANTI DIARE

AKHMAD ROKIBAN, AP, S.Si., Apt.


DIARE
Diare
• Peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi feses
dibandingkan dengan kondisi normal.
• BAB (defekasi) dengan jumlah feses lebih banyak dari normalnya
(100-200 ml per jam feses), berbentuk cairan atau setengah cair
(setengah padat), dan/atau disertai frekuensi defekasi yang
meningkat.
• Diare terbagi berdasarkan onset dan durasi, yaitu diare akut dan
diare kronik (diare diabetes).
• Diare akut berlangsung mendadak dan singkat, dalam beberapa
hari.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap
saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus,
rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :
- Infeksi oleh oleh bakteri atau kuman/virus.
- Akibat dari cacing (cacing gelang/cacing pita)
- Keracunan makanan
- Gangguan gizi
- Pengaruh saraf sepert takut dan sebagainya
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan
pertama pengobatan diare akut yaitu mencegah atau
mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang
berlebih (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan
usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan
kematian.
Gejala dehidrasi : haus, mulut dan bibir kering, kulit
menjadi keriput, berkurangnya air kemih, berat
badan turun dan gelisah.
PENYEBAB DIARE:

1. Sanitasi buruk,
2. Nutrisi buruk,
3. Intoleransi terhadap bahan makanan
tertentu (misalnya susu),
4. Obat-obatan seperti: laksatif (pancahar),
5. AIDS yang dihubungkan dengan diare dan
agen penginfeksi seperti Bakteri, Virus dan
Protozoa
JENIS DIARE
Diare akut  diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, tanpa lendir / darah 
tanpa antibiotik
- Rotavirus
- E. coli

Diare persisten atau Diare kronik  diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
dengan antibiotik
- E. coli
- Shigella Sp
- Cryptosporidium

Diare akute + Darah  Disentri, dengan antibiotik


- Shigella Sp
- Entamoeba hystolitica
- Vibrio cholera
Penilaian Derajat Dehidrasi
No Tanda-Tanda Derajat Dehidrasi

1 -Letargi atau tidak sadar Dehidrasi Berat


-Mata cekung
-Tidak bisa minum
-Cubitan perut kembali sangat
lambat
2 -Gelisah,Rewel Dehidrasi Ringan/Sedang
-Mata cekung
-Haus, minum dgn lahap
-Cubitan kulit kembalinya lambat

3 Tidak cukup tanda-tanda untuk Tanpa Dehidrasi


diklasifikasikan sbg dehidrasi.
TERAPI DIARE
PENATALAKSANAAN TERAPI DIARE

Pencegahan diare
1. Mengindari faktor penyebab
- Terutama kontaminasi oleh infeksi protozoa, bakteri & virus
- diare viral akut sering terjadi di tempat penitipan anak.
- kontak person-to-person & makanan  penularan penyakit
2. Peningkatan status kesehatan masyarakat
- sanitasi dan higienisitas diperbaiki
- pola hidup sehat
3. Monitoring status/kondisi pasien bila diare adalah efek
sekunder penyakit yang lain
4. Penggunaan obat.
- untuk pelancong ke daerah endemi.
- antibiotika dan bismuth subsalisilat
Terapi Non Farmakologi DIARE

1. Mengatur Pola Makan


2. Terapi Cairan (Rehidrasi)
a. Terapi Parenteral
b. Terapi Oral (Oralit)
Anak < 1 thn : 50–100 ml
Anak 1 – 4 thn : 100–200 ml
Anak > 5 tahun : 200–300 ml
Dewasa : 300–400 ml
PENATALAKSANAAN TERAPI DIARE

REHIDRASI DIARE adalah Suatu tindakan yang dilakukan untuk


mencegah terjadinya dehidrasi pada penderita diare
Diare tanpa dehidrasi
- Mengganti cairan yang hilang
- Dengan obat, bila perlu dengan antibiotik
 Diare dengan dehidrasi
- Dehidrasi ringan  rehidrasi oral + obat
- Dehidrasi sedang dan berat
 rehidrasi intravena + obat
Ex: NaCl 0,9% dan ringer laktat.
TERAPI REHIDRASI
ORAL

Cairan oralit (campuran gula dan garam) :


Rasio gula : natrium = 1 : 1
 Cairan lain:
Air biasa, kuah sup, yoghurt
Yang tidak boleh diberikan :
Sari buah manis, teh yang sangat manis, kopi, soft
drink

Contoh sediaan : Pedialyte® , Renalyte®


TANDA DIARE YANG MEMBURUK
 Feses cair keluar amat sering
 Muntah berulang
 Rasa haus yang meningkat
 Tidak dapat makan dan minum

Bawa ke sarana kesehatan


Terapi Farmakologi DIARE
1. Zat Penghambat Peristaltik (Antimotilitas)
• Mengurangi gerakan peristaltik usus halus
sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk
resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus.
• a. Opium, Contoh sediaan : Spasminal®
• b. Loperamide, Contoh sediaan : Imodium®
Antimotilitas
Opiat dan turunannya

Mekanisme :
- menunda transit isi intraluminal
- meningkatkan kapasitas perut, memperlama kontak dan
Absorpsi

Enkefalis senyawa opiat endogen mengatur perpindahan cairan


menembus mukosa dg merangsang proses absorpsi
Loperamida  turunan opiad yg bekerja di perifer  Menghambat
Calmodulin (protein pengikat calsium) 
mengkontrol sekresi ion kloridaSiklus enterohepatik

Difenoksilat, difenoksin  derivat petidin  anti peristaltik


yang menurunkan motilitas saluran pencernaan.
Obat Manfaat Resiko

Difenoksilat Diare akut, kronis ESO: mata kabur,


mulut kering

Loperamid Diare akut, kronis ESO : badan tdk


enak, konstipasi,
ileus paralitikus,
depresi SSP
Paregorat Diare akut, kronis Potensi
penyalahgunaan
besar
Difenoksin Diare akut, kronis ESO : =
Difenoksilat
2. Adsorben
• Menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan oleh
bakteri atau yang juga berasal dari makanan, serta
zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus
• a. Kaolin-Pectine, Contoh sediaan :
Kaopectate®
• b. Attapulgite, Contoh Sediaan : New Diatabs®
• c. Karbo Adsorben, Contoh sediaan : Norit®
• Hanya digunakan anak > 6 th
4. Antisekresi, Enzim Pencernaan, Mikroflora Usus
a. Antisekresi, bekerja dengan membentuk lapisan pelindung
untuk menutupi luka-luka di dinding usus akibat peradangan.
Contoh sediaan : Scantoma® (Bismut Subsalisilat).

b. Enzim Pencernaan, untuk menangani kasus diare pada


intoleransi terhadap beberapa jenis makanan karena berkurangnya
enzim pada tubuh. Contoh sediaan : Pankreoflat® (Pankreatin).

c. Mikroflora Usus, dapat mengembalikan fungsi usus dan dapat


menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Contoh
sediaan : Lacto-B®

d. Zinc merupakan mikronutrien penting untuk kesehatan


dan perkembangan anak.
5. Antibiotika

- tidak begitu penting pada beberapa kasus diare infeksi


ringan
dan dapat sembuh sendiri.
- penggunaan pada diare berat terbukti  menurunkan
durasi
penyakit & menurunkan morbiditas
- mencegah proses invasi infeksi, dan penularan patogen
person-to-person
- pemilihan obat berdasarkan mikroorganisme penyebabnya
- dapat digunakan tanpa pemerikasaan lab.  berdasarkan
suspect diare  berdasarkan tanda/gejala penyakit,
misalnya demam dan darah di tinja
Penyebab Antibiotika Pilihan Alternative
Cholera Doxycycline Erythromycin
Adults: 300 mg once or Children: 12.5 mg/kg
Tetracycline 4 times a day x 3 days
Children: 12.5 mg/kg 4 times a day x 3 Adults: 250 mg
days ; Adults: 500 mg 4 times a day x 3 4 times a day x 3 days
days
Shigella dysentrie Ciprofloxacin Ceftriaxone
Children: 15 mg/kg, 2 times a day x 3 Children: 50-100 mg/kg
days ; Adults: 500 mg 2 times a day x 3 once a day IM x 2 to 5 day
days
Amoebiasis Metronidazole
Children: 10 mg/kg
3 times a day x 5 days (10 days for
severe disease) ; Adults: 750 mg
3 times a day x 5 days (10 days for
severe disease)
Giardiasis Metronidazole
Children: 5 mg/kg
3 times a day x 5 days
Adults: 250 mg
3 times a day x 5 days
DIARE PADA ANAK DAN BAYI
Tipe Bakteri Gejala Terapi
Mulut kering, dyspnea, paralisis,
Clostridium Botulism antitoksin, bantuan pernafasan ,
neurotoksin yang menyebabkan
botulinum perawatan di rumah sakit
dysphagia
Staphylococcus Enterotoksin yang menyebabkan Pemberian elektrolit dan air, tidak
aureus nausea, muntah, diare berair diberikan antibiotik

Salmonella sp. Diare, demam, menggigil Air dan elektrolit , antibiotik

Air dan elektrolit, pemberian antibiotik


Shigella sp. Mual, muntah, diare
(seperti kotrimoxazole, ampicilin)

Air dan elektrolit, kasus ringan hingga


Escherichia coli Diare berair parah diperlukan pemberian antibiotik
(seperti kotrimoksazole)

Air dan elektrolit pada kasus diare yang


Campylobacter Mual, muntah, sakit kepala,
parah atau persisten, pemberian antibiotik
jejuni malaise, demam, diare berair
(seperti: aminoglikosida)

Clostridium Diare berair atau disertai mukus,


Air dan elektrolit, metronidazole oral.
difficile demam yang tinggi, kram
Tipe protozoa Gejala Terapi
Giardia AIDS, diare
Metronidazole
lamblia kronik
Pemberian air
Cryptosporidia Diare kronik
dan elektrolit
Air dan
Entamoeba
Diare kronik elektrolit,
histolytica
metronidazole
Tipe Virus Gejala Terapi

Rotaviruses Muntah, demam, mual, Air dan elektrolit,


diare akut tidak antibiotik

Parvoviruses Flu selama 24 jam, mual, Air dan elektrolit,


muntah, sakit kepala, tidak antibiotik,
myalgia, demam, diare bismuth subsalisilat,
berair loperamide
Tatalaksana Penanganan DIARE
pada Anak dan Bayi
1. Rencana Terapi A (Terapi Diare tanpa Dehidrasi
di Rumah)
Jika anak tidak diberi ASI maka susu formula tetap
diberikan. Jika berumur kurang dari 6 bulan dan
belum mendapat makanan padat berikan susu
formula selang seling dengan Oralit.
2. Rencana Terapi B (Terapi Diare dgn Dehidrasi
Ringan/Sedang)
a. Dalam pemberian Oralit pada 4 jam pertama :
untuk anak di bawah usia 6 bulan yang tidak diberi
ASI, berikan 100-200 mL susu selang-seling dengan
Oralit.
3. Rencana Terapi C (Untuk Diare dgn
Dehidrasi Berat)
Terapi intravena RL bila diperlukan pada
bayi setelah 1 jam pertama, diberikan 30 mg/kg
dan dapat dilanjutkan untuk 5 jam berikutnya 70
mg/kgBB. Untuk anak-anak diberikan RL secara
i.v dosis 100 mg/kg BB. Obat-obat lain yang
sering dikombinasikan dengan Oralit pada diare
akut adalah Tetrasiklin, Trimetoprim,
Metronidazol.
USAHA REHIDRASI ORAL

Usia Dehidrasi Ringan – 3 Tanpa Dehidrasi, jam


jam pertama (50ml/kg) selanjutnya (10-20 ml/kg)
setiap diare
0 – 1 tahun 1,5 gelas 0,5 gelas
1 – 5 tahun 3 gelas 1 gelas
> 5 tahun 6 gelas 2 gelas
Obat yang dikontraindikasikan
pada bayi dan anak anak:

1. Obat golongan antispasmodic


illeus paralitik.
2. Antibiotik tetrasiklingangguan
pada struktur Kristal dari gigi serta
pewarnaan dengan titik kuning coklat
yang lebih mudah berlubang/ caries
3. Antibiotik kloramfenikol< 8tahun
MONITORING TERAPI
Monitoring terapi pada pasien diare di antaranya :
1. Frekuensi buang air besar, dan konsistensi feses,
2. Berat badan dan suhu badan pada penderita,
3. Kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit,
4. Pengobatan diare (penyebab, simptomatik),
5. Kemungkinan efek samping obat diare,
6. Komplikasi diare,
7. Keberhasilan terapi setelah 2 hari,
8. Test laboratorium (keberadaan infeksi
mikroorganisme, darah, lemak, pH, osmolaritas).
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIARE
1. Kunir (Curcuma domestika)  rimpang
2. Temulawak (Curcuma xanthorriza  rimpang
3. Jambu biji (Psydium guajava linn)  daun, kulit
batang, buah
4. Gambir (Uncaria gambir)  daun dan ranting
5. Delima (Punica granatum)  kulit buah, kulit akar
6. Kemukus ( Piper cubeba linn)  buah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai