sistem pencernaan
Afifatul Hanifah
PENDAHULUAN
1. Diare buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair, dapat pula
2. Menurut WHO ( 1980 ) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
01 02 03
Diare akut disebabkan Diare kronik diare yang Disentri diare yang
oleh infeksi usus, infeksi menetap atau berulang disertai dengan darah
bakteri, atau penyakit lain. dalam jangka waktu lama dan lendir
Gejalanya tinja cair dan berlangsung selama 2
mendadak, badan lemas minggu atau lebih
dan demam, muntah yang
berlangsung beberapa jam
– beberapa hari
FAKTOR PENYEBAB
/ ETIOLOGI
01
Faktor Infeksi
Bakteri : Escehrichia coli, Salmonella parathyphi A/B/C,
Shigella dysentriae,Shigella flexneri,Vibrio chlolera,
Parasit : Entamoeba hystolitica, Giardialamblia, Trichomonas
hominis
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti otitis media akut ( O M A ), Tonsilofaringitis,
Broncopneumonia, Ensefalitis dsb.
02
Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : Malabsorbsi disakarida
(Intoleransi laktosa,maltose dan
sukrosa),Monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
03
Faktor makanan :
Makanan basi,beracun,alergi
terhadap makanan.
04
Faktor psikologis : rasa takut dan
cemas,Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada
anak yang lebih besar.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh bakteri dan
parasit.
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding
usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat
singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang
menyebabkan tinja berair pada diare.
PATOFISIOLOGI
Kotoran encer/cair
Terapi Non-farmakologi
Terapi Non-farmakologi
Minum banyak cairan (air, Hindari makanan padat dan Minum cairan rehidrasi oral –
sari buah, sup bening) dan makan makanan seperti oralit/ larutan garam
hindari alkohol, susu dll bubur, roti, pisang selama
1 – 2 hari.
Terapi Non-farmakologi
Cucilah tangan dengan baik Tutuplah makanan untuk Gunakan air bersih untuk
setiap habis BAB dan mencegah kontaminasi tikus, memasak
sebelum makan diare lalat dan kecoak
karena infeksi
Terapi Non-farmakologi
Air minum harus direbus BAB pada jamban dan jaga Bila diare berlanjut lebih 2
terlebih dahulu kebersihan lingkungan hari, bila dehidrasi, kotoran
berdarah atau kejang perut,
periksakan ke dokter
BACKGROUND
1. Oralit
Oralit tidak menghentikan diare tapi mengganti cairan tubuh yang
keluar.
Oralit 200 adalah campuran gula, garam Na dan kalium
Berikan dengan sendok (anak < 2 tahun) sedikit” sampai habis. Bila
muntah, tunggu 10 menit dan ulangi tetes demi tetes.
Bila tidak ada oralit, dapat dibuat sendiri dengan mencampur:
Gula 40g (1sdm) + garam 3,5g (1sdt) dilarutkan
dalam 5 gelas air mendidih yang telahd dingin.
PATOFISIOLOGI
Antibiotik (tetrasiklin,
Adsorben Menurunkan efek antibiotik
klindamisin, linkomisin)
Adsorben
digoksin Menurunkan efek digoksin
Antiemetik (promethazine,
Adsorben Menurunkan efek antiemetik
promazine)