DEFINISI :
• Imunosupresan adalah senyawa atau komponen sistem
imun yang apabila diberikan kepada individu akan dapat
menekan respon imun
CONTOH IMUNOSUPRESSAN
• Pada peristiwa sesak nafas dan inflamasi, interaksi alergen dengan IgE yang
terdapat pada permukaan sel mast akan menginduksi pelepasan histamin (LTC4,
LTD4, LTE4 dan PAF) yang dapat menyebabkan vasokontriksi pada bronsial paru-
paru.
• Vasokontriksi tersebut menyebabkan sesak nafas, utamanya para penderita asma.
Pemberian epnefrin atau teofilin dapat menghambat histamin dan melonggarkan
bronsial tersebut. Pelepasan sitokin TNF, IL-4 dan IL-5 dapat menyebabkan terjadinya
inflamasi karena sitokin-sitokin tersebut dapat memperlebar ruang antar sel sehingga
komponen sistem imun (neutrofil) dapat keluar dari pembuluh darah. Pemberian
cromolin dapat menghambat terjadinya vasokontriksi dan corticosteroid dapat
menghambat inflamasi. Senyawa-senyawa tersebut merupakan imunosupresan.
Gambar 2:
Pelepasan histamin dan
sitokin oleh sel mast yang
diinduksi oleh karena alergen.
Histamin dan sitokin tersebut
menyebabkan inflamasi
Penggunaan klinis senyawa imunosupresan adalah sebagai berikut:
• Mencegah terjadinya penolakan oleh sistem imun pada transplantasi
organ atau jaringan,
• Pengobatan pada penyakit autoimun atau penyakit yang disebabkan
oleh penyakit autoimun, misalkan reumatik artritis, maestenia gravis,
lupus, ulceratif colitis,
• Pengobatan penyakit inflamasi non-autoimun
OBAT-OBAT IMUNOSUPRESAN
KORTIKOSTEROID
(GLUKOKORTIKOID)
• Sistem fisiologis seseorang akan mengalami perubahan untuk mengatasi stres. Bila stress
berlangsung lama maka dapat menyebabkan kelenjar hipofisa menghasilkan senyawa
kortikosteroid, misalkan glukokortikoid dan katekolamin, dalam jangka panjang.
• Reseptor glukokortikoid yang terdapat pada sebagian sel-sel yang terlibat dalam sistem
imun akan dapat menangkap kortikoid tersebut. Interaksi bersangkutan akan memberikan
sinyal yang dapat mengganggu fungsi dari nF-kB sehingga ekspresi dari sitokin-sitokin
akan terhambat.
• Hambatan ekspresi sitokin tersebut akan menyebabkan respon imun menjadi terhambat.
Dengan demikian apabila seseorang mengalami stres dalam waktu cukup lama maka akan
terjadi penurunan respon imun, sehingga yang bersangkutan lebih mudah sakit.
STRESS
Hypothalamus Express :
Hormon: Glucocorticoids and Catecholamines
Cytokines NF-kB
Expression
Transcription factor
Th
IL-10
Th2 IL- 4
IL- 5
Th1
Histamine
releasing factor
Gambar 3: Efek stres pada respon imun
SENYAWA SITOSTATIKA
DEFINISI :
• Imunostimulan adalah obat-obatan yang menstimulasi sistem imun dengan cara
menginduksi aktivasi atau menaikkan aktivitas komponen sistem imun
PENGELOMPOKAN IMUNOSTIMULAN
Pada hewan coba diberikan senyawa diduga mempunyai efek imunomodulator sebelum
perlakuan Setelah waktu tertentu, hewan tersebut diimunisasi dengan antigen
tertentu Kira-kira 2 minggu setelah imunisasi 1, dilakukan imunisasi ke-2 3-4
hari berikutnya dilakukan uji-uji untuk mengetahui aktivitas makrofag, proliferasi
limfosit, titer antibodi dan ekspresi sitokin Dilakukan pengamatan antara control dan
senyawa uji Bila parameter-parameter uji berbeda bermakna dengan kontrol maka
dapat dikatakan bahwa senyawa bersangkutan mempunyai efek imunomodulator.
BAHAN ATAU SENYAWA
IMUNOMODULATOR
PRODUK BAHAN ALAM
4. Piper crocatum
Mengandung neoglikan, krokatidin danasetil krokatidin yang
meningkatkan respon imun nonpspesifik. Ekstrak etanoliknya juga
menekan respon imun spesifik
5. Asam-asam lemak
Asam-asam lemak jenuh tidak jenuh, misalkan AA, DHA, EPA dan PA
dapat menekan inflamasi dan juga menekan atau meningkatkan
apoptosis, tergantung pada jenis asam lemak bersangkutan.
Mekanisme aksi dari asam lemak tersebut antara lain:
a. mempengaruhi fluiditas membran
b. produksi eikosanoid
c. memproduksi peroksida lipid
d. regulasi faktor transkripsi
6. Polisakarida
• Polisakarida merupakan senyawa yang dapat menginduksi sistem imun. Namun
demikian karena sel T tidak dapat mengenalinya sebagai antigen maka respon
imun yang diinduksi sangat lemah. Hal ini disebabkan karena sel APC tidak
dapat memproses polisakarida sebagai antigen.
• Respon imun yang ditimbulkan karena adanya aktivitas dari sel B yang mampu
mengenali polisakarida sebagai antigen. Sebagian besar polisakarida bakteri
mengiduksi imunitas humoral dan menghasilkan induksi lemah terhadap IgM
dan IgG yang mempunyai afinitas lemah terhadap antigen tertentu.
PROBIOTIK
• Pada prinsipnya, sel -sel yang terlibat dalam sistem imun, misalkan sel makrofag atau sel
dendritik dapat mengambil sampel mikroba yang terdapat dalam lumen usus.
• Interaksi antara mikroba dengan sel sel APC tersebut dapat menginduksi ekspresi berbagai
sitokin.
• Mikroba tersebut akan didegradasi dan dipresentasikan sebagai epitop melalui MHC I dan
MHC II Epitop-epitop tersebut akan dapat ditangkap atau direspon oleh sel T sitolitik
maupun sel T helper Sel T helper di daerah epitel mukosa dapat memproduksi Transforming
Growth Factor (TGF -beta) yang akan menyebabkan sel B menghasilkan IgA dan IgG.
• IgA yang diproduksi berupa IgA dimer yang mampu bertahan terhadap enzim proteolitik dalam
lumen usus. Selain IgA, sel B juga memproduksi IgG.
LANJUTAN PREBIOTIK…