Anda di halaman 1dari 13

FARMAKGNOSI II

PRODUK-PRODUK
BIOLOGIS
Dra. Ike Yulia W, M.Farm., Apt
Lusi Indriani, M.Farm., Apt.
Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.
PENGERTIAN
• Produk biologis adalah produk yang diperoleh dari
tanaman atau hewan, yaitu:
• Vaksin dari bakteri
• Imunoserum untuk pencegahan atau pengoatan penyakit
• Produk-produk diagnostik
• Darah manusia
• Produk-produk darah manusia
Klasifikasi
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ekstrak untuk keperluan
farmasi:
1. Jumlah simplisia yang akan diekstraksi.  untuk
perhitungan dosis obat
2. Derajat kehalusan simplisia.  penting utk mengupayakan
agar penarikan semaksimal mungkin.
3. Jenis pelarut yang akan digunakan.  menyangkut
keamanan, karena pelarut utk keperluan farmasi sangat terbatas
jumlahnya.
4. Suhu penyarian.  menentukn jumlah dan kecepatan
penyarian.
5. Lama waktu penyarian.  menentukan jumlah bahan yang
tersari.
Pengelompokan Ekstrak
1. Ekstrak air.
menggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi.

2. Tinktura
sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia. Sediaan ini merupakan ekstrak yang
dibuat dari simplisia tanaman obat dengan penyari berbagai
konsentrasi etanol dengan bbrp bahan tambahan.
Pengelompokan Ekstrak
1. Ekstrak air.
menggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi.
1) Dekok  penyari menggunakan simplisia dengan
derajad kehalusan tertentu. Suhu 90-95ºc selama 30 mnt.
2) Infus  sama seperti dekok, hanya saja wkt penyarian 15
menit. Infus zat larut air dalam simplisia
3) Penggodokan  penggodokan dengan api langsung.
4) Seduhan  menggunakan air mendidih, simplisia
direndam dlm air panas selama 5-10 menit.
5) Maserasi  penyarian dengan bermacam pelarut pada
suhu kamar selama bbrp waktu.
6) Perkolasi  pelarut selalu baru sampai semua bahan
3. Ekstrak cair
seperti tinktur, hanya ekstrak lebih kental sesuai
dengan ketentuan farmakope.

4. Ekstrak encer
dikenal ekstrak tenuis. Dibuat spt ekstrak cair hanya
terdapat perbedaan antara konsentrasi simplisia yang disari
dengan konsentrasi akhir ekstrak.

5. Ekstrak kental
pd suhu kamar apabila hangat tidak berbentuk cair.
6. Ekstrak kering
ekstrak tanaman yang diperoleh secara pemekatan dan
pengeringan ekstrak cair pada suhu dan tekanan rendah.

7. Ekstrak minyak
dibuat dengan cara mensuspensikan simplisia dalam
minyak yang telah dikeringkan dengan cara maserasi.

8. Oleoresin
sediaan yang dibuat dengan cara ekstraksi bahan oleoresin
dengan pelarut yang sama, misal etnol-etil asetat.
Pelarut Ekstraksi
Bermacam pelarut dapat digunakan, akan tetapi pelarut toksik
harus dihindari. Pelarut yang akan digunakan dapat dilihat dalam
Farmakope.

Macam pelarut:
1. Senyawa hidrokarbon. Misal: Petroleum eter, n-heksan,
toluen, kloroform
2. Alkohol. Misal: Metil alkohol, alkohol, n-propanol
3. Keton. Misal: Aseton
4. Asam karboksilat. Misal: asam asetat
5. Ester. Misal: Etil asetat
6. Eter. Misal: di etil eter
Proses Ekstraksi
Tahapan proses pembuatan ekstrak:
1. Penghalusan / penggilingan simplisia
2. Ekstraksi tanaman obat
3. Pemurnian bahan yang mengandung bahan hasil
ekstraksi
4. Pemekatan
5. Pengeringan ekstrak
6. Standarisasi ekstrak
7. Stabilitas ekstrak
Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses
ekstraksi:
1. Yakinkan simplisia yang digunakan betul dan
disetujui oleh bagian jaminan mutu
2. Simplisia dihaluskan sesuai dengan ketentuan buku
acuan (derajad kehalusan simplisia)
3. Ekstraksi dibagi 3 kelompok serbuk; kasar, sedang,
halus
4. Persiapan ekstraksi, biasanya simplisia direndam
dengan pelarut yang akan digunakan.
Parameter Ekstraksi
Terima Kasih

Referensi:
Agoes, goeswin. 2009. Seri Farmasi Industri 2: Teknologi
Bahan Alam. Penerbit ITB.EVALUASI

novisjaf@gma

Anda mungkin juga menyukai