Disusun Oleh :
Kelompok
: A2-2
Anggota
Opnam Agustiningrum
Puspa Citraloka
Radityo Rachmad Mas
Resa Nolia
Resandy Triatmadji
Rianitah
Rike Yulianingtyas
Rio Susanto
Tanggal Praktikum :
(2013210181)
(2013210183)
(2013210188)
(2013210194)
(2013210195)
(2013210198)
(2013210204)
(2013210207)
Senin, 15 Maret 2016
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
I.
II.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat lain
yang dianggap kurang bermanfaat.
2. Mengetahui dan memahami tahapan dalam pembuatan ekstrak.
3. Mampu melakukan pengujian mutu pada ekstrak yang dihasilkan untuk
memastikan kualitas ekstrak sesuai standar mutu yang telah ditetapkan.
III.
DASAR PENETAPAN
Simplisia diekstrak dengan pelarut universal secara maserasi kinetik, ekstrak
dipekatkan dengan rotavapor dan dikeringkan untuk mendapatkan crude ekstrak.
IV.
V.
TEORI DASAR
A. Tentang Simplisia
Lada hitam
Piperis Nigri Fructus
Lada hitam adalah buah Piper nigrum L. yang belum masak. Kadar minyak
atsiri tidak kurang dari 1% b/v.
Pemerian :
Bau aromatik khas, rasa pedas.
Makroskopik. Buah berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai hitam
kecoklatan, garis tengah 2,5 mm sampai 6 mm, permukaan berkeriput kasar,
dalam, berupa jala, pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak
bertangkai, pada irisan membujur tampak seperti perikarp yang tipis, sempit dan
berwarna gelap menyelubungi inti biji yang putih dari biji tunggal, perikarp
melekap erat pada biji. Hampir seluruh inti biji tediri dari perisperm berongga,
bagian ujung perisperm mwnywlubungi endosperm yang kecil, embtio sangat
kecil, terbenam dalam endosperm.
Mikroskopik. Epikarp ersusun dari satu lapis sel epidermis yang sel-selnya
berbentuk persegi empat membulat, berisi hablur kecil berbentuk prisma dan zat
berwarna coklat tua sampai kehitam-hitaman.
Kadar abu : tidak lebih dari 60%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : Tidak lebih dari 1%
Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 2,5%
Kadar sari yang larut dalam etanol : tidak kurang dari 8%
Bahan organik asing : tidak lebih dari 2%
Penetapan kadar : lakukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada
penetapan kadar minyak atsiri.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Isi simplisia
Minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin,
limonen, alkaloida piperina dan kavisina.
B. Ekstraksi
4) Seduhan
Menggunakan air mendidih, simplisia direndam dalam air panas selama
waktu tertentu (5 10 menit) seperti halnya membuat the seduhan. Yang
dikonsumsi adalah hasil seduhan tersubut.
5) Maserasi
Penyarian simplisia menggunakan bermacam pelarut dalam suhu kamar
selama beberapa waktu.
6) Perkolasi
Adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai semua bahan
aktif terekstraksi secara keseluruhan.
Pelarut air masih luas digunakan karena caranya mudah.tetapi hasil ekstrak
perlu diperhatikan karena ekstrak kerig yang dihasilkan sering bersifat
higroskopis, dan presentase ekstrak kering terhadap simplisia harus jelas untuk
dapat menghitung dosis obat secara akurat.
2. Tinktura
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia.
Sediaan ini merupakan ekstrak yang dibuat dari simplisia tanaman obat
dengan penyari berbagai konsentrasi etanol dengan bahan tambahan
sedimikian rupa.
3. Ekstrak cair
Seperti halnya tinktura, ekstrak cair merupakan sediaan cair. Perbedaannya
adalah ekstrak lebih kental, sesuai dengan ketentuan Farmakope.
4. Ekstrak encer
Dikenal sebagai ekstrak tenuis, dibuat seperti halnya ekstrak cair, hanya
terdapat perbedaan antara konsentrasi simplisia yang disari dengan konsentrasi
akhir ekstrak.
5. Ekstrak kental
Merupakan ekstrak yang kental. Pada suhu kamar, apabila hangat, tidak
berbentuk cair. Ekstrak diperoleh dari ekstrak cair yang diuapkan larutan
penyarinya secara hati-hati. Ekstrak kental merupakan massa kental yang
mengandung bermacam konsentrasi sisa kelembapan dan kekuatan bahan
berkhasiat.
Karena
stabilitasnya
rendah
dan
mudah
ditumbuhi
Pembuatan Ekstrak
Secara garis besar, tahapan pembuatan ekstrak meliputi pembuatan serbuk
simplisia, pemilihan pelarut atau cairan penyari, proses ekstraksi atau pemilihan
cara ekstraksi, separasi dan pemurnian, penguapan atau pemekatan, pengeringan
ekstrak dan penentuan rendemen ekstrak.
a) Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan
kontak simplisia dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai
derajat kehalusan serbuk yang optimal sesuai persyaratan.
b) Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi
dan berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan
diekstraksi akan memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
Faktor utama dalam pertimbangan pemilihan cairan penyari antara lain :
Selektivitas
Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut
Ekonomis
Ramah Lingkungan
Keamanan
c) Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh.
Dalam memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu
menyari senyawa aktf sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga
diperoleh efisiensi ekstraksi.
d) Separasi dan pemurnian
Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang
diperlukan terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya.
Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi,
penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat
dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam
ekstrak agar terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan.
D. Pemekatan Ekstrak
Pemekatan ekstrak dilakukan dengan tujuan mendapatkan komponen tertentu.
Pemekatan merupakan tahap yang sering menimbulkan masalah karena banyak
komponen kimia tidak stabil atau terurai karena pengaruh suhu. Karena alasan ini,
beberapa alat pemekat berkinerja tinggi digunakan untuk melakukan proses pada
suhu cukup rendah (25-30C) atau pada suhu tinggi untuk waktu singkat.
Parameter dan Metode Uji Ekstrak
Parameter dan metode uji ekstrak bermanfaat untuk menjamin mutu ekstrak
pada tiap bets produksi, harus ada parameter yang diukur dan dijamin dalam keadaan
konstan. Namun berbeda dengan obat kimia yang kadar zat aktifnya tertentu,
penjaminan mutu ekstrak belum dapat dilakukan terhadap bahan aktifnya. Parameter
yang dapat ditentukan antara lain:
1.
Parameter spesifik
Parameter spesifik merupakan parameter yang sedapat mungkin disusun
hanya dimiliki oleh ekstrak tanaman yang bersangkutan, meliputi:
2.
Densitas ekstrak
Organoleptik ekstrak
Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Parameter non spesifik
Parameter non spesifik merupakan pengujian fisika, kimia, dan
mikrobiologi yang dilakukan terhadap ekstrak untuk menjamin mutu ekstrak pada
tiap bets produksi, meliputi:
Susut pengeringan
Bobot jenis
Kadar air
Kadar abu
Sisa pelarut
Residu pestisida
Cemaran logam berat
Cemaran mikroba (ALTB, MPN coliform, uji anga kapang khamir dan uji
cemaran aflatoksin).
VI.
PROSEDUR KERJA
Cara Pembuatan Ekstrak dengan Maserasi
VII.
HASIL PERCOBAAN
Data Penimbangan :
Bobot Simplisia Utuh
Bobot Cawan kosong
Bobot cawan + ekstrak
Bobot ekstrak
VIII. PERHITUNGAN
DER native
: 50 g
: 29.6450 g
: 34.6414 g
: 4.8255 g
bobot simplisia
bobot ekstrak
50
4.8255
=
Rendemen
IX.
10.3616
9.65 %
PEMBAHASAN
1. Pada umumnya sebelum suatu senyawa dapat diidentifikasi dan diukur
kadarnya perlu dilakukan pemisahan. Dalam analisis kimia terdapat beberapa
tehnik pemisahan kimia yang digunakan baik itu ditujukan untuk isolasi,
pemurnian zat ataupun untuk menghilangkan interferensi dari suatu zat,
2. Salah satu tehnik pemisahan yang paling sering digunakan adalah ekstraksi.
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan kimia ntuk memisahkan atau
menaruh suatu komponen-komponen kimia yang berada dalam suatu sampel
dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat
kelarutan suatu senyawa organik di dalam suatu cairan pelarut yang tidak
saling bercampur. senyawa yang berada dalam bentuk ion (bersifat polar)
umumnya dapat larut dalam air, sementara senyawa organik yang bersifat non
polar umumnya tidak dapat larut dalam pelarut air atau pelarut polar. Sifat ini
dikenal dengan istilah like dissolve like sehinggga suatu zat atau senyawa
dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang tidak
saling bercampur. Jenis-jenis ekstraksi terbagi dua yaitu ekstraksi dingin atau
maserasi dan ekstraksi panas misalnya dengan ekstraksi soxhlet. Perbedaan
dari kedua jenis ekstraksi ini adalah terletak pada tekhniknya saja dimana
untuk ekstraksi dingin tidak menggunakan proses pemanasan pada sampel
melainkan dengan cara merendam sampel dalam pelarut pada suhu ruang.
Sedangkan ekstraksi panas dilakukan dengan pemanasan.
3. Pada percobaan ini, Sampel yang digunakan berupa serbuk simplisia Piperis
Nigri Fructus yang diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi.
Metode maserasi dipilih sebagai metode dalam mengekstraksi karena maserasi
5. Pada percobaan ini, maserasi dilakukan tiga tahap berturut-turut dengan cairan
penyari/pelarut yang sama yaitu etanol 96% lebih kurang 4 bagian (200 ml), 3
bagian (200 ml) dan 3 bagian (100 ml) volume dari etanol 96% yang
digunakan. hal ini dilakukan untuk mengefektifkan proses ekstraksi sehingga
hasil yang didapat akan lebih akurat dan hasil ekstraksi yang didapat lebih
banyak dibandingkan dengan maserasi menggunakan seluruh volume pelarut
sekaligus dalam satu kali penyarian/ekstraksi.
6. Untuk menghasilkan ekstrak dengan konsistensi kental dilakukan pemekatan
hasil ekstraksi menggunakan rotavapor dengan suhu dan tekanan yang diatur
agar zat aktif di dalam ekstrak sesedikit mungkin terkena panas untuk
mencegah kerusakan kandungan senyawa kimia zat aktif.
7. Cairan penyari yang digunakan dalam proses maserasi ini adalah etanol 96%.
Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena:
Selektivitasnya tinggi,
Kapang sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas,
Tidak beracun,
Netral,
Absorbsinya baik,
Etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan,
Memerlukan panas yang lebih sedikit untuk proses pemekatan, dan
Zat pengganggu yang larut terbatas.
8. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut: ekstrak
etanol 96% buah lada hitam adalah berbentuk kental, berwarna cokelat agak
kehitaman, dan berbau khas. Parameter organoleptik ekstrak bertujuan
memberikan pengenalan awal ekstrak secara objektif berupa bentuk, warna,
bau, dan rasa. Data ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji
simplisia secara fisis selama penyimpanan yang dapat mempengaruhi
khasiatnya.
X.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa 50 g simplisia Piperis Nigri
Fructus yang telah diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi
menghasilkan 10.3616 g ekstrak atau 9.65 % dari bobot simplisia yang
diekstraksi.
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1980. Materia Medika
Indonesia Jilid IV. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta.
Agus, Goeswin. Teknologi Bahan Alam Edisi Revisi dan Perluasan.
ITB : Bandung
Harborne, J.B.,Metode Fitokimia Penuntun cara modern menganalisis
tumbuhan. ITB:Bandung.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal
Indonesia.Edisi I. Jakarta.