Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM VII

PENENTUAN BAHAN ORGANIK ASING

I. TUJUAN
1.1 Mengamati sampel jamu dengan cara makroskopis
1.2 Menentukan kadar bahan organik asing yang terdapat dalam sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA


Bahan organik asing adalah bagian tanaman atau seluruh tanaman asal
simplisia, tertera atau jumlahnya dibatasi dalam uraian atau pemerian dalam
monografi yang bersangkutan. Hewan asing, utuh atau bagianya, atau zat yang
dikeluarkan hewan asing. Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan bahan
organik asing pada simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari
tanaman (Depkes RI, 1979).
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan (Depkes RI, 1977).
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran
hewan, tidak boleh menyimpang warna dan baunya, tidak boleh mengandung
lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain, tidak boleh
mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya. Syarat simplisia hewan juga
harus memenuhi kriteria tersebut. Simplisia pelikan harus bebas dari pengotoran
oleh tanah, batu, hewan, fragmen hewan dan bahan asing lainnya (Depkes
RI, 1978).
Kualitas bahan alami nabati (bahan simplisia) dipengaruhi banyak faktor,
salah satunya adalah faktor biologis. Faktor biologis yang dimaksud adalah
pengaruh dari lingkungan biologis tempat tumbuh tanaman bahan simplisia, yaitu
interaksi dengan lingkungan, flora dan fauna setempat. Faktor lain yang
mempengaruhi kualitas bahan alami nabati antara lain klimatik dan edafik,
genetik, lingkungan yang tercemar, budidaya dan perlakuan pasca panen, kultur
jaringan sebagai sumber bahan alam (Depkes RI, 1977).
Penetapan persyaratan simplisia yaitu meliputi cara pengambilan sampel,
penetapan bahan organik asing, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik,
penetapan bahan yang dapat terekstraksi, penetapan kadar abu total,
penetapan kadar abu yang tidak larut asam, penetapan kadar abu yang larut air, dan
penetapan kadar air (Depkes RI, 1979).

III. ALAT DAN BAHAN


Tabel 1. Alat Dan Bahan

ALAT BAHAN
Lensa Pembesar Sampel Jamu
Spatel
Kertas HVS
Neraca Analitis

IV. PROSEDUR
4.1 Identifikasi Sampel Jamu
Sampel jamu diidentiifikasi dari nama produk jamu, komposisi jamu, dan
kegunaan dari jamu. Lalu sampel jamu diuji secara organoleptis meliputi uji
bentuk, warna, bau, dan rasa.
4.2 Penentuan Bahan Organik Asing
Ditimbang sebanyak 1000 mg sampel jamu. Kemudian ditebarkan diatas
kertas HVS sehingga membentuk lapisan tipis. Bahan organik asing akan terlihat
dengan mata biasa. Lalu diamati dengan menggunakan lensa pembesar. Kemudian
dipisahkan bahan organik asing yang terdapat dalam sampel. Lalu ditimbang bahan
organik asing yang didapat. Dihitung bahan organik asing dalam g per 100 gr
sampel.

V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Identifikasi Produk Jamu
Nama : Jamu pegel linu untuk pria dan wanita
Komposisi : Zinggiberis aromaticae Rhizoma 1, 25 gram

Curcumae Rhizoma 1,05 gram

Languatis Rhizoma 0, 70 gram

Zingiberis Rhizoma 0,70 gram

Curcumae domestica Rhizoma 0,70 gram

Elephantopi Folium 0,70 gram

Parkiae Semen 0,70 gram

Phospocarpi Semen 0,70 gram

Kegunaan : Membantu meredakan pegel linu dan membantu menyegarkan


badan

5.2 Uji Organoleptis


Warna : Kuning kunyit
Bau : Aroma khas jamu
Rasa : Pahit agak panas
Bentuk : Serbuk halus

5.3 Penentuan Kadar Bahan Organik Asing Dalam Jamu


Diketahui : Bobot jamu : 1 gram = 1000 mg
Bobot BOA : 2,1 mg
Ditanya : % kadar BOA dalam sampel?

Jawab :
Bobot BOA
% kadar BOA = x 100 %
Bobot Jamu

2,1mg
¿ x 100 %=0,21 %
1000mg

5.4 Identifikasi Bahan Organik Asing Dalam Sampel


Tabel 2. Hasil Pengamatan Identifikasi BOA
No Gambar Keterangan
.
1. Sampel jamu yang dipilih

2. Komposisi jamu

3. Jamu ditebarkan untuk membentuk


lapisan tipis

4. BOA terlihat menggunakan kaca


pembesar

5. BOA yang didapatkan


6. BOA ditimbang menghasilkan 2,1 mg

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penentuan bahan organik asing (BOA) pada
sampel jamu. Tujuan dari percobaan bahan organik asing adalah untuk melihat mutu
dari sebuah simplisia atau jamu. Dimana suatu jamu dikatakan memiliki mutu yang
bagus apabila jamu tersebut tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditentukan.
Bahan organik asing merupakan bagian tanaman atau seluruh bahan asal simplisia,
tertera serta jumlahnya dibatasi dalam uraian atau pemerian dalam monografi yang
bersangkutan. Hewan asing, utuh atau sebagiannya, atau zat yang dikeluarkan
hewan asing. Kecuali dinyatakan lain. Yang dimaksud bahan organik asing pada
simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman ( Depkes RI,
1977).

Kualitas bahan organik nabati (bahan simplisia) dipengaruhi banyak faktor,


salah satunya adalah faktor biologis. Faktor biologis yang dimaksud adalah
pengaruh dari lingkungan biologis tempat tumbuh tanaman bahan simplisia, yaitu
dengan interaksi lingkungan, flora dan fauna setempat. Secara umum simplisia
nabati yang telah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhan
menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap pakai atau siap diproses lebih lanjut.

Jamu merupakan sediaan siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk
diseduh sebelum minum. Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, atau campuran bahan-
bahan tersebut yang secara turun temurun telah dipercaya dan digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu terbagi menjadi jamu gendong, dan
jamu racikan yang dijual dalam bentuk sachet atau kemasan.
Identifikasi terhadap sampel jamu yang akan digunakan. Jamu yang
digunakan adalah jamu sachet dengan nama 'pegel linu'. hasil identifikasi jamu
didapatkan nama produk jamu yaitu jamu pegel linu untuk pria dan wanita, dengan
komposisi yaitu Zingiberis aromaticae Rhizoma 1,25 gram, curcumae Rhizoma 1,05
gram, Languatis Rhizoma 0, 70 gram, Zingiberis Rhizoma 0,70 gram, Curcumae
domestica 0,70 gram, Elephantopi Folium 0,70 gram, Parkiae Semen 0,70 gram,
dan Phospocarpi Semen 0,70 gram. Kegunaannya yaitu membantu melegakan pegal
linu dan membantu menyegarkan tubuh. Dalam pelabelan produk jamu yang baik
dan memenuhi syarat diharuskan terdapat label yang memuat nama produk jamu,
logo, nomor izin edar, tanggal kadaluarsa, komposisi bahan, aturan pakai, jumlah
atau isi tiap wadah, peringatan atau kontraindikasi (bila ada), khasiat, nomer kode
produksi, dan nama perusahaan atau alamat. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
produk jamu 'pegel linu' ini telah memenuhi persyaratan jamu yang baik.

Pada uji organoleptis yang dilakukan yaitu bau atau aroma, warna, bentuk,
dan rasa didapatkan hasil bau aroma khas jamu, warnajamu yaitu kuning kunyit,
bentuk serbuk halus, dan rasa pahit agak panas. Berdasarkan hasil uji organoleptis
sediaan jamu memenuhi persyaratan jamu yaitu dalam bentuk serbuk jamu harus
kering dan tidak menggumpal. Jamu yang memenuhi persyaratan yaitu
menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan
mutu, keamanan, dan khasiat. Tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO),
tidak boleh mengandung bahan organik asing melebihi dari persyaratan yang telah
ditentukan, serta harus memenuhi syarat cara pembuatan jamu yang benar.

Pada percobaan penentuan bahan oraganik asing, yang pertama ditimbang


jamu sebanyak 1 gram. Siapkan kertas kosong, dan tebarkan jamu yang sudah
ditimbang tadi sehingga membentuk lapisan tipis di atas kertas. Pembentukkan
lapisan tipis bertujuan agar bahan organik asing lebih mudah terlihat. Bahan organik
asing akan terlihat dengan mata biasa atau dengan menggunakan lensa pembesar
atau lensa lup. Penggunaan lensa pembesar adalah untuk memperjelas pada saat
identifikasi bahan organik asing dalam sampel jamu. Setelah didapat, kemudian
dipisah-pisahkan bahan asing dari jamu. Ditimbang bahan asing tersebut
menggunakan neraca analitis, dan didapatkan bobot BOA sebanyak 2,1 mg.

Dari hasil percobaan terhadap jamu yang telah dilakukan didapatkan kadar
bahan organik asing dalam jamu yaitu 0,21%. Bahan organik asing tersebut berupa
bebatuan kecil atau kerikil kecil dan dari perhitungan yang dilakukan jamu masih
dapat digunakan karena tidak melebihi dari ketentuan yang terdapat dalam literatur.
Pada Farmakope Indonesia edisi III mengatakan bahwa benda asing tidak boleh
melebihi dari 2,0 %. Kemungkinan benda organik asing masuk ke dalam jamu
proses pengemasan yang tidak di tinjau kembali sebelum pengemasan, sehingga
benda organik asing seperti batu kecil tersebut bisa terdapat pada jamu.

Dari literatur yaitu Faramakope Indonesia Edisi III mengatakan bahwa


benda asing pada simplisia adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia
harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan; tidak boleh
menyimpang bau dan warnanya; tidak boleh mengandung lender, cendawan
atau menunjukan adanya zat pengotor lainnya; tidak boleh mengandung racun dan
zat berbahaya lainnya. Hal ini dikarenakan apabila terdapat benda yang telah
disebutkan akan berdampak pada khasiat yang terdapat pada simplisia tersebut,
selain itu simplisia juga akan terdapat bakteri yang mungkin dibawa oleh serangga.

VII. KESIMPULAN
7.1 Jamu pegel linu memiliki bau aroma khas jamu, warna kuning kunyit, bentuk
serbuk halus, dan rasa pahit agak panas
7.2 Diperoleh kadar Bahan Organik Asing dari 1 gram sampel jamu sebesar 0,21 %.
Jamu pegel linu memenuhi persyaratan Bahan Organik Asing karena tidak
melebihi dari 2,0 %
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid 1. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. PP. 140.

Depkes RI, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid 2. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. PP. 266.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia, III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai