I. TUJUAN
1.1 Mengamati sampel jamu dengan cara makroskopis
1.2 Menentukan kadar bahan organik asing yang terdapat dalam sampel
ALAT BAHAN
Lensa Pembesar Sampel Jamu
Spatel
Kertas HVS
Neraca Analitis
IV. PROSEDUR
4.1 Identifikasi Sampel Jamu
Sampel jamu diidentiifikasi dari nama produk jamu, komposisi jamu, dan
kegunaan dari jamu. Lalu sampel jamu diuji secara organoleptis meliputi uji
bentuk, warna, bau, dan rasa.
4.2 Penentuan Bahan Organik Asing
Ditimbang sebanyak 1000 mg sampel jamu. Kemudian ditebarkan diatas
kertas HVS sehingga membentuk lapisan tipis. Bahan organik asing akan terlihat
dengan mata biasa. Lalu diamati dengan menggunakan lensa pembesar. Kemudian
dipisahkan bahan organik asing yang terdapat dalam sampel. Lalu ditimbang bahan
organik asing yang didapat. Dihitung bahan organik asing dalam g per 100 gr
sampel.
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Identifikasi Produk Jamu
Nama : Jamu pegel linu untuk pria dan wanita
Komposisi : Zinggiberis aromaticae Rhizoma 1, 25 gram
Jawab :
Bobot BOA
% kadar BOA = x 100 %
Bobot Jamu
2,1mg
¿ x 100 %=0,21 %
1000mg
2. Komposisi jamu
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penentuan bahan organik asing (BOA) pada
sampel jamu. Tujuan dari percobaan bahan organik asing adalah untuk melihat mutu
dari sebuah simplisia atau jamu. Dimana suatu jamu dikatakan memiliki mutu yang
bagus apabila jamu tersebut tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditentukan.
Bahan organik asing merupakan bagian tanaman atau seluruh bahan asal simplisia,
tertera serta jumlahnya dibatasi dalam uraian atau pemerian dalam monografi yang
bersangkutan. Hewan asing, utuh atau sebagiannya, atau zat yang dikeluarkan
hewan asing. Kecuali dinyatakan lain. Yang dimaksud bahan organik asing pada
simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman ( Depkes RI,
1977).
Jamu merupakan sediaan siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk
diseduh sebelum minum. Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, atau campuran bahan-
bahan tersebut yang secara turun temurun telah dipercaya dan digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu terbagi menjadi jamu gendong, dan
jamu racikan yang dijual dalam bentuk sachet atau kemasan.
Identifikasi terhadap sampel jamu yang akan digunakan. Jamu yang
digunakan adalah jamu sachet dengan nama 'pegel linu'. hasil identifikasi jamu
didapatkan nama produk jamu yaitu jamu pegel linu untuk pria dan wanita, dengan
komposisi yaitu Zingiberis aromaticae Rhizoma 1,25 gram, curcumae Rhizoma 1,05
gram, Languatis Rhizoma 0, 70 gram, Zingiberis Rhizoma 0,70 gram, Curcumae
domestica 0,70 gram, Elephantopi Folium 0,70 gram, Parkiae Semen 0,70 gram,
dan Phospocarpi Semen 0,70 gram. Kegunaannya yaitu membantu melegakan pegal
linu dan membantu menyegarkan tubuh. Dalam pelabelan produk jamu yang baik
dan memenuhi syarat diharuskan terdapat label yang memuat nama produk jamu,
logo, nomor izin edar, tanggal kadaluarsa, komposisi bahan, aturan pakai, jumlah
atau isi tiap wadah, peringatan atau kontraindikasi (bila ada), khasiat, nomer kode
produksi, dan nama perusahaan atau alamat. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
produk jamu 'pegel linu' ini telah memenuhi persyaratan jamu yang baik.
Pada uji organoleptis yang dilakukan yaitu bau atau aroma, warna, bentuk,
dan rasa didapatkan hasil bau aroma khas jamu, warnajamu yaitu kuning kunyit,
bentuk serbuk halus, dan rasa pahit agak panas. Berdasarkan hasil uji organoleptis
sediaan jamu memenuhi persyaratan jamu yaitu dalam bentuk serbuk jamu harus
kering dan tidak menggumpal. Jamu yang memenuhi persyaratan yaitu
menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan
mutu, keamanan, dan khasiat. Tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO),
tidak boleh mengandung bahan organik asing melebihi dari persyaratan yang telah
ditentukan, serta harus memenuhi syarat cara pembuatan jamu yang benar.
Dari hasil percobaan terhadap jamu yang telah dilakukan didapatkan kadar
bahan organik asing dalam jamu yaitu 0,21%. Bahan organik asing tersebut berupa
bebatuan kecil atau kerikil kecil dan dari perhitungan yang dilakukan jamu masih
dapat digunakan karena tidak melebihi dari ketentuan yang terdapat dalam literatur.
Pada Farmakope Indonesia edisi III mengatakan bahwa benda asing tidak boleh
melebihi dari 2,0 %. Kemungkinan benda organik asing masuk ke dalam jamu
proses pengemasan yang tidak di tinjau kembali sebelum pengemasan, sehingga
benda organik asing seperti batu kecil tersebut bisa terdapat pada jamu.
VII. KESIMPULAN
7.1 Jamu pegel linu memiliki bau aroma khas jamu, warna kuning kunyit, bentuk
serbuk halus, dan rasa pahit agak panas
7.2 Diperoleh kadar Bahan Organik Asing dari 1 gram sampel jamu sebesar 0,21 %.
Jamu pegel linu memenuhi persyaratan Bahan Organik Asing karena tidak
melebihi dari 2,0 %
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid 1. Departemen Kesehatan
Depkes RI, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid 2. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. PP. 266.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia, III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.