Anda di halaman 1dari 7

Laporan Analisis Obat Dan Tanaman

Analisis Makroskopik Dan Mikroskopik


Sediaan Jamu Godog dan Jamu Serbuk Kuku
Bima
FIRDA

ADEN SAPUTRA LAHIATA

Kelompok 4 dan Kelas C4

ABSTRAK:

Kata kunci:Jamu Godok,Jamu Serbuk Kuku Bima,Makroskopi,Mikroskopi.


Jamu serbuk atau bubuk telah banyak
dikembangkan oleh kalangan industri jamu, karena
PENDAHULUAN bentuk sediaan yang praktis serta tahan lama
1. Latar Belakang dengan tidak mengurangi khasiat dan kandungan
jamu tersebut.
Obat tradisional adalah bahanatau ramuan
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan Agar obat tradisional yang digunakan dalam
mineral, sediaan galenic atau campuran dari pengobatan terjami keamananya dan khasiatnya,
bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional maka perlu dilakukan suatu standarisasi simplisia
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan yang dilakukan dengan menggunakan buku acuan
pengalaman. Obat tradisional telah digunakan tertentu, khususnya Farmakope Indonesia dan MMI
oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari (Materia Medika Indonesia). Standarisasi simplisia
tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, meliputi pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi.
karena obat tradisional yang mudah didapat,
harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat Pemeriksaan awal secara makroskopi
untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan adalah pemeriksaan dengan mengamati bentuk
penyakit (Ditjen POM 1994). organoleptic simplisia penyusun, pemeriksaan
organoleptik dilakukan dengan menggunakan
Berdasarkan bentuk dan penyajian jamu pancaindra dengan mendeskripsikan bentuk (padat,
tradisional yaitu jamu segar dibuat dari bahan - serbik, kental atau cair), warna (warna dari luar dan
bahan tumbuhan yang masi segar tanpa melalui warna dari bagian dalam), bau (aromatic, tidak
proses apapun, bahan alami yaitu berasal dari berbau dan lain-lain), rasa (pahit, manis, khelat dan
tumbuhan obat yang hanya di ambil cairan lain-lain), ukuran (Panjang, lebar, dan diameter).
perasan yang diambil dari bagian tumbuhan obat
tersebut seperti daun, umbi, batang, buah dan Pemeriksaan mikroskopi adalah
lain-lain dan kemudian ditambahkan air pengamatan terhadap penampang melintang
secukupnya dan selanjutnya dapat dikonsumsi simplisia menggunakan mikroskop dengan derajat
langsung.Jamu godok dalam Bahasa jawa berarti pembesaran yang sesuai dengan keperluan untuk
direbus bahan -bahan jamu godok ( tumbuh- melihat bentuk anatomi jaringan pada serbuk
tumbuhan) dilengkapi dengan udara, dan hasil simplisia yang memiliki karakteristik tersendiri dan
udara rebusan tersebut digunakan untuk merupakan pemeriksaan spesifik pada simplisia
mengibati penyakit, bahan bakunya dapat berupa penyusun jamu.
bahan kering atau bahan yang masih segar dan
kemudia di keringkan. Jamu seduh berbentuk 2. Perumusan Masalah
bubuk atau serbuk bahan-bahan yang digunakan
dalam jamu ini sebelumnya telah mengalami Adapun rumusan masalah dari percobaan
beberapa proses seperti peningkatan, sehinga ini yaitu:
mendapatkan hasil sediaan jamu dalam bentuk 1. Pada pemeriksaan makroskopi dalam
bubuk atau serbuk (Riswan dan Roemantyo, mengidentifikasi simplisia penyusun jamu
2002). godok adanya sampel yang sulit diteliti dari
bentuk luarnya dan adanya sampel yang Uji mikroskopi terhadap serbuk jamu tidak
suda terkontaminasi dengan bakteri dan hanya dapat dilakukan dengan melihat bentuk
jamur, sehingga tidak dapat dirasakan anatomi jaringan yang khas menggunakan
sedangkan. mikroskipi, tetapi dapat pula menggunakan uji
2. Pada pemeriksaan mikroskopi simplisia hiskokimia dilakukan dengan menambakan
penyusun jamu serbuk pereaksi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji
tersebut akan memberikan warna spesifik sehingga
muda dideteksi.
3. Tujuan

Tujuan dari percoban ini adalah untuk METODA


mengidentifikasin simplisia penyusun sediaan
jamu secara makroskopi/organoleptik dan Percobaan analisis jamu godog dan jamu
mikroskopi, untuk mengelompokan simplisia serbuk kuku bima dilakukan di laboratorium fitikimia
penyusun sediaan jamu berdasarkan khasiat dan farmasi Universitas Mandala Waluya dengan
kandungan kimianya, untuk mengidentifikasi dengan metode pemeriksaan
fragmen spesifik simplisia penyusun sediaan makroskopi/organoleptic dilakukan dengan
jamu. mengunakan pancaindra dengan mendeskripsikan
bentuk,warna,bau,rasa,ukuran dan metode
mikroskopi dilakukan dengan mengunakan
4. Kajian Teori mikroskop derajat pembesaran yang sesuiai untuk
melihat bentuk anatomi jaringan pada serbuk .
Jamu adalah obat traditional berbahan
alami warisan budaya yang telah diwariskan Bahan dan Alat
secara turun-temurun dari generasi kegenerasi
untuk Kesehatan. Pengertian jamu dalam Bahan yang digunakan pada saat
pemenkes NO.003/Mankes/Per/I/2010 adalah pemeriksaan makroskopi /organoleptik sediaan
bahan atau ramuan bhan yang berupa tumbu- jamu godog dengan satu jenis jamu yang disusun
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan dari beberapa tanaman obat yang diperole ,
serian (generik), atau campuran dari bahan serta haksel pembanding , alat utama yang
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan adalah Timbangan dan penggaris.
digunakan utuk pengobatan berdasarkan
pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan Bahan yang digunakan pada saat
norma yang berlaku di masyarakat (Biofarmaka pemeriksaan mikroskopi sedian jamu serbuk Kuku
IPB, 2013). Bima dengan warna kulit merah yang diperole dari
apotik , bahan lain yang digunakan adalah serbuk
Dalam suatu sediaan jamu umunya terdiri pembanding, aquadest, kloralhidrat, setra alat
dari beberapa jenis simplisia yang berkasiat utama yang digunakan adalah Mikroskop,objek
farmakologi, baik berbentuk rajang kasar contonya gelas dan dek gelas.
jamu godog, maupun berbentuk halus atau
serbuk, bahkan beberapa sediaan bahan alam Cara Penelitian
telah berbentuk sediaan fitofarmaka.
1. Pemeriksaan Makroskopi Sediaan
Analisis suatu sediaan obat tradisional, Jamu
termaksud jamu, harus menyertakan uji subyektif.
Hal ini perlu dilakukan untuk membandingkan Sediaan jamu godog dikeluarkan dari
kesan subyektif dari sediaan tersebut dengan sifat kemasanya, kemudian ditimbang berat totalnya.
khas yang telah disimpan dan diklasifikasikan Lalu dilakukan pemeriksaan secara organoleptic
sebelumnya. meliputi bentuk, warna, bau, rasa, dan ukuran.
Amati satu persatu simplisia dalam sediaan jamu,
Bahan alam merupakan zat kimia murni kemudian pisahkan menurut jenis simplisianya.
yang sering digunakan dalam bentuk obat Timbang berat masing-masing jenis simplisia
berizin .Senyawa senyawa ini kadang diproduksi tersebu dan foto simplisia yang di amati.
secara sintetisdan dikenal sebagai “senyawa Bandingkan simplisia dari sedian jamu godog
identik alami” (jika itu kasusnya), tetapi pada dengan haksel pembanding kemudian dihitung
awalnya ditemukan dari obat-obat tanaman presentasi masing-masing simplisia dalam jamu.
(Heninrich,M.2016). Terakhir tuliskan klasifikasi, kandungan kimia, dan
khasiat dari masing-masing simplisia dalam sedian
jamu godog.

2. Pemeriksaan Mikroskopik Sediaan


Jamu

Sediaan jamu serbuk kuku bima


dikeluarkan bahan jamu dari kemasanya. Lalu
dilaku pemeriksaan organoleptic meliputi bentuk,
warna, bau, dan rasa. Kemudian amati serbuk
jamu di bawa mikroskopi. Selanjutnya
dibandingkan hasil pengamatan dengan serbuk
pembanding dan difoto hasil pengamatan serbuk
jamu dan serbuk pembanding. Terakhir ditulis
klasifikasi, kandungan kimia, dan khasiat masing-
masing simplisia dalam sedian jamu serbuk kuku
bima.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Percoban Pemeriksaan Makroskopik
Sediaab Jamu Godog.

1. Nama Jamu : Jamu Godog


2. Foto Jamu dan Haksel:

3. Bobot Total Jamu : 147,42 gram


4. Bobot dan Presentase Tiap Sampel
No Nama Bobot Presentase
Sampel Sampel(g) Sampel(%)

1. Sambiloto 13,4 gram 6,75 %


2. Temulawa 5,19 gram 2,59 %
k
3. Kayu 7,1 gram 3,55 %
Sekcan
4. Kayu Putih 2,47 gram 1,37 %
5. Biji Pala 5,4 gram 2,7 %
6. Temu 96,7 gram 48,35 %
Hitam
7. Kayumanis 7,7 gram 3,85 %
8. Brotowali 4,2 gram 1,1 %
9. Kapulaga 4,8 gram 2,4 %
Tabel 1.1 Bobot dan Presentase tiap sampel

Pada table 1.1 terdapat 9 jenis simplisia


dalam jamu godog ,dimana dapat dilihat
terdapat bobot sampel paling besar adalah
Temu hitam 96,7 gram dengan presentase
sampel 48,35% dan bobot sampel paling kecil
adalah brotowali 4,2 gram dengan presentasi
sampel 1,1%.

5. Pemeriksaan Makroskopi Jamu Godog


NO Nama Simplisia Nama Indonesia Organoleptik
Bentuk
1. Andrographidis Sambiloto
Paniculata Herba
2. Curcumae Tumulawak
Xantaorriza
Rizoma
3. Caesalpinia Kayu Sekcan
Sappan Lignum
4. Mellaleuca Kayu Putih
Leucadendra
Folium
5. Miristicae Biji Pala
Fragnas Semen
6. Curcuma Temu Hitam
Aerunginosa
Rhizoma
7. Cinnamomum Kayumanis
Burmani Cortex
8. Amomam Brotowali
Candramomum
Flnctum
9. Tinospora Crispa Kapulaga
Calis
Tabel1.2 Pemeriksaan Makroskopi Jamu Godog

Pada tabel 1.2 pemeriksaan makroskopi


jamu godog terdapat 9 simplisia, dimana bentuk,
bau, rasa dan warna yang berbeda-beda tetapi
ada beberapa rasa dan warna simplisia sama .
Sambiloto ( Anrographidis Paniculata herba) aspartam,Mg stearat, aerosil diperoleh dari
kandungan kimia sambiloto yaitu Laboratorium Teknologi Farmasi dan diphenyl
deoksiandrografolik, andografolid, neoandrograf, picryl hidrasil (DPPH) dari SIGMAdiperoleh dari
olid, 12 didehid .Khasiat dari sambiloto sebagai Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas
antiradang, antikangker serta untuk menurunkan FarmasiUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta
tekanan darah dan memiliki efek samping
penurunan tingkat energi, penurunan nafsu Peralatan utama yang digunakan dalam
makan, pengeluaran urin berlebih dan diare. penelitian iniadalah alat pencetak tablet, mixer,
stopwatch, alat penentutekstur, spektrofotometer
dan neraca sartorius.
Tenulawak (Curcuma Xanthorrhiz Rhizoma)
kandungan kimia temulawak meliputi senyawa Cara Penelitian (ambil dari prosedur kerja
alkaloid, baeberin, zat pahit, kolombin, glukosid, pada penuntun)
dan pikokarotin. Khasiat dari temulawak sebagai
analgesic, antiinflamasi, antikoagulan,tonikuma, Kunyit dipilih yang baik, dikupas secara
antiperiodikum, dioretikum dan memiliki efek manual, dicuci,diblanching dengan asam sitrat
samping mudah menimbukan sifat marah, mudah 0,05% mendidih 5 menit,diparut, ditambah air
gelisa serta insomnia. dengan perbandingan parutan kunyit :aquades =
1:1 selanjutnya disaring dengan kain saring.
Ekstrakkunyit ditambah asam sitrat 0,16% b/v.
Kayu Sekcan yang memiliki akandungan
kimia tannin, asam gelat, brazitin dan pingmen
sappan. Pada skrining fitokimia kayu sekcan juga HASIL DAN PEMBAHASAN (Nilai 30)
positif mengandung alkaloid, steroid, flavonoid,
terpenoid, karbohidrat dan protein.Khasiat dari Meliputi penyajian data/informasi yang
kayu sekcan sebagai analgetic dan antiinflamasi diperoleh dan menganalisis data/informasi sesuai
serta telah digunakan untuk mengibati kejang dan dengan tujuan penulisan artikel. Di dalam uraian
terkilir dan memiliki efek samping gangguan tentang Hasil dan Pembahasan, dapat
kehamilan. menggunakan sub-sub judul sesuai dengan
permasalahan yang dibahas. Sub judul ditulis
dengan huruf tebal dan miring. Apabila terdapat
Daun kayu putih memiliki akandungan kimia sub-sub judul, maka sub-sub judul ditulis miring
saponin, flavoboid, dan tannin sampai minyak
No. Nama Sampel Bobot Sampel (g) Presentase Sampel (%)
astiri selain itu daun kayu putih juga mengandung
sineondan melaleuan. Khaiat dari daun kayu putih 1.
memiliki aktifitas antibakteri dengan efek samping 2. tetapi tidak tebal. Uraian tentang Hasil dan
yang dapat ditimbulkan seperti ganguan Dst Pembahasan harus didukung oleh
pencernaan gatal hingga halusinasi. rujukan/ referensi. Tabel Hasil pengamatan
mengikuti format pada penuntun praktikum.
Pembahasan harus fokus. Jika artikelnya
Temu hitam memiliki kandungan kimia melakukan percobaan, maka hasil percobaan
seperti atsiri(tumerane,zingiberene), alkaloid, sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik atau
saponin, patidamer, damar, getah dan lemak. K pun tabel. Keterangan gambar, grafik atau carta
Meliputi rancangan/model, tata cara teknik (caption) mengunakan jenis huruf Arial dengan
pengumpulan data/informasi, tempat dan waktu, ukuran huruf (font size) 9 dan dituliskan center di
serta proses pengolahan dan analisis data/ bawah gambar.
informasi. Di dalam Metoda perlu menggunakan
sub-sub judul yaitu alat dan bahan cara
pembuatan. Contoh :
Contoh:
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan rimpang kunyit


(Curcumadomestica Val.) dengan warna kulit
orannye kecoklatan yangdiperoleh dari pasar
Beringharjo, Yogyakarta, bahan yang lainadalah
Na bikarbonat, asam sitrat, asam askorbat,
simpulan tidak menggunakan pointer dan
penomoran tetapi menggunakan alinea. Saran
merupakan tindak lanjut atau implementasi dari
simpulan.

Gambar 1 Morinda citrifolia

Gambar dan tabel harus diletakkan sedekat


mungkin dengan teks yang berhubungan.
penggunaan gambar dan tabel berwarna Semua
gambar dan tabel harus disertai keterangan dan

Rata-rata e-RMS 30 cipher-image

90.8323
10073.0107
80
60
40
20
0
SCBIE 1 kunciSCBIE 2 kunci

nomor gambar atau tabel.

Gambar 2 Grafik perbandingan

Sedangkan untuk tabel yaitu keterangan


tabel harus diletakkan rata kiri di atas tabel
tersebut dengan menggunakan Arial 9 point.
Tabel dibuat dengan ukuran lebar 1 kolom
seperti contoh Tabel 1. Tabel meminimalisasi
penggunaan garis vertikal.

Tabel 1. Pemeriksaan Makroskopik Sediaan


Jamu Serbuk
1. Nama Jamu
2. Foto Jamu/Foto Masing-masing Haksel
3. Bobot Total Jamu
4. Bobot dan Presentase Tiap Sampel

SIMPULAN DAN SARAN (Nilai 10)

Simpulan harus mengindikasikan secara


jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan
kekurangannya, serta kemungkinan
pengembangan selanjutnya. Simpulan
merupakan sintesa kesesuaian antara
masalah, tujuan, dan hasil. Penulisan
PUSTAKA ACUAN (Nilai 10)

Penulisan Pustaka Acuan dibagi menjadi 3


klasifikasi yaitu: buku, jurnal/prosiding/disertasi/
tesis/skripsi, dan lain-lain. Beberapa contoh
cara penulisannya adalah sebagai berikut.

Buku
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Norton, P., and Apargue, D. (2001).
Technology for Teaching. Boston, USA:
Allyn and Bacon.

Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi
Diana, F. (2000). Pengaruh Cara Belajar pada
Siswa SMP terhadap Prestasi. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Sukra, I. N. dan Handay, L. N. C. (2015).
Pengaruh Penggunaan Buku Ajar
(Modul) Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Inggris Untuk Akuntansi. Jurnal Teknodik
Vol. 18 No. 3 Edisi Juni 2015. hal 96-103.
https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/ind
ex.php/jurnalteknodik/article/view/150/14
9 (Diunduh tanggal 1 November 2015).

Lain-lain
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara.
https://www.setneg.go.id/index.php?option
=com_perundangan&id=404080&task=det
ail&catid=1&Itemid=42&tahun=2014
(Diunduh tanggal 1 November 2015).
Punaji, S. (2008). Pengertian, Fungsi, dan
pemanfaatan Media Pembelajaran.
Makalah lokakarya penyusunan GBIM,
Peta Kompetensi, Peta Konsep, Jabaran
Materi, di Hotel Kusuma Madya
Bandungan Semarang. BPM Semarang. 1-
4 April 2008. Tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai