Anda di halaman 1dari 54

AUDITING II

PERTEMUAN KE-12

JASA-JASA SELAIN
AUDIT YANG BISA
DIBERIKAN KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
PENDAHULUAN

• Jasa audit atas laporan keuangan merupakan salah satu


jasa yang diberikan suatu kantor akuntan publik, yang
cukup dikenal di masyarakat bisnis.

• Selain jasa audit atas laporan keuangan, sebetulnya masih


banyak jasa lainnya yang bisa diberikan KAP, seperti:
internal audit, management audit, special audit, penelaahan
terbatas (limited review), penyusunan sistem akuntansi,
accounting service, kompilasi laporan keuangan, konsultasi
pajak, konsultasi manajemen, recruitment service, in-house
training dan lain-lain.
PENDAHULUAN

• Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan


Standar Atestasi yang disahkan tanggal 1 Agustus
1994 dan berlaku efektif untuk laporan
penugasan atestasi yang diterbitkan pada atau
setelah tanggal 1 Oktober 1994.

• Selain itu telah diterbitkan juga serangkaian


Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Standar
tersebut telah direvisi dalam SPAP 2011.
PENDAHULUAN

• Standar Atestasi merupakan landasan konseptual untuk


berbagai tipe jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik
bagi masyarakat.

• Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan


publik (selanjutnya disebut praktisi) melaksanakan suatu
perikatan atestasi, perikatan tersebut diatur dengan
standar atestasi dan pernyataan serta iterprestasi
pernyataan yang berkaitan dengan standar tersebut.
PENDAHULUAN

• Suatu perikatan atestasi adalah penugasan yang di


dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang
menjadi tanggung jawab pihak lain.

• Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan


pendapat atau pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
PENDAHULUAN

• Asersi (Assertion) adalah deklarasi, atau suatu rangkaian


deklarasi secara keseluruhan, oleh pihak yang
bertanggung jawab atas deklarasi tersebut.

• Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu


pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).

• Dalam laporan keuangan historis asersi merupakan


pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.
PENDAHULUAN
Contoh jasa profesional yang dapat diberikan oleh para
praktisi yang tidak termasuk dalam perikatan atestasi
adalah:
a. Perikatan konsultansi manajemen yang di dalamnya
praktisi memberikan nasihat atau rekomendasi kepada
kliennya.
b. Perikatan yang di dalamnya praktisi membela
kepentingan klien-sebagai contoh, dalam masalah
pemeriksaan/verifikasi pajak yang sedang ditangani
oleh aparat Direktorat Jendral Pajak.
c. Perikatan pajak yang di dalamnya praktisi mengisi
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan atau
memberikan nasihat perpajakan.
PENDAHULUAN
d. Perikatan yang di dalamnya praktisi melakukan
kompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diminta untuk memeriksa atau me-review bukti
yang mendukung informasi yang diserahkan oleh
klien dan tidak menyatakan simpulan apa pun
atas keandalannya.

e. Perikatan yang di dalamnya praktisi berperan


terutama hanya membantu kliensebagai contoh,
bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam
pembuatan informasi selain laporan keuangan.
PENDAHULUAN
f. Perikatan yang di dalamnya praktisi bertindak sebagai
saksi ahli dalam bidang akuntansi, auditing,
perpajakan, atau hal lain, berdasarkan fakta-fakta
tertentu yang disepakati dalam kontrak.

g. Perikatan yang di dalamnya praktisi memberikan


suatu pendapat sebagai seorang yang ahli mengenai
suatu prinsip tertentu, seperti penerapan undang-
undang pajak atau prinsip akuntansi, berdasarkan
fakta khusus yang disediakan oleh pihak lain,
sepanjang pendapat sebagai ahli tidak menyatakan
simpulan mengenai keandalan fakta yang diberikan
oleh pihak lain tersebut.
STANDAR ATESTASI

01 02 03

STANDAR STANDAR STANDAR


PEKERJAAN PELAPORAN
UMUM
LAPANGAN
1. Standar Umum

Ketentuan-ketentuan standar umum adalah sebagai


berikut:
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang
praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknik cukup dalam fungsi atestasi.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang
praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan
cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi
1. Standar Umum

3. Praktisi harus melaksanakan penugasan hanya jika ia


memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dua
kondisi berikut ini ada.
a. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional yang
telah ditetapkan oleh badan yang diauki atau yang
dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut
dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi
pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur
secara konsisten dan rasional dengan
menggunakan kriteria tersebut
1. Standar Umum

4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan,


sikap mental yang independen harus dipertahankan
oleh praktisi.

5. Kecermatan dan keseksamaan meletakkan tanggung


jawab di pundak praktisi yang terlibat dalam perikatan
untuk mengamati setiap standar atestasi. Kecermatan
dan keseksamaan mengharuskan review secara kritis
pada setiap tingkat supervisi pekerjaan yang
dilaksanakan dan pertimbangan yang dilakukan oleh
mereka yang membantu perikatan, termasuk
penyusunan laporan.
2. Standar Pekerjaan Lapangan

Ketentuan-ketentuan standar pekerjaan lapangan


adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk
memberikan dasar rasional bagi simpulan yang
digunakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan

Ketentuan-ketentuan standar pelaporan adalah


sebagai berikut:
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang
dilaporkan dan menyatakan sifat penugasan
perikatan atestasi yang bersangkutan.
2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi
mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan tau kriteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat ukur.
3. Standar Pelaporan

3. Laporan harus menyatakan semua kebutuhan praktisi


yang signifikan tentang perikatan dan penyajian asersi.

4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu


asersi yang disusun berdasarkan kriteria yang disepakati
atau berdasarkan suatu penugasan untuk melaksanakan
prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan
tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh
pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur
tersebut.
INFORMASI KEUANGAN INTERM
• PSAT No. 01 (2002) memberikan pedoman
mengenai sifat, saat, dan luas prosedur yang
harus diterapkan oleh akuntan publik dalam
melakukan review atas informasi keuangan
interim.

• Istilah informasi atau laporan keuangan interim


berarti informasi keuangan atau laporan
keuangan untuk jangka waktu kurang dari
setahun penuh atau untuk jangka waktu dua
belas bulan namun berakhir pada tanggal selain
tanggal akhir tahun buku perusahaan.
INFORMASI KEUANGAN INTERM
• Tujuan review informasi keuangan interim
adalah untuk memberikan dasar bagi akuntan
publik dalam melaporkan apakah perlu
dilakukan modifikasi material atas informasi
tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

• Prosedur untuk melaksanakan review informasi


keuangan interim pada umumnya terbatas pada
prosedur penyajian pertanyaan dan prosedur
analitis saja (analytical review procedures).
INFORMASI KEUANGAN INTERM
Laporan akuntan yang melampiri informasi keuangan
interim yang telah direview harus mencakup berikut ini:
a. Suatu judul yang berisi frasa “Laporan Akuntan
Independen”
b. Identifikasi informasi keuangan interim yang di-review
c. Suatu pernyataan bahwa informasi keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan.
d. Pernyataan bahwa review atas informasi keuangan
interim dilakukan berdasarkan standar yang
ditetapkan IAPI.
e. Uraian mengenai prosedur review atas informasi
keuangan interim yang dilakukan.
INFORMASI KEUANGAN INTERM
f. Suatu pernyataan bahwa review atas informasi
keuangan interim dilakukan dengan luas yang jauh
lebih sempit dibandingkan dengan audit berdasarkan
standar auditing yang bertujuan untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
g. Suatu pernyataan apakah akuntan menemukan
indikasi perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan agar informasi keuangan interim sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
h. Tanda tangan akuntan, nama dan nomor register
negara akuntan.
i. Tanggal laporan review, berdasarkan tanggal
selesainya review.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
• IAI telah menerbitkan PSAR No. 01 pada tanggal 1
Agustus 1994 yang berlaku efektif atas laporan
keuangan yang diterbitkan kembali pada atau setelah
tanggal 1 Oktober 1994.

• PSAR No. 01 merupakan pedoman bagi akuntan


mengenai standar dan prosedur untuk jasa akuntansi
lain berikut ini:
a. Menyusun daftar saldo (trial balance)
b. Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku
besar
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
c. Memberikan jasa konsultasi dalam bidang
akuntansi, perpajakan, dan jasa lain yang sejenis.
d. Mengisi surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT)
pajak penghasilan
e. Memberikan berbagai jasa pembukuan atau
pengolahan data secara manual atau dengan
menggunakan mesin pembukuan/komputer
sepanjang hasil akhrinya bukan merupakan laporan
keuangan.
f. Mengolah data keuangan untuk klien kantor
akuntan lain.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
PSAR No. 01 mendefinisikan kompilasi laporan
keuangan dan review atas laporan keuangan
sebagai berikut:

• Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian


dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang
merupakan pernyataan manajemen (pemilik)
tanpa usaha untuk memberikan pernyataan
suatu keyakinan apa pun terhadap laporan
tersebut.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
• Review atas laporan keuangan adalah
pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan
analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi
akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas,
bahwa tidak terdapat modifikasi material yang
harus dilakukan atas laporan keuangan agar
laporan tersebut sesuai dengan Standar Keuangan
di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi
komprehensif yang lain.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
• Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi.

• Hasil review yang dilaksanakan melalui prosedur


perintaan keterengan dan analisis harus menjadi dasar
yang memadai bagi akuntan untuk memberikan
keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan,
sedangkan suatu kompilasi akuntan tidak memberikan
keyakinan seperti itu.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
• Dalam melakukan kompilasi laporan
keuangan, akuntan harus memahami secara
garis besar sifat transaksi entitas tersebut,
bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para
petugas pembukuannya, basis akuntansi yang
digunakan untuk penyajian laporan keuangan
serta bentuk dan isi laporan keuangan.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa audit atau
review oleh akuntan harus disertai dengan suatu laporan
akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan Standar Jasa
Akuntansi dan Review
b. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam
bentuk laporan keuangan yang merupakan
representasi manajemen atau pemilik
c. Laporan keuangan tidak diaudit atau di review dan
dengan demikian akuntan tidak menyatakan pendapat
atau bentuk keyakinan lain apa pun.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
Laporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus
disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa
Akuntansi dan Review yang ditetapkan IAPI;
b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan
keuangan adalah penyajian manajemen (atau pemilik)
entitas tersebut;
c. Review terutama mencakup permintaan keterangan
kepada para pejabat penting perusahaan dan prosedur
analitis yang diterapkan terhadap data keuangan.
STANDAR JASA AKUNTANSI DAN
REVIEW
d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan
dengan lingkup audit yang tujuannya untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan, dengan demikian tidak dinyatakan
pendapat semcam itu dalam suatu review;

e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi


material yang harus dilakukan atas laporan keuangan
agar laporan tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia, selain dari
perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam
laporan akuntan.
PERKEMBANGAN BARU
• IAPI telah mengeluarkan Standar Perikatan Review (SPR) 2400
(IAPI: 2013) tentang Perikatan untuk Reviu atas Laporan
Keuangan uang berlaku efektif untuk reviu atas laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2013 (untuk emiten) dan 1 Januari 2014 untuk entitas
selain emiten.

• Tujuan Standar Perikatan Reviu ini adalah untuk menetapkan


standar dan menyediakan panduan tentang tanggung jawab
profesional praktisi ketika seorang praktisi, yang bukan
merupakan auditor suatu entitas, melaksanakan suatu
perikatan untuk mereviu laporan keuangan dan tentang bentuk
dan isi laporan yang diterbitkan oleh praktisi tersebut dalam
kaitan dengan reviu tersebut.
PERKEMBANGAN BARU

• Tujuan suatu reviu atas laporan keuangan adalah untuk


memungkinkan seorang praktisi menyatakan apakah, atas
dasar prosedur yang tidak menyediakan semua bukti
sebagaimana disyaratkan dalam suatu audit, terdapat
hal-hal yang menjadi perhatian praktisi yang
menyebabkan praktisi yakin bahwa laporan keuangan
tersebut tidak disajikan, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (keyakinan bentuk negatif).
PERKEMBANGAN BARU

• Praktisi harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan


oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Prinsip etika
yang mengatur tanggung jawab profesional praktisi
adalah:
a) Independensi
b) Integritas
c) Objektivitas
d) Kompetensi dan kecermatan profesional
e) Kerahasiaan
f) Perilaku profesional
g) Standar teknis
PERKEMBANGAN BARU

• Praktisi harus merencanakan dan melaksanakan


review dengan suatu sikap skeptisme profesional dan
menyadari bahwa mungkin terdapat kondisi yang
menyebabkan laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian material.

• Untuk tujuan menyatakan keyakinan bentuk negatif


dalam laporan review, praktisi harus memperoleh bukti
yang cukup dan tepat terutama melalui permintaan
keterangan dan prosedur analitis agar dapat menarik
kesimpulan.
PERKEMBANGAN BARU

• Suatu perikatan reviu memberikan tingkat keyakinan


moderat bahwa informasi yang direviu adalah bebas
dari kesalahan penyajian material, hal ini dinyatakan
dalam keyakinan bentuk negatif.

• Praktisi dan klien harus menyepakati persyaratan


dalam perikatan. Persyaratan yang telah disepakati
akan dicatat dalam suatu surat perikatan atau bentuk
lain yang cocok, seperti sebuah kontrak.
PERKEMBANGAN BARU

Hal-hal yang akan dicantumkan dalam surat perikatan


mencakup:
a. Tujuan jasa yang akan dilaksanakan.
b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
c. Ruang lingkup reviu, termasuk pengacuan ke SPR ini
(atau standar dan praktik yang relevan untuk perikatan
reviu).
d. Akses tidak terbatas ke catatan, dokumentasi, dan
informasi lain yang diminta berkaitan dengan reviu
e. Suatu contoh laporan yang diharapkan akan
diserahkan.
PERKEMBANGAN BARU

f. Fakta bahwa perikatan tidak dapat diandalkan untuk


mengungkapkan kesalahan, tindakan melanggar
hukum,atau ketidakberesan lain, sebagai contoh,
kecurangan atau pemalsuan yang kemungkinan ada.
g. Pernyataan bahwa suatu audit tidak dilaksanakan dan
bahwa opini audit tidak akan dinyatakan. Untuk
menekankan butir ini dan untuk menghindari
kebingungan, praktisi dapat juga mempertimbangkan
untuk membuat pernyataan bahwa suatu perikatan
reviu tidak akan memenuhi ketentuan statutori atau
pihak ketiga atas suatu audit.
PERKEMBANGAN BARU

Prosedur untuk mereviu laporan keuangan umumnya


mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memperoleh suatu pemahaman tentang bisnis entitas
dan industri yang di dalamnya entitas beroperasi.
b. Meminta keterangan tentang prinsip dan praktik
akuntansi entitas.
c. Meminta keterangan tentang prosedur entitas untuk
mencatat, menggolongkan, dan meringkas transaksi,
mengumpulkan informasi untuk diungkapkan dalam
laporan keuangan dan menyusun laporan keuangan.
PERKEMBANGAN BARU
d. Meminta keterangan berkaitan dengan seluruh asersi
material dalam laporan keuangan.
e. Prosedur analitis dirancang untuk mengidentifikasi
hubungan dan unsur-unsur individual yang tampak tidak
biasa. Prosedur tersebut mencakup:
• Membandingkan laporan keuangan periode kini
dengan periode sebelumnya.
• Membandingkan laporan keuangan dengan hasil dan
posisi keuangan yang diharapkan.
• Mempelajari hubungan unsur-unsur laporan keuangan
yang akan diharapkan sesuai dengan pola yang dapat
diprediksikan berdasarkan pengalaman entitas atau
norma industri.
Contoh Surat Perikatan untuk Suatu Review atas
Laporan Keuangan
Laporan Reviu atas laporan keuangan

Laporan reviu atas laporan keuangan harus berisi unsur-


unsur pokok berikut, umumnya dengan tata letak sebagai
berikut:
a. Judul;
b. Pihak yang dituju;
c. Paragraf pembuka atau pendahuluan, mencakup:
i. Identifikasi laporan keuangan yang telah
direviu;dan
ii. Suatu pernyataan tentang tanggung jawab
manajemen entitas dan tanggung jawab praktisi;
Laporan Reviu atas laporan keuangan

d. Paragraf ruang lingkup, yang menjelaskan sifat suatu


reviu, yang mencakup:
i. Suatu pengacuan ke SPR yang berlaku untuk
perikatan reviu atau standar atau praktik lainyang
relevan;
ii. Suatu pernyataan bahwa suatu reviu terbatas
terutama pada permintaan keterangan dan prosedur
analitis; dan
iii. Suatu pernyataan bahwa suatu audit tidak
dilaksanakan, dan prosedur yang dilaksanakan
memberikan keyakinan yang lebih rendah daripada
suatu audit dan suatu opini audit tidak dinyatakan;
Laporan Reviu atas laporan keuangan

e. Pernyataan keyakinan bentuk negatif;


f. Nama Kantor Akuntan Publik; tanda tangan
AkuntanPublik; nama Akuntan Publik; nomor
registrasi Akuntan Publik; nomor registrasi Kantor
Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop
surat);
g. Tanggal laporan dan alamat Kantor Akuntan
Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat).
43
44
45
OTHER ASSURANCE SERVICE
• Arens (2014, 804) membahas dalam bukunya di Bab 25
tentang other assurance services, yang berisi tentang review
dan compilation services, Web Trust dan Sys Trust assurance
service, penugasan untuk melaporkan internal control untuk
service organizations, penugasan khusus untuk jasa atestasi
terhadap prospective financial statements, penugasan agreed
upon procedures.

• Menurut Arens, standar untuk kompilasi dan reviu laporan


keuangan adalah SSARS (statements on strandars for
accounting and review services).

• Perikatan jasa reviu didesain untuk memungkinkan praktisi


memberikan keyakinan terbatas apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
OTHER ASSURANCE SERVICE
Hubungan antara pengumpulan bukti dengan tingkat
keyakinan yang dipakai:
OTHER ASSURANCE SERVICE
Prosedur yang disarankan untuk jasa review
adalah:
1. Dapatkan pemahaman atas bisnis klien
dengan melakukan tanya jawab dengan
klien (inquiry)
2. Lakukan prosedur analitis
3. Dapatkan surat pernyataan langganan
4. Siapkan kertas kerja pemeriksaan
Jasa Kompilasi
Jasa kompilasi merupakan jasa untuk menyusun
laporan keuangan klien. Praktisi tidak memberikan
keyakinan apa pun mengenai laporan keuangan
tersebut.

Persyaratan untuk jasa kompilasi:


1. Pahami bisnis klien
2. Pahami prinsip dan praktik akuntansi untuk
perusahaan sejenis
3. Pastikan apakah informasi dari klien memuaskan
4. Review laporan keuangan kompilasi untuk
mengetahui apakah ada penghilangan (omission)
atau kesalahan dalam perhitungan matematis atau
penyimpangan dari standar akuntansi keuangan.
Bentuk Laporan Kompilas Tanpa
Independensi

Diberikan dalam hal auditor tidak


independen terhadap klien. Dalam hal ini
auditor harus menambahkan paragraf
terakhir yang menyatakan “Kami tidak
independen terhadap klien.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai