Anda di halaman 1dari 5

Laporan Analisis Obat Dan Tanaman

Pemeriksaan Makroskopik Dan Mikroskopik


Sediaan Jamu Godog dan Jamu Serbuk

SITI SARTINAH

Nama asisten (nama lengkap, tidak disingkat, title)

Kelompok 3/kelas c1

ABSTRAK:
pemeriksaan makroskopik adalah pemeriksaan yang di lakukan dengan mengamati dan melihat
bentuk organoleptik simplisia. Pemeriksaan mikroskopik adalah pemeriksaaan yang di lakukan untuk
mengamati fragmen pengenal dalam bentuk sel, isi sel, atau jaringan tanaman simplisia. Percobaan
ini bertujuan untuk mengidentifikasi simplisia penyusun sediaan jamu secara makroskopik dan
mikroskopik, dan untuk mengelompokkan simplisia penyusun sediaan jamu berdasarkan khasiat dan
kandungan kimianya, serta untuk mengidentifikasi fragmen spesifik simplisia penyusun sediaan
jamu. Metode yang dilakukan dalam percoban ini yaitu deskriptif observasional yang dilakukan
dengan mengamati organolepstik jamu godog penambah stamina dengan menggunakan panca
indra, dan identifikasi secara mikroskopik dengan membuat preparat jamu serbuk pelancar haid yang
di amati di bawah mikroskop.

Kata kunci:makroskopik, mikroskopik, jamu godog, jamu serbuk

MENKES/PER/I/2010 Tahun 2010 tentang


PENDAHULUAN Saintifikasi Jamu disebutkan bahwa saintifikasi
a. Latar belakang jamu adalah pembuktian ilmiah khasiat dan
Penggunaan obat tradisional di Indonesia
keamanan jamu.
sudah berlangsung lama, jauh sebelum obat
modern ditemukan dan dipasarkan. Analisis suatu obat tradisional jamu harus
Penggunaan obat tradisional sudah menjadi menyertakan uji subyektif Hal ini perlu
budaya bangsa dan dimanfaatkan oleh dilakukan untuk membandingkan kesan
masyarakat secara turun-temurun. Salah subyektif dengan sifat khas yang disimpan
satu obat tradisional Indonesia yang telah dan diklasifikasikan sebelumnya. Penentuan
digunakan oleh masyarakat untuk menjaga identifikasi sebagai sifat yang demikian
kesehatan dan mengobati berbagai penyakit merupakan suatu langkah yang penting pada
adalah jamu. identifikasi. Untuk menjamin kebenaran dari
beberapa produk tumbuhan obat yang simplisia penyusun sediaan jamu dilakukan
berdar dipasaran yaitu tumbuhan obat dalam pemeriksaan awal secara makroskopik yaitu
bentuk simplisia dan jamu. (purnomo,2002) dengan mengamati bentuk organoleptis
Simplisia ialah bahan alamiah yang simplisia penyusun menggunakan panca indra
dipergunakan sebagai obat yang belum dengan mendeskripsikan bentuk, warna, bau,
mengalami pengolahan apapun juga kecuali rasa serta pemeriksaan mikroskopik
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah mengamati fragmen pengenal dalam bentuk
dikeringkan(MMI, 1995). Sedangkan sediaan sel, isi sel atau jaringan tanaman simplisia
jamu umumnya terdiri dari beberapa jenis dengan menggunakan mikroskop (Dirjen
simplisia yang berkhasiat farmakologi baik POM, 2000).
berbentuk rajangan kasar contohnya jamu b. Rumusan masalah
godog maupun berbentuk halus atau serbuk. Adapun rumusan masalah pada
Untuk mendapatkan jamu yang aman, percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi
berkhasiat dan bermutu diperlukan suatu studi
simplisia penyusun sediaan jamu godog
klinik. Berdasarkan Permenkes No.003/
penambah stamina secara morfologi, bau, warna rasa.
makroskopik/organoleptik dan Uji mikroskopik dilakukan dengan bantuan
bagaimana cara pengelompokkan alat Mikroskop yang pembesarannya
simplisia penyusun sediaan jamu disesuaikan dengan kebutuhan. Tujuan dari
parameter ini Untuk mencari unsur-unsur
tersebut berdasarkan khasiat dan
anatomi jaringan yang khas pada suatu
kandungan kimianya? simplisia, sehingga dapat diketahui Jenis
2. Bagaimana cara mengidentifikasi simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
simplisia penyusun sediaan jamu spesifik.
serbuk pelancar haid dan bagaimana Jamu godog Dalam bahasa Jawa, godog
cara mengidentifikasi fragmen spesifik berarti direbus. Dalam jamu godokan material
simplisia penyusunya ? jamu (tumbuh-tumbuhan) direbus dengan air,
c. Tujuan percobaan dan air hasil rebusan digunakan untuk
1. untuk mengetahui cara mengidentifikasi mengobati penyakit. Bahan bakunya dapat
simplisia penyusun sediaan jamu berupa bahan kering atau bahan yang masih
godog penambah stamina secara segar. (Riswan dan Roemantyo, 2002)
Dalam bahasa Jawa seduhan berarti
makroskopik/organoleptik dan untuk
powder (serbuk). Jamu ini biasanya diseduh
mengetahui cara pengelompokkan dengan menggunakan air panas, lalu
simplisia penyusun sediaan jamu diminum.Jamu Seduhan diproduksi di industri
tersebut berdasarkan khasiat dan herbal, misalnya, "Jago", "Nyonya Meneer",
kandungan kimianya? dan "Sido Muncul" di Jawa Tengah. (Riswan
2. Untuk mengetahui caramengidentifikasi dan Roemantyo, 2002)
simplisia penyusun sediaan jamu Jahe merupakan tanaman herbal yang
serbuk pelancar haid dan dan untuk mempunyai khasiat sebagai bahan dapur dan
cara mengidentifikasi fragmen spesifik bahan utama obat. Jahe sebagai tanaman obat
simplisia penyusunya ? semakin berkembang karena sekarang
d. Kajian teori semakin berkembangnya pula pemakaian
Menurut PERMENKES No. 007 Tahun bahan alami untuk Obat Tradisional. Alasan
2012 Obat tradisional adalah bahan atau memilih simplisia serbuk jahe karena jahe di
ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan masa pandemi sekarang banyak orang
hewan, bahan mineral sediaan cairan dari mengonsumsi jahe untuk meningkatkan daya
bahan (galenik) yang secara turun temurun tahantubuh.
digunakan untuk pengobatan. Syarat bahan Jamu yang banyak digunakan oleh kaum
yang memenuhi standar keamanan dan mutu wanita adalah jamu pelancar menstruasi untuk
antara lain pada, proses pembuatan dengan mengatasi masalah keterlambatan dan rasa
menerapkan CPOTB, memenuhi persyaratan nyeri saat mentruasi. Cara kerja jamu tersebut
Farmakope Herbal Indonesia, dapat adalah dengan meluruhkan lapisan
berkhasiat dan dapat dibuktikan secara turun endometrium uterus. Sering kali penggunaaan
temurun. (Anonim, 2005). jamu pelancar mentruasi disalahgunakan oleh
Simplisia adalah bahan alamiah yang di masyarakat untuk aborsi tanpa indikasi medis
pergunakan sebagai obat yang belum sehingga keamanannya tidak terjamin dan rasa
mengalami pengolahan apapun kecuali di nyeri saat mentruasi. Cara kerja jamu tersebut
katakan lain, berupa bahan yang telah adalah dengan meluruhkan lapisan
dikeringkan (Kemenkes RI, 2011). endometrium uterus. Sering kali penggunaaan
Upaya untuk mengetahui mutu dan jamu pelancar mentruasi disalahgunakan oleh
keamanan (Safety) obat tradisional harus masyarakat untuk aborsi tanpa indikasi medis
melakukan pengujian. Simplisia yang di beli di sehingga keamanannya tidak terjamin
Toko perlu di uji mutu sesuai persyaratan
apakah simplisia yang dijual telah melalui
tahapan proses pembuatan yang baik dan
telah memenuhi persyaratan.
Uji makroskopik yaitu Uji sensoria atau
pengujian yang menggunakan indera manusia
sebagai alat untuk menilai kesesuaian
simplisia dengan morfologinya. Tujuan dari
parameter ini Untuk mencari ciri khusus pada
simplisia yang akan di uji berdasarkan
METODE PENELITIAN sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik atau
pun tabel. Keterangan gambar, grafik atau carta
Bahan dan Alat (caption) mengunakan jenis huruf Arial dengan
ukuran huruf (font size)
Bahan yang digunakan pada percobaan ini 9 dan dituliskan
adalah jamu godog penambah stamina, jamu center di bawah gambar.
serbuk pelancar haid, haksel pembanding dan
aquadest.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini


adalah timbangan analitik, mikroskop, objek Contoh:
gelas, deg gelas, jarum preparat, dan lampu
spiritus.

Prosedur kerja

Pemeriksaan makroskopik sediaan jamu


godog penambah stamina langkah awal yang di
lakukan yaitu di keluarkan bahan jamu dari Gambar 1 Morinda citrifolia
kemasan, kemudian di timbang berat totalnya,
kemudian dilakukan pemeriksaan secara Gambar dan tabel harus diletakkan sedekat
organoleptic meliputi bentuk, warna, bau, rasa mungkin dengan teks yang berhubungan.
dan ukuran, lalu di amati satu persatu simplisa penggunaan gambar dan tabel berwarna Semua
dalam sediaan jamu godog penambah stamina, gambar dan tabel harus disertai keterangan dan
kemudian di pisahkan menurut jenis simplisianya., nomor gambar atau tabel.
kemudian di timbang kembali berat masing-
masing jenis simplisia tersebut, lalu di bandingjan Rata-rata e-RMS 30 cipher-image
simplisia dari sediaan jamu dengan heksel
90.8323
pembanding, kemudian di hitung presentasi dari
10073.0107
masing-masing simplisia dalam jamu.
80

Pada pemeriksaan mikroskopik sedian 60


jamu langkah awal yang dilakukan yaitu 40
dikeluarkan bahan jamu pelancar haid dari 20
kemasannya, kemudian dilakukan pengamatan 0
serbuk jamu di bawah mikroskop, lalu di SCBIE 1 kunciSCBIE 2 kunci

bandingkan hasil pengamatan dengan serbuk


jamu dan serbuk pembanding.
Gambar 2 Grafik perbandingan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan untuk tabel yaitu keterangan tabel


harus diletakkan rata kiri di atas tabel tersebut
Meliputi penyajian data/informasi yang dengan menggunakan Arial 9 point. Tabel dibuat
diperoleh dan menganalisis data/informasi dengan ukuran lebar 1 kolom seperti contoh
sesuai dengan tujuan penulisan artikel. Di dalam Tabel 1. Tabel meminimalisasi penggunaan
uraian tentang Hasil dan Pembahasan, dapat garis vertikal.
menggunakan sub-sub judul sesuai dengan
permasalahan yang dibahas. Sub judul ditulis Tabel 1. Pemeriksaan Makroskopik Sediaan Jamu
dengan huruf tebal dan miring. Apabila terdapat Serbuk
sub-sub judul, maka sub-sub judul ditulis miring 1. Nama Jamu
tetapi tidak tebal. Uraian tentang Hasil dan
No. Nama Sampel Bobot Sampel (g) Presentase Sampel (%)
Pembahasan harus didukung oleh rujukan/
referensi. Tabel Hasil pengamatan mengikuti 1.
2. Foto
format pada penuntun praktikum. 2.
Jamu/Foto Masing-masing Haksel
Pembahasan harus fokus. Jika artikelnya Dst
3. Bobot Total Jamu
melakukan percobaan, maka hasil percobaan
4. Bobot dan Presentase Tiap Sampel
SIMPULAN DAN SARAN (Nilai 10)

Simpulan harus mengindikasikan secara


jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan
kekurangannya, serta kemungkinan
pengembangan selanjutnya. Simpulan
merupakan sintesa kesesuaian antara
masalah, tujuan, dan hasil. Penulisan
simpulan tidak menggunakan pointer dan
penomoran tetapi menggunakan alinea.
Saran merupakan tindak lanjut atau
implementasi dari simpulan.
PUSTAKA ACUAN (Nilai 10)

Riswan S, Roemantyo HS. Jamu as traditional medicine in Java, Indonesia. South Pacific Study
2002,23(1): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai