Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKGNOSI

PEMERIKSAAN SIMPLISIA

INDAH HARIYATI (K1A014024)

RABU, 11 NOVEMBER 2015

LABORATORIUM BIOLOGI MIPA UNRAM- PRODI FARMASI UNRAM

1. PENDAHULUAN di dalam tumbuhan tersebut. Tujuan dari


Indonesia memiliki kekayaan alam pemeriksaan simplisia ini adalah agar
yang melimpah. Tidak sedikit dari dapat mengidentifikasi simplisia dan
kekayaan alam tersebut bermanfaat bagi menyebutkan ciri khas dari simplisia itu
kehidupan manusia. Manfaat dari sendiri.
kekayaan alam tersebut salah satunya
adalah sebagai obat. bahan obat yang 2. TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari alam banyak digunakan Simplisia adalah bahan alamiah yang
sebagai ramuan obat tradisonal secara dipergunakan sebagai obat yang belum
turun-temurun. obat tradisional ini mengalami pengolahan apapun juga dan
dipercaya oleh masyarakat dapat kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang
meningkatkan taraf kesehatan dari telah dikeringkan. Simplisia terbagi atas
masyarakat itu sendiri. Pada saat ini, pun simplisia nabati, simplisia hewani, dan
banyak peneliti yang sedang meneliti atau simplisia mineral. Simplisia nabati adalah
mencari tanaman dari alam yang simplisia yang berupa tumbuhan utuh,
berkhasiat sebagai obat guna bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan
menggalakkan pengobatan kembali ke (Depkes RI, 1995).
alam (back to nature). Suatu simplisia tidak dapat dikatakan
Untuk mempermudah penelitian bermutu jika tidak memenuhi persyaratan
tentang obat herbal, maka dibuatlah mutu yang tertera dalam monografi
sediaan simplisia guna menjaga stabilitas simplisia. Persyaratan mutu yang tertera
dan keamanan bahan aktif yang terdapat dalam monografi simplisia antara lain
Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM 4
susut pengeringan, kadar abu total, kadar menggunakan kertas
abu tidak larut asam, kadar sari larut air, milimeter blok
kadar sari larut etanol, dan kandungan Hasil
kimia simplisia meliputi kadar minyak atsiri
c. Mikroskopik
dan kadar kurkuminoid. Persyaratan mutu
o Lignum
ini berlaku bagi simplisia yang digunakan
Serbuk kulit kayu manis
dengan tujuan pengobatan dan
(Cinamommum Burmannii Cortex)
pemeliharaan kesehatan (Depkes, 2008).
Menempatkan diatas
objeck glass
3. ALAT DAN BAHAN
Menambahkan beberapa
Alat yang digunakan pada praktikum
tetes larutan kloralhidrat
ini adalah objeck glass dan penutup glass ;
Menghangatkan diatas
lampu spiritus; mikroskop cahaya; kaca
lampu spiritus
pembesar; dan tissue. Sedangkan bahan
Menutup dengan gelas
praktikum yang digunakan adalah aquadest
penutup
steril; larutan kloralhidrat; simplisia daun;
Melihat dibawah
simplisia kulit batang; dan simplisia akar dan
mikroskop cahaya
rimpang.
dengan perbesaran
lemah dan bila perlu
4. CARA KERJA
dengan perbesaran kuat
a. Organoleptik
Hasil
Serbuk simplisia
Mengamati warna, bau, rasa o Folium, herba
simplisia Serbuk daun seledri (Apii
b. Makroskopik graveoleritis Folium)
Simplisia daun, simplisia kulit batang, Menempatkan diatas
simplisia akar dan batang objeck glass
Mengukur luas permukaan Menambahkan beberapa
sampel dengan tetes larutan kloralhidrat

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM 4


Menghangatkan diatas
lampu spiritus
Menutup dengan gelas
penutup
Melihat dibawah b. Biji pala( Myristica semen)
mikroskop cahaya
dengan perbesaran
lemah dan bila perlu
2) PEMBAHASAN
dengan perbesaran kuat
Praktikum pemeriksaan
Hasil
simplisia ini bertujuan untuk dapat
mengidentifikasi simplisia dan
5. HASIL DAN PEMBAHASAN menyebutkan ciri khas simplisia. Pada
1) HASIL PENGAMATAN praktikum ini dilakukan berbagai

Mikroskopik pengamatan, yaitu secara organoteptik,

a. Daun Seledri (serbuk) makroskopik dan mikroskopik. Secara

(Apii graveoleritis Folium) organoleptik dilakukan pengamatan


morfologinya (berdasarkan warna, bau,
dan rasa simplisia); secara makroskopik
dilakukan pengujian dengan mata
telanjang terhadap berbagai organ

b. Kulit Kayu manis( serbuk) tanaman yang digunakan untuk simplisia;

(Cinamommum Burmannii Cortex) sedangkan secara mikroskopik dilakukan


pemeriksaan anatomi jaringan dari
serbuk simplisia tersebut.
Secara organoleptik, pada
Cinamommum Burmannii Cortex
didapatkan warna coklat kemerahan,
Makroskopik
memiliki bau khas aromatik dan rasa
a. Biji kopi( Coffea semen)
agak manis. Sedangkan pada serbuk Apii
graveoleritis Folium didapatkan

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM 4


Organoleptik yaitu warna hijau, baunya mikroskop. sedangkan pada serbuk Apii
khas seledri, serta memiliki rasa agak graveoleritis dapat terlihat epidermis dan
pahit. Pada biji kopi (Coffea semen) fragmen-fragmen namun tidak terlalu
didapatkan warna hijau kecoklatan, jelas. Pada kedua sampel serbuk tersebut
berbau khas kopi dan memiliki rasa yang menggunakan perbesaran 10x.
pahit. Kemudian, Pada Biji pala( Myristica ketidakjelasan jaringan pada kedua sampel
semen) berwarna coklat muda sampai tersebut diakibatkan karena tidak adanya
coklat tua, bau khas pala dan memiliki penggunaan larutan kloralhidrat yang
rasa yang getir. berfungsi untuk memperjelas jaringan-
Mengamati simplisia secara jaringan saat diamati pada mikroskop.
makroskopik didapatkan hasil pada biji Dapat pula terjadi karena kurangnya
kopi (Coffea semen) dapat diketahui peleburan serbuk dengan menggunakan
diameternya yakni 0,5 cm- 1 cm dengan aquades.
bentuk bulat lonjong terbelah. Pada Biji
pala ( Myristica semen) dapat di diketahui 6. KESIMPULAN
diameternya yakni diameter 3 cm- 4 cm, Dari praktikum yang telah dilakukan
bentuk lonjong, serta memiliki kulit keras. dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
Secara mikroskopik dilakukan mengidentifikasi simplisia dan meyebutkan
pengamatan anatomi dari jaringan ciri khas simplisia dapat dilakukan dengan
simplisia dengan menggunakan mikroskop cara organoleptik, makroskopik, dan
cahaya. Digunakan larutan kloralhidrat mikroskopik.
dengan tujuan agar memperjelas jaringan-
jaringan yang ada pada simplisia tersebut. 7. DAFTAR PUSTAKA
Tetapi pada praktikum ini tidak Depkes, 2008, Farmakope Herbal
menggunakan larutan kloralhidrat, Indonesia. Jakarta : Departemen
melainkan hanya menggunakan aquades Kesehatan Republik Indonesia.
untuk meleburkan serbuk sampel tersebut Departemen kesehatan RI. 1995.
agar dapat diamati dalam mikroskop. pada Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
serbuk Cinamommum Burmannii Cortex Direktorat Jendral Pengawasan Obat
terlihat permukaan kasar saja pada dan Makanan.

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM 4

Anda mungkin juga menyukai