Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM FITOKIMIA – FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN I

“PEMBUATAN SIMPLISIA TANAMAN”

DISUSUN OLEH :

KELAS D

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Simplisia merupakan bahan yang digunakan sebagai obat terapi belum
mengalami pengelolahan apapun atau telah diolah secara sederhana. (1) herbal
merupakan seluruh bagian tanaman obat mulai dari akar, batang, daun, bunga
dan buah. (2) Daun (folium) adalah jenis simplisia yang paling sering
digunakan dalam pembuatan simplisia, (3) Bunga (flos) digunakan sebagai
simplisia dapat berupa bunga tunggal atau bunga mejemuk. (4) buah untuk
simplisia biasanya diakumpulkan setelah masak. (5) kulit buah
(pericarpium) dikumpulkan dari kulit masak seperti kulit buah jeruk. (6) biji
(semen) biasanya dikumpulkan dari buah yang sudah masak. (7) kulit kayu
(cortex) bagian terluar dari batang pada tanaman tingkat tinggi. (8) kayu
(lignum). (9) akar (radix). (10) umbi (tuber) penjelmaan batang atau akar. (11)
rimpang (rhizome) batang dan daun yang terdapat dalam tanah. (12) umbi
lapis (bulbus). (Dalimartha,2008)
Simplisia dibuat dengan berbagai cara, antara laim pengeringan,
fermatasi dan penyulingan . cara pembuatan simplisia dengan pengeringan
paling mudah dilakukan. Disarankan untuk mengunakan suhu yakni, tidak
terlalu tinggi Dan tidak terlalu rendah . jika suhu terlalu rendah proses
pengeringan akan berjalan sangat lambat sehingga ada kecendurungan
simplisia akan berjamur . Sementara itu, jika pemasaran suhunya tinggi,
bnagai luar simplisia akan cepat kering tetapi bagian dalamnya masih basa
sehingga rawan terhadap serangan jamur dan bakteri. Tanaman tertentu
menjadi cepat rusak akibat panas yang terlalu tinggi, biasanya terjadi pada
tanaman yang tergolong termolabil (Agromedia, 2008)
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar mahasiswa farmasi
mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik dan juga mengidentifikasi
bahan baku simplisia, mengetahui bagian tanaman yang dapat digunakan
sebagai simplisia serta mengetahui manfaat tanaman yang dijadikan sebagai
simplisia yang digunakan sebagai salah satu sediaan farmasi.
1.2 Maksud percobaan
1. Memahami cara pembuatan simplisia yang baik
2. Memahami indetifikasi bahan baku simplisia

1.3 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik
2. Mengetahui identifikasi bahan baku simplisia

1.4 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan dilakukan dengan cara pengambalian sampel bahan
baku lalu dilakukan sortai basah selanjutnya dilakukan perubahan
(perajangan), setelah itu bahan baku disortasi kering dan yang terakhir
pengemasan dan penyimpanan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Dasar Teori


Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat tetapi
belum mengalami pengolahan apapun atau telah diolah secara sederhana
(Dalimartha dan Adrian, 2018)
Menurut Dalimartha (2008), berikut bagian-bagian tanaman yang
dijadikan sebagai simplisia :
1. Herba (herba)
Merupakan seluruh bagian tanaman obat
2. Daun (folium)
Jenis simplisia yang paling sering digunakan dalam pembuatan ramuan
herbal
3. Bunga (flos)
Dapat berupa bunga tunggal atau majemuk
4. Buah (fructus)
Untuk simplisia biasanya dikumpulkan setelah masak
5. Kulit buah (pericarpium)
Dikumpilkan dari buah yang masak seperti kulit buah jeruk
6. Biji (semen)
Dikumpulkan dari buah yang sudah masak
7. Kulit kayu (cortex)
Merupakan bagian terluar dari batang pada tanaman tingkat tinggi
8. Kayu (lignum)
Yang biasa digunakan sebagai simplisia merupakan kayu tanpa kulit.
9. Akar (radix)
Bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah
10. Umbi (tubler)
Penjelmaan batang atau akar sehingga dibedakan menjadi umbi batang dan
umbi akar
11. Rimpang (rhizome)
Batang dan daun yang terdapat dalam tanah, bercabang-cabang dan tubuh
mendatar
12. Umbi lapis (bulbus)
Merupakan perubahan bentuk dari batang beserta daunnya menjadi umbi
yang berlapis-lapis karena daunnya tebal, lunak dan berdaging
Serbuk adalah bentuk tertua dari pengolaha obat botani, serbuk diperoleh
dengan titrasi simplisia kering, ukuran bervariasi, tergantng pada metode
yang digunakan. Serbuk yang diayak untuk menentukan granul homogen dan
dinilai tergantung pada saringan yang digunakan dari sangat kasar, kasar,
agak halus, halus, dan sangat halus (serbuk micronized). Serbuk diklasifikasi
secara sederhana ( terdiri hanya satu simplisia) atau senyawa bila dicampur
dengan serbuk dari simplisia lain. (Supriyatna, 2012)
Menurut Saifuddin (2014) untuk mendapatkan bahan simplisia eksttat
yang protein dilakukan berdasarkan :
1. Perdebatan data empiris
Mengamati bahan yang secara empiris memberikan efek positif pada
penderita penyakit tertentu.
2. Sampling random
Sampel diseleksi dari berpuluh-puluh hingga ratusan. Skrinning harusnya
dilakukan sehemat dan seefisien mungkin. Era sekarang biasanya
didasarkan pada target molekul in vitro atau kultur sel yang membutuhkan
jumlah bahan uji sangat sedikit, cukup sediakan 1-10 gram bahan mentah
Sortasi simplisia merupakan proses pemisahan simplisia yang rusak
(berkualitas buruk) dari simplisia yang kualitasnya baik sehingga bahan yang
diproses selanjutnya hanya simplisia berkualitas baik. Sortasi simplisia dapat
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sortasi saat tanaman baru dipanen dan
sortasi setelah tanaman kering, (sebelum dikemas untuk disimpan)
penyortiran setelah panen bertujuan memisahkan tanaman yang digunakan
dengan sebagai contoh, pemisahan daun dari tangkainya , umbi dari batang,
dan batang dari daunnya. Sementara itu, penyortiran setelah simplisia
dikeringkan bertujuan menghilangkan kotoran yang masuk selama proses
pengeringan (Sudewo, 2009).
II. 2 Klasifikasi Tanaman

1. Saliara (Lantana camara L) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbanaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L

2. Tapak liman (Elephantopus scaber L) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Elephantopus
Spesies : Elephantopus scaber L
3. Sambiloto (Andrographis paniculata) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Scphulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata

4. Mondokaki (Tabernaemontana divaricate) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Tabernaemontana
Spesies : Tabernaemontana divaricate
5. Kirinyuh (Chromolaena odorata) (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Acanthaceae
Genus : Chromolaena
Spesies : Chromolaena odorata

6. Jambu (Psidium guajava) (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiontha
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
II.3 Uraian Bahan

1. Aquadest ( FI Edisi III, halaman ; 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest/air suling
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau


tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar : -
2. Alkohol (FI Edisi III, halaman ;65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol /Alkohol
RM/BM : C2 H5 OH / 49,69
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,jernih mudah


menguap dan mudah bergerak, bau
khas,rasa panas,mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform p, dan dalam eter p.
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya di tempat sejuk jauh dari
nyala api.
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 94,7%, v/v
atau 92,0% v/v dan tidak lebih dari 95,2%
v/v atau 92.7 % C2H5O
II.4 Prosedur kerja

1. Mengumpulkan bahan baku


2. Mensortasi basah pada tanaman kirinyuh (Cromolaena odorata)
3. Mencuci tanaman krinyuh (Cromolaena odorata)
4. Merajang atau mengubah bentuk (tergantung tanaman yang dipakai )
5. Mengeringkan dengan cara diangin-anginkan
6. Mensortassi kering
7. Menghaluskan sampel dengan menggunakan blender, di ayak
8. Memassukan kedalam pot plastic
9. Memberiakan label atau etiket
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Cutter
2. Parang
3. Gunting
4. Blender
5. Ayakan
6. Pot plastic 100 gram
7. Kamera

III.1.2 Bahan

1. Kantong plastic
2. Etiket
3. Alcohol
4. Air
5. Karung
6. Kardus
7. Koran

III.1.3 Sampel

1. Tanaman Saliara (Lantana camara L)


2. Tanaman Tapak liman (Elephantopus scaber L)
3. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)
4. Tanaman Mondokaki (Tabernaemontana divaricate)
5. Tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata)
6. Tamaman Jambu (Psidium guajava)
III.2 Cara Kerja

III.2.1 Simplisia

1. Dipanen tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata)


dimasukkan kedalam karung
2. Disortasi basah, dimana diambil hanya bagian daun dari
tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata)
3. Dicuci dengan air hingga bersih
4. Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan untuk
menghilangkam kadar air dari pencucian
5. Dirajang daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) dengan
gunting / cutter menjadi ukuran lebih kecil
6. Dikeringkan dengan cara tidak langsung / diangin-anginkan
hingga benar-benar kering
7. Disortasi kering dengan memilah daun yang baik
8. Dilakukan penimbangan pada sampel
9. Diblender sebagian sampel hingga halus lalu diayak
10. Dimasukkan kedalam pot salep simplisia haus dari simplisia
rajangan
III.3 Skema Kerja

III.3.1 Simplisia

Alat dan Bahan

Pemilihan bahan baku

Sortasi basah

Pengubahan bentuk (perajangan)

Pengeringan

Sortasi kering

Penimbangan

Penggalingan menjadi serbuk

Penyimpanan
Etiket
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.3 Hasil pengamatan

1. Tabel Pengamatan
Nama
Nama Bobot Bobot % %
No Tanaman dan
Simplisia Awal Akhir Rendamen Residu
Nama Latin

1. Saliara
(Lantana 600 90
Lantana 15 % 85%
camara L) gram gram
folium

2. Tapak liman
Elephant
(Elephantopus 1480 100
opus 6,756 % 93,24%
scaber L) gram gram
folium

3. Sambiloto
Androgr
(Andrographis 270 70
aphis 25,92 % 74,07%
paniculata) gram gram
folium

Tabernae
4.
montana
Mondokaki
folium
(Tabernaemont 3500 800
22,85 % 97,71%
ana divaricate) gram gram
5. Kirinyuh
Chromol
(Chromolaena 1500 70
aena 4,66 % 95,33%
odorata) gram gram
folium

6. Jambu
(Psidium Psidium 2300 900
39,23 % 96,08%
guajava) folium gram gram
2. Analisis Data
a. Tanaman Saliara (Lantana camara L)
90
% Rendamen = 600 x 100 % = 5 %
600−90
% Residu = x 100 % = 5 %
600

b. Tanaman Tapak liman (Elephantopus scaber L)


100
% Rendamen = 1480 x 100 % = 6,576 %
1480−100
% Residu = x 100 % = 93,24 %
1480

c. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)


70
% Rendamen = 270 x 100 % = 25,92 %
270−70
% Residu = x 100 % = 74,07%
270

d. Tanaman Mondokaki (Tabernaemontana divaricate)


800
% Rendamen = 3500 x 100 % = 22,85 %
3500−800
% Residu = x 100 % = 97,71 %
3500

e. Tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata)


70
% Rendamen = 1500 x 100 % = 4,66 %
1500−70
% Residu = x 100 % = 93,33 %
1500

f. Tamaman Jambu (Psidium guajava)


900
% Rendamen = 2300 x 100 % = 39,13 %
2300−900
% Residu = x 100 % = 96,08 %
2300
3. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Gambar Keterangan

Daun kirinyuh
Pengambilan
1 (Charomolaena
sampel
odorata)

Pemisahan
tanaman dari tanah,
kerikil, rumput dan
2 Sortasi basah
bagian tanaman
yang tidak
diggunakan

Dilakukan diair
mengalir untuk
membersihkan
3 Pencucian
kotoran yang
melekat dari sortasi
basah

Untuk memperluas

Perubahan bentuk permukaan bahan


4 baku dengan
(Peranjangan ) memperapat proses
pengerinngan

Untuk menurunkan
5 Pengeringan kadar air pada
sampel
Untuk memisahkan
bagian tanaman
yang rusak ,
6. Sortasi kering gososng dan
kotoran yang
melekat saat
pengeringan

Untuk mendapatan
7. Penghalusan simplisia dalam
bentuk bubuk

Agar sampel dapat


8. Penyimpanan
bertahan lama
IV.2 Pemabahasan
Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat, tetapi
belum mengalami pengolahan apapun atau telah diolah secara sederhana.
Simplisia yang berasal dari tanaman baik berupa tanama utuh. Bagian
tanaman (seperti daun, bunga, buah, kulit buah, biji, kulit batang, kayu,
akar, rimbang atau eksudat tanaman disebut sebagai simplisia nabati)
(Dalimartha, J. 2008).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara
pembauatan simplisia dan cara mengidentifikasi bahan baku simplisia.
Pada praktikum kali ini, praktikan membuat simplisia dengan bahan baku
yang berasal dari tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata L.). Adapun
langka-langkah pembuatan simplisia yang telah dilakukan yaitu
pengambilan sampel di Desa Sebedi, Kec. Marowali, Kab. Sigi, Sulawesi
Tengah. Setalah pengambilan sampel, selanjutnya dilakukan sortasi basah
yang bertujuan untuk memisahkan bagian tanaman yang akan diambil dari
rumput, tanah, krikil dan pengotor lainnya. Kemudian dicuci tanaman
dengan air mengalir agar kotoran yang masih tertinggal setelah sortasi basah
hilang sempurna. Setelah itu sampel diubah bentuknya tergantung dari jenis
sampel yang digunakan. Adapun bagian tanaman yang digunakan yaitu
daun, sehingga pengubahan bentuknya dilakukan denga cara merajang daun
tersebut. Setelah perajangan selesai tahap selanjutnya yaitu pengeringan,
tujuan dari pengeringan ini adalah untuk menurunkan kadar air pada sampel
dengan cara diangin-anginkan. Setelah sampel mengering dilakukan sortasi
kering yang bertujuan untuk membersihkan bahan dari bahan-bahan yang
terlalu gosong, rusak atau dibersihkan dari kotoran saat pengeringan.
Setelah itu sampel dihaluskan dengan menggunakan blender tujuannya agar
sampel berubah menjadi serbuk. Selanjutnya serbuk sampel diayak
tujuannya yaitu untuk memisahkan serbuk yang masih kasar, dan terkahir
yaitu serbuk dimasukkan ke dalam pot salep yang telah diberi label / etiket
tujuannya agar sampel dapat bertahan lama.
Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan tumbuhan perdu, berasa
pahit, tumbuh tegak bercabang banyak, berbau, tingginya 2-6 m, rantingnya
bulat, berambut pendek dan rapat, daun berhadapan, daun berbentuk segitiga
hingga bundar telur dengan ujung lancip, pinggir daun bergerigi kasar
hampir rata dengan permukaan berbulu halus, bunga majemuk, tumbuh di
ujung batang, kelopak bentuk lonceng dan mahkota bunga berentuk jarum,
buah kecil, berbulu coklat kehitaman, dengan biji berbentuk jarum kecil dan
berwarna hitam (Oktary, A.P., Dkk. 2015).
Dalam ektrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) tardapat 66%
senyawa monoterpene dan 28% sesquiterpene. Selain itu kirinyuh juga
mengandung 11-17% α- pinene, 12,5-24,8% cynene, serta 10,6% thymil
acetat. Selain mengandung nitrat juga mengandung alkaloid, pyrolizidin α-
pinin, β-cebibene, 7 dan 9 Anyloyiretroncecine, intermedini, Ridirinu dan 3
actylrinderini (Oktary, A.P, Dkk. 2015).
Secara tradisional daun kirinyuh digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit tenggorokan, obat
batuk, obat malaria, anti mikroba, sakit kepala, anti diare, astringint, anti
spasmodit, antihipertensi, antiinflamasi, dan diuretik (Mirwanto, Dkk.
2017).
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui
cara pembuatan simplisia yang baik dengan mengidentifikasi bahan baku
simplisia. Mengetahui bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai
simplisia serta mengetahui manfaat dan kandungan dari tanaman yang
dijadikan sebagai simplisia yang dapat dibuat menjadi sediaan farmasi.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang


belum mengalami pengelolahan apapun juga dan kecuali dikaitkan
lain berupa bahan yang telah dikeringkan
2. Bagian tanaman yang dapat diambil untuk simplisia yaitu : herba,
daun (folium), bunga (flos), kulit kayu (cortex), kayu (ligmen), akar
(radix), umbi (tuber), rimpang (rhizome), dan umbi lapis (bulbus)
3. Tahapan pembuatan simplisia adalah pemilihan bahan baku, sortasi
basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan
penyimpanan, pemilihan mutu
4. Secara tradisional daun kirinyuh digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit tenggorokan,
obat batuk, obat malaria, anti mikroba, sakit kepala, anti diare,
astringint, anti spasmodit, antihipertensi, antiinflamasi, dan diuretik

V.2 Saran

Sebaiknya praktikan dapat lebih memahami dan mengerti mengenai


tanaman yang dipilih sebagai simplisa dan dapat datang lebih awal sehingga
praktikum dapat berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2008. 273 Ramuan tradisional. Jakarta : Redaksi Agromedia

Dalimartha. 2008. 1001 Resep herbal. Jakarta : Pustaka Swadaya

Dalimartha dan Adrian. 2018. Ramuan herbal tumpas penyakit. Jakarta : Pustaka
Swadaya

Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia 1979 Farmakope Indonesia Edisi Ⅲ

Jakarta Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia.

Saifuddin. A. 2014, Senyawa alam metabolit sekunder. Yogyakarta : Deepublish

Sudewo. B. 2009. Buku pintar hidup sehat cara mas Dewo. Jakarta : Agromedia

Supriyatna. 2012. Prinsip obat herbal. Yogyakarta : Deepublish

Www.Plantamor.com ( diakses pada tanggal 4 desember 2018 pukul 23:00


WITA )

Anda mungkin juga menyukai