Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 G2
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sediaan bromhexien biasanya dibuat dalam bentuk sirup atau eliksir. Sirup adalah
larutan dalam air dan gula atau pengganti gula yang pekat, dengan atau tanpa tambahan
falvoring agent atau obat. Selain mudah dalam penggunaanya sirup juga mempunyai rasa
yang manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai
kalangan terutama anak-anak dan mereka yang mengalami kesulitan menelan bentuk sediaan
oral lain dari obat. Sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sukrosa.
Kecuali dinyatakan lain, memiliki kandungan sukrosa lebih besar dari atau sama dengan
64% dan kurang dari atau sama dengan 66%. Sirup dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan fungsinya: sirup obat dan sirup rasa. Sirup obat adalah sirup yang mengandung
satu atau lebih bahan obat. Sirup rasa, di sisi lain, biasanya tidak digunakan untuk tujuan
medis, tetapi mengandung berbagai bahan aromatik atau rasa yang menyenangkan dan
digunakan sebagai larutan pembawa atau rasa untuk berbagai obat-obatan lainnya.
Bahan sirup meliputi pemanis, pengawet, antimikroba, rasa, perasa dan pewarna.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa formulasi dan pengawet antimikroba
berfungsi untuk menjaga stabilitas simpan produk obat. Ini meningkatkan umur simpan
produk obat dan mencegah pertumbuhan berlebih mikroorganisme dan jamur. Hampir
semua sirup diberi rasa buatan atau dibumbui dengan bahan alami untuk memberikan rasa
yang enak pada sirup. Karena sirup adalah formulasi cair, perasa harus memiliki kelarutan
air yang cukup. Selanjutnya, rasa harus sesuai dengan rasa sirup, dan pilihan warna biasanya
seimbang dengan rasanya (Karimah dkk. 2019).
Batuk merupakan respon alami tubuh terhadap gangguan pada sistem pernapasan.
Batuk biasanya dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mulai melemah. Batuk dibagi
menjadi batuk akut dan batuk kronis tergantung waktunya. Batuk bisa disebabkan oleh virus,
alergi atau asma, iritasi atau peradangan.
Penelitian berskala besar menemukan bahwa prevalensi batuk di Amerika Serikat
adalah 18% dari 1109 penderita batuk kronis yang disebabkan kebiasaan merokok.Survei
berskala besar juga dilaporkan dilaporkan di negara Swedan sebanyak 11% batuk tidak
produktif, 8% batuk produktif, 38% batuk yang terjadi malam hari, dari ketiga hal tersebut
diperoleh sebanyak 623 orang usia 31 tahun yang disebabkan asma, rhinitis alergi, relux
lambung, dan merokok. Data survey European Respiratory Society terhadap 18.277 subyek
dengan usia 20-48 tahun, dimana dilaporkan batuk nokturnal sebanyak 30%, batuk produktif
10% dan batuk non produktif 10%.
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang hubungan antara batuk kronis dan polusi
udara. Batuk kronis merupakan masalah utama di negara berkembang sebagai manifestasi
penyakit saluran pernafasan seperti tuberkulosis paru (TB). Di beberapa negara Asia
Tenggara, batuk terus-menerus yang berlangsung 2-3 minggu mungkin merupakan gejala
yang dicurigai dari tuberkulosis.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sahara (2017) dapat memberikan
rekomendasi terbaik untuk pengobatan demam dan Sagara (2018) dapat memberikan
rekomendasi terbaik untuk pengobatan diare menggunakan sistem pendukung keputusan
(SPK). Pada penelitian ini menulis membangun sistem berbasis pengetahuan untuk
pemilihan obat batuk. Penggunaan sistem ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
terbaik bagi pengguna dalam memilih obat batuk (Tri & Windi, 2020).
II. DEFINISI
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sisitem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi (Depkes, 2005).
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernafasan dari benda
atau zat asing. Beberapa penyakit, seperti kangker, paru-paru, TBC, tifus, radang paru-paru,
asma dan cacingan juga menampakan gejala berupa batuk (Widodo, 2009). Jenis batuk
berdasarkan produktivitasnya yaitu:
1) Batuk berdahak, yaitu batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum) sehingga
lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki cirri khas yaitu
dada terasa penuh dan berbunyi. Batuk produktif sebaiknya tidak diobati dengan obat
penekanan batuk karena lender akan semakain banyak terkumpul di paru-paru.
2) Batuk tidak berdahak, yaitu batuk yang tidak menghasilkan dahak (sputum), yang juga
disebut batuk kering. Batuk tidak produktif sering membuat tenggorokan terasa gatal
sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau bahkan hilang.
Jenis batuk berdasarkan waktu berlangsung yaitu:
1) Batuk akut, yaitu batuk yang berlangsung kurang dari tiga minggu serta terjadi dalam
satu episode. Batuk jenis ini umumnya disebabkan oleh flu dan alergi.
2) Batuk kronis, yaitu batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu atau terjadi dalam
tiga episode selama tiga bulan berturut-turut. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh
asma, bronkitis dan tuberkulosis.
Mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu fase inspirasi, fase komresi dan fase
ekspirasi. Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian glottis akan
menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan
pembukaan glottis secara tiba-tiba dan ekspresi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada
saat ini glottis secara refleks sudah terbuka. Setelah udara di inspirasi maka mulailah fase
kompresi dimana glottis akan tertutup. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan
meningkat. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk. Kemudian terjadi fase ekspirasi,
maka glotis akan secara aktif terbuka. Udara akan keluar dan menggetarkan jaringan
saluran nafas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk.
Mendiaknosa batuk adalah dengan mendengarkan suara batuk, ketika batuk yang dialami
pasien disebabkan oleh virus atau terjadi infeksi maka akan diberikan antibiotik (Andiny,
2019)
Terdapat beberapa pengobatan farmakologi yaitu dengan menggunakan obat antitusif,
ekspektoran dan mukolitik:
1) Antitusif : pengobatan yang ditujukan untuk batuk kering, golongan obat ini bekerja
sentral pada susunan saraf pusat dengna cara menekan rangsangan batuk dan menaikan
ambang rangsang batuk. Obat ini tidak sesuai jika diberikan pada pasien batuk berdahak
karena akan menyebabkan dahak menjadi kental dan susah keluar. Contoh obat antitusif
yaitu: dekstrometofan, codein, noskarin.
2) Ekspektoran : pengobatan yang ditujukan untuk batuk berdahak, folongan obat ini
bekerja dengan cara meningkatkan sekresi cairan saluran pernafasan sehingga
kekentalan dahak menjadi berkurang akibat dahak akan mudah dikeluarkan. Obat ini
jika diberikan pada pasien batuk kering maka akan meningkatkan frekuensi batuk
menjadi meningkat. Contoh obat ekspektoran yaitu: guafenisin
3) Mukolitik : pengobatan yang digunakan untuk batuk berdahak yang kental, seperti batuk
pada bronchitis. Golongan obat ini bekerja dengan jalan memutus serat-sert
mukopolisakarida atau membuka jembatan disulfide diantara makromolekul yang
terdapat pada dahak sehingga kekntalan dahak akan berkurang dan dahak akan mudah
keluar. Contoh obat mukolitik yaity: bromhexine , ambroksol.
III. PREFORMULASI
A. Zat aktif
Bromheksin HCL (Farmakope Indonesia ed. V, , Hal 254)
Pemerian : Sebuk hablur; putih atau hampir putih
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; sukar larut dalam etanol dan dalam
metilen klorida
Penyimpanan : Terlindungan cahaya
Kegunaan : Zat aktif (mukolitik atau obat saluran pernafasan)
Kegunaan : Bahan aktif (ekspektoran)
B. Zat tambahan
a) Sorbitol (Farmakope Indonesia ed. V, , hal.1210; British Pharmacopeia I,
hal.1331)
Pemerian : Jernih, tidak bewarna, cairan seperti sirup, dapat bercampur
dengan air, gliserol 85%, dan dengan propilen glikol; larut
dalam alcohol
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalametanol, metanol,
dan asam asetat
Inkompabilitas : Akan membentuk larutan seperti air ketika dikombinasikan
dengan ion logam dalam keadaanasam,alkalin, direaksikan juga
dengan besi oksidaakan hancur.
Fungsi : Pemanis dan anti-caplocking
VALIDASI PROSES
a. Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan hendaklah
dicatat.
b. Sebelum suatu Prosedur Pengolahan Induk diterapkan, hendaklah diambil langkah
untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin,
dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan
peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan produk yang
memenuhi persyaratan mutu.
c. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau bahan hendaklah disertai
dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin bahwa perubahan tersebut akan
tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.
d. Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan ulang secara kritis
terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses dan
prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.
PENGEMBALIAN
a. Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan
benar dan direkonsiliasi.
b. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan hendaklah tidak
dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan.
PENGOLAHAN
a. Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum
dipakai.
b. Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan atau
berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada risiko terjadinya campur
baur atau pencemaran silang.
c. Kondisi lingkungan di area pengolahan hendaklah dipantau dan dikendalikan agar
selalu berada pada tingkat yang dipersyaratkan untuk kegiatan pengolahan.
Sebelum kegiatan pengolahan dimulai hendaklah diambil langkah untuk
memastikan area pengolahan dan peralatan bersih dan bebas dari bahan awal,
produk atau dokumen yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengolahan yang
akan dilakukan.
d. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum
digunakan. Peralatan hendaklah dinyatakan bersih secara tertulis sebelum
digunakan. 6.65 Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti
prosedur yang tertulis. Tiap penyimpangan hendaklah dipertanggungjawabkan
dan dilaporkan.
e. Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk antara dan
produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat dan
jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap pencemaran atau
kerusakan.
f. Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara hendaklah diberi label
dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan. Sebelum label ditempelkan,
semua penandaan terdahulu hendaklah dihilangkan.
g. Semua produk antara dan ruahan hendaklah diberi label dengan benar dan
dikarantina sampai diluluskan oleh bagian Pengawasan Mutu.
h. Semua pengawasan-selama-proses yang dipersyaratkan hendaklah dicatat dengan
akurat pada saat pelaksanaannya.
i. Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets hendaklah dicatat dan diperiksa serta
dibandingkan dengan hasil teoritis.
j. Dalam semua tahap pengolahan perhatian utama hendaklah diberikan kepada
masalah pencemaran silang.
k. Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam-proses hendaklah
ditetapkan.
l. Untuk sistem komputerisasi yang kritis hendaklah disiapkan sistem pengganti
manakala terjadi kegagalan.
BAHAN PENGEMAS
a. Pengadaan, penanganan dan pengawasan bahan pengemas primer dan bahan
pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama
seperti terhadap bahan awal.
b. Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bahan cetak. Bahan cetak tersebut
hendaklah disimpan dengan kondisi keamanan yang memadai dan orang yang
tidak berkepentingan dilarang masuk. Label lepas dan bahan cetak lepas lain
hendaklah disimpan dan diangkut dalam wadah tertutup untuk menghindarkan
campur baur. Bahan pengemas hendaklah diserahkan kepada orang yang berhak
sesuai prosedur tertulis yang disetujui.
c. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer hendaklah diberi nomor
yang spesifik atau penandaan yang menunjukkan identitasnya.
d. Bahan pengemas primer, bahan pengemas cetak atau bahan cetak lain yang tidak
berlaku lagi atau obsolet hendaklah dimusnahkan dan pemusnahannya dicatat.
e. Untuk menghindari campur baur, hanya satu jenis bahan pengemas cetak atau
bahan cetak tertentu saja yang diperbolehkan diletakkan di tempat kodifikasi pada
saat yang sama. Hendaklah ada sekat pemisah yang memadai antar tempat
kodifikasi tersebut.
KEGIATAN PENGEMASAN
a. Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang
ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas.
b. Hendaklah ada prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi
produk ruahan dan bahan pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk
ruahan dan bahan pengemas cetak dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang
akan dipakai adalah benar, pengawasanselama-proses pengemasan rekonsiliasi
terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan cetak lain, serta
pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatan pengemasan hendaklah
dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum dalam Prosedur Pengemasan Induk. Rincian
pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets.
c. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk
memastikan bahwa area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas dari produk
lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan
pengemasan yang bersangkutan.
d. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain
hendaklah diperiksa dan diverifikasi kebenarannya terhadap Prosedur
Pengemasan Induk atau perintah pengemasan khusus.
Praktik Pengemasan
a. Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara sebagai
berikut:
- menggunakan label dalam gulungan;
- pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label;
- dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label elektronis;
- label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masingmasing
mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbeda; dan
- di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung,
hendaklah dilakukan pula pemeriksaan secara independen oleh bagian
Pengawasan Mutu selama dan pada akhir proses pengemasan.
b. Produk yang penampilannya mirip hendaklah tidak dikemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik.
c. Pada tiap jalur pengemasan nama dan nomor bets produk yang sedang dikemas
hendaklah dapat terlihat dengan jelas.
d. Wadah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru
sebagian dikemas, atau sub-bets hendaklah diberi label atau penandaan yang
menunjukkan identitas, jumlah, nomor bets dan status produk tersebut.
e. Wadah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke jalur atau tempat pengemasan
dalam keadaan bersih.
f. Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan agar
memahami persyaratan pengawasanselama-proses dan melaporkan tiap
penyimpangan yang ditemukan pada saat mereka menjalankan tanggung jawab
spesifik tersebut.
g. Area pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur dan sering selama jam
kerja dan tiap ada tumpahan bahan. Personil kebersihan hendaklah diberi
pelatihan untuk tidak melakukan praktik yang dapat menyebabkan campur baur
atau pencemaran silang.
h. Bila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah
diberikan kepada supervisor, yang selanjutnya ditempatkan di dalam wadah yang
disediakan untuk keperluan rekonsiliasi dan kemudian dimusnahkan pada akhir
proses pengemasan.
i. Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan di luar jalur
pengemasan hendaklah diserahkan kepada supervisor dan tidak boleh langsung
dikembalikan ke jalur pengemasan. Bila produk tersebut setelah diperiksa oleh
supervisor ternyata identitasnya sama dengan bets yang sedang dikemas dan
keadaannya baik, maka supervisor dapat mengembalikannya ke jalur pengemasan
yang sedang berjalan. Kalau tidak, maka bahan tersebut hendaklah dimusnahkan
dan jumlahnya dicatat.
j. Produk yang telah diisikan ke dalam wadah akhir tetapi belum diberi label
hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur baur.
k. Bagian peralatan pengemas yang biasanya tidak bersentuhan dengan produk
ruahan tapi dapat menjadi tempat penumpukan debu, serpihan, bahan pengemas
ataupun produk yang kemudian dapat jatuh ke dalam produk atau mencemari
atau dapat menjadi penyebab campur baur produk yang sedang dikemas,
hendaklah dibersihkan dengan cermat
l. Hendaklah diambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran debu selama
proses pengemasan khususnya produk kering. Area pengemasan yang terpisah
diperlukan untuk produk tertentu misalnya obat yang berdosis rendah dan
berpotensi tinggi atau produk toksik dan bahan yang dapat menimbulkan
sensitisasi. Udara bertekanan tidak boleh digunakan untuk membersihkan
peralatan di area kegiatan pengemasan di mana pencemaran silang dapat terjadi.
m. Pemakaian sikat hendaklah dibatasi karena dapat menimbulkan bahaya
pencemaran dari bulu sikat dan/atau partikel yang menempel pada sikat.
n. Personil hendaklah diingatkan untuk tidak menaruh bahan pengemas atau produk
di dalam saku mereka. Bahan tersebut hendaklah dibawa dengan tangan atau di
dalam wadah yang tertutup dan diberi tanda yang jelas.
o. Bahan yang diperlukan dalam proses pengemasan seperti pelumas, perekat, tinta,
cairan pembersih, dan sebagainya, hendaklah disimpan di dalam wadah yang
jelas tampak berbeda dengan wadah yang dipakai untuk pengemasan produk dan
hendaklah diberi penandaan yang jelas dan mencolok sesuai dengan isinya.
Penyelesaian Kegiatan Pengemasan
a. Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa
dengan cermat untuk memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya
sesuai dengan Prosedur Pengemasan Induk.
b. Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja
yang boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh maka
jumlah kemasan hendaklah dituliskan pada karton tersebut.
c. Setelah proses rekonsiliasi pengemasan, kelebihan bahan pengemas dan produk
ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat agar hanya bahan
dan produk yang dinyatakan memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke
gudang untuk dimanfaatkan lagi. Bahan dan produk tersebut hendaklah diberi
penandaan yang jelas.
d. Supervisor hendaklah mengawasi penghitungan dan pemusnahan bahan
pengemas dan produk ruahan yang tidak dapat lagi dikembalikan ke gudang.
Semua sisa bahan pengemas yang sudah diberi penandaan tapi tidak terpakai
hendaklah dihitung dan dimusnahkan. Jumlah yang dimusnahkan hendaklah
dicatat pada catatan pengemasan bets.
e. Supervisor hendaklah menghitung dan mencatat jumlah pemakaian neto semua
bahan pengemas dan produk ruahan.
f. Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan atau tiap kegagalan untuk
memenuhi spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti dengan
mempertimbangkan bets atau produk lain yang mungkin juga terpengaruh.
g. Setelah rekonsiliasi disetujui, produk jadi hendaklah ditempatkan di area
karantina produk jadi sambil menunggu pelulusan dari kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu).
PENGAWASAN-SELAMA-PROSES
a. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang
menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus
dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk
memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin
menjadi penyebab variasi karakteristik produk selama proses berjalan.
b. Prosedur tertulis untuk pengawasan selama-proses hendaklah dipatuhi. Prosedur
tersebut hendaklah menjelaskan titik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan
sampel, jumlah sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa dan batas
penerimaan untuk tiap spesifikasi.
c. Di samping itu, pengawasan-selamaproses hendaklah mencakup, tapi tidak
terbatas pada prosedur umum sebagai berikut:
- semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk hendaklah
diperiksa pada saat awal dan selama proses pengolahan atau pengemasan;
dan
- kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan dengan
selang waktu yang teratur untuk memastikan kesesuaiannya dengan
spesifikasi dan memastikan semua komponen sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Prosedur Pengemasan Induk.
d. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada
awal, tengah dan akhir proses oleh personil yang ditunjuk.
e. Hasil pengujian/inspeksi selama proses hendaklah dicatat, dan dokumen tersebut
hendaklah menjadi bagian dari catatan bets.
f. Spesifikasi pengawasan-selama-proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi
produk. Spesifikasi tersebut hendaklah berasal dari hasil rata-rata proses
sebelumnya yang diterima dan bila mungkin dari hasil estimasi variasi proses dan
ditentukan dengan menggunakan metode statistis yang cocok bila ada.
a) Kemasan primer
Netto : 100 ml
INDIKASI
DOSIS
Bekerja sebagai sekretolitik (mukolitik) dan
Sirup 4mg/5ml
untuk meredakan batuk berdahak dan
mempermudahpengeluaran dahak.
BROMHEXIN Dewasa dan Anak >10 tahun : 3 x 10 ml per
Bromhexine Hcl hari
Anak 5 - 10 tahun : 3 x 5 ml per hari
KONTRAINDIKASI
Anak 2 - 5 tahun : 2 x 5 ml per hari
tidak boleh digunakan oleh penderita yang
Atau sesuai dengan petunjuk dokter.
hipersensitif terhadap bromheksin HCl atau
komponen lain dalam formula.
CARA PENYIMPANAN:
Simpan dibawah suhu 30o C, pada tempat
tertutup rapat. Simpan ditempat yang aman,
Obat batuk berdahak jauh dari jangkauan anak-anak.
Diproduksi Oleh:
pada anak-anak
PT. Citra Pharma
Bandung-Jawa Barat-Indonesia P No. 1 Awas! Obat
Keras Bacalah aturan
Sirup Rasa Strawberry
Pakainya
b) Lefleat
KOMPOSISI
BROMHEXINE ®
Tiap 100 ml mengandung : Bromhexine ………………………………….…..…..80mg
INDIKASI
Bekerja sebagai sekretolitik (mukolitik) dan untuk meredakan batuk berdahak dan
mempermudahpengeluaran dahak.
KONTRAINDIKASI
Bromheksin
tidak boleh digunakan oleh penderita hidroklorida
yang hipersensitif terhadap bromheksin HCl atau
komponen lain dalam formula. Pada kasus tertentu yang sifatnya jarang yaitu kondisi dimana
terdapat ketidakcocokan dengan zat tambahan yang terkandung dalam produk obat tersebut
penggunaan produk dikontraindikasikan.
EFEK SAMPING
Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaktik, bronkospasme, mual, muntah, diare, nyeri
perut bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria, pruritus.
DOSIS
Sirup 4mg/5ml
Dewasa dan Anak >10 tahun : 3 x 10 ml per hari
Anak 5 - 10 tahun : 3 x 5 ml per hari
Anak 2 - 5 tahun : 2 x 5 ml per hari
Atau sesuai dengan petunjuk dokter.
INTERAKSI
Pemberian bersamaan dengan antibiotik (amoksisilin, sefuroksim, eritromisin, doksisiklin)
akan meningkatkan konsentrasi antibiotika.
PERINGATAN
Hindari penggunaan pada tiga bulan pertama masa kehamilan dan pada masa menyusui.Hati-
hati penggunaan pada penderita tukak lambung
CARA PENYIMPANAN:
Simpan dibawah suhu 30o C, pada tempat tertutup rapat. Simpan ditempat yang aman, jauh
dari jangkauan anak-anak.
KEMASAN:
Botol kaca 100ml
No.Reg : DTL2220934837A1
No batch : 16040847
Mg.Date : 1711022
Exp.Date : 17 Oktober 2024
Diproduksi Oleh:
PT. Boehringer Ingelheim Indonesia
Bogor Indonesia
c) Kemasan Sekunder
Netto : 100 ml
Sirup Rasa Strawberry
BROMHEXIN
Bromhexine Hcl
Netto : 100 ml
KOMPOSISI
BROMHEXIN Tiap 100 ml mengandung : DOSIS
Bromhexine …………….…..…..80mg Sirup 4mg/5ml
Bromhexine Hcl Dewasa dan Anak >10 tahun : 3 x 10
INDIKASI Netto : 100 ml ml per hari
Bekerja sebagai sekretolitik (mukolitik) Anak 5 - 10 tahun : 3 x 5 ml per hari
dan untuk meredakan batuk berdahak Anak 2 - 5 tahun : 2 x 5 ml per hari
dan mempermudah pengeluaran BROMHEXIN Atau sesuai dengan petunjuk dokter.
dahak. Bromhexine Hcl
CARA PENYIMPANAN
KONTRAINDIKASI
Simpan dibawah suhu 30o C, pada
tidak boleh digunakan oleh penderita
tempat tertutup rapat. Simpan ditempat
yang hipersensitif terhadap bromheksin
yang aman, jauh dari jangkauan anak-
HCl atau komponen lain dalam formula
anak.
Obat batuk berdahak
EFEK SAMPING pada anak-anak No.Reg : DTL2220934837A1
Hipersensitivitas, syok dan reaksi No batch : 16040847
anafilaktik, bronkospasme, mual, Mg.Date : 1711022
Exp.Date : 17 Oktober 2024
muntah, diare, nyeri perut bagian atas,
ruam, angioedema, urtikaria, pruritus.
Obat batuk berdahak
pada Rasa
anak-anak P No. 1 Awas! Obat Diproduksi Oleh:
Sirup Strawberry
Keras Bacalah aturan PT. Boehringer Ingelheim Indonesia
Sirup Rasa Strawberry
Bandung-Indonesia
BPOM. 2006. PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. Jakarta. Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Rowe, R.C. et Al. (2006). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The Pharmaceutical
Press, London
Hidayatul Karimah, Ilmi Nurul Azkia, Feby Dita Aprilia, N. A. 2019. Sediaan sirup bromhexine. 1–
20.
Tri, A., & Windi. 2020. SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PEMILIHAN OBAT
BATUK. Applied Microbiology and Biotechnology, 2507(1), 1–205.
Kemasan primer Rahmayanti, S. 2021. Review Artikel: Tren Dan Kemajuan Terbaru Teknologi
Kemasan Sediaan Farmasi (Trend and Recent Advance of Pharmaceutical Packaging).
Farmaka, 19(1), 26–34.
Shah, H., Jain, A., Laghate, G., & Prabhudesai, D. 2020. Pharmaceutical excipients. Remington:
The Science and Practice of Pharmacy, 633–643. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
820007-0.00032-5
World Health Organization. 2002. Guidelines on Packaging for Pharmaceutical Product. Annex
9. (WHO Techinical Report Series No.902).
Zadbuke et.al. Recent Trends and Future of Pharmaceutical Packaging Technology. J of
Pharmacy and Bioapplied Sciences. 2013. Vol 5 (2): 98-11