Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FARMAKOLOGI ORGAN

OBAT BATUK

Kelompok 10

Anggota :

1.) INDAH PERTIWI (19012001)


2.) VINANDA ARLIANI (19012003)
3.) ANNISA NURFITRIANI (19012004)
4.) IFTA MUHKAMAT (19012007)
5.) NURUL HIKMAH (19012026)

PROGRAM S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Farmakologi organ ini. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan
kebenaran di dunia ini. Semoga kita bisa mendapatkan syafaatnya diakhirat nanti.
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan terlibat dalam proses pembuatan makalah farmakologi organ ini.
Demikianlah makalah farmakologi organ ini kami susun dengan segala
kemampuan kami namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
tidak lupa kritik dan saran dari semua yang membaca laporan ini terutama dosen mata
kuliah farmakologi organ yang kami harapkan agar makalah ini bisa menjadi lebih
baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuk dalam bahas latin disebut tussis yang berarti reflex fisiologi untuk
membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir ,iritasi, partikel asing
dan mikroba.Batuk dapat merupakan suatu gejala dari berbagai penyakit yang
menyangkut saluran nafas dan paru-paru.
Batuk merupakan simptom umum bagi penyakit respiratori dan non-
respiratori.Batuk bisa menyebabkan morbiditas yang tinggi dan simptom seperti
letargi,imsomnia, suara serak, nyeri muskuloskeletal,berkeringat,dan inkotinensia
urin. Batuk akut merupakan salah satu simptom yang utama yang dikeluhkan
penderita dipraktik dokter. Mayoritas dari kasus batuk akut ini disebabkan oleh
infeksi virus saluran pernafasan atas yang merupakan satu self-limiting
disease.Obat batuk terdapat banyak jenisnya yaitu antitusif sebagai obat menekan
refleks batuk, ekspektoran untuk merangsang dahak dikeluarkan dari saluran
pernafasan, dan mukolitik untuk mengencerkan dahak. Antitusif akan diberikan
kepada penderita batuk yang tidak berdahak, sedangkan ekspektoran dan
mukolitik akan diberikan kepada penderita batuk yang berdahak. Obat batuk
banyak diiklankan dan bisa diperoleh tanpa resep dokter atau dikenal sebagai obat
bebas (over-the-counter medicine) .Jenis obat batuk bebas yang sering ada di
pasaran adalah jenis ekspektoran dan antitusif.Diketahui bahwa obat batuk tidak bisa
disamaratakan untuk semua jenis batuk. Oleh sebab itu, perlu dicapai pengetahuan
yang benar mengenai penggunaan jenis-jenis obat batuk terhadap jenis batuk yang
diderita. Masyarakat seharusnya mendapat edukasi tentang jenis obat batuk yang
diambil, supaya penanganan sendiri simptom batuk yang diderita dapat diobati
dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat


untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak,
debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-partikel asing dan
unsur-unsur infeksi.Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali berkat
mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi, yang
berfungsi untuk menggerakkan dahak keluar dari paru-paru menuju
batang tenggorok.Cillia ini membantu untuk menghindarkna masuknya
zat-zat asing kesaluran nafas.
Batuk dapat dibedakan menjadi dua, yakni batuk produktif (dengan
dahak) dan batuk non-produktif (kering).

 Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan


dengan fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu,dsb) dan
dahak dari batang tenggorok
 Batuk non-produktif bersifat “kering” tanpa adanya dahak,
misalnya pada batuk rejan, atau juga karena pengeluarannya
memang tidak mungkin, seperti pada tumor.

Penyebab utama penyakit batuk dalam pernafasan, antara lain:

 Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap


fagositos
 Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau
kematian makrofag yang menelannya, sehingga menghambat
pembersihan dan merangsang reaksi jaringan
 Partikel-partikel organik yang merangsang respon imun.
 Kelebihan beban sistem akibat paparan terus-menerus terhadap
debu respirasi berkadar tinggi yang memupuk di sekitar saluran
nafas terminal

Gangguan pada saluran pernafasan , ditandai dengan gejala-gejala


yaitu:
1. Gejala lokal, seperti:
 Batuk
Batuk merupakan gejala yang paling umum akibat
penyakit pernafasan. Batuk bisa bersifat kering
maupun basah tergantung dari pada produk sekret.
Sesak nafas
 Sesak nafas
 Pengeluaran dahak
 Nyeri dada
 Batuk darah.

2. Gejala umum
Gejala-gejala yang disebut diatas bersifat setempat.
Beberapa penyakit memberi juga gejala umum, seperti
suhu badan meninggi, pusing dan mabuk kepala, tidak
mau makan, rasa lesu/lemah, keringat dingin dan
sebagainya.

MEKANISME KERJA

Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk-batuk atau spasme laring
(penghentian bernapas). Kalau zat-zat ini menembus kedalam paru-paru, dapat terjadi
bronchitis toxic,edema paru-paru atau pneumonitis. Para pekerja menjadi toleran
terhadap paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mucus,suatu
mekanisme yang khas pada bronchitisdan terlihat pada perokok tembakau Ekspektoran
ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas (ekspektorasi).
Penggunaan ekspektoran didasarkan pengalaman empiris. Mekanisme kerjanya
berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang
sekresi kelenjar saluran napas lewat N. Vagus sehingga menurunkan viskositas dan
mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang termasuk golongan ini ialah gliseril
guaiakolat.Untuk gliseril guaiakolat,penggunaan obat ini hanya didasarkan tradisi dan
kesan subyektif pasien dan dokter. Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis
besar, berupa ngantuk, mual dan muntah.Gliseril guaikolat tersedia dalam bentuk sirup
100 mg/5 ml. Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg sehari.Sirup ipeka dan
kalium yodida sebaiknya tidak digunakan sebagai ekspektorans karena tidak jelas
kebutuhannya dan dapat menyebabkan efek samping yang serius.Mukolitika ialah obat
yang dapat mengencerkan secret saluran napas dengan jalan memecah benang-benang
mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Contoh muko litika ialah bromheksin,
ambroksol dan asetilsistein.
a. Bromheksin,yaitu derivat sintetik dari vasicine, zat aktif dari Adhatoda vasica.
Obat ini digunakan secara local di bronkus untuk memudahkan pengeluaran
dahak. Efek samping pada pemberian oral berupa mual dan peninggian
transaminase serum. Harus hati-hati digunakan pada pasien tukak lambung. Dosis
oral untuk orang dewasa yang dianjurkan 3 kali 4-8 mg sehari.
b. Ambroksol,suatu metabolit bromheksin diduga sama cara kerja dan
penggunaannya. Ambroksol sedang diteliti tentang kemungkinan manfaatnya
pada keratokonjungtivitis sika dan sebagai perangsang produksi surfaktan pada
anak lahir premature dengan sindrom pernafasan.
c. Asetilsistein,diberikan secara semprotan (nebulization) atau obat tetes hidung.
Asetilsistein, menurunkan viskositas sekret paru pada pasien radang paru.
Aktivitas mukolitika zat ini langsung terhadap mukoprotein dengan melepaskan
ikatan disulfidanya, sehingga menurunkan viskositas sputum. Aktivitas
mukolitika terbesar pada pH 7-9. Efek samping berupa spasme bronkus, terutama
pada pasien asma. Dapat juga timbul mual, muntah, stomatisis, pilek, hemoptisis
dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu disedot atau.

Berikut klasifikasi berdasarkan tanda klinis (batuk berdahak ataupun batuk kering),yakni:

1. Batuk ,berdahak batuk berdahak adalah batuk yang terjadi karena adanya dahak
pada tenggorokan.Lebih sering terjadi pada saluran nafas yang peka terhadap
paparan debu, lembab berlebih dan sebagainya.Pada batuk berdahak mekanisme
pengeluaran sekret atau benda asing disaluran nafas sebaiknya tidak ditekan.
2. Batuk kering batuk kering seringkali sangat menganggu, tidak dimaksudkan
untuk membersihkan saluran nafas,dan pada kondisi tertentu berbahaya (pasca
operasi) sehingga perlu ditekan. Batuk kering terjadi apabila tidak ada sekresi
saluran nafas, dan iritasi pada tenggorokan, sehingga timbul rasa sakit.

Obat batuk untuk batuk berdahak:

1. Ekspektoransia
Obat-obat kelompok ini diduga bekerja merangsang sekresi cairan saluran nafas
dengan demikian mempermudah pengeluaran dahak.Contoh:

a. Gliseril guaiakolat
Kegunaan : Mengencerkan lendir saluran nafas.

Hal yang harus diperhatikan: Hati-hati atau minta saran dokter untuk
penggunaan bagi anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil.

Aturan pemakaian: Dewasa: 1-2 tablet (100-200 mg) set iap 6 jam atau 8 jam.
Anak:2-6 tahun ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam.6-12 tahun ½ -1 tablet (50-100
mg) setiap 8 jam.

b. Amonium klorida
Cara kerja Obat:Efek ekspektoran diduga berdasarkan peningkatan cairan
disaluran napas dengan refleks melalui rangsangan sempit lendir saluran
cerna.Amonium klorida merupakan salah satu komponen obat batuk hitam.

Hal yang harus diperhatikan: Tidak dianjurkan digunakan pada penderita


penyakit hati, ginjal dan jantung kronik,karena dapat mengganggu
keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi obat.Pemberian
dosis 5 gram pada penderia ini dapat membahayakan, dan akan timbul gejala
antara lain: Rasa mual, muntah, haus, sakit kepala, hiperventilasi.

Aturan pemakaian:Dewasa: 300mg setiap 4 jam

Anda mungkin juga menyukai