I. PENDAHULUAN
Swamedikasi merupakan kegiatan seleksi dan penggunaan obat oleh pasien secara
mandiri untuk mengobati suatu penyakit dan gejalannya (WHO, 1998). Swamedikasi
menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan
pengobatan, dan biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan
yang banyak dialami masyarakat seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, maag,
cacingan, diare, penyakit kulit, dan lain-lain (Muchid dkk., 2006). Salah satu penyakit yang
dapat di swamedikasikan adalah batuk.
Saat ini banyak sekali pasien yang mengeluhkan gejala batuk ketika memeriksakan
diri. Oleh karena itu sebagai calon apoteker kita harus mengetahui dan memahami lebih
mendalam tentang batuk. Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat satu tema Karya Tulis Ilmiah (KTI) mengenai Swamedikasi Batuk.
Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala klinik yang
paling sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran napas. Batuk merupakan salah satu
cara tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari lendir atau bahan dan benda asing
yang masuk. Batuk berfungsi sebagai imun atau perlindungan tubuh terhadap benda asing
namun dapat juga sebagai gejala dari suatu penyakit. (Sylvia A, Wilson LM. 2006)
II. PEMBAHASAN
II.1 Definisi Batuk
Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma
mekanik, kimia dan suhu. Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah
untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah
masuknya benda asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret
yang abnormal dari dalam saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan
sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di
dalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit.
Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne infection) (Yunus, F. 2007).
Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk
bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang
menyerang saluran pernafasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak
sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan keganasan (Kumar, et all. 2007).
II.2 Jenis-Jenis Batuk
2.
3.
Disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya, suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
(Guyton. 2008)
II.4 Faktor Penyebab Batuk
Batuk dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V. LAMPIRAN
V.1 Kasus Swamedikasi di Apotek
Pada hari Senin 2 April 2016 di Apotek Nita Anandi seorang pasien datang
dengan keluhan batuk berdahak, beliau mengatakan bahwa sudah pernah
mengkonsumsi obat batuk. Akan tetapi obat batuk yang beliau konsumsi tidak cocok
karena beliau memiliki alergi dingin dan debu. Di Kampus beliau teman-temannya
juga banyak yang batuk, jadi beliau bingung penyebab batuk tersebut karena alergi
apa karena tertular. Data yang penulis dapat hanya usia pasien adalah 20 tahun dan
obat yang sudah pernah dikonsumsi. Atas keluhan pasien diatas penulis memberikan
obat batuk yang disebabkan oleh alergi adalah sanadryl syrup
V.2 Obat pada kasus
SANADRYL Ekspektoran
a. KOMPOSISI
Tiap 5 ml mengandung :
Difenhidramina Hidroklorida
12,5 mg
Ammonium Klorida
100 mg
Kalium Sulfoguaiakolat
30 mg
Natrium Sitrat
50 mg
Manitol
1 mg
b. INDIKASI
8
Dewasa
5- 10 ml, 3 4 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter
d. FARMAKOLOGI
Difenhidramin Hidroklorida merupakan antihistamin yang bekerja menghambat
histamine secara kompetitif. Dengan antitusif terjadi pada dosis yang
menimbulkan sedasi.
Amonium kloridadan natrium sitrat merupakan ekspektoran ringan bekerja dalam
merangsang pengeluaran secret dari saluran pernapasan.
Kalium sulfoguaiakolat sebagai ekspektoran dengan meningkatkan volume cairan
saluran pernafasan dan membantu mepermudah tranportasi mucus
e. KONTRAINDIKASI
Sanadryl expectorant tidak boleh digunakanan pada bayi, ibu menyusui, terapi
antibiotika yang besifat ototoksik karena dapat menimbulkan reaksi ototoksik.
Penderita yang hipersensitf terhadap salah satu komponen obat dari Sanadryl
Ekspektoran
f. EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi, mengantuk, sedasi, pusing, gangguan
koordinasi, rasa tidak enak diulu hati. Sekresi saluran napas mengental.
g. PERHATIAN
SANADRYL Ekspektoran tidak dianjurkan untuk anak anak di bawah 6 tahun
dan wanita hamil kecuali atas petunjuk dokter. Selama minum obat ini jangan
mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Harap ke dokter bila
batuk belum sembuh atau terjadi demam dalam 2 hari. Jangan melampaui dosis
yang disarankan. Hati hati pemakaian pada penderita epilepsy, kelaianan prostat,
glaucoma dan penyakit jantung. Jangan gunakan obat ini pada penderita yang
sedang mendapat pengobatan antidepresan golongan penghambat MAO (mono
Amin Oksidase).
h. INTERAKSI OBAT
Dapat meningkatkan potensi atau efek obat-obat penekan susunan saraf pusat.
Efek obat Sanadryl DMP dapat diperpanjang bila digunakan bersamaan dengan
obat mono amin oksidase inhibitor (MAOI).
i. JENIS OBAT
Obat Bebas Terbatas
j. PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (250 300C). Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
k. KEMASAN
Sanadryl DMP Sirup, botol, @ 60 ml dan @ 120 ml
V.3 KIE (Komunikasi, Edukasi, dan Informasi)
Informasi penggunaan obat batuk berdahak (SANADRYL Ekspektoran)
1. Aturan pakai dan cara penggunaan:
Aturan pakai
: 3-4 kali sehari 5 ml-10 ml
Cara penggunaan : Kocok obat terlebih dahulu sebelum diminum. Sanadryl dapat
diminum sebelum atau setelah makan
2. Jangka waktu pengobatan : Harap ke dokter bila batuk belum sembuh atau terjadi
demam dalam 2 hari.
3. Cara penyimpanan obat : Simpan pada suhu kamar (250 300C). Jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
4. Aktivitas, makanan, dan minuman yang harus dihindari selama terapi:
a. Aktivitas: Sehabis meminum obat tersebut, hindari mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin karena dapat menyebabkan kantuk.
b. Makanan dan minuman: Hindari makanan berminyak, seperti gorengan dan
hindari dari asap rokok serta paparan debu.
5. Pencegahan : Perbanyak konsumsi air putih, maksimal delapan gelas perhari.
10