Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

Disusun oleh :

Tegar Siwi Bratawan (107119002)

Fatma Likha Setyani M (107119015)

Dosen Pembimbing :

Elisa Issusilaningtyas, S.Farm., M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES ALIRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2021/2022
PRAKTEK III

PEMBERIAN INFORMASI SWAMEDIKASI OBAT BATUK KERING DAN


BERDAHAK

I. Tujuan
Mampu melakukan komunikasi sebagai seorang teaga teknis kefarmasian
dengan pasien atau keluarga sesuai dengan area kompetensinya, dimana
komunikasi tersebut mencangkup penjelasan permasalahan dan
mempersiapkan materi sesuai dengan literatur.\

II. Dasar Teori


A. Pengertian Batuk
            Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang
menyediakan mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang
trakeobronkial dari sekret dan zat-zat asing. Masyarakat lebih cenderung
untuk mencari pengobatan apabila batuknya berkepanjangan sehingga
mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker.
Menurut McGowan (2006) batuk bisa terjadi secara volunter tetapi
selalunya terjadi akibat respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi
seperti infeksi saluran pernafasan atas maupun bawah, asap rokok, abu dan
bulu hewan terutama kucing. Antara lain penyebab akibat penyakit respiratori
adalah seperti asma, postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis,
bronkiektasis, trakeitis, croup, dan fibrosis interstisial. Batuk juga bisa terjadi
akibat dari refluks gastro-esofagus atau terapi inhibitor ACE (angiotensin-
converting enzyme). Selain itu, paralisis pita suara juga bisa mengakibatkan
batuk akibat daripada kompresi nervus laryngeus misalnya akibat tumor.
Batuk bukanlah merupakan penyakit, mekanisme batuk timbul oleh karena
paru-paru mendapatkan agen pembawa penyakit masuk ke dalamnya sehingga
menimbulkan batuk untuk mengeluarkan agen tersebut. Batuk dapat
juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis,
patah tulang iga, perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.Batuk
merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma
mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru
yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan
jalan :
1. Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.
2. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran
nafas.
Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk
semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar
paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk
mungkin sangat berarti pada penularan penyakit melalui udara ( air borne
infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas
disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk merupakan masalah
yang dihadapi para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari. Penyebabnya amat
beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis dan penanggulangan penderita batuk.

B. Gejala dan Penyebab Batuk


a. Gejala Batuk
1.  Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku
2.  Bersin-bersin dan hidung tersumbat
3.  Sakit tenggorokan
b. Penyebab Batuk
1.  Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang
merupakan gejala flu.
2.  Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3.  Alergi
4.  Asma atau tuberculosis
5.  Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6.  Tersedak akibat minum susu
7.  Menghirup asap rokok dari orang sekitar

C. Mekanisme Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu: :
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus
besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat
menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring
dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.
2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot
abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat,
sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.
Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan
diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan
peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah
banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi
sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup
sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial. 
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor
kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan
intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif.
Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk
dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu
meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
4. Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot
ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan
kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan
bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang
bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan
disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi
akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

D. Jenis-Jenis Batuk
A. Batuk berdasarkan Produktivitasnya
Berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2
jenis, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non
produktif).
1. Batuk berdahak (batuk produktif)
Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk
berdahak dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti
influenza, bronchitis, radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak
terjadi karena saluran nafas peka terhadap paparan debu, polusi udara,
asaprokok, lembab yang berlebihan dan sebagainya.
2. Batuk kering (batuk non produktif)
Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas,
suaranya nyaring dan menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan.
Batuk kering dapat disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas,
adanya faktor-faktor alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan
efek samping dari obat (misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril).

B. Batuk berdasarkan waktu berlangsungnya


            Berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3,
yaitubatuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis.
1. Batuk Akut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu.
Penyebab batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran
nafas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri.
2. Batuk Subakut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 – 8 minggu. Batuk ini
biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus
yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
3. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu.
Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang
lebih berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.

E. Undang-Undang
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983 dan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan
Golongan Obat Nomor 1 memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk
kedalam daftar obat “W” dan pengertian tentang obat bebas terbatas. Obat
bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya
tanpa resep dokter jika penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Obat tersebut hanya boleh dijual dengan bungkus asli danri pabriknya atau
pembuatnya.
- Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna
hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan memuat tulisan
pemberitahuan berwarna putih.

F. Penandaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983, tanda
khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam. Tanda khusus harus dilekatkan sedemikian rupa
sehingga jelas terlihat dan mudah dikenali. Tanda khusus untuk obat bebas
terbatas adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, obat yang ditetapkan sebagai
obat bebas terbatas adalah sebagai berikut :
a. Obat bebas terbatas dengan tanda peringatan Nomor 1 (P No. 1)
Contoh : Obat batuk
Tanda peringatan yang harus ada pada kemasan obat-obat tersebut adalah
sebagai berikut :

G. Penggolongan Obat Batuk

Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam 2 golongan besar, yaitu:
1. Zat-zat Sentral (Antitusif)
Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di
sumsum lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di
otak dengan efek menenangkan (sedatif). Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat
yang menimbulkan adiksi dan non-adiksi.
a. Zat-zat adiktif
     Yang termasuk zat-zat ini adalah candu dan kodein, zat ini termasuk
kelompok obat opioid, yaitu zat yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari
opium atau morfin. Berhubungan obat ini mempunyai efek ketagihan (adiksi)
maka penggunaanya harus hati-hati dan untuk jangka waktu yang singkat.
b. Zat-zat non-adiktif
   Yang termasuk zat-zat ini adalah noskapin, dekstrometorfan,
pentoksiverin.Antihistamin juga termasuk, misalnya prometazin dan
difenhidramin.
2. Zat-zat Perifer
Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa kelompok yaitu :

a. Ekspektoran
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari
saluran pernapasan. Obat ini bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang
menstimulasi batuk. Sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara
reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar. Obat
yang termasuk golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat,
ipeka, dan minyak terbang.
b. Mukolitik
Mukolitk ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran pernapasan
dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida
dari sputum. Mukolitik memiliki gugus sulfhydryl bebas dan berdaya
mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Mukolitik digunakan
dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali. Zat-zat ini
mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer melalui
proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel. Tetapi pada
umumnya zat ini tidak berguna bila gerakan silia terganggu, misalnya pada
perokok atau akibat infeksi. Obat-obat yang termasuk kelompok
iniadalahasetilkarbosistein, mesna, bromheksin, danambroxol.
c. Emoliensia
        Memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak
kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering
digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen),
dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan
sebagainya.

H. Contoh-contoh Obat Batuk


A. Zat-zat pereda sental (Antitusif)
1. Keodein (F.I): metilmorfin, *Codipront
Alkaloida candu ini memiliki sifat menyerupai morfin, tetapi efek analgetis
dan meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya
terhadap pernapasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan
penghilang rasa sakit, biasanya dikombinasi dengan asetosal yang
memberikan efek potensiasi. Dosis analgetis yang efektif terletak di anatara
15 – 60 mg. Sama dengan morfin, kodein juga dapat membebaskan histamine
(histamine-liberator).
Efek sampingnya jarang terjadi pada dosis biasa dan terbatas pada obstipasi,
mual dan muntah, pusing, dan termangu-mangu. Pada anak kecil dapat terjadi
konvulsi dan depresi pernapasan. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek
sentral tersebut. Walaupun kurang hebat dan lebih jarang daripada morfin,
obat ini dapat pula mengakibatkan ketagihan.
Dosis: oral sebagai aalgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 10-40 mg dan
maksimum 200 mg sehari. Pada diare 3-4 dd 25-40 mg.
2. Noskapin
Alkaloida candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein
dan morfin, melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti
alkaloda candu lainnya (papaverin dan tebain). Efek meredakan batuknya
tidak sekuat kodein, tetapi tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau
obstipasi, sedangkan efk sedatifnya dapat diabaikan. Risiko adiksinya ringan
sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak digunakan dalam berbagai
sediaan obat batuk popular.
     Noskapin tidak bersifat analgetis dan merupakan pembebas histamine yang
kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat) pada dosis besar.
     Efek sampingnya jarang terjad dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit, dan
perasaan lelah letih tidak bersemangat.
Dosis: oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg sehari.
3. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl
DMP
Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya
dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis,
sedative, sembelit, atau adiktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan
ambang pusat batuk di otak. Pada peyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat
terjadi efek stimulasi SP.
     Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas pada rasa
mengantuk,termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-
usus.
     Dosis: oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6 tahun 3-4 dd 8
mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.
B. Antihistamin
1. Prometazin: (phenargen exp)
    Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat
sedative dan antikolinergik yang kuat.
    Efek samping antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang air
kecil dan akomodasi pada manula.
    Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas 1 tahun 2-4 dd
0,2 mg/kg.
2. Oksomemazin
    Adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama, daya
antikolinergiknya lemah.
    Dosis : 2-3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari, 2-5 tahun 10-
20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3 dd 10 mg.
3. Difenhidramin (Benadryl)
    Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif
dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat
menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput
lender karena efek antikolinergiknya.
    Dosis : 3-4 dd 25-50 mg
C. Muskolitik
1. Asetilsistein (Fluimucil)
    Mekanisme aksinya yakni Mengurangi kekentalan / viskositas sekret
dengan memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi
pengeluaran sekret melalui batuk. Mekanisme ini paling baik pada pH 7-9,
sehingga pH sediaan diadjust dengan NaOH.
    Efek Samping: Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema,
kemerahan, gatal), hipotensi / hipertensi (kadang-kadang), mual, muntah,
demam, syncope, berkeringat, arthralgia, pandangan kabur, gangguan fungsi
hati, asidosis, kejang, ;cardiac / respiratory arrest.
    Dosis : Oral 3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat, anak-anak n2-7
tahun 2 dd 200 mg, dibawah 2 tahun 2 dd 100 mg, Sebagai antidotum
keracunan paracetamool , oral 150 mg/kg berat badan dan larutan 5 %, disusul
dengan 75 mg/kg setiap 4 jam
2. Bromheksin
    Mekanisme aksinya yakni Bromheksin merupakan secretolytic agent, yang
bekerja dengan cara memecah mukoprotein dan mukopolisakarida pada
sputum sehingga mukus yang kental pada saluran bronkial menjadi lebih
encer, kemudian memfasilitasi ekspektorasi.
    Efek Samping : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan. Batuk
atau bronkospasme pada inhalasi (kadang-kadang). Mual, muntah, diare dan
efek samping pada saluran cerna.
    Dosis : Oral 3-4 dd 8-16 mg (Klorida), Anak-anak 3 dd 1,6 – 8 mg.
Tergantung dari usia.
D. Ekspektoran
1. Kaliumiodida
    Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (Hampir) tidak efektif.
    Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-acne, juga
hiperkaliemia( pada fungsi ginjal buruk).
    Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks. 6 g sehari.
2. Amoniumklorida
    Berdaya diuretic lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam
dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga
frekuensi napas meningkat dan gerakkan bulu getar (cilia) disaluran napas
distimulasi. Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak
digunakan dalam sediaaan sirop batuk, misalnya obat batuk hitam.
    Efek Sampingnya : Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal)
dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung sifatnya yang merangsang
mukosa.
    Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g seharinya.
3. Guaifenesin ( Gliserilguaiakolat, Toplexil)
    Digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan bentuk
popular. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot seperti mefenesin.
    Efek Samping : Iritasi Lambung (mual,muntah) yang dapat dikurangi bila
diminum dengan segelas air.
    Dosis: Oral 4-6 dd 100-200 mg.
E. Emolliensia
1. Succus Liquiritiae
    Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat
batuk guna mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai bahan untuk
memperbaiki rasa.
      Efek Samping : Pada doosis Tinggidari 3 g sehari berupa nyeri kepala,
udema, dan terganggunya keseimbangan elektrolit, akibat efek
mineralalokortikoid dan hipernatriema dari asam glycyrrizinat.
                  Dosis : oral 1-3 g sehari.

I. Beberapa Contoh Obat Yang Beredar Dipasaran


1.Benadryl
Kandungan:
a. Difenhidramin (antihistamin, antitusif)
b. Dektrometorfan (antitusif)
c. Fenilefrin (dekongestan)
d. Ammonium klorida (ekspektoran)
e. Natrium sitrat (ekspektoran)
Indikasi : Mengurangi batuk yang parah dan membandel serta gangguan
saluran pernafasan yang disebabkan oleh pilek, alergi, atau bronkitis
Kontra Indikasi
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
Efek Samping
Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan.
Dosis
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh. Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1
sendok teh .
2.    Vicks Formula 44
Kandungan :
a. Dekstrometorfan (antitusif)
b. Doksilamin (antihistamin, antitusif)
Indikasi:
Meredakan batuk yang tidak berdahak atau yang menimbulkan rasa sakit.
Kontra Indikasi: Penderita hipersensitif, terhadap obat ini.
Efek Samping : Jarang menyebabkan kantul. Mual, pusing, konstipasi.
Aturan Pakai :
Dewasa: 12 tahun ke atas: 1 sendok takar 3 kali sehari.
Anak-anak: 6 - 11 tahun: ½ sendok takar 3 kali sehari.
Atau gunakan sesuai petunjuk dokter.
1 sendok takar = 5 mL
3. Wood Ekspektoran
Kandungan :
Bromhexin (ekspektoran)
Guaifenesin (ekspektoran)
Indikasi: Meredakan gejala batuk produktif , bronchitis atau emfisema.
Kontra indikasi: Ulkus Gi, Hamil, menyusui
Efek Samping: Gangguan Pencernaan
Dosis:
Dewasa dan Anak >12 tahun sehari 3x10 ml. Anak 6-12 thn sehari 3-5 ml

III. KASUS
a. Kasus I
Ibu KA datang ke apotek mengeluhkan tenggorokannya gatal-gatal, suara
batuk nyaring dan susah digunakan untuk menelan kadang batuk-batuk
kecil dan sering saat memakan gorengan dan minum es. Batuk berlanjut
sudah 2 hari ini.
b. Kasus II
Anak YN batuk sejak 3 hari lalu disertai dahak, tenggorokannya merasa
sakit dan bagian dada merasa sesak setiap kali batuk.

IV. PENYELESAIAN KASUS


a. Kasus I
- Dextromethorphan
a) Deskripsi obat
Dextromethorphan digunakan untuk meredakan batuk kering yang
disebabkan flu. Obat ini meredakan batuk dengan cara mempengaruhi
sinyal di otak yang memicu refleks batuk.
Walau dapat digunakan untuk mengobati batuk kering, dextromethorphan
tidak efektif untuk mengatasi batuk berdahak. Selain itu, obat ini juga tidak
dapat mengatasi batuk jangka panjang yang disebabkan peradangan pada
saluran bronkus di paru-paru (bronkitis kronis), asma, kerusakan pada
kantong udara pada paru-paru (emfisema), atau kebiasaan merokok.

b) Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi bersamaan.


Jika ingin mengonsumsi obat bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda
terlebih dahulu. Bila perlu, dokter akan mengubah dosis obat atau
mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Mengonsumsi obat dextromethorphan dengan obat-obatan lain bersamaan
dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:
- Antihistamin, psikotropika, dan obat depresi SSP lainnya
Penggunan bersama obat-obatan diatas dapat menambah efek pada
system saraf pusat
- Penghambat enzim CYP2D6 poten, seperti fluoxetine, paroxetine, dan
quinidine
Penggunaan bersama obat diatas dapat menyebabkan keracunan
- MAOI (Obat depresi) atau SSRI
Penggunaan bersama obat diatas dapat meningkatkan risiko sindrom
serotonin, seperti halusinasi dan hipepireksia, yaitu demam dengan suhu
tubuh mencapai 41,5 C, atau bahkan lebih.

c) Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun,


jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari
bantuan medis.
Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan dextromethorphan
antara lain:
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Diare
- Kehilangan nafsu makan
- Kesulitan tidur (insomnia)
- Pusing
- Mengantuk
- Gelisah dan gugup

b. Kasus II

a) Deskripsi Obat

Guaifenesin adalah obat untuk mengatasi batuk berdahak atau meredakan


penumpukan dahak di saluran pernapasan akibat flu atau bronkitis akut.
Obat ini tidak digunakan untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh
penyakit paru obstruktif kronis.

Guaifenesin bekerja dengan cara mengencerkan dahak, sehingga dahak


bisa lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan. Obat ini sering
dikombinasikan dengan obat lain di dalam produk obat flu dan batuk.

b) Interaksi Obat

Belum diketahui efek interaksi pasti dari penggunaan guaifenesin


bersama obat-obatan lain. Agar aman, selalu beri tahu dokter jika Anda
ingin mengonsumsi obat-obatan lain bersamaan dengan guaifenesin.

c) Efek Samping Obat


Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi
guaifenesin adalah:
- Pusing
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Diare

V. SIMULASI SKENARIO
a. Dextromethorphan

Pasien : Assalamualaikum, selamat pagi pak, permisi.


TTK : Waalaikumussalam, selamat pagi bu, silahkan ada yang bisa saya
bantu ?
Pasien : Tenggorokan saya gatal-gatal, suara batuk nyaring dan susah
digunakan untuk menelan, kadang saya batuk kecil, bagaimana nggih pak ?
TTK : Sudah berapa lama bu ?
Pasien : Batuknya sudah 2 hari pak
TTK : Baik, maaf sebelumnya ibu, pada saat memakan gorengan dan
minum es, apakah ibu batuk-batuk kecil ?
Pasien : Benar pak, saya sering batuk – batuk kecil pada saat memakan
gorengan dan minum es
TTK : Baik, mohon maaf ibu, untuk mengurangi batuk dan tenggorokan
gatal, sebaiknya ibu mengurangi makan-makanan yang berminyak dan
makanan yang dingin seperti es, ibu sudah paham kenapa makanan berminyak
dan makanan yang dingin seperti es itu memicu gatal pada tenggorokan dan
batuk kering ?
Pasien : Belum pak, bagaimana ?
TTK : Baik, konsumsi gorengan dan makanan lain yang digoreng dalam
minyak banuak juga dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung yang
menyebabkan batuk. Namun, kenaikan asam lambung akibat gorengan sedikit
berbeda dengan Gerd, tidak seperti lambung dan kerongkongan, tenggorokan
lebih sensitive terhadap asam, akibatnya asam lambung yang naik karena
makan gorengan menyebabkan tenggorokan teriritasi sehingga timbul
peradangan yang membuat datal dan sakit tenggorokan, serta memicu refleks
batuk. Begitu bu, apakah ibu sudah paham ?
Pasien : Baik pak, ternyata makanan berminyak dan es memicu gatal pada
tenggorokan dan batuk kering, lalu apa obatnya pak ?
TTK : Sebelum itu, ibu usia berapa dan mempunyai alergi obat tidak ?
Pasien : Usia saya 40 tahun, dan saya tidak memiliki alergi obat
TTK : Baik, apakah ibu sedang menyusui ?
Pasien : Tidak pak.
TTK : Baik, saya akan merekomendasikan obat sirup, namanya adalah
Benadryl. Dalam Benadryl ini terkandung Dextromethorphan yang membantu
menekan dahak, sehingga batuk kering akan teratasi dengan cepat. Karena ibu
gatal-gatal di tenggorokan, saya juga akan memberi obat antihistamin yaitu
cirtirizine sebagai alergi untuk meredakan gatal tersebut, apakah ibu
menyanggupi ?
Pasien : Baik pak, saya menyanggupi obat tersebut, untuk pemakaiannya
bagaimana pak ?
TTK : Baik, obat sirup Benadryl ini bisa diminum sehari 3 kali setelah
makan 1 sendok makan, untuk penyimpananya ibu bisa menyimpan disuhu
ruang dan jangan sampai terkena sinar matahari, karena dikhawatirkan akan
merubah keefektifan zat didalamnya
Pasien : Baik pak, apakah boleh jika saya meminum obat ini bersamaan
dengan susu ?
TTK : Untuk menjaga keefektifan dan mempercepat terapi obatnya,
sebaiknya hindari meminum susu secara bersamaan dengan obat ini
Pasien : Baik pak, efek sampingnya bagaimana pak ?
TTK : Obat ini memiliki efek samping mengantuk, pusing disertai dengan
mual, imbangi dengan pola hidup yang baik dan kurangi makanan makanan
yang memicu batuk dan gatal tenggorokan bu.
Pasien : Baik pak, terimakasih atas penjelasannya
TTK : Baik bu, akan saya siapkan obatnya
Pasien : Baik pak
TTK : Silahkan obatnya bu, dengan nominal 14.000 rupiah
Pasien : Baik pak
TTK : Terimakasih bu, semoga lekas sembuh !

b. Guaifenesin

Pasien : Assalamualaikum, selamat pagi pak, permisi.


TTK : Waalaikumussalam, selamat pagi mas, silahkan ada yang bisa saya
bantu ?
Pasien : Saya batuk dan disertai dengan dahak, tenggorokan sakit dan dada
sesak setiap kali batuk, bagaimana pak ?
TTK : Sudah berapa lama mas ?
Pasien : Sudah 3 hari pak
TTK : Baik, merasakan pusing tidak mas ?
Pasien : Tidak pak
TTK : Baik, usia mas berapa dan ada alergi obat tidak ?
Pasien : Usia saya 10 tahun, saya tidak memiliki alergi obat pak
TTK : Baik, akan saya siapkan obatnya, silahkan bisa duduk dan mohon
tunggu sebentar mas
Pasien : Baik pak
TTK : Ini obatnya mas, saya rekomendasikan sediaan sirup agar mudah
ditelan serta kandungan yang cocok untuk mas
Pasien : Baik pak, nama obatnya apa dan pemakaiannya bagaimana pak ?
TTK : Nama obatnya OBH Combi, untuk pemakaiannya silahkan dapat
diminum sehari 2 kali 1 sendok teh diwaktu pagi dan sore 5ml, untuk
penyimpanannya silahkan mas bisa simpan di suhu ruang dan sebaiknya
hindari terkena sinar matahari secara langsung, apabila mas kesulitan,
didalamnya sudah ada sendok takar untuk memudahkan takarannya
Pasien : Baik pak, efek sampingnya bagaimana nggih pak ?
TTK : Obat ini memiliki efek samping mengantuk, mas bisa istirahat di
imbangi dengan pola hidup yang baik, maka akan mempercepat proses
penyembuhan
Pasien : Baik pak, saya menyanggupi obat tersebut
TTK : Baik, saya siapkan dulu obatnya
Pasien : Baik pak
TTK : Ini mas obatnya, dengan nominal 12.000 rupiah
Pasien : Baik pak
TTK : Terimakasih mas, semoga lekas sembuh !

VI. DAFTAR PUSTAKA

PP. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Menteri Hukum dan Hak Asasi
Indonesia.

Sidrotullah, 2012. Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di C


Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C, Tesis. Yogyakarta : Program
Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Tubbs, S.L, and Moss, S. 1983. Human Communication. McGraw-Hill,inc.


United States of America

Widjaja, H.A.W. 2010. Komunikasi Farmasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi


Aksara. Jakarta.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai