Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

Disusun oleh :

Tegar Siwi Bratawan (107119002)

Fatma Likha Setyani M (107119015)

Dosen Pembimbing :

Elisa Issusilaningtyas, S.Farm., M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES ALIRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2021/2022
PERCOBAAN II

PEMBERIAN INFORMASI OBAT HIPERTENSI DAN PEMBERIAN


OBAT SUPPOSITORIA

I. DASAR TEORI
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami
peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target
di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat,
misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian yang
cukup tinggi), penyakit jantung coroner (terjadi kerusakan pembuluh
darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung).
Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit
pembuluh lain dan penyakit lainnya (syahrini et al., 2012).
Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah
berusia lebih dari 40 tahun. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan
gejala yang nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan
gangguan yang serius pada kesehatan penderitanya (Gunawan, 2012).
Didunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan
darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi
ditemukan sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi
hamper 1 milyar pada tahun 2008 (WHO, 2013). Hasil riset WHO
pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai
faktor resiko penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan
62% kasus stroke, 49% serangan jantung setiap tahunnya (Corwin,
2007). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang saat ini
masih menjadi masalah di Indonesia. Data riskesdas 2013
menunjukkan bahwa sekitar 25,8 persen penduduk Indonesia
mengidap hipertensi. Ditahun 2016, Survey Indicator Kesehatan
Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menyebutnadanya kenaikan persentase
penduduk yang mengidap hipertensi menjadi 32,4 persen. Hipertensi
menjadi berbahaya karena memiliki banyak komplikasi. Stroke,
penyakit jantung, hingga gagal ginjal merupakan penyakit-penyakit
katastropik yang tidak hanya memiliki angka kematian tinggi, namun
juga membebani ekonomi keluuarga. Berikut adalah daftar 10
diagnosa penyakit tidak menular terbanyak tahun 2018 :
1. Hipertensi : 185.857
2. Diabetes militus tipe 2 : 46. 174
3. Obesitas : 13.820
4. Rheumatoid artritis : 10. 963
5. Asma bronchiale : 9.600
6. Katarak : 4. 099
7. Jantung Koroner : 3. 910
8. Gagal jantung : 3. 493
9. Penyakit paru obstruktif kronik : 3. 296
10. Diabetes militus tipe 1 : 3.268 (Kemenkes RI, 2008).

Sedangkan, Suppositoria adalah sediaan padat berbentuk torpedo


yang digunakan melalui anus dan dapat larut pada suhu tubuh. Bahan
dasar untuk pembuatan suppositoria adalah lemak cokelat, P.E.G .,
serta gelatin. Macam basis suppositoria yaitu basis yang berupa lemak,
basis yang larut dalam air, dan basis yang dapat membentuk emulsi.
Penggunaan suppositoria biasanya digunakan pada penderita wasir
(ambeien) maupun pada penderita dalam kondisi tidak sadar (non-
kooperatif) yang membutuhkan pertolongan segera.

Menurut FI III Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan


melalui dubur, berbentuk torpedo dapat melunak, melarut atau meleleh
pada suhu tubuh. Dan efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik atau
lokal. Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau
melelh pada suhu tubuh. Semakin pendek waktu melarut/ mencair
semakin baik, karena efektivitas obat semakin baik.

Keuntungan Suppositoria antara lain :

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi lambung


2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
3. Lambung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga
memberikan efek yang lebih cepat dibandingkan obat per oral.
4. Mudah digunakan pada pasien yang mudah muntah dan tidak
sadar atau pingsan
5. Obat ditujukan untuk efek lokal.

II. KASUS
a. Hipertensi
Tn. YM berusia 44 tahun menderita hipertensi sejak usia 38 tahun
(6 tahun yang lalu) dan diabetes sejak usia 22 tahun. Pada saat
control ke dokter TD 138/100 mmHg, kadar gula darah 158 mg/dl.
Terapi yang diberikan yaitu :

R/ Captopril 12,5 mg No. X


S 2dd1
R/ Metformin
S 1-0-0
R/ B12
S 0-1-1
b. Suppositoria
Pasien TG datang ke apotek membawa resep yang berisi
R/ Pronalges suppositoria II
s.u.e.

III. PENYELESAIAN KASUS


a. Kasus Hipertensi
1. Captopril
Obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal
jantung. Dapat juga digunakan untuk melindungi jantung
setelah terjadi serangan jantung.
a. Kekuatan : 12,5 mg dan 25 mg
b. Bentuk : Tablet
c. Interaksi captropil dengan obat lain :
- Meingkatkan resiko menurunnya fungsi ginjal jika
captopril digunakan bersama dengan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID)
- Meningkatkan esiko terjadinya hipotensi (tekanan darah
rendah), jika digunakan bersama obat golongan diuretic.
- Meingkatkan resiko terjadinya efek samping jika
digunakan bersama obat golongan ACE inhibitors lain,
angiotensin II receptor blokers (ARB).
- Menurunkan efektifitas captopril jika digunakan dengan
clonidine.
d. Efek samping :
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Pusing atau limbung
- Batuk kering
- Ruam kulitsakit dada
- Hipotensi
- Sulit tidur
- Rambut rontok
2. Metformin
Obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah yang
meningkat pada penderita diabetes. Obat ini dapat digunakan
sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat penurun
gula darah yang lain.
a. Kekuatan : 500 mg
b. Bentuk : Tablet
c. Interaksi metformin dengan obat lain :
- Obat antiinflamasi nonsterois dan antihipertensi,
efeknya meningkatkan resiko asidosis.
- Diuretic, kortikosteroid, dan pil KB, efeknya
meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan
efektivitas metformin.
- Insulin, efeknya meningkatkan resiko kadar gula darah
rendah atau hipoglikemia.
d. Efek samping :
- Batuk
- Demam dan menggigil
- Diare
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Nafsu makan menurun
- Nyeri otot
3. B12
Obat ini merupakan vitamin yang bermanfaat untuk
pembentukan protein, sel darah, dan jaringan. Kebutuhan
vitamin B12 harian bisa didapatkan melalui makanan atau
suplemen tambahan.
a. Kekuatan : 25 mcg, 50 mcg, 100 mcg
b. Bentuk : Tablet
c. Interaksi vitamin B12 dengan obat lain :
- Menurunkan penyerapan vitamin B12, jika dikonsumsi
bersama colchicine, metformin, obat dan suplemen
yang mengandung kalium, antibiotik golongan
aminoglikosida, obat antikejang, dan obat untuk
mengatasi gangguan lambung.
- Mningkatkan kemungkinan efek samping dan interaksi
dengan obat yang memengaruhi sumsum tulang, seperti
kloramfenikol.
d. Efek samping :
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual
- Muntah
- Diare
- Gangguan kecemasan
b. Kasus Suppositoria
a. Pronalges suppositoria
Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga
sedang pada penyakit arthritis rheumatoid, osteoarthritis, asam
urat, ankylosing spondylitis, migraine, sakit kepala, sakit
telinga, nyeri pasca operasi. Obat ini digunakan dengan cara
dimasukkan ke dalam anus.
a. Kekuatan : Ketoprofen 100 mg
b. Bentuk : Suppositoria
c. Kontraindikasi :
- Hiposensitif atau alergi terhadap ketoprofen, aspirin,
atau obat anti inflamasi non sterois lainnya.
- Riwayat perdarahan gastrointestinal (saluran
pencernaan), perforasi, atau ulserasi terkait terapi obat
anti inflamasi non steroid.
- Asma yang peka terhadap aspirin, ulserasi
gastrointestinal (peradangan pada saluran pencernaan),
gagal jantung berat
- Perubahan kulit patologis.
d. Interaksi obat :
- Peningkatan kadar dan resiko toksisitas dengan litium,
digoksin, metotreksat
- Peningkatan resiko ulserasi gastrointestinal, perforasi
dan perdarahan dengan obat anti inflamasi non steroid,
aspirin, kortikosteroid
- Eksaserbasi gagal jantung dengan glikosida jantung.
- Mengurangi efek diuretic dan ACE inhibitor atau agen
antihipertensi lainnya.
IV. SIMULASI SKENARIO

A. Percakapan 1 (Hipertensi)

Tn.YM : Assalamualaikum, permisi bu !


TTK : Waalaikumussalam, silahkan pak, Ada yang bisa saya
bantu ?
Tn. YM : Saya berusia 44 tahun, menderita hipertensi sejak usia 38
tahun, dan diabetes sejak usia 22 tahun. Saya mau menebus resep dari
dokter yang sebelumnya waktu saya control ke dokter tekanan darah
saya 138/100 mmHg dan kadar gula saya 158 mg/dl
TTK : Baik pak, bapak mempunyai riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes, lalu ada alergi obat tidak pak ?
Tn.YM : Ada bu, saya alergi obat ciprofloxacin
TTK : Baik, coba resepnya saya proseskan dahulu, silahkan
duduk dan bisa tunggu sebentar pak.
Tn.YM : Baik bu
TTK : Resep atasnama Tn.YM, alamat jalan wanasari 2 ?
Tn.YM : Saya bu, baik.
TTK : Pak, berdasarkan hasil control bapak di dokter, tekanan
darah bapak 138/100, sedangkan tekanan darah normal adalah 120/80.
Lalu untuk kadar gula bapak 158 mg/dl yang berarti menunjukan
angka normal, karena kadar gula dalam tubuh maksimal di bawah 200
lebih dari itu tidak normal. Ini saya berikan obat beserta aturan
pakainya, silahkan bisa diperhatikan pak.
Tn.YM : Baik bu, terimakasih atas penjelasannya.
TTK : Baik, ini obat penurun tensinya pak, diminum 2 kali sehari
1 tablet sesudah makan, lalu untuk obat gulanya diminum sehari 1 kali
diwaktu pagi saja sebelum makan pak. Lalu ini untuk vitamin bisa
diminum setelah makan siang 1 tablet saja pak. Bagaimana pak, sudah
bisa dipahami ?
Tn. YM : Baik bu, untuk aturan minumnya jika bersamaan dengan
susu boleh tidak ?
TTK : Alangkah baiknya obat diminum dengan air mineral saja,
karena jika bersamaan dengan susu, dikhawatirkan obat tersebut tidak
tercapai efek terapinya, begitu pak.
Tn. YM : Baik bu, terimakasih
TTK : Baik pak, semoga lekas sembuh !

B. Percakapan II (Suppositoria)
Tn. TG : Assalamualaikum, permisi pak, selamat siang.
TTK : Waalaikumussalam, selamat siang pak ! ada yang bisa
saya bantu ?
Tn. TG : Saya mau menebus resep pak
TTK : Baik pak, sebelumnya bapak ada alergi obat tidak ?
Tn. TG : Tidak pak
TTK : Baik, mohon tunggu sebentar pak, silahkan bisa duduk
dahulu, saya siapkan obatnya.
Tn. TG : Baik pak, terimakasih
TTK : Atas nama tuan TG, alamat perum indah cilacap ?
Tn. TG : Saya pak
TTK : Baik, akan saya berikan obat sesuai pada resep tersebut dan
saya akan menjelaskan aturan pemakaiannya pak, mohon untuk dapat
diperhatikan.
Tn. TG : Baik pak
TTK : Obat pada resep ini adalah suppositoria, untuk dapat
menggunakan obat ini, silahkan bapak bisa mencuci atau
membersihkan tangan dahulu, indikasi obat ini adalah untuk
permasalahan saluran cerna yaitu melancarkan efektifitas lambung
serta dapat digunakan untuk mengurangi sakit pada lambung dan
tujuan diberikannya obat ini adalah agar lebih cepat efek terapinya.
Adapun pengimpanan obat ini silahkan bisa disimpan dalam kulkas
dengan suhu 10-15 derajat celcius agar tetap terjaga kandungan
obatnya, jangan disimpan pada suhu ruang dan jangan terkena cahaya,
aturan pemakaiannya silahkan bapak ambil posisi berbaring, masukan
obat ini melalui dubur dengan jari, setelah obat masuk, rapatkan kaki
dan pertahankan posisi sampai 5 menit, gunakan obat ini sehari 1 kali
diwaktu pagi hari. Bagaimana pak ? sudah bisa dimengerti ?
Tn. TG : Baik pak, terimakasih atas penjelasannya
TTK : Baik, semoga lekas sembuh pak
Tn. TG : Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2012. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Yogyakarta : Dianloka.
Agrina, dkk 2011, Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam Pemenuhan Diet
Hipertensi, vol 6, hal 46-53.
Casey, A and Benson, H. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer Gramedia.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana
Penyakit Hipetensi. Jakarta : Direktorat Pengenalian Penyakit Tidak
Menular.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Provinsi Jawa Tengah. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan.
Indianto. 2009. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dikontrol.
Diakses dari http:www.indianto.or.id
Lanny, S. 2010. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sustrani, L, Alam, S., Hadibroto, I.2005. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Widdharto,2007. Bahaya Hipertensi., Jakarta : PT Sunda Kelapa Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai