Kelompok 1 :
1. 1. Puput Anita (107119001)
2. 2. Tegar Siwi Bratawan (107119002)
UNIVERSITAS AL-IRSYAD
CILACAP
LATAR BELAKANG
Daya biota laut tersebut merupakan aset potensial yang dapat didayagunakan
menjadi produk untuk dimanfaatkan pada berbagai bidang seperti bidang menjadi
produk untuk dimanfaatkan pada berbagai bidang seperti bidang kesehatan,
makanan dan kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis kesehatan, makanan dan
kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih
besar dibandingkan dengan biota laut Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih besar
dibandingkan dengan biota laut di daerah subtropik dan di di daerah subtropik dan
di daerah beriklim dingin (Sumaryono, dkk., 2005). daerah beriklim dingin
(Sumaryono, dkk., 2005).
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, permintaan akan obat-
obatan baru untuk menanggulangi berbagai jenis penyakit yang obat- obatan
baru untuk menanggulangi berbagai jenis penyakit yang mengerikan, seperti
AIDS, SARS dan sebagainya juga semakin meningkat. mengerikan, seperti
AIDS, SARS dan sebagainya juga semakin meningkat. Selain itu, peningkatan
jumlah penyakit yang resisten terhadap obat-obat Selain itu, peningkatan
jumlah penyakit yang resisten terhadap obat-obat yang ada memerlukan biaya
yang sangat besar dalam pencarian obat-obat yang ada memerlukan biaya yang
sangat besar dalam pencarian obat-obat baru yang lebih manjur (YAN, 2 baru
yang lebih manjur (YAN, 2004).
TUJUAN
Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah
dingin yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan menggunakan sirip pada
umumnya, bernapas dengan insang, sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas
tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi. Ikan juga
merupakan hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang.
Komposisi kimia ikan sangat bervariasi menurut spesies, bahkan juga berbeda
antara satu individu terhadap individu lainnya dalam spesies yang sama. Dalam
teknik pengolahan ikan, perlu juga diketahui lebih jauh perincian dari komposisi
bagian ikan yang berstatus sebagai limbah. Kurang lebih 40-50% dari tubuh terdiri
dari bagian yang dapat dimakan, yaitu yang berupa daging. Jumlah daging pada
ikan bervariasi tergantung pada ukuran, jenis dan umur ikan. Pada ikan dengan
bentuk tubuh ellips 60% dari tubuhnya dapat dimakan, untuk ikan yang berbentuk
pipih dengan ukuran kepala besar hanya 35-40% saja dari bagian tubuhnya yang
dapat dimakan.
SUMBER DAYA OBAT DARI LAUT
Sumber daya laut adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup yang luas
yang mencankup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari organisme
mikroskopis hingga paus pembunuh dan habitat laut) mulai dari perairan dalam
sampai ke daerah pasang surut dipantai dataran tinggi dan daerah muara yang
luas. Berbagai orang memanfaatkan dan berinteraksi dengan lingkungan laut
mulai dari pelaut, nelayan komersial, pemanen kerang, ilmuwan dan lain-lain. Dan
digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi, penelitian, industri dan kegiatan
lain yang bersifat komersial.
SENYAWA METABOLIT BIOAKTIF
Karotenoid merupakan senyawa bioaktif esensial yang diperlukan oleh biota akuakultur (ikan
dan krustase) dalam nutrisi pakan untuk meningkatkan pertumbuhan, kelulushidupan, ketahanan
stress dan ketahanan penyakit. Karotenoid merupakan pigmen yang berwarna merah oranye dan
banyak terdapat pada hewanhewan akuatik. Umumnya hewan- hewan ini tidak dapat mensintesis
pigmen ini melalui jalur asam mevalonat (jalur umum biosintesa karotenoid), tetapi dapat merubah
karotenoid dari ransum pakannya melalui oksidasi dan menyimpan dalam jaringannya (Yamada et
al., 1990). Empat molekul karotenoid yang sering digunakan pada akuakultur adalah: β-karoten,
cantaxantin, aztaxantin dan astacena. Aztaxantin adalah karotenoid yang paling banyak digunakan
akhir-akhir ini, terutama untuk budidaya krustase (Johnson dan An, 1991). Okada et al. (1994) dan
Dall et al. (1995) menyatakan bahwa astaksantin adalah turunan pigmen karotenoid yang paling
dominan (82- 98%) dan esensial dibutuhkan oleh biota akuakultur ikan. Fungsi biologis astaxantin
dipertegas oleh Gabaudan (1996) bahwa diantaranya adalah sebagai anti-oksidan, memperlancar
respirasi intra sel dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress lingkungan dan
infeksi penyakit.
SENYAWA FUNGSIONAL PADA IKAN
Ikan mengandung protein dengan komponen asam amino esensial seperti sistin dan
metionin, dimana menjadi asam amino pembatas dalam protein nabati serta memiliki daya
cerna yang tinggi berkisar antara 85- 95%. Protein ikan bertanggung jawab dalam
membangun dan memperbaiki jaringan otot serta kekebalan tubuh (Mohanty, 2015; Pal et
al. 2018). Asam amino taurine juga ditemukan dalam protein ikan yang memilki sifat
antiinflamasi yang serupa dengan asam lemak tak jenuh ganda omega 3. (Madani et al.
2012).
Ikan mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFAs) seperti eicosapentaenoic acid
(EPA) dan decosapentaenoic acid (DHA) terutama pada ikan laut. PUFA yang ditemukan
pada ikan berbeda dengan asam lemak lainnya, asupan PUFA dianggap penting dalam
nutrisi manusia dalam menjaga dan perlindungan terhadap suatu penyakit (Sujatha et al.
2013; Tasbozan and Gakce, 2017; Moreles et al. 2015). Lebih lanjut Mohanty et al. (2012),
menjelaskan bahwa kandungan omega 3 tujuh kali lipat dari omega 6 pada ikan laut seperti
salmon, mackerel, sardine.
ANALAISIS FITOKIMIA
Uji kualitatif komponen bioaktif dari ekstrak ikan tongkol kering dengan pereaksi
umum untuk alkaloid (pereaksi meyer), flovonoid (pereaksi dengan Mg/HCL),
terpenoid/steroid (pereaksi LiebermannBuchard), fenol/tanin (pereaksi FeCl3) dan
saponin (pereaksi busa dalam air) sesuai dengan cara yang terdapat pada pengujian
simplesia menurut Materia Medika Indonesia (Departemen Kesehatan RI 1995).
Prosedur analisanya sebagai berikut:
1. Uji alkaloid
2. Uji Flavonoid
3. Uji Steroid
4. Uji Molisch
5. Uji Benedict
6. Uji Saponin ( Uji Busa)
Terimakasih