Anda di halaman 1dari 9

Laporan Tugas Mariculture

Penyakit Dan Kesehatan Pada Ikan

Disusun Oleh :
Otniel Kaleb Henry Sugiarto
26040120130068
Ilmu Kelautan A

Departemen Ilmu Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat melimpah hasil sumber daya alamnya
terutama di bidang sumber daya lautnya.Kelimpahan SDA laut tersebut menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi perkembangan ekonomi luar
biasa dari hasil laut tersebut.Salah satu manfaat dari adanya SDA tersebut adalah
digunakannya mariculture.Mariculture adalah salah satu cabang budidaya dari
akuakultur yang memfokuskan pada budidaya laut.Fokus marikultur tersebut berupa
pemanfaatan hasil laut seperti ikan untuk diolah menjadi produk lainnya atau sebagai
makanan.Proses marikultur banyak dibuat atau dibudidayakan dengan menggunakan
sistem perairan terbuka seperti di samudera dengan menggunakan cage culture atau
sistem perairan tertutup seperti RAS dan juga penggunaan kolam-kolam atau tank yang
diisi dengan air laut.Contoh dari organisme yang dibudiayakan dapat berupa ikan
kerapu,kerang-kerangan,udang,rumput laut,dan tiram.Marikultur digunakan karena
memiliki sejumlah keunggulan seperti pada perairan terbuka pengontrolan air laut dan
suplai air tidak perlu dikhawatirkan karena akan selalu tersuplai secara baru oleh air
laut.Selain itu,keunggulan lainnya adalah terdapat berbagai macam metode dari
marikultur yang memberikan hasil multi seperti metode IMTA dengan hasil panen cukup
besar dan banyak.

Marikultur memang menjadi salah satu focus yang saat ini sedang dikembangkan dan
difokuskan pada akuakultur di Indonesia.Berdasarkan hal tersebut tentunya dengan
menjadi focus maka marikultur memiliki dampak luar biasa bagi perokonomian
Indonesia.Namun,saat ini marikultur di Indonesia masih memiliki seperti mengenai
tatanan regulasi marikultur dan berupa penanganan pada penyakit yang dialami oleh bibit
budidaya.Tujuan dibuatnya laporan ini salah satunya adalah untuk membahas mengenai
penyakit pada bibit budidaya dan juga penangannya berdasarkan standar
marikultur.Penanganan penyakit pada bibit saat ini masih menjadi kendala yang susah
untuk ditangani karena dapat menyebabkan resiko kematian dan hasil panen yang tidak
sehat pada spesies.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kesehatan (Health)

Kesehatan merupakan faktor yang penting bagi spesies karena kesehatan


berpengaruh besar terhadap hasil dan juga kelangsungan hidup spesies.Hal tersebut juga
disebutkan dalam penelitian Syofyan et al (2011) bahwa kesehatan ikan merupakan hal
yang wajib diperhatikan agar tetap terhindar dari kematian dan kualitas tetap
baik.Kesehatan spesies dipengaruhi oleh 3 hal,yaitu faktor lingkungan,parasite,dan
penyakit.Menurut Rochyani (2018),kesehatan spesies dapat dijaga dengan salah satunya
menjaga kualitas air yang sesuai dengan baku mutu.Berdasarkan baku mutu perairan
untuk budidaya,terdapat beberapa parameter penting yaitu suhu,pH,DO,dan
salinitas.Suhu optimal bagi spesies laut seperti ikan adalah di angka 27-30℃,pH air
berkisar 6,5-8,5 tetapi untuk budidaya sebaiknya pH dijaga tetap berada di angka 7,dan
oksigen terlarut 6 Mg/L.Hal tersebut wajib diperhatikan agar spesies tidak mengalami
stress dan resiko terbesar berupa matinya spesies tersebut.Menurut penelitian tentang
budidaya ikan mas dari Nasir dan Khalil (2016),beberapa cara untuk menjaga kesehatan
spesies adalah dengan mengurangi tingkat stress sebagai langkah awal didahului dengan
memenuhi standar baku mutu perairan terlebih dahulu,memberikan
disinfektan,mengurangi akses kendaraan dan pengunjung,memberikan nutrisi yang
cukup,membersihkan tempat yang digunakan,pemberian antibiotik .

Kondisi ketidaknormalan perairan yang menyebabkan penurunan kesehatan dapat


terjadi seperti kurangnya kadar oksigen.Kurangnya kadar oksigen dapat dicegah dengan
melakukan aerasi.Menurut Yuniarti et al (2019),aerasi adalah suatu tindakan yang
dilakukan secara buatan untuk meningkatkan kadar oksigen yang ada di perairan dengan
pemberian gelembung halus berisi oksigen.Ciri-ciri air yang kekurangan oksigen dapat
diketahui dengan perilaku spesies seperti ikan.Perilaku tersebut berupa kondisi ikan yang
terengah-engah,perilaku ikan yang menggosokkan diri ke dasar akuarium,kondisi
lemas,dan adanya kematian.Upaya selanjutnya untuk menjaga kesehatan spesies
khususnya ikan adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makan.Menurut penelitian
budidaya ikan oleh Kurniasih et al (2015),kebutuhan nutrisi ikan dipengaruhi oleh
lemak,karbohidrat,dan protein yang masing-masing memiliki porsi untuk lemak
6%,protein minimal 30%,karbohidrat untuk ikan omnivora sekitar 20-40 % sedangkan
untuk karnivora adalah 10-20% dan diberikan pakan sebaiknya 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari.Pernyataan tersebut juga diperkuat dalam Amarwati et al (2015) bahwa
nutrisi pada pakan buatan lebih difokuskan pada protein untuk perkembangan dan
pemberian pakan sebanyak 2 kali agar energi dan metabolisme ikan tetap
normal.Selanjutnya adalah menjaga kesehatan ikan dapat dilakukan juga dengan
membersihkan tempat budidaya seperti KJA dibersihkan dengan mengganti plastik
penutupnya.Hal tersebut bertujuan agar kondisi air dalam keramba tidak terpengaruhi dari
pengaruh plastik dan juga agar terdapat sirkulasi air lebih baik.Menurut Astuti et al
(2018),penggantian tersebut bertujuan juga mengurangi kandungan kimia yang terdapat
dalam plastik atau penutup agar tidak menyebabkan air terkontaminasi.Cara selanjutnya
adalah untuk menjaga kesehatan ikan diperlukan juga akses yang terbatas terhadap
pengunjung dan transportasi sehingga ikan tidak mengalami stress akibat kepadatan
pengunjung dan transportasi.Salah satu cara menjaga kesehatan ikan yang terakhir adalah
dengan pemberian antibiotic terhadap ikan yang dibudidayakan.Menurut Indriani et al
(2014),antibiotik digunakan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme dalam tubuh
ikan yang berdampak pada kesehatan tetapi penggunaan antibiotik tidak disarankan
dalam jangka waktu lama dan digunakan hanya saat dibutuhkan saja.

2.2. Penyakit (Disease)

Penyakit adalah salah satu tantangan yang selalu dihadapi oleh pembudidaya
dalam usaha budidaya marikultur.Penyakit didefinisikan sebagai suatu perubahan pada
tubuh atau organ yang dapat menyebabkan gangguan psikologi dan fisiologi dari suatu
makhluk hidup.Penyakit merupakan kondisi abnormal dari tubuh dalam menjalankan
tugasnya sehingga penyakit dapat diringkas menjadi gejala yang timbul pada tubuh
makhluk hidup dan dapat mengganggu kesehatan fisiologi juga psikologi dan berdampak
pada kebiasaan hidup.Menurut Permana dan Sumaryana (2018),penyakit adalah suatu
gagalnya mekanisme adaptasi dari suatu makhluk hidup terhadap tekanan ataupun
rangsangan sehingga menyebabkan gangguan fungsi ataupun struktur sistem tubuh
makhluk hidup tersebut.Sumber penyakit dapat berasal dari 3 tempat yaitu
parasite,lingkungan,dan pathogen.Ketiga hal tersebut memiliki kaitan satu sama lain
terhadap kesehatan ikan

Gambar 1.Skema Korelasi Penyakit dari 3 Sumber Penyakit

Berdasarkan dari skema tersebut dapat diketahui bahwa apabila faktor lingkungan
bersinergi dengan parasite dan lingkungan dengan pathogen maka dapat menimbulkan
stress dan microbial load,apabila pathogen bersinergi dengan parasite atau inang dan
dapat menyebabkan infeksi.Apabila ketiga hal tersebut berkorelasi satu sama lain maka
akan timbul penyakit.Hal tersebut juga disebutkan dalam Sarjito et al (2013) bahwa
ketiga sumber penyakit saling berkaitan tergantung dengan bagaimana kondisi
lingkungan tersebut.Selain itu,disebutkan juga bahwa meskipun kondisi lingkungan
tempat tinggal baik tetapi masih terdapat juga kemungkinan adanya penyakit yang berasal
dari faktor luar seperti karena pakan dan kemungkinan adanya bakteri.Salah satu cara
mengenali spesies yang terkena penyakit khususnya ikan menurut Ashari et al (2014)
adalah kurangnya nafsu makan,menunjukkan perilaku abnormal,adanya kerusakan di
bagian tubuh seperti mengelupasnya sisik,perut membesar,perubahan anatomi,dan
berkurangnya berat badan.Penyakit dibedakan menjadi infeksi dan noninfeksi.Penyakit
infeksi berasal dari adanya inang dan pathogen sedangkan pada penyakit noninfeksi
berasal dari adanya perubahan lingkungan seperti pencemaran air oleh alkali dan logam
berat atau pengaruh buruk dari pakan yang tidak sesuai seperti adanya penjamuran pada
pakan.Hal tersebut menjadikan ikan lebih cenderung mengalami stress dahulu kemudian
timbul gangguan secara fisiologi.

Beberapa penanganan dan juga pencegahan dari penyakit dapat dilakukan dengan
beberapa langkah preventif dan penanggulangan seperti diberikannya antibiotik dan
sterilisasi lingkungan.Hal tersebut juga dikuatkan dalam Octaviana et al (2015),bahwa
antibiotik dapat mencegah penyakit yang diakibatkan oleh parasit dengan memberikan
imun bagi ikan.Antibiotik dapat dibuat dengan menggunakan bahan alami dan juga
kimia.Berdasarkan penelitian dari Setyowati et al (2014),antibiotik dengan bahan alami
dapat dilakukan dengan memanfaatkan daun jambu biji dalam mencegah pertumbuhan
bakteri.Daun jambu biji digunakan karena adanya kandungan saponin yang berfungsi
sebagai antibakteri sehingga cocok digunakan sebagai antibiotik.Penanganan tersebut
dapat dilakukan apabila ikan tersebut mengalami penyakit yang disebabkan karena
pathogen atau mikroorganisme.Apabila disebabkan adanya penyakit yang berasal dari
lingkungan salah satunya dapat dilakukan dengan menormalkan kembali kondisi
lingkungan tersebut dengan melakukan pembersihan rutin dan juga observasi untuk setiap
keabnormalan terhadap ikan maupun kondisi perairan.

Salah satu contoh dari penyakit yang disebabkan karena parasite atau pathogen
adalah TSV atau sering disebut dengan Taura Syndrime Virus.Virus ini menyebabkan
kematian tertinggi pada spesies yang dibudidayakan ditandai dengan terdapat ekor merah
pada ikan dan adanya bercak hitam yang menandakan sudah berada di tahap kronis yang
sering terjadi pada udang.Penyakit yang berasal dari lingkungan dapat berasal dari adanya
pencemaran air seperti tercemar pestisida ataupun logam berat dan juga adanya pakan
yang berjamur.Menurut Suwarsito dan Mustafidah (2011),penyakit yang paling sering
menyerang pada ikan atau pada udang adalah virus MBV,Aeromonas hydrophilla,dan
jamur Lagenidium.Beberapa sumber penyakit tersebut sejauh ini ditangani dengan
menggunakan antibiotik dan juga pembersihan berkala kondisi perairan dan lingkungan.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa uraian diatas mengenai penyakit dan juga kesehatan


tentang pencegahan dan juga pengobatannya didapatkan beberapa kesimpulan bahwa
terdapat dua langkah agar ikan tidak terpapar penyakit yaitu dengan cara preventif berupa
membersihkan lingkungan tempat tinggal ikan tersebut atau spesies yang dibudidayakan
secara rutin,memberikan disinfektan pada perairan dengan dosis yang sesuai(ttidak
berlebihan),menyediakan nutrisi yang seimbang bagi spesies sesuai kebutuhan dan
pemberian pakan yang tepat waktu.Selain itu,menjaga stabilitas ikan agar tidak mudah
stress dengan menjauhkan spesies dari kondisi lingkungan yang terlalu padat dari
manusia maupun kerapatan spesies dalam satu kolam dan melakukan observasi terhadap
morfologi ikan atau diagnosa.Langkah berikutnya apabila ikan sudah terpapar
penyakit,berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah penangan yang
dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan antibiotik dengan menggunakan antibiotik
alami dengan daun jambu biji maupun antibiotik dengan bahan kimia untuk
menyembuhkan spesies yang dibudidayakan.Selain itu,dapat dilakukan juga dengan
analisis mikroskopis untuk mengetahui lebih detail penyakitnya.Uraian tersebut dapat
disederhanakan menjadi pencegahan secara umum dengan menyeleksi spesies yang sehat
untuk dibudidaya,merencenakan manajemen kolam dengan baik,mempersiapkan kualitas
air seperti persiapan aerasi,persiapan penanggulangan pH apabila berubah,dan
penanggulangan air dari limbah disekitarnya,dan pencegahan ikan dari kerusakan tubuh
seperti saat pengangkutan atau pemindahan bibit disediakan dahulu keamanan
transportasinya agar tidak mengalami kecacatan akibat kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Armawati,H.,Subandiyono.,dan Pinandoyo.2015. PEMANFAATAN TEPUNG DAUN


SINGKONG (Manihot utilissima) YANG DIFERMENTASIDALAM PAKAN
BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIHIKAN NILA
MERAH(Oreochromis niloticus).Journal of Aquaculture Management and
Technology.,4(2):51-59

Astuti,L.P.,A.L.S.Hendrawan.,dan Krismono.2018.Pengelolaan Kualitas Perairan


Melalui Penerapan Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung “SMART”.
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia.,10(2):87-97.

Kurniasih.,Subandiyono.,dan Pinandoyo.2015.Pengaruh Minyak Ikan dan Lesitin dengan


Dosis Berbeda Dalam Pakan Terhadap Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan.Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and
Technology.,4(3):22-30

Indriani,A.D.,S.B.Prayitno.,dan Sarjito.2014.Penggunaan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber


officinale) Sebagai Alternatif Pengobatan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Journal of Aquaculture Management
and Technology.,3(3):58-65

Nasir,M dan M.Khalil.2016. Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Filter Alami


Terhadap Pertumbuhan, Sintasan dan Kualitas Air Dalam Pemeliharaan Ikan
Mas (Cyprinus carpio).Aquatic Sciences Journal.,3(1):33-39

Octaviana,H.N.,A.D.Sasanti.,dan M.Fitriani.2015.Pencegahan Infeksi Aeromonas


hydrophyla pada Ikan Lele Sangkuriang Menggunakan Tepung Buah Mahkota
Dewa Dalam Pakan.Jurnal akuakultur Rawa Indonesia.,3(2):14-24

Permana,I.S.,dan Y.Sumaryana.2018.Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit


dengan Metode Forward Chaining.Jurnal Manajemen dan Teknik
Informatika.,1(1):361-370

Rochyani,N.2018.Analisis Karakteristik Lingkungan Air dan Kolam Dalam Mendukung


Budidaya Ikan.Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan.,13(1):51-56.
Sarjito.,S.B.Prayitno.,dan A.H.C.Haditomo.2013.Buku Pengantar Parasit dan Penyakit
Ikan.UPT Undip Press,Semarang.,25 hlm.

Setyowati,E.,S.B.Prayitno.,dan Sarjito.2014. PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK


DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava. L) TERHADAP KELULUSHIDUPAN
DAN HISTOLOGI HATI IKAN PATIN (Pangasius hypophtalamus) YANG
DIINFEKSI BAKTERI Edwardsiella tarda.Journal of Aquaculture Management
and Technology.,3(4):174-182

Suwarsito dan H.Mustafidah.2011.Diagnosa Penyakit Ikan Menggunakan Sistem Pakar.


Jurnal Informatika.,1(4):131-140

Syofyan,I.,Usman.,dan P.Nasution.2011. STUDI KUALITAS AIR UNTUK


KESEHATAN IKAN DALAM BUDIDAYA PERIKANAN PADA ALIRAN
SUNGAI KAMPAR KIRI.Jurnal Perikanan dan Kelautan.,16(1):64-70

Yuniarti,D.P.,R.Komala.,dan S.Aziz.2019.Pengaruh Proses Aerasi Terhadap Pengolahan


Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PTPN VII Secara Aerobik.Jurnal
Redoks.,4(2): 7-16

Anda mungkin juga menyukai