Anda di halaman 1dari 7

MATEMATIKA SAINS TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Dosen Pengampu : Ahmad Satibi,S.Pd,M.Pd.

Disusun Oleh :
Aisyah Syuhufi (2101521)
Dhevraya Restu Dewangga (2101021)

Dima Akrina (2108084)

Marini Djumarni Derlen (2106083)


Rodo Naomi Silalahi (2104611)
Siti Komariah Maulia (2106897)
Taufik Maulana (2106551)

Kelas 1A
Pedidikan Kelautan dan Perikanan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2021
Teknologi Salinitas Dalam Jadi, sebagai zat yang menimbulkan risiko
tinggi bagi kesehatan manusia dan
Perikanan lingkungan, PAH mencatat pada Lampiran
XVII dari peraturan Eropa tentang Registrasi,
Evaluasi, dan Otorisasi Bahan Kimia
Latar Belakang (REACH). Namun demikian, senyawa ini
Sanitasi dalam penggunaannya sering hanya merupakan sebagian kecil dari total
dijadikan masalah. Contohnya dalam PAH yang dilepaskan ke
budidaya aquaculture. Sekarang semakin lingkungan,(Oliveira Ribeiro et al., 2005).
marak permasalahan sanitasi terhadap Penyerapan PAH dalam organisme di air
permasalahan perairan baik di alam maupun melibatkan akumulasi pada organ tertentu.
di budidaya wadah. Sehingga sanitasi Namun demikian, ikan dapat dengan cepat
dianggap hal yang paling relevan dalam hal mengubah sebagian besar PAH menjadi
lingkup budidaya perairan itu sendiri maupun metabolit dan karenanya memperoleh tingkat
lingkungan perairan. Pada masa sekarang eliminasi senyawa yang cepat melalui
penelitian mengenai sanitasi masih di empedu dan urin. Dalam penelitian ini, efek
lanjutkan karena lingkupan sanitasi bisa di paparan fraksi larut air encer (WSF) minyak
kaji melalui pendekatan kualitas air, mentah diuji in vivo pada status sanitasi,
mikroorganisme di perairan serta yaitu status kesehatan ikan sehubungan
mikrobiologi. Sanitasi merupakan suatu dengan polusi kimia, dan parameter
tindakan pengawasan terhadap berbagai kekebalan pada bass laut Eropa
faktor lingkungan fisik manusia yang Dicentrarchus labrax, spesies perwakilan
mempunyai atau mungkin mempunyai muara yang rentan terkena polusi
pengaruh terhadap perkembangan fisik hidrokarbon kronis. Dalam penelitian ini,
manusia, kesehatan maupun kelangsungan efek paparan fraksi larut air encer (WSF)
hidupnya yang berpengaruh terhadap derajat minyak mentah diuji in vivo pada status
kesehatan manusia dengan melakukan usaha sanitasi, yaitu status kesehatan ikan
pencegahan munculnya penyakit, sehingga sehubungan dengan polusi kimia, dan
kelangsungan hidup dapat terjamin. ( parameter kekebalan pada bass laut Eropa
Wasielesky et al., 2004) Dicentrarchus labrax, spesies perwakilan
muara yang rentan terkena polusi
Limbah sungai merupakan salah satu hidrokarbon kronis. flesh (Landrum and
sumber utama kontaminasi kimia kronis di Fisher,1999; Van der Oost et al., 2003)
muara. Pemantauan air limpasan telah
menunjukkan selama beberapa dekade bahwa Sanitasi selain berpengaruh pada
pestisida,logam berat dan hidrokarbon mikroorganisme perairan juga berpengaruh
minyak bumi dapat ditemukan pada pada kesehatan awak kapal. Kapal
konsentrasi yang berpotensi berbahaya. Sifat merupakan alat transportasi yang besar dan
mutagenik,karsinogenik,reprotoksik dan beroperasi dalam jangka waktu yang lama.
imunotoksiknya, serta enam belas PAH yang Sehingga diperlukan fasilitas pendukung
tidak tersubstitusi terdaftar sebagai polutan seperti toilet , dapur, kamar dan lain
prioritas oleh Badan Perlindungan sebagainya. Kesehatan Awak kapal menjadi
Lingkungan Amerika Serikat (US-EPA). hal yang utama agar kinerja menjadi optimal
maka sanitasi atau kebersihan harus dijaga.
Sanitasi kapal merupakan salah satu usaha produksi pindang dari tahun ke tahun,
yang ditujukan terhadap faktor risiko industri pindang masih memiliki
lingkungan di kapal untuk memutuskan permasalahan yakni pengolahannya secara
rantai penuluran penyakit guna memelihara tradisional dan belum sepenuhnya
dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi menerapkan sanitasi. sanitasi perlu dilakukan
kapal mencakup seluruh aspek penilaian dan diperhatikan pada proses pengolahan
kompartemen kapal antara lain dapur, ruang pindang. Jika sanitasi dan higiene dalam
penyimpan makanan, palka, gudang kamar proses penanganan atau pengolahan kurang
ABK, penyediaan air bersih, dan penyajian diperhatikan dapat mengakibatkan
makanan,pengolhan limbah serta peningkatan kadar histamin pada produk
pengendalian vektor penular penyakit atau pindang. (Ratri,2013.Et al)
rodent. Sanitasi kapal yang buruk akan
Air merupakan salah satu sumber daya alam
banyak menimbulkan permasalahan baik
yang dibutuhan oleh semua makhluk hidup.
secara fisik, kesehatan, estetika dan daya
Menilik dari hal tersebut, maka sumber daya
tahan hidup manusia. Sanitasi yang buruk
air arus tetap dijaga kelestariannya agar dapat
seperti menumpuknya sampah di dalam kapal
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
akan menjadi tempat berkembangbiaknya
manusia dan makhluk hidup lainnya. Bagi
vektor penyakit misalnya tikus,
manusia khususnya, disamping untuk
kecoa.(Arumsari, Widyanto,&Gunawan,
minum, air juga dibutuhkan manusia sebagai
2017).
sarana untuk mandi mencuci, dan beberapa
Sanitasi berpengaruh juga pada hal lain yang membutuhkan air di dalamnya
pengolahan ikan. Pengolahan ikan secara (Effendi, 2003). Guna mencukupi kebutuhan
tradisional yang banyak disukai adalah akan air bersih, tentu saja diperlukan pasokan
pemindangan. Pemindangan merupakan air bersih yang cukup. Dari data Riset
teknik pengolahan ikan metode penggaraman Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan
dan perebusan dengan tujuan untuk Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
menghambat ataupun membunuh bakteri Kementerian KesehatanRiTahun
pembusuk dan aktivitas enzim. Pindang ikan 2010menyatakan bahwa masyarakat
merupakan produk yang cukup populer di Indonesia membutuhkan air dalam satu hari
Indonesia.Permintaan pindang selalu ada sebanyak 100 liter per orang. Dengan jumlah
diberbagai kawasan karena aroma dan penduduk 237,6 juta (bps.2010), maka dapat
rasanya yang khas. Bahan baku pindang di akumulasi kebutuhan air masyarakat
didominasi oleh ikan cakalang. Ikan cakalang indonesia mencapai 23,760 juta liter per hari,
merupakan kelompok ikan scombroid yang artinya data yang diperoleh dan hasil analisa
memiliki kandungan histidin bebas yang matematis yang dilakukan menujukkan
cukup tinggi yakni 1192 mg/ 100 gram bahwa masyarakat Indonesia akan
daging. Menurut SNI kadar histamin pada menghasilkan limbah air rumah tangga yang
bahan baku ikan yang aman dikonsumsi yaitu mengandung deterjen dan sabun mencapai
di bawah 10 mg/100 gram daging ikan. 8,672,400 juta liter per tahun. Angka ini akan
Histamin yang melebihi ambang batas dapat terus meningkat setiap tahun nya dan akan
menyebabkan keracunan dengan berbagai berdampak buruk pada lingkungan jika hal
gejala seperti ruam, mual, muntah, diare, tersebut berkelanjutan secara terus menerus.
kesemutan dan gatal-gatal kulit. Meskipun (Effendi, 2003,Et al).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Dalam jurnal penelitian ini, tidak ada
untuk Mengevaluasi dampak paparan kronis kematian yang tercatat dan tidak ada lesi
terhadap campuran hidrokarbon melalui eksternal atau internal yang diamati pada ikan
fraksi larut air (WSF) dari minyak mentah yang terpapar limbah sungai mungkin karena
inamarinefish, seabass. Untuk tujuan ini, konsentrasi paparan yang rendah dan kondisi
daging ikan akan dianalisis untuk mencari yang terkontrol dalam sistem eksperimental
PAH untuk mencoba mengevaluasi status (misalnya air yang disaring, suhu konstan dan
sanitasinya, yaitu status kesehatan ikan oksigenasi), yang mencegah infeksi sekunder
sehubungan dengan pencemaran kimia, dan yang sering diamati. Setelah fenomena
keadaan fisiologis hewan. melalui sistem toksisitas (Grinwis et al., 2000). Selain itu,
kekebalan mereka akan diperkirakan. Untuk tidak ada efek negatif yang dicatat pada
mengetahui apakah sanitasi dalam kapal faktor kondisi (CF) dan indeks somatik hati
berpengaruh dalam pemutusan rantai (LSI), yang berguna dalam pemeriksaan awal
penularan penyakit di llingkungan kapal ? untuk menilai kondisi umum ikan (Bolger
dan apakah sanitasi kapal sudah di lakukan dan Connolly, 1989), untuk memberikan
oleh seluruh kapal yang berlayar di perairan informasi tentang energi (Bagenal dan Tesh,
? mengetahui sejauh mana penerapan sanitasi 1978) dan untuk mengidentifikasi dampak
pada proses pindang cakalang dan dari potensi cadangan pencemar (Shulman
menganalisis seberapa besar histamin pada dan Cinta, 1999). Selain itu, tidak ada
baku dan produk pindang cakalang yang perbedaan signifikan dalam kadar kortisol
diolah. Dan solusi apa yang diberikan untuk dan laktat yang dicatat antara ikan yang
mengolah limbah air rumah tangga? terkontaminasi dan ikan kontrol dan tingkat
parameter stres yang ditemukan sesuai
dengan yang dilaporkan oleh penulis lain
Metode untuk ikan bass tanpa tekanan (Acerete dkk.,
2009; Buscaino dkk., 2010; Lupatsch dkk.,
Literatul review di adopsi dari 20 journal 2010).
terindeks scopus metode yang cocok adalah

 Survey  Nutrisi Kualitas Air


 Penelitiaan kepustakaan
 Uji coba Nutrisi air meliputi sebuah kadar oksigenisasi
dalam jumlah tanggal tertentu serta di
lakukan pengecekan baik dari sumber
Diskusi : senyawa yang ada di kolam maupun di
perairan serta organisme organisme yang
 Kontrol Kontaminasi berada dalam lingkup perairan atau wadah
budidaya
Korntrol kontaminasi merupakan suatu
pencegahan sebuah perusakan atau
dalam jurnal ini dibahas Seagrass meadows
tercemarnya sebuah salinitas perairan dalam improve inflowing water quality in
jumlah masif dan agresif, hal ini di takutkan aquaculture ponds Layanan retensi nutrisi
sebuah adanya sebuah dampak penyakit, dinilai secara tidak langsung menggunakan
wabah atau keracunan akibat adanya ke indikator nitrogen dan fosfor yang
gagalan dalam kontrol kontaminasi air dipertahankan dalam biomassa lamun per
tahun (Tabel 1). Di setiap bagian reservoir, peningkatan kadar histamin pada produk
nitrogen total (mg N g−1 dw atau % dw) pindang cakalang. Titik kritis terjadinya
dalam sampel jaringan C. nodosa (n = 3 peningkatan histamin yaitu pada penerimaan
dalam setiap siklus) ditentukan menggunakan bahan baku, udara dan peralatan yang
penganalisis CHN (Elementar, Vario EL III) digunakan serta kebersihan alat yang kontak
dan fosfor total (mg P g−1 dw atau % dw) dengan produk. (Fitriani,2011. Et all).
ditentukan warna- imetris (Murphy dan
Riley, 1962) setelah pencernaan asam basah  Air
(Wheeler dan Björnsäter, 1992). Tingkat
retensi nutrisi (g m−2 thn1) untuk N dan P Air adalah salah satu sumber daya alam yang
diperkirakan sebagai jumlah nutrisi yang dibutuhan untuk hajat orang banyak, bahkan
dipertahankan per tahun dalam daun dan untuk semua makhluk hidup. Terutama pada
rimpang menurut: = ± + ± Tingkat retensi air tanah.Kebutuhan terus menerus akan air
nutrisi (Kacang CI) x Prod tanah dapat berdampak negatif pada
penurunan permukaan tanah dan bisa
(Kacang CI) x Prod rimpang rimpang daun menyebabkan banjir jika permukaan tanah
daun (3) dimana Prod (g dw m−2 thn1) lebih rendah dari saluran air. Simple
adalah kisaran produksi rimpang (Persamaan Sanitation Technology (SST)With Zeosi
(1)) atau daun (Persamaan (2)), Kacang Carbon Skin Coconut dapat mengurangi
adalah kandungan nutrisi jaringan rata-rata (g
ketergantungan akan air tanah dengan
g−1 dw), baik nitrogen atau fosfor, dari
mengolah ulang air dengan 3 sistem
rimpang atau daun, ± nya interval
kepercayaan 95% (CI). Dengan demikian, penyaringan; normal filter, mikro filter, dan
tingkat retensi nutrisi diberikan sebagai nano filter guna mendapatkan kualitas air
rentang, memperhitungkan variasi yang layak pakai.Banyak sekali bencana yang bisa
diamati dalam kerapatan pucuk (termasuk dihindari dengan tidak ketergantungan
dalam variabel Prod) dan kandungan nutrisi dengan air tanah, selain mengurangi angka
jaringan. penurunan permukaan tanah,kita bisa ikut
andil demi keseimbangan
 Histamin lingkungan.(Handoko,2017. Et all).
Histamin merupakan sebuah rupa model Kesimpulan
yang terbentuk dari sanitasi ikan yang hidup
Penerapan salinitas sangat berpengaruh pada
dalam salinitas kualitas yang memadai, hal
keberlangsungan ikan.Teknologi dan ilmu
ini bisa di lihat dalam kandungan gizi pada
pengetahuan salinitas yang bersih nantinya
ikan ketika di cek dalam olahan yang berupa
akan mempengaruhi kualitas ikan. Hal ini
bahan baku ikan
dapat kita lihat bahwa apabila penerapan
Hasil terhadap penerapan sanitasi pada unit tekonologi salinitas yang bersifat inovasi
pengolahan pindang cakalang di Pelabuhan dilakukan secara maksimal dapat
Ratu sebanding dengan nilai peningkatan membangun dan menjaga ekosistem laut
kadar histamin dari bahan baku hingga dalam lingkungan perairan. Peningkatan
menjadi produk pindang. Semakin banyak kualitas salinitas juga dapat dilihat pada
jumlah aspek sanitasi yang tidak layak pengolahan pindang ikan cakalang. Semakin
diterapkan pada unit pengolahan pindang rendah kandungan histamin pada ikan
cakalang di Pelabuhan Ratu semakin tinggi pindang cakalang,maka semakin rendah
kualitas ikan cakalang tersebut. namun yang terkontrol dalam sistem eksperimental
sayangnya masih banyak ditemukan sanitasi (misalnya air yang disaring, nutrisi dan
yang tidak layak pada pengolahan oksigenasi), yang mencegah infeksi sekunder
ikan.limbah sungai dapat terkelola dengan yang sering diamat. Teknologi sanitasi
baik dengan bantuan penerapan sanitasi. Juga Simple Sanitation Technology (SST)With
ini dapat kita lihat pada adanya kematian Zeosi Carbon Skin Coconut juga dapat
yang tercatat rendah dan tidak ada lesi menjadi solusi untuk mengolah limbah air
eksternal atau internal yang diamati pada ikan rumah tangga dan membantu sedimentasi
yang terpapar limbah sungai mungkin karena amoniak bekas budidaya.
konsentrasi paparan yang rendah dan kondisi
Daftar Pusaka Keruh dengan Penanda I-131. In Seminar
Nasional V (Vol. 1).
[1] Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air,
bagi pengelolaan sumber dayadan [6] Said, N. I. (2011). Metoda Penghilangan
lingkungan perairan. Kanisius. Zat Besi dan Mangan di dalam Penyediaan
Air Minum Domestik. Jurnal Air Indonesia,
[2] Utami, W., TF, M. A., Fadholi, I., & Vol 1. No. 3.
Hartono, G. R. (2010). Efisiensi Pemanfaatan
Bahan Alam Sebagai Sistem Sanitasi Air [7] Carmen B. de los Santos, dkk (2020).
Limbah yang Mobile dan Ramah Seagrass meadows improve inflowing water
Lingkungan. quality in aquaculture ponds

[3] Putra, S. U. G. I. L. I., Rantjono, S. U. R. [8] Handoko E.S, M. (2017). Simple


Y. O., & Arifiansyah, T. (2009). Optimasi Sanitation Technology (SST) with
Tawas dan Kapur untuk Koagulasi Air Keruh Zeosi Carbon Skin. JUPITER (Jurnal
dengan Penanda I-131. Seminar Nasional V Pendidikan Teknik Elektro).
(Vol.1). [9] Stephane Le Floch, M. (2011). Aquaticn
[4] Yudha, A. P. (2009). Efektifitas Texicology. elsevier.com.
Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter [10] Zeaty Abdillah, E. d. (2015). Evaluasi
Air Dalam Sistem Resirkulasi Pada Penerapan Sanitasi Terhadap Risiko
Pemeliharaan Ikan Arwana Sceleropages Keberadaan Histamin Pada
Formosus Di Akuarium. Pengolahan Pindang Cakalang di
[5] Putra, S. U. G. I. L. I., Rantjono, S. U. R. Pelabuhan Ratu. Jurnal Perikanan
Y. O., & Arifiansyah, T. (2009). Optimasi Kelautan.
Tawas dan Kapur Untuk Koagulasi Air

Anda mungkin juga menyukai