Disusun oleh:
NUR ROUDLOTUL LAILA
NIM. 142011133002
2.3 Pengaruh Suhu dan Kecerahan terhadap Selera Makan Ikan Cupang
Rangsangan makan pada ikan dapat timbul karena adanya pengaruh
yang membuat ikan tertarik pada objek atau makanan yang ada didalam air.
Pengaruh tersebut dapat berupa tampilan fisik makanan seperti ukuran,
warna, dan jumlah makanan yang terlihat oleh ikan (Zuliani dkk., 2016).
Selain bentuk fisik makanan, perlu didukung pengaruh dari lingkungan agar
objek atau makanan dapat semakin menarik perhatian ikan untuk
memakannya, yaitu suhu dan kecerahan.
Suhu air akuarium sangat mempengaruhi aktifitas dan nafsu makan
ikan cupang yang dibudidayakan. Menurut Fazil dkk., (2017), bahwa suhu
o
optimum untuk budidaya ikan hias berkisar antara 25,7 - 29,7 C.
Sedangkan, suhu optimal untuk ikan air tawar berkisar antara 25 - 30 oC.
Suhu optimal untuk budidaya ikan cupang berkisar antara 26 - 27 0C
(Rachmawati dkk., 2016). Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi produksi ikan dan dapat mempengaruhi aktivitas penting
pada ikan seperti pernafasan, pertumbuhan, reproduksi, dan selera makan.
Apabila suhu dibawah 25°C, maka akan menyebabkan penurunan nafsu
makan ikan. Hal ini dikarenakan suhu rendah dapat menyebabkan
ketidakseimbangan kerja enzim sehingga proses metabolisme tubuh ikan
berjalan kurang optimal. Akibatnya ikan tidak akan menghabiskan seluruh
makanan yang diberikan. Sedangkan pada suhu yang tinggi akan
menyebabkan ikan menjadi responsif terhadap makanan karena terjadi
peningkatan aktifitas enzim yang menyebabkan penambahan kecepatan laju
proses metabolisme pada tubuh. Akibatnya kadar metabolit dalam darah
akan semakin meningkat. Meningkatnya kadar metabolit dalam darah pada
tubuh ikan cupang dapat menyebabkan ikan cupang lebih cepat lapar karena
tingginya nafsu makan, sehingga meningkatkan konsumsi pakan juga
(Ridwantara dkk., 2019).
Suhu yang semakin tinggi dalam suatu perairan, maka kelarutan
oksigen akan semakin rendah, dan daya racun semakin tinggi. Kenaikan
suhu air kolam ikan nila pada siang hari dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, cuaca, dan angin. Intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam permukaan dapat menyebabkan terjadinya perubahan suhu pada pagi
dan siang hari (Pramleonita dkk., 2018). Kenaikan suhu akan
mengakibatkan penurunan jumlah oksigen terlarut di dalam air, dan akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia, dan dapat menyebabkan ikan dan
biota air lainnya mengalami kematian apabila suhu melampaui batas suhu
tertentu (32oC) (Pramleonita dkk., 2018).
Menurut Setiawan (2015) kecerahan dapat mempengaruhi pola
makan atau kebiasaan dan selera makan ikan karena dapat memberikan
pengaruh terhadap keaktifan ikan dalam mencari pakan, sehingga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Energi
dari makanan akan mendorong ikan untuk mengambil cadangan energi dari
dalam tubuhnya sendiri untuk kebutuhan pokok yaitu mempertahankan
hidup dan untuk pemeliharaan tubuhnya. Pertumbuhan ikan dapat terjadi
jika jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan untuk pemeliharaan
tubuh. Tidak semua makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk
pertumbuhan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan untuk
pemeliharaan dan sisanya untuk aktivitas, dan pertumbuhan (Setiawan,
2015). Ikan cupang dapat tumbuh dengan optimal apabila dalam kondisi
kecerahan yang rendah. Apabila kecerahan terlalu tinggi, maka ikan cupang
akan cenderung berkumpul di dasar akuarium Akibatnya ikan cupang tidak
dapat mencium rangsangan kimia yang berasal dari makanannya yang
berada di permukaan air.
Apabila hal tersebut berlangsung lama maka dapat menyebakan
organ olfactory (penciuman) tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga
ikan akan kesulitan menemukan makanannya. Reseptor penciuman tersebut
akan mendeteksi rangsangan kimia yang dihasilkan oleh cacing sutera,
selanjutnya diteruskan ke sistem saraf pusat, kemudian sistem saraf olfaktori
menuju ke otak sehingga memberikan reaksi ikan untuk menemukan
mangsanya (Triyanto dkk., 2020). Apabila hal ini terjadi terus-menerus akan
menyebabkan ikan mengalami kelaparan.
Sedangkan apabila kecerahan terlalu rendah, ikan akan kesulitan
untuk menemukan makanannya karena bentuk atau fisik makanan tidak
terlihat jelas oleh ikan. Sedangkan, pada suhu yang turun mendadak akan
terjadi degenarasi sel darah merah sehingga proses respirasi mengganggu.
Selain itu, suhu rendah dapat menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol
serta ikan tidak mau berenang dan makan sehingga imunitasnya terhadap
penyakit berkurang. Sebaliknya pada suhu yang meningkat tinggi
mengakibatkan ikan aktif bergerak, tidak mau berhenti makan dan
metabolismenya cepat meningkat sehingga kotorannya menjadi lebih
banyak. Sementara kebutuhan oksigen menjadi naik, padahal ketersediaan
oksigen pada air yang buruk akan berkurang sehingga ikan akan mengalami
kekurangan oksigen dalam darah (Sihombing, 2018). Oleh karena itu,
parameter fisika air seperti suhu dan cahaya selain mempengaruhi kondisi
lingkungan ikan, juga dapat mempengaruhi kondisi fisik ikan yaitu
kebiasaan dan selera makan ikan.
BAB III
PENUTUP