Anda di halaman 1dari 9

2.2.

Fisiologi Sistem Endokrin Ikan Tuna


2.2.1. Hormone dan Kelenjar Penghasilnya
Kelenjar Endokrin Ikan adalah kelenjar yang mengeluarkan produknya ke dalam
aliran darah dan jaringan tubuh bersama dengan sistem saraf pusat untuk mengontrol dan
mengatur berbagai macam fungsi tubuh tersebut. Pada ikan berbagai kelenjar endokrin
telah ditemukan berasosiasi dengan tugas dan fungsi yang berbeda. Kelenjar endokrin
ikan yakni mencakup kelenjar pituitari atau hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
corpuscles of stannius, kelenjar ultimobranchial, urohypophysis, pankreas, dan kelenjar
pineal (Takashi and Shingo, 2016).
A. Kelenjar Pituitary
a. Gonadoptrin
Pada ikan tuna hanya ditemukan satu gonadotropin fungsional, yang sering
disebut sebagai Piscian pituitary gonadotropin (PPG). Gonadotropin tunggal ini
memiliki sifat yang mirip dengan dua hormone LH dan FSH (Takashi and Shingo,
2016).
b. Prolactin Hormone
Prolaktin terlibat dalam regulasi elektrolitik teleostei tetapi kepentingannya
dalam mempertahankan homeostasis bervariasi menurut spesies. Sekresi prolaktin
dari teleost pituitari berada di bawah neuroendokrin penghambatan kontrol asal
hipotalamus (Takashi and Shingo, 2016).
c. Growth Hormone (GH)
GH teleost mampu melakukannya beberapa aktivitas spontan dan terus
mensintesis dan mengeluarkan GH secara in vitro (Takashi and Shingo, 2016).
B. Kelenjar Tyroid
Pada banyak teleostei khususnya ikan tuna, kelenjar tiroid terletak di daerah
faring di antara tulang rawan basibranchial punggung dan otot ventral sternohyoid.
Tiroid mengelilingi bagian anterior dan tengah arteri branchial aferen pertama, kedua
dan terkadang ketiga dari aorta ventral (Takashi and Shingo, 2016).
a. Hormon Adrenal
Hormon adrenal atau jaringan antar ginjal mengeluarkan hormon kortikoid
yang berkaitan dengan osmoregulasi ikan, dan hormon glukokortikoid yang
mengatur metabolisme karbohidrat, terutama kadar gula darah (Takashi and
Shingo, 2016).
b. Chromaffin
Jaringan kromaffin ikan kaya akan adrenalin dan noradrenalin. Injeksi
adrenalin dan noradrenalin menyebabkan perubahan tekanan darah, bradikardia,
branchial vasodilatasi, diuresis pada teleoste glomerulus dan hiperventilasi
(Takashi and Shingo, 2016).
C. Ultimobranchial
Ultimobranchial adalah kelenjar kecil dan berpasangan dan terletak di septum
transversal di antaranya rongga perut dan sinus venosus hanya bagian ventral ke
kerongkongan atau dekat tiroid kelenjar. Secara embrio kelenjar berkembang dari
epitel faring dekat lengkung insang kelima (Takashi and Shingo, 2016).
D. Pineal Organ
Kelenjar Pineal terletak di dekat hipofisis. Meskipun merupakan organ
fotoreseptor, organ pineal menunjukkan sifat endokrin fungsi meragukan.
Penghapusan pineal dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan, anomali pada
kerangka, hipofisis, tiroid dan sel darah. Menurut beberapa penelitian kelenjar tiroid
dan hipofisis mempengaruhi sekresi pineal Ultimobranchial (Takashi and Shingo,
2016).
E. Urophysis
Urophysis adalah kelenjar berbentuk oval kecil, terdapat di bagian terminal
sumsum tulang belakang. Sel-sel yang berada urofisis disebut sistem neurosecretory
ekor. Sistem neurosecretory hanya ditemukan di elasmobranchs dan teleosts tetapi
berhubungan dengan sistem neurosecretory hypotalamo hadir pada vertebrata
(Takashi and Shingo, 2016).
2.2.2. Mekanisme Kerja Hormon
Mekanisme kerja hormone terjadi melalui pengikatan dengan reseptor spesifik.
Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan
penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada
unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular.
Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger
kedua" . Interaksi hormone reseptor dapat menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.
Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor
untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas,
sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih
terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan
memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam
peristiwa pasca- reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan
akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal
yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda
dalam jaringan yang berbeda (Anwar, 2005).
2.2.3. Gambar Letak Kelenjar dan Hormon Yang Dihasilkan
2.2.3.1. Gambar Letak dari Setiap Kelenjar dan Hormon yang Dihasilkan Oleh Ikan
pada Umumnya

Sumber: Kennedy et al., 2013.


2.2.3.2. Gambar Skematis Regulasi Endokrine Gametogenenis pada Ikan Tuna

Sumber : Takashi and Shingo, 2016


DAFTAR PUSTAKA

Takashi, Kitagawa., and Shingo K. 2016. Biology and Ecology of Bluefin Tuna. CRC Press :
The University of Tokyo, Kashiwa, Chiba, Japan.
Kennedy, Christopher J., Heather L., and Lesley K. 2013. Estrogenic Endocrine Disrupting
Chemicals in Fish. Fish Physiology, Vol. 33 : 257-307.
Anwar, Ruswana. 2005. Pelepasan dan Sintesis Hormon. Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi
Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unpad. Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai