Anda di halaman 1dari 5

JARINGAN CHROMAFFIN

DIAJUKAN UNTUK MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN AIR


DOSEN PENGAMPU : MAS BAYU SYAMSUNARNO, S.Pi., M.Si

DISUSUN OLEH :
1. ISTI QOMAH 4443141317
2. NURUSSYFA 4443140801

SISTEM ENDOKRIN (HORMONAL)


Endokrinologi adalah suatu pengetahuan yang mempelajari kelenjar-
kelenjar endokrin (kelenjar buntu) serta sekresinya yang dirembeskan ke aliran
darah. Sekresi dari kelenjar buntu tersebut disebut dengan hormon (Bond, 1979).
Hormon adalah: zat organik yang dihasilkan oleh sel-sel khusus dalam
jumlah terbatas, dirembeskan ke dalam sirkulasi darah serta dapat merangsang
sel-sel tertentu untuk bekerja/ berfungsi. Hormon yang disekresikan dapat
bersifat merangsang untuk meningkatkan aktivitas sel/ produksi hormon tertentu
atau menghambat produksi hormon yang lain (Bond,1979).
Kelenjar Endokrin pada ikan, kelenjar endokrin mirip dengan kelenjar
pada hewan vertebrata yang lain, tetapi pada ikan lebih sederhana. Ada beberapa
kelenjar yang bersifat sebagai penghasil hormon pada vertebrata tingkat tinggi,
tetapi tidak menghasilkan hormon pada ikan. Sebaliknya, ada jaringan endokrin
pada ikan seperti sistem caudal neurosecretory dan corpuscula Stannius yang
tidak terdapat pada vertebrata lain. Selain itu letak dari kelenjar endokrin pada
ikan mungkin berbeda dengan letak kelenjar yang sama pada vertebrata yang lebih
tinggi tingkatannya (Bond, 1979).

Secara umum kelenjar endokrin pada ikan terdiri dari :


HIPOFISA (MASTER GLAND) JARINGAN INTERRENNAL
Badan Pineal Pankreas (Pulau-Pulau Lengerhans)
Thyroid Usus (Mukosa Usus)
Kelenjar Ultimobranchial Gonad (Testes Dan Ovari)
Jaringan Chromaffin Uropophysis
Sel Junxta Glomerulus

Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menggetahkan subtansi


hormonnya secara langsung ke dalam aliran darah tanpa melalui sistem pambuluh.
Pada ikan, kelenjar yang telah diketahui sebagai kelenjar yaitu hypophysa
(pituitary) thyroid, ultimobranchial, jaringan chromaffin, secretin, badan stanius
dan organ pineal (Rachman, 2003).
Mekanisme kerja kelenjar-kelenjar tersebut di dalam tubuh dikendalikan
oleh hypophysa. Oleh karena itu hypophysa dinamakan sebagai master gland. Di
dalam pengaturan tubuh, sistem hormonal bekerja sama dengan sistem syaraf.
Sedangkan sistem hormonal tersebut di dalam tubuh berhubungan dengan:
(Rachman, 2003).
1. Pengaturan berbagai sistem fungsi metabolisme tubuh
2. Mengatur kecepatan reaksi kimia dalam sel
3. Mengatur transport zat-zat melalui membran sel
4. Meningkatkan metabolisme untuk pertumbuhan

Posisi dan fungsi kelenjar endokrin dalam tubuh ikan : (Wedemeyer, 1996).
a) Kelenjar Hipofisa (glandula pituitary).
Kelenjar ini terlatak di bawah otak, di dalam tulang sellatursica,
persisnya di bawah diencephalon. Kelenjar hypofisa ini terdiri dari bagian-
bagian sebagai berikut:
i. Neurohipophysis (lobus posterior)
ii. Adenohypofisa yang terdiri dari pro-adenohypofisa, meso-
adenohypofisa dan meta-adenohipofisa.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa ini antara lain berupa:
a. Arginin vasotocin yang berperan dalam osmoregulasi.
b. Oxytocin yang berperan dalam pemijahan dan peletakan telur
c. Intermedin (MSH) untuk melanogenesis pada integument
d. Growth hormon untuk pertumbuhan
e. Thyrotropin (TH) untuk pengendali kelenjar thyroid
f. Gonadotrophin untuk pengendali hormon pada gonad
g. Prolactin untuk mengatur elektrolit tubuh
h. Corticotropin untuk (ACTH) untuk pengendali sekresi adrenal
cortical.
Pada penelitian dengan menggunakan ikan salmon, ikan yang
diambil kelenjar hypofisanya dapat bertahan hidup selama sekitar 5 tahun,
tetapi ikan tersebut tidak dapat bereproduksi karena proses
spermatogenesis dan oogenesis yang terjadi tidak sempurna.
b) Thyroid
Pada sebagian besar ikan bertulang sejati, thyroid ini berupa
folikel-folikel yang menempel pada permukaan dari jantung, aorta ventral
dan bagian bawah dari arteri branchial. Tetapi pada ikan mas, folikel-
folikel ini menempel pada bagian depan dari ginjal. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar thyroid ini berperan dalam fisiologi ikan, seperti
konsumsi oksigen, penumpukan guanine di kulit serta menghambat
metabolisme karbohidrat dan nitrogen. Selain itu, hormon yang dihasilkan
thyroid ini diperkirakan juga berperan dalam aktifitas motorik,
pertumbuhan rangka dan juga mengatur kinerja sistem syaraf pusat.
c) Jaringan Interrenal
Jaringan interrenal pada ikan bertulang sejati terletak pada bagian
kepala (depan) ginjal. Jaringan ini berupa kumpulan sel-sel yang letaknya
tersebar di dalam ginjal bagian depan, terutama sepanjang vena cardinal.
Jaringan ini menghasilkan hormon steroid, dan termasuk di dalamnya
adalah cortisol, corticosterol dan cortison. Hormon-hormon ini
(adrenocorticosteroid) berperan dalam mengatur osmoregulasi dan
mempengaruhi kinerja dari insang, ginjal dan saluran gastrointestinal.
Selain itu metabolisme protein dan karbohidrat juga dipengaruhi oleh
corticosteroid ini.

KELENJAR ADRENAL/SUPRARENAL
Kelenjar ini terletak diatas ginjal dean berada dibelakang abdomen.
Jumlahnya ada 2 bentuknya ceper dan lebih menonjol kebagian kutubnya. Berat
masing-masing kelenjar ini kira-kira 5 - 9 gram. Dan kadang juga di sebut sebagai
kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari 2 lapis yaitu bagian luar disebut kortesks
adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. (Bond, 1979)
i. Korteks adrenal
Merupakan bagian terbesar dari berat keseluruhan kelenjar Adrenal
+ 90 % dari berat keseluruhan kelenjar adrenal. Berat bagian ini kira-kira 5
7 gam. Korteks adrenal merupakan bagian keluar dari kelenjar adrenal.
Bagian ini terdiri dari sel-sel epitel yang besar dan berisi Lipoid. Sel-sel
itu Foam Cell. Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup kehilangan
hormone adrenokortikal dapat menyebabkan kematian.
Lapisan dari korteks Adrenal terbagi menjadi 3 bagian yang
disebut dengan zona. Zona tersebut adalah :
1. Zona glomerul, yaitu lapisan yang paling luar.
2. Zona fasiculata, yaitu lapisan bagian tengah.
3. Zona retikularis, yaitu lapisan paling dalam dekat dengan medulla.
Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormone steroid yaitu :
a. Mineralokortikoid
Pada manusia adalah aldosteran dibentuk pada zona glome
rulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan
elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi
kalium. Aktifitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
b. Glukokortikoid
Dibentuk dalam zona fasikulata kortisol merupakan
glukokortikoid uatama pada manusia. Kortisal mempunyai efek
pada tubuh antara lain dalam : metabolisme glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar gula darah,
metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit,
inflomasi dan imunitas dan terhadap stessor.
c. Gonadokortikoid (Hormon seks)
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit
androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar
hormone seks yang disekresi oleh gonad. Namun kelebihan
produksi hormone seks oleh kelenjar adrenal dapat
menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan
androgen menyebabkan virilisme, sementara kelebihan
estrogen (missal : akibat karsinoma adrenal) menyebabkan
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
ii. Korteks medulla (Medulla Adrenal)
Terletak pada bagian dalam dari kelenjar adrenal sel-sel medulla
Adrenal berbentuk lomjong serta tersusun dalam kelompok-kelompok dan
sekitarnya terdapat pembuluh darah kapiler. Sel-sel medulla adrenal yang
mengeluarkan hormone disebut Sel chromaffin.
Medulla adrenal menghasilkan hormone :
1) Adrenal : meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, denyut
jantung dan lain-lain.
2) Non Adrenalin : vasokontriksi arteri nadi dan meningkatkan
kecepatan metabolisme.

Jaringan
Chromaffin
Ikan

Gambar 1. Letak Jaringan Chromaffin pada Ikan (Bond, 1979)

Sumber :
Bond, C. E. 1979. Biology of fishes. Saunders College Publishing.
Philadelphia. 514 p.

Rachman, A.M., 2003. Angina Pektoris Stabil dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit. Dalam Jilid III (ed. 4). Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
pp: 1611.

Wedemeyer, G.A. 1996. Physiology of fish in intensive aquaculture system.


Chapman and Hall. New York. 232 pp.

Anda mungkin juga menyukai