Anda di halaman 1dari 7

Perubahan dalam tubuh yang Anda alami selama ini, tak lepas dari peran sistem

endokrin atau sistem hormon. Misalnya, suara anak laki-laki Anda yang memberat, air
susu ibu yang dikeluarkan pascapersalinan, atau peningkatan detak jantung saat
menghadapi stres. Itu beberapa contoh kecil, yang dipengaruhi oleh sistem endokrin.

Sistem endokrin atau sistem hormon, sesuai namanya, adalah jaringan kelenjar yang
memproduksi hormon di dalam tubuh. Hormon sendiri, merupakan senyawa kimia
tubuh penyampai pesan. Artinya, hormon dan sistem endokrin berperan dalam
komunikasi antarsel, karena hormon membawa informasi dan instruksi.

Beberapa kelenjar dalam sistem endokrin atau


sistem hormon
Ada banyak kelenjar yang menjadi bagian dari sistem endokrin. Beberapa di
antaranya mungkin sudah Anda kenal. Misalnya, testis (testes) pada pria dan ovarium
pada wanita, menghasilkan hormon-hormon reproduksi. Namun, sebenarnya, ada
beragam kelenjar penghasil hormon, di dalam tubuh manusia.

Secara singkat, berikut ini beberapa kelenjar di sistem endokrin atau sistem hormon,
yang penting untuk diketahui.

1. Kelenjar pituitari (Hipofisis)

Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak di dasar organ otak, dengan ukuran
tak lebih dari sebiji kacang. Walau kecil, kelenjar pituitari dijuluki “kelenjar master”,
karena menghasilkan hormon yang dapat mengontrol kelenjar lain.

Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya menghasilkan


hormon yang berbeda-beda, yaitu:

 Lobus anterior, menghasilkan hormon:


o Tiroksin (TSH), merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin.
o Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk memproduksi
kortikosteroid.
o Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus seminiferus dan
spermatogenesis.
o Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi estrogen.
o Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi testis dalam
menghasilkan testosteron.
o Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
 Lobus intermedia, menghasilkan hormon:

o Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.


o Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen dalam
perubahan warna kulit.

 Lobus posterior, menghasilkan hormon:

o Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.


o Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah banyak.
2. Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian otak, yang menghubungkan sistem endokrin dengan


sistem saraf. Sel saraf di hipotalamus menghasilan hormon, yang mampu mengontrol
hormon-hormon hasil produksi kelenjar pituitari. Hipotalamus dapat mengumpulkan
informasi dari otak, yang kemudian akan disampaikan ke kelenjar pituitari.

3. Kelenjar pineal

Kelenjar pineal terletak di bagian tengah otak. Kelenjar sistem endokrin ini
menghasilkan hormon melatonin, yang membantu Anda tertidur lelap.

4. Kelenjar tiroid (Gondok)

Kelenjar tiroid berlokasi di bagian bawah depan leher, dekat jakun, yang berbentuk
seperti kupu-kupu. kelenjar ini adalah yang paling kaya pembuluh darah.

Fungsi utama kelenjar tiroid adalah mengatur metabolisme tubuh. Untuk tujuan ini,
kelenjar tiroid menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan hormon, bertindak
sebagai kelenjar endokrin. Produksi hormon oleh kelenjar tiroid membutuhkan
yodium.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon, yaitu:

 Triidotironin (T3), untuk mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh.
 Tiroksin (T4), untuk membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik,
perkembangan mental, dan kematangan seks.
 Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.

Hormon yang dihasilkan tiroid ini berjalan melalui darah untuk mencapai
metabolisme sel di dalam tubuh. Pernapasan, detak jantung, berat badan, kekuatan
otot, suhu tubuh, tingkat kolesterol, siklus menstruasi, dll. Adalah fungsi tubuh yang
diatur oleh hormon tiroid.
5. Kelenjar paratiroid (Anak Gondok)

Terletak di daerah kelenjar gondok. Kelenjar paratiroid adalah kumpulan empat


kelenjar kecil, yang menghasilkan hormon paratiroid. Kelenjar paratiroid
menghasilkan satu hormon, yaitu: Parathormon,yang berfungsi untuk mengendalikan
kadar kalsium dalam darah.

a. Fungsi hormon parthormon adalah:

1. Mengatur pelepasan kalsium dari tulang ke aliran darah.

2. Mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan atau minuman pada


saluran pencernaan.

3. Merangsang pembentukan vitamin D pada ginjal

4. Meningkatkan penyerapan kalsium di ginjal dan mencegah ginjal membuang


kalsium melalui urine.

5. Membuat ginjal mengeluarkan fosfat melalui urine

6. Meningkatkan kadar magnesium dalam darah.

b. Gangguan Pada Kelenjar Paratiroid

1) Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme terjadi ketika kadar hormon paratiroid dalam darah


terlalu tinggi. Akibatnya, tulang dapat menjadi rapuh (osteoporosis) dan terjadi
pembentukan batu ginjal.

2) Hipoparatiroidisme

Hipoparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar paratiroid kurang aktif dan


membuat kadar hormon paratiroid dalam tubuh terlalu rendah. Penyakit ini
membuat kadar kalsium dalam darah dan tulang berkurang serta kadar fosfor
meningkat.

3) Pseudohipoparatiroidisme

Penyakit genetik yang sangat langka. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak
dapat merespons atau merasakan adanya hormon paratiroid dalam tubuh.
Penderita kelainan genetik ini mengalami gejala seperti hipoparatiroidisme,
padahal kadar hormon paratiroid dalam tubuhnya normal.

4) Kanker paratiroid
Kanker paratiroid adalah jenis kanker langka yang biasanya menyerang salah
satu dari 4 kelenjar paratiroid. Kanker paratiroid lebih sering menyerang orang
berusia 40-an atau 50-an. Gejala kanker paratiroid umumnya menyerupai gejala
hiperparatiroidisme beserta munculnya benjolan di leher, baik benjolan di leher
kanan atau pun kiri, suara serak, dan kesulitan menelan.

6. Kelenjar adrenal (Suprarenalis)

Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu korteks adrenal di bagian luar, dan
medulla adrenal di bagian dalam.

Nama kelenjar ini mungkin mengingatkan Anda pada kata ‘adrenalin’. Memang, salah
satu hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal adalah hormon adrenalin (dikenal
juga dengan homon epinephrin). Hormon ini membuat detak jantung dan tekanan
darah Anda meningkat, saat dilanda stres. Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan
oleh bagian korteks dan medula dari kelenjar adrenal:

 Korteks, menghasilkan hormon:


o Korteks mineral/mineralokortikoid, untuk menyerap natrium darah dan mengatur
reabsorpsi air di ginjal. Mineralokortikoid primer dikenal sebagai
aldosteron, dan disekresikan oleh zona glomerulosa
(lapisan terluar) dari korteks adrenal.
o Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi glikogen, mengubah glikogen
menjadi glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah. Glukokortikosteroid
adalah kelas lain dari hormon steroid yang memainkan peran penting dalam
mengatur metabolisme glukosa. Glukokortikosteroid diproduksi di fasikulata zona
korteks adrenal, contohnya adalah kortisol. Kortisol bertanggung jawab untuk
mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kortikosteroid memainkan
peran penting dalam mengatur respon inflamasi tubuh. Kortikosteroid dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dan dapat digunakan sebagai agen
penekan kekebalan. Sekresi dikendalikan oleh hormon adrenokortikotropik (ACTH)
yang disekresi oleh kelenjar hipofisis.
o Gonadokortikoid, untuk membentuk sifat kelamin sekunder laki-laki.
Gonadokortikoid atau steroid androgenik disekresikan oleh zona retikularis atau
lapisan terdalam dari korteks adrenal. Androgen adalah hormon seks laki-laki, dan
memfasilitasi pengembangan karakteristik seksual sekunder pada pria. Mereka
memainkan peran penting dalam perkembangan organ seks laki-laki selama
perkembangan embrio. Sejumlah kecil hormon wanita juga diproduksi oleh korteks
adrenal. Namun, efek dari steroid androgenik disekresikan oleh korteks adrenal
dapat tertutupi oleh jumlah yang lebih besar dari testosteron dan estrogen yang
disekresi oleh masing-masing testis dan ovarium.

 Medula, menghasilkan hormon:

o Adrenalin (epifrin), Baik epinefrin dan norepinefrin yang bersama-sama disebut


katekolamin, dan mereka dilepaskan oleh kelenjar adrenal dalam respon terhadap
stres fisik atau mental. Epinefrin, juga dikenal sebagai adrenalin, memainkan peran
penting dalam konversi glikogen menjadi glukosa, dan dengan demikian,
meningkatkan tingkat gula darah. Hal ini diperlukan oleh tubuh untuk menjaga
kelancaran pasokan darah ke otak dan otot. Hal ini juga dapat meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, dan mengendurkan otot-otot polos pada paru-paru dan
saluran pencernaan. Hormon ini melebarkan arteri kecil jantung, paru-paru, ginjal,
dan otot-otot. Semangat, stres fisik dan mental, dan gangguan emosional memicu
sekresi hormon ini, yang mempersiapkan tubuh kita untuk respon ‘fight or flight’
disebut juga ‘melawan atau lari.
o Noreadrenalin (norepifrin), menaikkan tekanan darah denga jalan merangsang
serabut otot didlam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi.

7. Kelenjar reproduksi (testis dan ovarium)

Sesuai namanya, kelenjar reproduksi sebagai bagian dari sistem endokrin


menghasilkan hormon yang berkaitan dengan seksualitas dan reproduksi manusia.
Hormon yang dihasilkan Oleh Testis (Pria):

a. Hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormone - FSH)

Hormon ini sangat penting agar organ reproduksi pria dapat menghasilkan
sperma. Setiap hari produksi sperma yang dihasilkan bisa mencapai 300 juta,
dengan masa pembentukan tiap sperma sekitar 65-75 hari.

b. Luteinizing hormone (LH)

Saat hormon ini dilepaskan ke dalam darah, akan terjadi produksi dan
pelepasan hormon testosteron sebagai hormon utama pada pria.

c. Hormon testosteron

Produksi testosteron pada masa pubertas memicu berbagai perubahan fisik.


Seperti pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin memanjang, suara
yang semakin berat, serta tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, wajah dan
ketiak. Sebagian remaja laki-laki juga mengalami penambahan berat dan tinggi
badan yang signifikan setelah memasuki masa pubertas. Testosteron juga akan
memengaruhi massa tulang dan gairah seksual.
Sementara itu, tubuh wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron. Hormon
'wanita' ini dikeluarkan oleh indung telur (ovarium), yang berperan dalam
perkembangan seksual, kehamilan, dan mentruasi wanita. Secara rinci adalah sebagai
berikut:

a. Hormon Testosteron

Hormon testosteron pada wanita berfungsi untuk mengontrol suasana hati dan
gairah seksual, menjaga tulang tetap kuat, meringankan nyeri, dan menjaga
kesehatan kognitif.

b. Hormon Estrogen

Kadar hormon estrogen, berbanding terbalik dengan hormon testosteron pada


pria dan wanita. Hormon estrogen lebih tinggi pada wanita, dibandingkan pria.
Hormon estrogen pada wanita berperan dalam perkembangan seksual saat masa
pubertas. Juga berperan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan, serta turut andil terhadap kenaikan atau
penurunan berat badan. Untuk pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol
kesehatan sperma. Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat
terjadi penurunan kualitas sperma dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Selain bertindak sebagai penghasil hormon, testis dan ovarium juga memiliki peran
non-hormonal. Testis menghasilkan sel sperma, dan ovarium memproduksi sel telur.

8. Pankreas

Pankreas terletak di belakang lambung. Dalam sistem endokrin, pankreas


menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Keduanya berperan penting untuk
mengontrol kadar gula darah (glukosa). Bagian penghasil hormon di kelenjar
pankreas disebut dengan pankreas endokrin.

Selain terlibat dalam sistem endokrin atau sistem hormon, kelenjar pankreas juga
berperan dalam sistem pencernaan dengan menghasilkan enzim, seperti enzim lipase
untuk memecah lemak. Bagian pankreas penghasil enzim tersebut dikenal sebagai
pankreas eksokrin.

Hidup sehat dengan menjaga sistem endokrin


atau sistem hormon
Seperti bagian sistem tubuh lainnya, endokrin atau hormon juga bisa mengalami
masalah dan gangguan. Gaya hidup yang tidak sehat juga berpotensi menimbulkan
gangguan pada sistem endokrin. Dengan demikian, hidup sehat harus Anda lakukan.
Beberapa langkah mudah, yang bisa Anda dan keluarga terapkan untuk menjaga
kesehatan sistem endokrin, meliputi:

 Rajin berolahraga dan beraktivitas fisik


 Mengonsumsi makanan sehat
 Menjalani pemeriksaan oleh dokter secara berkala
 Berkonsultasi dengan dokter apabila ingin mengonsumsi suplemen dan obat herbal tertentu
 Mencari bantuan dokter, jika mengetahui adanya anggota keluarga yang menderita masalah
pada sistem endokrin, termasuk diabetes melitus dan gangguan tiroid

Sistem endokrin atau hormon merupakan sistem yang kompleks, dengan banyak
hormon yang dihasilkan kelenjarnya. Dengan mengetahui sistem endokrin, Anda juga
diharapkan menerapkan gaya hidup sehat di atas, agar fungsinya tetap normal dan
sehat.

Anda mungkin juga menyukai