Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME BAHAN KAJIAN ILMU BIOMEDIK DASAR

NAMA : SALSABIILA CAHYANING RACHMADI


KELAS/NO : S1 KEPERAWATAN 1C/43

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2021
1. Anatomi Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah suatu sistem yang melibatkan hormon dalam melaksanakan
tugasnya. Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, homeostasis, reproduksi .
adapun gangguang system endokrin adalah hipo (under) production, hipofungsi, hiper (over)
production, hiperfungsi. Hal hal yang dapat mengakibatkan gangguan system endokrin adalah
rangsangan mekanis, tumor, kelainan kongenital. Pengaturan sekresi hormone
- Kelenjar sebagai reseptor ( Stimuli, Kelenjar, Hormon)
Contoh : Gld.Parathyroid yang terangsang oleh kadar Ca darah Gld.Pancreas dan diatur
kadar gula darah
- Pengeluaran hormon melalui rangsangan CNS (Stimuli, CNS, Kelenjar, Hormon)
Contoh : Medula suprarenalis melalui rangsangan saraf simpatik , macam-macam kelenjar
endokrin
- Berupa Sel Ex: Sel Argentaffine (pada lambung) yangmenghasilkan gastrin
- Kelenjar Endogrin Gld. Hipophysis (Pituitary gland), Gld. Thyroid, Gld. Parathyroid, Gld.
Adrenal (suprarenal), Pancreas, Gonads (ovarium dan testis), Gld. Pineal, Gld. Timus.

1. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari, atau hipofisis, adalah kelenjar produsen hormon-hormon tertentu yang
bertindak sebagai pengedali berbagai aspek tubuh manusia. Hormon yang diproduksi oleh
hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi,
dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar ini sering dijuluki “kelenjar master” karena
hormon yang disekresi olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Hormon-hormon ini dapat
diproduksi baik dari depan (anterior) atau bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut.
a. Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi hormon
adrenal.
b. Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH):
Hormonhormon ini mengatur produksi estrogen dan progesteron pada tubuh
wanita dan produksi testosteron pada tubuh pria. Letaknya di ovarium dan testis.
c. Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam pertumbuhan
tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk anak-anak, hormon ini
membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat. Untuk orang dewasa, GH 17
bertindak sebagai penyeimbang distribusi lemak serta menjaga kesehatan tulang
dan otot.
d. Prolaktin: Fungsi utama hormon ini adalah menstimulasi produksi ASI pada
wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitasseksual yang berbeda pada
pria dan wanita.
e. Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormonnya sendiri, yang bertugas mendorong metabolisme pada
hampir seluruh jaringan tubuh.

2. Kelenjar tyroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring.
Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat
protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat
distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Tiroid mengeluarkan dua hormon
penting, yaitu:
1) Triiodotironin (T3)
2) Tiroksin (T4)
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir
bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa. Jika Tiroid
mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin (Hipotiridisme), maka tubuh
akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya
jika terlalu banyak (Hipertiroidisme), tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa
diam dan berat badan akan berkurang.

3. Kelenjar parathyroid
Kelenjar parathyroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher yang memproduksi
hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang
biasanya terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat
dengan kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang
langka, di dalam kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol
jumlah kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa menurun sangat
rendah pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya
kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darah
hipokalsemia.
Hormon 18 Paratiroid mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium daritulang,
peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna
oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan
penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat
dalam darah.

4. Kelenjaar adrenal
Kelenjar adrenal adalah dua kelenjar kecil yang menjadi bagian dari sistem endokrin atau
sistem hormon. Sebagai bagian dari sistem hormon, kelenjar adrenal memang bertugas
dalam menghasilkan hormon-hormon yang berperan penting untuk tubuh. Kelenjar
adrenal terletak di bagian atas masing-masing ginjal. Kelenjar-kelenjar ini dikendalikan
oleh kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar
pituitari memerintahkan kelenjar adrenal terkait jumlah hormon yang perlu dilepaskan.
Apabila penyampaian sinyal terkait jumlah hormon terganggu, maka bisa memicu
ketidakseimbangan hormonal di tubuh. Apabila kadarnya tak seimbang, berbagai gejala
dan gangguan medis pun dapat terjadi. Hormon adrenalin merupakan salah satu hormon
yang dihasilkan kelenjar ini. Kelenjar adrenal juga menghasilkan hormon kortisol,
noradrenalin, dan aldosteron.
Berikut pembahasannya:
a. Hormon kortisol Hormon kortisol atau hormon stres dihasilkan di lapisan
adrenal luar (korteks). Kortisol berperan dalam mengendalikan reaksi kita
terhadap stres. Kortisol juga berperan dalam kontrol metabolisme, gula
darah, dan tekanan darah.
b. Hormon aldosteron Hormon aldosteron juga dihasilkan di lapisan adrenal
luar. Hormon ini memainkan peran dalam pengendalian tekanan darah
dengan memelihara keseimbangan kalium dan natrium dalam tubuh.
c. Hormon adrenalin Disebut juga hormon epinefrin, hormon adrenalin
dihasilkan di lapisan adrenal dalam atau medula. Hormon adrenalin
bekerja sama dengan hormon kortisol dan noradrenalin dalam mengatur
reaksi tubuh terhadap stres. Hormon ini membuat detak jantung kita lebih
cepat, aliran darah 19 menjadi meningkat, dan merangsang tubuh untuk
melepaskan gula menjadi energi.
d. Hormon noradrenalin Hormon noradrenalin disebut juga dengan hormon
norepinefrin. Hormon ini bekerja sama dengan hormon kortisol dan
adrenal dalam mengatur reaksi tubuh terhadap kondisi stres. Hormon ini
juga memengaruhi cara otak memperhatikan dan merespons berbagai
peristiwa, seperti peningkatan detak jantung, memicu pelepasan glukosa
ke dalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

5. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas itu sendiri merupakan salah satu organ yang terdapat pada
sistem pencernaan pada manusia. Karena begitu besarnya manfaat kelenjar pankreas
sangat mempengaruhi kinerja sistem organ di dalam tubuh kita. Jadi, apabila kelenjar
pankreas ini mengalami gangguan maka sudah pasti berbagai macam proses kimiawi
yang terjadi di dalam tubuh kita juga tentunya akan mengalami gangguan seperti halnya
metabolisme protein atau pun metabolisme lemak yang tidak bisa bekerja maksimal. Pada
sadarnya komponen – komponen di dalam tubuh bekerja sama antara satu dengan yang
lainnya. Adapun kelenjar pankreas ini terdapat dalam pulau – pulau hangerlandas.
Kelenjar ini terdiri atas dua tipe, yaitu alpa dan juga beta. Adapun fungsi dari kelenjar
jenis ini adalah untuk menghasilkan atau memproduksi hormon glucagon dan juga
hormon insulin. Tanpa adanya insulin, keseimbangan metabolisme menjadi terganggu.

6. Kelenjar gonad
kelenjar endokrin yang menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu organisme. Dalam
betina dari spesies sel-sel reproduksi adalah sel telur, dan pada jantan sel-sel reproduksi
adalah sperma. [2] Gonad laki-laki, testis, menghasilkan sperma dalam bentuk
spermatozoa. Gonad wanita, indung telur, menghasilkan sel telur. Kedua gamet ini,
adalah sel-sel germinal haploid.

7. Kelenjar pineal
Kelenjar pineal terletak pada tengah – tengah otak dan menghasilkan hormon
timosin yang berfungsi untuk mengatur ritme biologis, misalnya saja pada saat tidur.
Pada saat malam hari, konsentrasi melantonin akan tinggi sehingga membuat seseorang
akan mengantuk sehingga tidur. Sedangkan pada siang hari, konsentrasi 20 melantonin
ini akan rendah sehingga membuat seseorang menjadi terjaga. Oleh karena itulah fungsi
hormon ini sangatlah berperan penting bagi aktivitas manusia sehari – hari.

8. Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang terletak di bagian atas rongga dada.
Kelenjar ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan hormone timosi yangberfungsi untuk
pematangan limfosit T. Adapun limfosit T ini merupakan sejenis sel darah putih yang
berperan dalam membantu menjaga sistem kekebalan tubuh (imunitas).

a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja Hormon Insulin Pankreas merupakan kelenjar endokrin yang
sekaligus berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Berdasarkan strukturnya, sebagian besar
organ pancreas atau sekitar 98%an berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan senyawa bikarbonat dan getah pancreas yang berperan dalam proses
pencernaan. Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang 21
spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
- subunit α yang besar dengan BM yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan
molekul insulin
- subunit β yang lebih kecil dengan BM yang dominan di dalam sitoplasma mengandung
suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi
terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi) Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi
melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor insulin ( IRS -1).

IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda. Pada
dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa,
serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan
merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah
ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan
mempermudah transport zat zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.
Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya. akan berpengaruh
terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana jumlah ikatan reseptor
insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang
meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya kortisol dalam jumlah berlebihan.
Sebaliknya jika kadar insulin rendah,maka ikatan reseptor akan mengalami
peningkatan.kondisi ini terlihat pada keadaan latihan fisik dan puasa.
- Kerja hormon insulin yang beragam dapat terjadi dalam waktu beberapa detik
atau beberapa menit (kerja pengangkutan, fosforilasi protein, aktivasi dan inhibisi enzim,
sintesis RNA) atau sesudah beberapa jam (kerja sintesis protein serta DNA dan
pertumbuhan sel) Resepto insulin ditemukan pada sebagian besar sel mamalia dengan
konsentrasi sampai per sel, dan sering pula terdapat pada sel yang secara khusus tidak
diperkirakan sebagai sasaran insulin. Insulin mempunyai seprangkat efek yang diketahui
benar terhadap berbagai proses metabolik kendati juga terlibat dalam pertumbuhan dan
replikasi sel (lihat atas) disamping dalam organogenesis serta difensiasi janin dan dalam
perbaikan serta regenerasi jaringan. Struktur reseptor insulin dan kemampuan insulin
yang berbeda untuk terikat dengan reseptor serta mencetuskan berbagai respons biologik,
pada hakekatnya identik dalam semua sel dan semua spesies. Jadi, insulin babi selalu
lebih efektif kali daripada proisulin habit yang selanjutnya lebih efektif kali lipat daripada
insulin marmut bahkan di 22 dalam tubuh marmut itu sendiri. Reseptor insulin
tampaknya sangat dilestarikan yang bahkan melebihi insulinnya sendiri. Kalau insulin
terikat dengan reseptor, beberapa peristiwa akan terjadi
1. Terjadi perubahan bentuk reseptort
2. Reseptor akan berikatan silang dan membentuk mikroagregat,
3. Reseptor akan mengalami penyatuan (intenalisasi)
4. Dihasilkan satu atau lebih sinyal.

Kepentingan perubahan bentuk tersebut tidak diketahui dan interanlisasi mungkin


merupakan sarana untuk mengendalikan konsentrasi serta pergantian reseptor. Dalam
kondisi dengan kadar insulin yang tinggi,misalnya obesitas atau akromegaii, jumlah
reseptor insulin berkurang dan jaringan sasaran menjadi kurang peka terhadap insulin.
Regulasi ke bawah ini terjadi akibat hilangnya reseptor oleh proses internalisasi yang
dengan proses ini, kompleks reseptor insulin akan masuk ke dalam sellewat endositosis
dalam vesike bersalut klatrin. Regulasike bawah menjelaskan bagian dari resistansi
insulin pada obesitas dan diabetes melitus tipe II. Peranan utama insulin dalam
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein dapat dipahami paling jelas dengan
memeriksa berbagai akibat defisiensi insulin pada manusia. Manifestasi utama penyakit
diabetes melitus adalah hiperglikemia, yang terjadi akibat
(1). Berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel;
(2). Berkurangnya penggunaan glukosa oleh pelbagai jaringan, dan
(3) Peningkatan produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh hati. Efek Insulin

b. Mekanisme kerja enzim


Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme yaitu
dengan cara menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk
dapat memulai suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang
berlangsung juga akan dapat lebih cepat lagi. Energi aktivasi didalam suatu reaksi
kimia tersebut dapat diperumpakan adalah sebagai “biaya jalan” dalam sebuah
proses produksi. Semakin rendah “biaya jalannya”, maka makin akan cepat
prosesnya pula. Selain dari itu, keuntungan menggunakan enzim adalah selain
lebih “murah” dapat proses reaksi tetap berlangsung sebagaimana seharusnya,
karena enzim inilah yang membantu proses metabolisme tidak ikut bereaksi.
Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia adalah dengan cara
berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi
sebuah 23 produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’
dari substrat tersebut.
2. Fisiologi Sistem Endokrin
Struktur Kelenjar Endokrin Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari
sel-sel khusus ke dalam aliran darah selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target
(responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.

a. 4 Struktur Dasar Hormon Secara Kimiawi


 Derivat asam amino dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus
medulla supra renal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin
 Petide /derivat peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat
pencernaan
 Steroid dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium, contoh hormon testes,
ovarium dan korteks suprarenal.
 Asam lemak merupakan biosintesis dari dua FA, contoh hormon prostaglandin
b. Klasifikasi Hormon
 Hormon perkembangan, hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan dan
pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
 Hormon metabolisme proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin
 Hormon tropik dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium
dan proses spermatogenesis (LH)
 Hormon pengatur metabolisme air dan mineral kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid
untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor

c. Sistem Endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama -sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.
d. Struktur Sistem Endokrin
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
Seperti kulit, atau organ internal, lapisan traktusintestinal. Kelenjar endokrin
termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan
kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah
e. Fungsi Sistem Endokrin
 Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
 Menstimulasi urutan perkembangan
 Mengkoordinasi sistem reproduktif
 Memelihara lingkungan internal optimal
f. Klasifikasi Sistem Endokrin
 Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin)
 Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dantironin (mis., tiroksin).
g. Karakteristik Sistem Endokrin
 Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari.
 Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turunsepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
 Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya.
 Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
 Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
 Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
 Hormon tidak mengawali perubahan biokimia,hormon hanya mempengaruhi
sel-sel yangmengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik
 Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon
dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
 Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan
diekskresi oleh ginjal
h. Peran hipotalamus & kelenjar hipofise
 Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh
hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin.
 Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon
dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon
realising dan inhibiting.
 Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan
sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja
hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
 Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-
masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan
terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang
dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi
uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain
disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut
kelenjar target
i. Sistem umpan balik
 Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan,
kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
 Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awalyang memicu
pelepasan hormone. pe sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior
merangsang pe pelepasan kortisol dari korteks adrenal,
menyebabkanpenurunan pelepasan ACTH lebih banyak.
 Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon
dan dikontrol melalui Sistem umpan balik.
 Pelepasan insulin dari pulau Langerhans di pankreas didorong oleh kadar
glukosa darah
j. Struktur Hipofise •
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.
Berbentuk oval dengan diameter kirakira 1 cm dan dibagi atas dua lobus, yaitu : 1.
Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. 2. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga
neurohipofise.
k. Fungsi Hipofise
 Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik.
 Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran
sedangkan
 Hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
 Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
3. Anatomi Sistem Perkemihan
a. Definisi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang
zat limbah dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan
racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan Kesehatan.
b. Fungsi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan berfungsi untuk menghasilkan urine dengan menyaring sisa
pembuangan tubuh dan air berlebih dari darah. Urine kemudian akan disalurkan ke
kandung kemih dengan melalui dua tabung tipis yang disebut ureter. Ketika kandung
kemih penuh, Anda akan membuang urine melalui uretra.Selain itu, sistem perkemihan
dan ginjal juga berfungsi untuk menghilangkan cairan pembuangan yang disebut dengan
urea, serta menjaga keseimbangan air, natrium, dan kalium.
Urea sendiri diproduksi saat makanan yang mengandung protein dipecah dalam
tubuh.Sistem ini akan bekerja sama dengan kulit, usus, dan paru-paru untuk menjaga
keseimbangan tersebut. Orang dewasa akan mengeluarkan sekitar dua liter cairan per
hari. Jumlah ini bergantung dengan jumlah cairan yang diminum dan yang keluar melalui
keringat serta pernapasan.
c. Organ Sistem Perkemihan

 Ginjal
Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal, yang terdapat di dalam punggung kiri dan
kanan, tepat di bawah tulang rusuk. Masing-masing memiliki ukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama ginjal yakni untuk mengatur jumlah air dan garam dalam darah,
menyaring zat limbah atau sisa metabolisme tubuh, serta membuat hormon yang
membantu mengendalikan tekanan darah.

 Ureter
Ureter adalah bagian sistem urinaria yang berbentuk saluran kecil yang terdiri dari
banyak otot. Bagian inilah yang membawa urine dari masing-masing ginjal ke
kandung kemih Anda.

 Kandung kemih
Organ ini berada di dalam rongga panggul. Kandung kemih bertugas menyimpan
urine. Jika kandung kemih sudah penuh terisi oleh urine, maka akan timbul dorongan
untuk buang air kecil.

 Uretra
Uretra atau dalam bahasa sehari-hari disebut saluran kencing adalah bagian di sistem
urinaria berupa saluran yang menghubungkan kandung kemih ke bagian luar tubuh.
Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 sentimeter, sedangkan uretra pada
wanita sekitar 4 sentimeter saja. Pada bagian antara kandung kemih dan uretra
terdapat cincin otot atau sfingter, yang bertugas untuk menjaga urine agar tidak
bocor.
d. Penyakit Dalam Ssitem Perkemihan
 Infeksi atau radang kandung kemih (Cystitis)
Peradangan atau infeksi kandung kemih dapat menyebabkan nyeri akut maupun kronik,
ketidaknyamanan, dan seringnya berkemih (frekuensi) atau sulit memulai berkemih.
 Batu saluran kemih
Pembentukan batu dapat terjadi di ginjal dan akhirnya berpindah ke kandung kemih.
Apabila dalam proses perpindahannya, batu saluran kemih ini menghambat aliran air seni
dari ginjal menuju ke kandung kemih, nyeri yang hebat dapat dirasakan oleh penderita.
 Kanker kandung kemih
Kanker kandung kemih biasanya dicurigai setelah adanya gejala air seni yang
berdarah (hematuria). Merokok dan paparan terhadap bahan kimia merupakan penyebab
tersering dari kanker kandung kemih.
 Inkontinensia urine
Ini merupakan suatu kondisi kronik yang terjadi ketika air seni keluar tanpa disadari, atau
tidak dapat dikontrol.
 Kandung kemih overaktif
Penyebab dari kondisi ini adalah otot kandung kemih yang berkontraksi, di luar kendali.
Hal ini menyebabkan dorongan tiba-tiba untuk membuang air seni dan inkontinensia
urine.
 Hematuria
Air seni yang berdarah seringkali tidak berbahaya. Namun beberapa kondisi seperti
infeksi dan kanker kandung kemih, dapat menyebabkan hematuria.
 Retensi urine
Air seni tidak dapat keluar dari kandung kemih karena adanya halangan atau tekanan
aktivitas otot kandung kemih. Kandung kemih dapat membesar apabila menahan urine
dalam jumlah banyak.
 Sistokel
Lemahnya otot panggul menyebabkan kandung kemih menekan vagina. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan dalam buang air kecil.
 Mengompol (nocturnal enuresis)
Yang dimaksud mengompol di sini adalah keluarnya urine anak berusia 5 tahun atau
lebih saat tidur, dengan intensitas 1-2 kali dalam seminggu, selama 3 bulan.
 Disuria
Disuria adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada saat mengeluarkan air seni. Disuria
dapat disebabkan oleh infeksi, iritasi, maupun inflamasi dari kandung kemih, uretra, atau
alat kelamin luar.

4. Fisiologi Sistem Perkemihan


a. Gran Anatomi Urologi
 Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
 Bentuk ginjal seperti biji kacang.
 Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.
b. Renal
 Terbungkus CAPSULA FIBROSA
 Cortex renalis di bagian luar(cokelat gelap) dan medulla renalis di bagian dalam(cokelat
cokelat lebih terang) •
 Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, •
 Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis
 Hilum pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus.
 Pelvis renalis renalis berbentuk berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi
ginjal
 Calik--2/3 calices renalis majores –Bercabang 2/3 calices renalis minore
 Nefron - Unit fungsional -1 juta per ginjal

c. Fungsi renal
 Pengeluaran zat-zat Toksis atau racun,
 Mempertahankan suasana keseimbangan cairan, osmotic, dan ion
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
 Fungsi hormonal dan metabolisme
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak

Anda mungkin juga menyukai