Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ANATOMI FISIOLOGI, KIMIA DAN BIOKIMIA ENDOKRIN

Oleh:

Kelompok 1

1. Anak Agung Gde Weda Pratama (193213005)


2. I Komang Febiana (193213016)
3. Kadek Ayu Rani Ariasih (193213019)
4. Leila Da Silva Pinto (193213021)
5. Ni Gusti Ayu Indah Adsari (193213022)
6. Ni Kadek Winda Pramana Putri (193213026)
7. Ni Luh Putu Satyaning Natha Dewi (193213033)
8. Ni Luh Widiningsih (193213034)
9. Putri Sukma Maha Dewi (193213047)
10. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)
11. Solangia Cabral Da Conceicao Santos (193213052)

PROGAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2021
A. Anatomi Fisiologi Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari sel-sel, lempengan atau gumpalan
sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem
endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melalui saluran,
tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut
dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan eksresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran
kelenjar ludah.

Gambar anatomi organ endokrin

1
1. Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian otak yang bertugas untuk memastikan dan


mempertahankan semua sistem tubuh manusia berjalan dengan baik dan stabil. Selain itu,
hipotalamus juga berperan penting dalam mengeluarkan berbagai bahan kimia, termasuk
hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah hormon yang dapat
mengendalikan produksi hormon di kelenjar pitutari. Fungsi dari hormon ini sangat penting
untuk mempertahankan kesehatan tubuh manusia. Apabila hipotalamus mengalami
gangguan, maka hormon yang ada dalam tubuh juga akan ikut terganggu dan menyebabkan
kondisi tubuh melemah.
Fungsi hipotalamus yang paling utama adalah mengontrol suhu tubuh, rasa haus,
serta lapar. Selain itu, bagian otak ini juga mengambil peran penting dalam berbagai proses
sistem tubuh. Hipotalumus ternyata juga memiliki hubungan yang erat untuk
mengendalikan berbagai hal, diantaranya: Suasana hati, denyut jantung, dorongan seks,
kualitas tidur, pelepasan hormone. Segala fungsi tersebut dilakukan oleh hipotalamus
dengan bekerja sama dengan kelenjar pituitari. Kerja sama ini menghasilkan berbagai
hormon yang bisa membuat tubuh bekerja lebih baik lagi.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus:
a. Hormon antideuretik
Hormon antidiuretik berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh,
manusia termasuk volume darah.
b. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting bagi manusia, terutama bagi ibu hamil dan
menyusui karena mempengaruhi sistem reproduksi. Selain itu, hormon ini juga mampu
mengendalikan rasa cemas serta membangun hubungan dan ikatan emosi ibu dan bayi
dalam proses menyusui.
c. Somatostatin

2
Fungsi hormon somatostatin adalah untuk menghambat dan membatasi produksi
hormon lain yang ada dalam tubuh. Somastostatin juga mengatur produksi hormon
pertumbuhan dan TSH.
d. Hormon pelepas hormon pertumbuhan
Hormon yang dikenal dengan growth hormone-releasing hormone atau GHRH ini
adalah hormon yang sangat penting bagi manusia, terutama dalam masa pertumbuhan.
Hormon ini juga sangat penting bagi metabolisme orang dewasa serta merangsang
pelepasan hormon pertumbuhan.
e. Hormon pelepas gonadotropin (GRH)
Gonadotropin-releasing hormone atau GRH adalah hormon yang berfungsi untuk
melepaskan hormon yang berkaitan dengan fungsi reproduksi, seperti pematangan
organ seksual dan juga pubertas.
f. Hormon pelepas kortikotropin
Hormon ini berfungsi untuk mengontrol respon tubuh saat mengalami stres fisik
maupun emosional. Selain itu, hormon pelepas kortikotropin juga bertanggung jawab
untuk menekan kecemasan dan mengontrol nafsu makan.

2. Kelenjar Pituitary

Kelenjar pituitari adalah kelenjar yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar
pituitari berfungsi untuk melepaskan delapan hormon. Masing-masing hormon ini
memiliki fungsinya masing-masing pada tubuh. Kelenjar pituitari dikenal sebagai master
of gland karena menghasilkan hormon yang mengatur fungsi kelenjar atau sistem hormon
lain seperti kelenjar tiroid, ovarium, testis, dan kelenjar adrenal.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary:

3
a. Adrenocorticotropic hormone (ACTH) memicu produksi kortisol dan reaksi kimia

yang membuat tubuh Anda memproduksi adrenalin dan noradrenalin.


b. Hormon antidiuretik (ADH) mengendalikan tekanan darah Anda dan mengatur
regulasi cairan dalam tubuh Anda.

c. Follicle-stimulating hormone (FSH) merangsang pertumbuhan folikel ovarium pada

wanita dan produksi sperma pada pria.


d. Hormon pertumbuhan (GH) membuat anak-anak tumbuh, dan mempertahankan

struktur dan metabolisme tubuh pada orang dewasa.

e. Hormon luteinizing (LH) bertanggung jawab atas kesuburan, pubertas, dan menstruasi

pada wanita.
f. Oksitosin penting untuk persalinan dan menyusui. Mungkin juga memainkan peran
besar dalam perilaku manusia.

g. Prolaktin memiliki lebih dari 300 kegunaan dalam tubuh.

h. Hormon perangsang tiroid (TSH) mengatur produksi hormon dalam tiroid.

i. Hipopituitarisme terjadi ketika kelenjar pituitari tidak cukup menghasilkan satu atau
lebih dari hormon-hormon ini.

3. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal adalah kelenjar endokrin kecil di otak. Kelenjar pineal terletak
dekat pusat otak, antara dua belahan, terselip di alur dimana dua badan talamik bulat
bergabung. Kelenjar pineal berfungsi menghasilkan hormon melatonin. Hormon ini
berperan untuk menimbulkan kantuk dan mengatur irama tidur alami (irama sirkadian).
Selain mengatur pola tidur, kelenjar pineal juga diduga memiliki berbagai fungsi lain dalam
tubuh, yaitu: menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, mengatur ovulasi dan siklus
menstruasi pada wanita, Memengaruhi mood dan perubahan suasana hati.
4
4. Kelenjar Thyroid

Kelenjar tiroid adalah salah satu kelenjar hormon paling penting dalam tubuh
karena keberadaannya memengaruhi tiap sel dan organ. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang berada di tengah leher bagian depan.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid:
a. Tiroksin
Berfungsi mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan
system saraf.
b. Triiodontironin
Berfungsi mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan
sistem saraf.
c. Kalsitonin
Berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang.

5. Kelenjar Parathyroid

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar - kelenjar seukuran kacang polong yang
letaknya bilateral yaitu melekat dibagian atas dan bawah kelenjar tiroid. Kelenjar ini
terletak disetiap sisi dari kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher dan kelenjar ini
berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan. Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.

5
a. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
b. Mempercepat absorbsi kalsium di usus.
c. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi reabsorsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
Kelenjar paratiroid bertugas untuk menghasilkan hormon paratiroid yang memiliki fungsi,
yaitu dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada
jaringan. Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

6. Kelenjar Thymus

Kelenjar timus adalah kelenjar, yang terletak di dalam rongga dada atas dan
memiliki fungsi utama untuk memproduksi sel limfosit T. Organ ini termasuk ke dalam
organ endokrin yang penting dalam sistem kekebalan tubuh. Adapun fungsi kelenjar timus
yang diantaranya yaitu berfungsi sebagai kelenjar yang mengatur pertumbuhan dan sistem
imun. Kelenjar timus berperan dalam sistem endokrin untuk menghasilkan hormon.
Hormon yang diproduksi oleh kelenjar timus yaitu:
a. Timopoietin dan timulin. Kedua hormon ini berperan dalam proses perubahan sel T
menjadi sel-sel spesifik.
b. Timosin, yang berperan untuk menguatkan respons imun serta merangsang hormon dari
kelenjar hipofisis seperti hormon pertumbuhan
c. Timik. Perannya mirip dengan hormon timosin serta terlibat dalam peningkatan respons
imun terhadap virus.

6
7. Kelenjar Adrenal

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal:
a. Hormon kortisol atau hormon stres dihasilkan di lapisan adrenal luar (korteks).
Kortisol berperan dalam mengendalikan reaksi kita terhadap stres. Kortisol juga
berperan dalam kontrol metabolisme, gula darah, dan tekanan darah.
b. Hormon aldosteron juga dihasilkan di lapisan adrenal luar. Hormon ini memainkan
peran dalam pengendalian tekanan darah dengan memelihara keseimbangan kalium
dan natrium dalam tubuh.
c. Hormon adrenalin dihasilkan di lapisan adrenal dalam atau medula. Hormon
adrenalin bekerja sama dengan hormon kortisol dan noradrenalin dalam mengatur
reaksi tubuh terhadap stres. Hormon ini membuat detak jantung kita lebih cepat,
aliran darah menjadi meningkat, dan merangsang tubuh untuk melepaskan gula
menjadi energi.
d. Hormon noradrenalin disebut juga dengan hormon norepinefrin. Hormon ini
bekerja sama dengan hormon kortisol dan adrenal dalam mengatur reaksi tubuh
terhadap kondisi stres. Hormon ini juga memengaruhi cara otak memperhatikan
dan merespons berbagai peristiwa, seperti peningkatan detak jantung, memicu
pelepasan glukosa ke dalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

7
8. Pankreas

Pankreas merupakan salah satu organ yang bertugas untuk membuat hormon
supaya bisa mengontrol kadar glukosa darah. Selain itu, juga membuat getah pencernaan
semakin kuat karena terdiri dari enzim.
Hormon yang dihasilkan oleh pankreas:
a. Insulin
Hormon insulin sebagai pengatur kandungan atau kadar gula yang terdapat di dalam
darah. Hormone ini akan menyimpan kelebihan glukosa ke dalam sel hati. Glukosa
akan dirombak atau dikonversi terlebih dahulu menjadi glikogen sebelum disimpan
di dalam sel hati. Hormon insulin berfungsi untuk memindahkan glukosa dari darah
ke dalam sel sebagai energi. Hormon insulin juga berfungsi untuk mengatur
metabolisme lemak pada tubuh. Selama proses pencernaan, makanan yang
mengandung karbohidrat dicerna serta diubah menjadi glukosa.
b. Glukagon
Sama halnya seperti hormon Insulin, glucagon juga berperan dalam mengatur kadar
gula di dalam darah. Caranya dengan mengonversi glikogen menjadi glukosa. Pada
saat seseorang melakukan aktivitas yang cukup berat tanpa adanya asupan nutrisi
terlebih dahulu, maka glucagon akan memecah glikogen menjadi glukosa. Glukosa
yang dihasilkan dijadikan sebagai sumber nutrisi bagi tubuh.
Hormon Glukagon juga berfungsi sebagai pengkonversi lemak menjadi asam
lemak yang digunakan pada saat pembentukan energi. Fungsi lainnya adalah
memberi tanda hati dan juga otot untuk memecah glukogen menjadi glukosa. Serta
mengeluarkan kembali ke dalam aliran darah.

8
9. Ovarium dan Testis

Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan
kanan uterus. Kelenjar ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi
menghasilkan sel telur dan hormon.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ovarium yaitu:
c. Hormon estrogen
Berfungsi untuk mempertahankan pembentukan ovum dan menimbulkan dan
mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya
perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
d. Hormon progesterone
Berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah
dibuahi.

Kelenjar testis adalah kelenjar kelamin jantan pada manusia dua testis (sepasang)
dibungkus dengan skrotum. Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya
suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis
bagian anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin
Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

9
B. Proses Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Peningkatan kadar
glukosa dalam darah yang terjadi, misalnya beberapa saat setelah makan, menyebabkan
pankreas mensekresikan hormon insulin yang menstimulasi penyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen
sintase untuk memulai proses glikogenesis.
Proses glikogenesis dimulai dengan glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa
6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim glukokinase di hati dan heksokinase di otot. Glukosa
6-fosfat mengalami isomerisasi menjadi glukosa 1-fosfat oleh enzim fosfoglukomutase
kemudian glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc) dan pirofosfat yang di katalisis oleh
UDPGlc pirofosforilase. UDPGlc kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang
sudah ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Glikogenesis akan berakhir apabila gula
dalam darah telah mencapai kadar yang normal.

C. Proses Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah proses pemecahan glikogen. Glikogen adalah bentuk
karbohidrat yang tersimpan dalam sel hewan. Glikogen disebut juga pati hewan. Tempat
penyimpanan glikogen adalah hati dan otot. Glikogenolisis terjadi jika asupan makanan
tidak cukup memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh sehingga untuk mendapatkan energi,
tubuh mengambil alternative lain yaitu dengan menggunakan simpanan glikogen yang
terdapat dalam hati atau otot.
Glikogenolisis adalah reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa, perubahan
glikogen menjadi sumber energi merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi.
Enzim utama yang berperan dalam glikogenolisi ini adalah glikogen fosforilase. Proses
glikogenolisis terkandang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang dapat
menyebabkan penyakit diabetes. Glikogen dalam hati akan di glikogenolisis setelah 12-18
jam puasa. Glikogen dalam otot hanya akan mengalami glikogenolisis setelah seseorang
melakukan olah raga yang berat dan lama.
Proses Terjadinya Glikogenolisis:
Pemecahan glikogen menjadi Glukosa 1 p

10
Ada tiga enzim yang menkatalisis (hormon glukaden -> C-AMP-enzim
posporilase)
1. Glikogen fosforilase: Glikogen (α 1,4 glikosidik) -> Glukosa 1- P
2. Transferase: memindahkan 3 residu glukosa cabang lain lebih pekadifosrilasi
3. Debranching enzyme (α 1,6 gilokosilase) ikatan α 1.6 glikosidik.
Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1- fosfat.
Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP - glukosa,
dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1- fosfat diubah menjadi
glukosa 6 - fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis)
yaitu fosfoglukomutase. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari
glukosa 6 - fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi
ini enzim lain glukosa 6 - fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa.
Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat. Glukosa yang terbentuk inilah
nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energy, yang
energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP.

D. Proses Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari sumber bukan
karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun
oksaloasetat dan dihidroksiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks
ginjal. Glukoneogenesis sangat sedikit terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan
beberapa jaringan lainnya. Glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutukan
glukosa dalah jumlah yang banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar
glukosa darah tetap dalam kondisi normal (Kee, 2013).
Proses glukoneogenesis berlangsung dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada
proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi
glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis
(pembentukan gula baru). Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal,
menyediakan suplai glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis
glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel

11
darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk
glukoneogenesis.

E. Proses Glikolisis
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang
berlangsung dalam mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco = gula, lysis = memecah.
Semua kehidupan di bumi melakukan glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan
oksigen dan tidak menghasilkan banyak energi. Tahap glikolisis merupakan awal
terjadinya respirasi sel.
Proses glikolisis terjadi pada semua organisme. Proses ini berfungsi untuk
menukarkan glukosa menjadi piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa menggunakan
oksigen. Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon
pada rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat yang
masing-masing memiliki 3 atom karbon (C3H3O3) yang merupakan hasil akhir bagi proses
ini. Sepanjang proses glikolisis ini akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-
fosfat, Fruktosa 6-fosfat, Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid 3-
fosfat, 1,3-Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan piruvat.
Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan NADH (di mana
1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH (6
molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini memerlukan 2 molekul ATP.
Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan terbentuk (Marks et al., 2005).

12
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N., & Ardiana, L. M. 2016. Sistem Endokrin dengan Pendekatan NANDA NIC NOC.
Jakarta: Salemba Medika.

Black, J. M., & Hawks, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Indonesia: CV Pentasada Media
Edukasi.

Kee, L.J. 2013. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik; Alih bahasa, Sari Kurnianingsih et al.
Edisi 6. Jakarta: EGC.

Marks, D.B., A.D. Marks, and C.M. Smith. 2012. Biokimia Kedokteran Dasar; Alih bahasa, Brahm
U. Jakarta: EGC.

Rudi Haryono, S. d. 2019. buku ajar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
endokrin. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.

Anda mungkin juga menyukai