OLEH
Kelompok 3 :
1. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini ( 193213020 )
2. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari ( 193213037 )
3. Ni Putu Cintya Dewi ( 193213038 )
4. Ni Putu Eka Cintya Parwita ( 193213040 )
5. Putu Riska Pramuditha Dewi ( 193213049 )
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Laporan
pendahuluan Keperawatan Bencana Pada Bayi dan Anak”. Dengan harapan makalah ini dapat
membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan Bencana. Selain itu tujuan
dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keperawatan
bencana secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan masih perlu
perbaikan serta penyempurnaan, penyempurnaan, baik dari segi materi maupun pembahasan.
pembahasan. Oleh sebab itu penulis penulis akan menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Demikianlah, semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN BENCANA PADA BAYI
DAN ANAK
A. BENCANA
1. Definisi Bencana
Bencana adalah suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara
keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif
yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan. Dalam kejadian tersebut, unsur yang
terkait langsung atau terpengaruh harus merespons dengan melakukan tindakan
luar biasa guna menyelesaikan sekaligus memulihkan kondisi seperti semula atau
menjadi lebih baik (Priambodo, S. Arie, 2009). Berdasakan UU No 24 Tahun 2007
dalam Kadoatie, Robert J & Syarief, Roestam, 2010, bencana didefinisikan sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Kejadian bencana seringkali saling berkaitan. Dengan kata lain, suatu bencana
dapat menjadi penyebab utama dari bencana lainnya yang potensial terjadi
dalam jangkauan wilayah tertentu. Misalnya, bencana gempa bumi dapat berkaitan
dengan gelombang pasang air laut (tsumani), tanah longsor, letusan gunung berapi,
semburan lumpur panas, atau bahkan bencana sosial (penjarahan) pasca bencana
(Priambodo, S. Arie, 2009).
2. Kategori Bencana
Secara garis besar ada tiga kategori bencana, sebagai berikut: (Priambodo, S. Arie.
2009).
a. Bencana alam, yakni bencana yang disebabkan oleh perubahan kondisi alamiah
alam semesta (angina: topan, badai, putting beliung; tanah: erosi, sedimentasi,
longsor, gempa bumi; air: banjir, tsunami, kekeringa; api: kebakaran, letusan
gunung berapi).
b. Bencana sosial, yakni bencana yang disebabkan oleh ulah manusia sebagai komponen
sosial (instabilitas politik, sosial, dan ekonomi; perang; kerusuhan massal; terror bom;
kelaparan; pengungsian; dll).
c. Bencana kompleks, yakni perpaduan antara bencana sosial dana lam sehingga dampak
negatif bagi kehidupan (kebakaran; epidemi penyakit; kerusakan ekosistem; polusi
lingkungan, dll).
3. Skala Bencana
Dalam menghadapi bencana, dibutuhkan perhitungan skala bencana, tingkat bahaya, serta
risiko yang dapat ditimbulkan. Ada kalanya tingkat bahaya dan risiko yang ditimbulkan
bercampur menjadi satu. Besar kecilnya skala bencana tidak mudah dipastikan.
4. Penyebab Bencana
Penyebab bencana dapat dibagi menjadi dua, yaitu alam dan manusia. Secara alami
bencana akan selalu terjadi dipermukaan bumi, misal tsunami, gempa bumi, gunung
meletus, jatuhnya benda-benda dari langit ke bumi (misal meteor), tidak adanya hujan pada
suatu lokasi dalam waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan kekeringan, atau
sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi menimbulkan bencana banjir dan
tanah longsor. Bencana oleh aktivitas manusia adalah terutama akibat eksplorasi alam yang
berlebihan, eksplorasi ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Pertumbuhan ini mengakibatkan kebutuhan pokok dan non pokok meningkat, kebutuhan
infrastruktur meningkat Kadoatie, Robert J & Syarief, Roestam (2010).
Janine M. Schroeder, MA;1 Melissa A. Polusny, PhD2 (2004) Risk Factors for Adolescent
Alcohol Use Following a Natural Disaster http://pdm.medicine.wisc.edu Prehospital and
Disaster Medicine Schroeder, Polusny 123
Kadoatie, Robert J & Syarief, Roestam. (2010). Tata ruang Air. Yogyakarta: C.V Andi OFFSET.
Kemenkes, 2011. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana (mengacu
pada Standar internasional) Revisi., Jakarta: Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Kemenkes RI.
Klynman, Y., Kouppari, N., & Mukhier, M., (Eds.). 2007. World Disaster Report 2007: Focus
on Discrimination. Geneva, Switzerland: International Federation of Red Cross and
Red Crescent Societies.
Lauten, Anne Westbrook and Kimberly Lietz (2008). “A Look at the Standards Gap: Comparing
Child Protection Responses in the Aftermath of Hurricane Katrina and the Indian Ocean
Tsunami.” Children, Youth and Environments 18(1): 158-201. Available from:
http://www.colorado.edu/journals/cye.
Morris, Kerry-Ann N. and Michelle T. Edwards (2008). “Disaster Risk Reduction and
Vulnerable Populations in Jamaica: Protecting Children within the Comprehensive Disaster
Management Framework.” Children, Youth and Environments 18(1): 389-407. Available
from: www.colorado.edu/journals/cye.
Nursalam. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dam Keperawatan.
(Nursalam, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Plutchik, R 2003. Emotions and Life: Perspective from psychology, biology, and evolution.
Washington, DC:APA
Powers, R., & Daily, E., (Eds.). 2010. International Disaster Nursing. Cambridge, UK: The World
Association for Disaster and Emergency Medicine & Cambridge University Press