Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN KELOMPOK RENTAN

SAAT BENCANA: WANITA,WANITA


HAMIL DAN MENYUSUI

Kelompok 2
Kelompok 2
1. Nurul Fadilah 1811311034
2. Azizah Oktavia 1811312004
3. Miftahul Rohimah 1811312006
4. Annisa Mulia 1811312008
5. Faraz Arsya Duta 1811312010
6. Tifa Ramadhani 1811312014
7. Dini Quratta Ayuni 1811312016
8. Septia Maharani 1811312018
9. Ramadhinda Putri E 1811312022
10. Intan Permata Sari 1811312024
11. Niken Asri Utami 1811312026
Definisi Bencana

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia bencana adalah


peristiwa pada suatu wilayah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian ekologi, kerugian hidup bagi manusia serta menurunnya
derajat kesehatan sehingga memerlukan bantuan dari pihak luar
(Effendy & Mahfudli, 2009). Disaster menurut WHO adalah setiap
kejadian, situasi, kondisi yang terjadi dalam kehidupan ( Effendy &
Mahfudli, 2009).
Definisi Bencana

Bencana (Disaster) Menurut UU No. 24 tahun 2007, pengertian


bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Toha, 2007).
 
Ada Beberapa Faktor yang dapat Menimbulkan Besarnya Kerugian dalam Bencana:

Sikap dan perilaku yang


Kurangnya pemahaman mengakibatkan
01 tentang karakteristik
bencana (hazard).
02 rentannya kualitas
sumber daya alam
(vulnerability).

Kurangnya informasi
peringatan dini (early Ketidakberdayaan atau
03 warning) sehingga
mengakibatkan
04 ketidakmampuan dalam
menghadapi bahaya.
ketidaksiapan.
Potensi Ancaman Bencana

Potensi ancaman bencana adalah suatu kondisi,


disebabkan oleh kejadian alam maupun oleh ulah manusia.
Menurut Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB, 2014), bahaya
dibagi menjadi 12 jenis, yaitu:

Gempa bumi Letusan Gunung Gerakan Tanah


Tsunami
Longsor) Api (Tanah

Cuaca Ekstrim
Banjir Banjir Bandang Kekeringan
(Puting Beliung)

Gelombang
Kebakaran Hutan Epidemi dan Kegagalan
Ekstrim dan
dan Lahan Wabah Penyakit Teknologi
Abrasi
Kelompok Rentan Bencana

Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling mendesak yang


membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Kelompok
rentan tersebut adalah kelompok masyarakat yang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri yang dapat mengakibatkan permasalahan karena
ketidakmampuannya tersebut. Pada dasarnya kondisi rentan dapat disebabkan
karena kurangnya aset (apa yang dimiliki), akses (geografis), dan sistemik (sistem
sumber yang dikuasi oleh golongan tertentu). Salah satu kelompok rentan dalam
masyarakat yang harus mendapatkan prioritas pada saat bencana adalah ibu
hamil, ibu melahirkan dan bayi.
Dampak Bencana pada Ibu Hamil dan
Bayi

Dampak bencana yang sering terjadi adalah abortus dan lahir prematur
disebabkan oleh ibu mudah mengalami stres, baik karena perubahan hormon
maupun karena tekanan lingkungan/stres di sekitarnya. Efek dari stres ini diteliti
dengan melakukan riset terhadap ibu hamil di antara korban gempa bumi.
Penelitian sebelumnya telah mengamati efek stres pada wanita hamil, namun yang
berikut ini memfokuskan pada dampak stres pada waktu kelahiran bayi serta
dampaknya pada kelahiran bayi perempuan atau laki-laki. Hasilnya, ibu hamil yang
tinggal di area pusat gempa, dan mengalami gempa bumi terburuk pada masa
kehamilan dua dan tiga bulan, memiliki risiko melahirkan prematur yang lebih
besar dari kelompok lainnya.
Masalah Kesehatan Yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil, Janin Dan Bayi, Serta
Penanganannya.

01 Tekanan Darah Rendah


02 Janin Kurang Oksigen

03 Hipotermi
04 Menyusui Tidak Efektif
Pengelolaan Kelompok Rentan
Saat Bencana : Wanita, Wanita
Hamil Dan Menyusui
Pengelolaan Bencana Pada Wanita

Tahapan Pra Disaster


Peran tenaga kesehatan dalam fase Pra Disaster adalah:
1. Tenaga kesehatan mengikuti pelatihan dan pendidikan yang berhubungan dengan penanggulangan ancaman bencana
untuk tiap fasenya.
2. Tenaga kesehatan ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi lingkungan, palang merah nasional,
maupun lembagalembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi
bencana kepada masyarakat
3. Tenaga kesehatan terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut ini:
a. Usaha pertolongan diri sendiri ketika ada bencana
b. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga
yang lain
c. Tenaga kesehatan dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, rumah sakit dan ambulance
 
Pengelolaan Bencana Pada Wanita

Tahapan Bencana (Impact)


Peran tenaga kesehatan pada fase Impact adalah :
1. Bertindak cepat
2. Do not promise, tenaga kesehatan seharusnya tidak menjanjikan
apapun secara pasti dengan maksud memberikan harapan yang besar
pada korban selamat
3. Berkonsentrasi penuh terhadap apa yang dilakukan
4. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan untuk setiap kelompok yang
menanggulangi terjadinya bencana
Pengelolaan Bencana Pada Wanita

Tahapan Emergency
Peran tenaga kesehatan ketika fase emergency adalah :

1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari


2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan ketenaga kesehatan harian
3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS
4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
5. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan
6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan
labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya.
Pengelolaan Bencana Pada Wanita

Tahapan Emergency
Peran tenaga kesehatan ketika fase emergency adalah :

7. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan
dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,
insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
8. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi
lingkungan misal dengan terapi bermain.
9. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater
10.Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan
masyarakat yang tidak mengungsi.
Pengelolaan Bencana Pada Wanita

 
 
Tahap Rekonstruksi
Peran tenaga kesehatan pada fase rekonstruksi adalah:

1. Tenaga kesehatanan pada pasien post traumatic stress disorder(PTSD)


2. Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerjasama dengan unsur lintas
sector menangani masalah kesehatan masyarakat pasca gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan (Recovery) menuju keadaan sehat dan aman
 
Penguatan Peran Perempuan dalam
 
Mitigasi Bencana

 Pengurangan risiko bencana pada perempuan dapat diupayakan dengan melibatkan peran perempuan
dalam strategi pengurangan risiko bencana, hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan (Hastuti,
2016) :
1. Kesadaran perempuan dalam memahami situasi lingkungan dan ancaman bahaya
2. Pemahaman tentang kerentanan dan kemampuan untuk mengukur kapasitas yang dimiliki
perempuan.
3. Kemampuan untuk menilai risiko yang dihati perempuan sebagai individu, anggota keluarga dan
masyarakat.
4. Kemampuan untuk merencanakan dan melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang dimiliki
baik
melalui peningkatan kapasitas dan mengurangi kerentanan.
5. Kemampuan perempuan untuk memantau, mengevaluasi dan menjamin keberlangsungan upaya
pengurangan risiko sehingga dampak bencana dapat dikurangi atau dicegah.
Keperawatan Bencana Pada
Wanita, Ibu Hamil Dan Ibu
Menyusi Sebelum Terjadinya
Bencana
Keperawatan Bencana Pada Wanita, Ibu Hamil Dan Ibu
Menyusi Sebelum Terjadinya Bencana
 
 
1. Melihat dampak bencana yang dapat terjadi, ibu hamil dan bayi perlu di bekali pengetahuan dan
ketrampilan menghadapi bencana. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
a. Membekali ibu hamil pengetahuan mengenai umur kehamilan, gambaran proses kelahiran, ASI
eksklusif dan MPASI
b. Melibatkan ibu hamil dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, misalnya dalam simulasi bencana.
c. Menyiapkan tenaga kesehatan dan relawan yang trampil menangani kegawat daruratan pada ibu
hamil dan bayi melalui pelatihan atau workshop.
d.Menyiapkan stok obat khusus untuk ibu hamil dalam logistik bencana seperti tablet Fe dan obat

hormonal untuk menstimulasi produksi ASI.


 
Keperawatan Bencana Pada Ibu Hamil, Menyusui dan Bayi
Pada Saat Terjadinya Bencana

Ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam penanggulangan bencana


alasannya karena ada dua kehidupan dan adanya perubahan fisiologis. Perawat
harus ingat bahwa dalam merawat ibu hamil adalah sama halnya dengan
menolong janinnya. Sehingga, meningkatkan kondisi fisik dan mental wanita
hamil dapat melindungi dua kehidupan.
PENGKAJIAN

Ibu Hamil Bayi


 
Keperawatan Bencana Pada Ibu
Hamil, Menyusui Dan Bayi
Setelah Kejadian Bencana
Makanan Siap Saji
Pemberian Makanan Untuk Ibu Menyusui
Pemberian ASI (Air
Pendamping ASI Pada 5 Hari Pertama
Susu Ibu)
(MPASI) Berkualitas Pasca Bencana

 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai