Anda di halaman 1dari 16

PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN MANAJEMEN BENCANA...

I MIZAM ARI KURNIAYANTI


JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA

PERAN TENAGA KESEHATAN


DALAM PENANGANAN MANAJEMEN BENCANA
THE ROLE OFHEALT OF OFFICER
IN HANDLING DISASTER MANAGEMENT

Mizam Ari Kurniayanti


Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Widyagama Husada

ABSTRACT

Disaster is insident incredible that causes big loss for human and where does that thing
can present outdoor human ability to can restrain it. Insides management disaster
found several aspects that is aspect mitigation disaster (prevention), emergency mo-
ment the happening of disaster, and rehabilitation aspect. Management disaster when
does the target disaster rescuing so that risk eliminated. Hodgetts&jones (2002), say
that factor that support success in management disaster. One of the successful condi-
tion in management disaster is health care. Lack or weakness of health care cause a
destruction, loss, and disaster. But exactly this matter is usually is disaster handling
weak points in indonesia, belong handling case quakes and tsunami at NAD especially
in moment beginning disaster insident, where for the role of health careis very need.

KEYWORD: Role, Health Care, Disaster Management


85
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012

ABSTRAK

Bencana merupakan kejadian luar biasa yang menyebabkan kerugian besar bagi manusia dan lingkungan
dimana hal itu berada diluar kemampuan manusia untuk dapat mengendalikannya. Didalam Penanganan
bencana terdapat beberapa aspek yaitu aspek mitigasi bencana (pencegahan), Kegawatdaruratan saat terjadinya
bencana, dan aspek rehabilitasi. Penanganan kegawatdaruratan ketika bencana targetnya adalah penyelamatan
sehingga risiko tereliminir. Hodgetts & Jones (2002), mengatakan bahwa faktor yang mendukung keberhasilan
dalam pengelolaan bencana adalah manajemen bencana. Salah satu syarat sukses dalam management bencana
adalah tenaga kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan ketenaga kesehatan adalah kebingungan, kehancuran,
kerugian, dan malapetaka. Namun justru hal inilah yang biasanya menjadi titik lemah penanganan bencana di
Indonesia, termasuk kasus penanganan gempa dan tsunami di NAD khususnya pada saat-saat awal kejadian
bencana, dimana untuk tenaga kesehatan perannya sangat diperlukan.

KEYWORD: Peran, Tenaga Kesehatan, Manajemen Bencana

PENDAHULUAN Hodgetts & Jones (2002), mengatakan bahwa


faktor yang mendukung keberhasilan dalam
Sejak Tsunami Aceh tahun 2004, sampai
pengelolaan bencana adalah manajemen bencana.
sepanjang tahun ini Indonesia seakan sedang
Di berbagai Negara yang telah mengalami ben-
melakukan maraton bencana dari satu pulau ke
cana dengan korban yang cukup banyak, per-
pulau lain dan dari satu provinsi ke provinsi lain.
masalahan yang besar muncul adalah tidak
Pada awal tahun 2010 setelah letusan Gunung Api
adanya manajemen penanggulangan bencana yang
Merapi mereda, tanah air Indonesia kembali
baik. Permasalahan terjadi pada semua tahapan
diguncang bencana alam besar: gempa bumi di
mana-jemen bencana mulai dari respon akut,
Yogyakarta dan tsunami di kawasan selatan Jawa
recovery, rekonstruksi, pencegahan, mitigasi
Barat dan sebagian Jawa Tengah. Sementara itu,
maupun kesiap-siagaan.
bencana yang berkaitan dengan fenomena geologi,
seperti semburan lumpur panas di Porong, Salah satu syarat sukses dalam management
Sidoarjo, belum juga berhenti. Kemudi-an pada bencana adalah tenaga kesehatan. Ketiadaan
akhir tahun 2010 merapi kembali menyala yang atau kelemahan ketenaga kesehatan adalah
lebih ganas, diikuti oleh Tsunami Mentawai dan kebingungan, kehancuran, kerugian, dan
banjir bandang di beberapa wilayah seperti di malapetaka. Namun justru hal inilah yang biasa-
Wasior Irian Jaya (BNPB 2010) nya menjadi titik lemah penanganan bencana di
Indonesia, termasuk kasus penanganan gempa
Bencana merupakan kejadian luar biasa yang
dan tsunami di NAD khususnya pada saat-saat
menyebabkan kerugian besar bagi manusia dan
awal kejadian bencana, dimana untuk tenaga
lingkungan dimana hal itu berada diluar kemampuan
kesehatan perannya sangat diperlukan.
manusia untuk dapat mengen-dalikannya,
disebabkan oleh faktor alam atau manusia atau
sekaligus oleh keduanya. Didalam Penanganan PEMBAHASAN
bencana terdapat beberapa aspek yaitu aspek Bencana (Disaster)
mitigasi bencana (pencegahan), kegawatdaruratan Menurut UU No. 24 tahun 2007, pengertian
saat terjadinya bencana, dan aspek rehabilitasi. bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peris-
Penanganan kegawatdarurat-an targetnya adalah tiwa yang mengancam dan mengganggu ke-
penyelamatan sehingga risi-ko tereliminir. hidupan dan penghidupan masyarakat yang
Sedangkan rehabilitasi merupakan upaya disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
mengembalikan pada kondisi normal kembali. faktor non alam maupun faktor manusia
Dampak bencana yang ditimbulkan dapat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
berupa kematian masal, terganggunya tatanan manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
sosiologis dan psikologis masyarakat, pengang- benda, dan dampak psikologis (Toha, 2007).
guran, kemiskinan, kriminalitas, keterbelakang-an, Pengertian bencana menurut International Strat-
dan hancurnya lingkungan hidup masyarakat. egy for Disaster Reduction (2004) adalah suatu
Begitu besarnya risiko yang ditimbulkan oleh ben- gangguan serius terhadap aktivitas di masyarakat
cana ini, maka penanganan bencana menjadi yang menyebabkan kerugian luas pada kehidup-an
sangat penting untuk menjadi perhatian dan tugas manusia dari segi materi, ekonomi atau ling-kungan
kita bersama. dan melampaui kemampuan masyarakat yang
86
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN MANAJEMEN BENCANA... I MIZAM ARI KURNIAYANTI

bersangkutan untuk mengatasi dengan mengguna- penyuluhan dan simulasi persiapan meng-
[9,12]
kan sumber daya mereka sendiri . World hadapi bencana kepada masyarakat
Health Organization (WHO), mendefinisi-kan c. Tenaga kesehatan terlibat dalam program
bencana adalah Kejadian pada suatu daerah yang promosi kesehatan untuk meningkatkan ke-
mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugi-an siapan masyarakat dalam menghadapi ben-
kehidupan manusia serta memburuknya kesehat- cana yang meliputi hal-hal berikut ini:
an dan pelayanan kesehatan yang ber-makna 1. Usaha pertolongan diri sendiri ketika ada
sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari bencana
[10]
pihak luar . Sedangkan Hodgetts & Jones (2002) 2. Pelatihan pertolongan pertama dalam
mendefinisikan bencana dengan istilah “Major keluarga seperti menolong anggota
Incident”. “In health service terms a major incident keluar-ga yang lain
can be defined as any incident where the location, num-
3. Tenaga kesehatan dapat memberikan be-
ber, severity, or type of live casualties requires extraor- berapa alamat dan nomor telepon daru-
dinary resources”.
rat seperti dinas kebakaran, rumah sakit
dan ambulance
Tahapan Bencana b. Tahapan Bencana (Impact)
Disaster atau bencana dibagi beberapa Pada tahap serangan atau terjadinya
tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap serangan bencana (Impact phase), waktunya bisa
atau saat terjadi bencana (impact), tahap terjadi be-berapa detik sampai beberapa
[10,13]
emergency dan tahap rekonstruksi . minggu atau bahkan bulan. Tahap serangan
a. Tahapan Pra Disaster dimulai saat bencana menyerang sampai
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra serang berhenti. Waktu serangan yang
bencana, durasi waktunya mulai saat sebelum singkat misalnya: se-rangan angin puting
terjadi bencana sampai tahap serangan atau beliung, serangan gempa di Jogyakarta atau
impact. Tahap ini dipandang oleh para ahli ledakan bom, waktunya hanya beberapa
sebagai tahap yang sangat strategis karena detik saja tetapi kerusakannya bisa sangat
pada tahap pra bencana ini masyarakat perlu dahsyat. Waktu serangan yang lama
dilatih tanggap terhadap bencana yang akan misalnya : saat serangan tsunami di Aceh
dijumpainya kelak. Latihan yang diberikan terjadi secara periodik dan berulang-ulang,
kepada petugas dan masyarakat akan sangat serangan semburan lumpur lapindo sampai
berdampak kepada jumlah besarnya korban setahun lebih bahkan sampai sekarang
saat bencana menyerang (impact), peringatan belum berhenti yang mengakibat-kan jumlah
[1]
dini dikenalkan kepada masyarakat pada kerugian yang sangat besar . Peran tenaga
tahap pra bencana. Dengan pertimbangan kesehatan pada fase Impact adalah
bahwa, yang pertama kali menolong saat ter- a. Bertindak cepat
jadi bencana adalah masyarakat awam atau b. Do not promise, tenaga kesehatan
awam khusus (first responder), maka masya- seharusnya tidak menjanjikan apapun
rakat awam khusus perlu segera dilatih oleh secara pasti dengan maksud memberikan
pemerintah kabapaten kota. Latihan yang harapan yang besar pada korban selamat
perlu diberikan kepada masyarakat awam
c. Berkonsentrasi penuh terhadap apa yang
khusus dapat berupa : Kemampuan minta
dilakukan
tolong, kempuan menolong diri sendiri,
d. Koordinasi dan menciptakan
menentukan arah evakuasi yang tepat, mem-
kepemimpin-an untuk setiap kelompok
berikan pertolongan serta melakukan trans-
yang menang-gulangi terjadinya bencana
portasi
c. Tahapan Emergency
Peran tenaga kesehatan dalam fase Pra Di-
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya
saster adalah:
serangan bencana yang pertama, bila serang-
a. Tenaga kesehatan mengikuti pelatihan dan
an bencana terjadi secara periodik seperti di
pendidikan yang berhubungan dengan pe-
Aceh dan semburan lumpur Lapindo sampai
nanggulangan ancaman bencana untuk tiap
terjadi-nya rekonstruksi. Tahap emergensi bisa
fasenya.
terjadi beberapa minggu sampai beberapa
b. Tenaga kesehatan ikut terlibat dalam berbagai bulan. Pada tahap emergensi ini, korban me-
dinas pemerintah, organisasi lingkungan, merlukan bantu-an dari tenaga medis spesia-
palang merah nasional, maupun lembaga- lis, tenaga kesehatan gawat darurat, awam
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan khusus yang terampil dan tersertifikasi. Di-
87
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012

perlukan bantuan obat-obatan, balut bidai norma hidup yang lebih baik yang lebih
dan alat evakuasi, alat transportasi yang beradab. Deng-an melakukan rekonstruksi
efisien dan efektif, alat komunikasi, makan- budaya kepada masyarakat korban bencana,
an, pakaian dan lebih khusus pakaian anak- kita berharap kehidupan mereka lebih baik bila
anak, pakaian wanita terutama celana dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini
dalam, BH, pembalut wanita yang kadang seharus-nya bisa dijadikan momentum oleh
malah hampir tidak ada. Diperlukan mini pemerintah untuk membangun kembali Indo-
hospital dilapangan, dapur umum dan nesia yang lebih baik, lebih beradab, lebih
mana-jemen perkemahan yang baik agar santun, lebih cerdas hidupnya, lebih me-miliki
kesegaran udara dan sanitasi lingkung-an daya saing di dunia internasional. Hal ini yang
terpelihara dengan baik. nampaknya kita rindukan, karena yang
Peran tenaga kesehatan ketika fase seringkali kita baca dan kita dengar adalah
emergency adalah : penyalahgunaan bantuan untuk korban
a. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsul- bencana dan saling tunggu antara pemerin-tah
tasi medis dan cek kesehatan sehari-hari daerah dengan pemerintah pusat.
b. Tetap menyusun rencana prioritas Peran tenaga kesehatan pada fase rekon-
asuhan ketenaga kesehatan harian struksi adalah:
c. Merencanakan dan memfasilitasi transfer a. tenaga kesehatanan pada pasien post
pasien yang memerlukan penanganan trau-matic stress disorder(PTSD)
kes-ehatan di RS b. tim kesehatan bersama masyarakat dan
d. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan hari- profesi lain yang terkait bekerjasama dengan
an unsur lintas sector menangani masalah
e. Memeriksa dan mengatur persediaan kesehatan masyarakat pasca gawat darurat
obat, makanan, makanan khusus bayi, serta mempercepat fase pemulihan (Recovery)
peralat-an kesehatan menuju keadaan sehat dan aman
f. Membantu penanganan dan penempatan
pasien dengan penyakit menular maupun Manajemen Bencana
kondisi kejiwaan labil hingga mem- Manajemen Bencana adalah kegiatan-
bahayakan diri dan lingkungannya. kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan
g. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang bencana dan keadaan darurat, sekaligus
muncul pada korban (ansietas, depresi memberi-kan kerangka kerja untuk menolong
yang ditunjukkan dengan seringnya me- masyarakat dalam keadaan beresiko tinggi agar
nangis dan mengisolasi diri) maupun dapat meng-hindari ataupun pulih dari dampak
reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, bencana. Skala dan status bencana menurut UU
insomnia, fatigue, mual muntah, dan nomor 24 tahun 2007, ditentukan oleh presiden.
kelemahan otot) Pe-nentuan skala dan status bencana ditentukan
h. Membantu terapi kejiwaan korban berdasarkan kriteria jumlah korban dan mate-
khususnya anak-anak, dapat dilakukan rial yang dibawa oleh bencana, infrastruktur
dengan memodifikasi lingkungan misal yang rusak, luas area yang terkena, sarana
dengan terapi bermain. umum yang tidak berfungsi, pengaruh terhadap
sosial ekonomi dan kemampuan sumber daya
i. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwa-
lokal untuk mengatasinya. Tujuan dari mana-
an lainnya oleh para psikolog dan psikiater
jemen bencana:
j. Konsultasikan bersama supervisi setempat
1. Mengurangi atau menghindari kerugian
mengenai pemeriksaan kesehatan dan
secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang di-
kebutuhan masyarakat yang tidak me-
alami oleh perorangan, masyarakat negara.
ngungsi.
2. Mengurangi penderitaan korban bencana
d. Tahap Rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat ting-gal,
3. Mempercepat pemulihan
sarana umum seperti sekolah, sarana ibadah, 4. Memberikan perlindungan kepada
jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan
tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja tempat ke-tika kehidupannya terancam
kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang Didalam siklus manajemen bencana
perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita terdapat beberapa tahapan dalam upaya untuk
perlu melakukan rekonstruksi budaya, menangani suatu bencana yaitu
melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-
88
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN MANAJEMEN BENCANA... I MIZAM ARI KURNIAYANTI

1. Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk 3. Pencegahan (prevension); upaya untuk


menyelamatkan jiwa dan melindungi harta menghilangkan atau mengurangi ke-
serta menangani gangguan kerusakan dan mungkinan timbulnya suatu ancaman.
dampak lain suatu bencana. Sedangkan Namun perlu disadari bahwa pencegahan
keadaan darurat yaitu kondisi yang diakibat- tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian
kan oleh kejadian luar biasa yang berada di besar bencana.
luar kemampuan masyarakat untuk meng- 4. Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang
hadapinya dengan sumber daya atau kapasi- dilakukan untuk mengurangi dampak buruk
tas yang ada sehingga tidak dapat memenuhi dari suatu ancaman. Misalnya: penataan
kebutuhan-kebutuhan pokok dan terjadi kembali lahan desa agar terjadinya banjir
penurunan drastis terhadap kualitas hidup, tidak menimbulkan kerugian besar.
kesehatan atau ancaman secara langsung ter- 5. Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu
hadap keamanan banyak orang di dalam su- persiapan rencana untuk bertindak ketika
atu komunitas atau lokasi. terjadi (kemungkinan akan terjadi) bencana.
2. Pemulihan (recovery) adalah suatu proses Perencanaan terdiri dari perkira-an
yang dilalui agar kebutuhan pokok ter- terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam
penuhi. Proses recovery terdiri dari: keadaan darurat danidentifikasi atas
a. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan sumber daya yang ada untuk memenuhi
secara langsung yang sifatnya sementara kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat
atau berjangka pendek. mengurangi dampak buruk dari suatu
.
b. Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya ancaman
permanen

Gambar Struktur Umum Organisasi dalam manajemen Bencana

Struktur organisasi ini dikembangkan dan


di adopsi di Indonesia sebagai acuan pengem-
bangan struktur organisasi teknis dalam mana-
jemen bencana baik skala lokal, regional maupun
nasional. Pengembangan struktur organisasi ini
juga dipakai sebagai di BNPB maupun Kemen-
trian Kesehatan RI.
89
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012

Bagan Struktur Organisasi Manajemen Bencana Seksi Operasional

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


dan Rumah Sakit

Markas Manajemen Bencana

Kelompok Operasional

Pendukung
Sebelum Bencana
(Pra Bencana)
Manajemen Informasi

Pencarian
Mulai Bencana (Impact)

Tenda/penampungan
sementara
Saat Bencana
(Emergency)
Pemadam Kebakaran

Pemulihan
Setelah Bencana
Rekonstruksi

Tugas dan Peran setiap team penanganan c. Mengatur informasi dan menghubungkan
bencana informasi tersebut pada setiap team pen-
1. Team Pendukung carian, penampungan, pemadam kebakar-
Kelompok ini melakukan analisis kemungkinan- an serta team pendukung
kemungkinan dari resiko yang terjadi di Rumah d. Memeriksa setiap pintu keluar darurat
Sakit. Beberapa tanggung jawab mereka adalah: serta jalan-jalan yang saling digunakan
a. Mengamankan perlengkapan rumah sakit e. Kewaspadaan publik melalui media massa
b. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan f. Memberikan list dari nomer telepon
setelah bencana, termasuk air bersih, daru-rat untuk kepentingan pasien yang
makanan dan pengobatan yang dibutuh- mem-butuhkan
kan. g. Melaporkan segala akibat dari bencana
c. Menggambar dari peta daerah tersebut lokasi 3. Team Pencarian
dari rumah sakit serta mengidentifikasi tem- Kelompok ini bertujuan untuk pencarian dan
pat yang aman atau yang berbahaya penyelamatan pada saat dan selama terjadi-
d. Mengaktifkan sistem manajemen bencana nya bencana. Kegiatan utama mereka adalah
di rumah sakit a. Membangun penyidikan untuk mencari
2. Team Manajemen Informasi korban dan yang terjebak
Bagian aktifitas dari kelompok manajemen b. Melakukan observasi dari kerusakan di
informasi selama bencana, adalah meliputi: daerah tersebut dan mencegah orang
a. Waspada terhadap kondisi yang untuk masuk di daerah tersebut
mungkin bisa terjadi saat itu. c. Memindahkan dan mengevakuasi yang
b. Menyediakan informasi dan panduan cedera dari tempat yang berbahaya ke
untuk pasien dan personal rumah sakit tempat yang aman.
lainnya
90
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN MANAJEMEN BENCANA... I MIZAM ARI KURNIAYANTI

4. Team Penampungan Sementara terjadinya kebakaran di Rumah Sakit ke-


Kelompok ini termasuk penempatan tenda, tika bencana
tempat penampungan sementara atau tenda d. Melatih secara perseorangan untuk men-
darurat setelah bencana. Beberapa aktifitas jadi team pemadam kebakaran dan me-
mereka adalah nyarankan mereka untuk tenang ketika
a. Melakukan list kondisi fisik dari setiap terjadi kebakaran
pasien untuk mengidentifikasi siapa e. Melakukan evakuasi di Rumah Sakit apa-
diantara mereka yang membutuhkan bila terjadi kebakaran
perawatan lebihdalam kondisi emergency 6. Team Pemulihan
b. Mengidentifikasi list dari pasien yang Bagian dari team pemulihan adalah
mana tidak membutuhkan bantuan yang a. Pemulihan jangka panjang dan membantu
daru-rat menstabilkan kondisi rumah sakit
c. Menyediakan asisten atau bantuan pada b. Melakukan pelayanan kesehatan ulang di
yang terluka, terutama pada orang yang rumah sakit
membutuhkan bantuan alat-alat kesehat- c. Menyediakan bantuan fisik dan
an psikologis pada pasien, korban yang
d. Menyediakan alat-alat kesehatan seperti terluka dan pada mereka yang
alat-alat kesehatan yang steril, pelayanan kehilangan anggota keluarganya
kesehatan dan peralatan medis yang bisa 7. Team Rekonstruksi
dimobiliasikan
Bagian dari tanggung jawab team rekon-
e. Kebutuhan emergency bagi pasien ter- struksi adalah
masuk suplai air dan distribusi makanan
a. Mempertimbangkan area yang rusak dari
dan obat-obatan diantara pasien dan
rumah sakit
yang terluka
b. Merekonstruksi struktur kerusakan yang
f. Menyediakan tempat penampungan bagi
ada di Rumah Sakit
korban, pasien maupun yang terluka
c. Pembangunan jangka panjang dari gedung
pada daerah yang aman
5. Team Pemadam Kebakaran
Kemungkinan untuk terjadinya kebakaran Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Kondisi
ketika terjadi bencana adalah sangat tinggi, Bencana
kelompok pemadam kebakaran mempunyai Kompetensi seorang tenaga kesehatan dalam
tugas sebagai berikut: manajemen bencana merupakan kemampuan
a. Memeriksa gedung rumah sakit akan ke- mengarahkan dan memobilisasi (respon eksternal
multisektoral), dengan mengakses kebutuhan
mungkinan terjadinya kebakaran
sumber daya lintas instansi kesehatan secara cepat,
b. Menyiapkan panduan untuk keamanan
tepat dan terpadu dalam kondisi bencana. Berikut
dari terjadinya kebakaran
ini merupakan gambar strategi opera-sional
c. Menyediakan sistem penanggulangan penyelenggaraan penaggulangan bencana:

Gambar Model Strategi Operasional Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Strategi Strategi Strategi

Strategi

(Sumber: Raharja, 2010)


91
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012

Tenaga kesehatan bukanlah satu-satunya gulangan bencana terpadu yang terlibat dalam
tim yang terlibat dalam proses penanggulangan penanggulangan bencana di Indonesia berdasar-
bencana, berikut ini merupakan tim penang- kan jenis kompetensi yang dimiliki.

Tabel
Kompetensi Yang Diperlukan untuk Tim Penanggulangan Bencana Terpadu
NO KOMPETENSI
1 Pelatihan Managemen Bencana
2 Pelatihan Radio Komunikasi
3 Pelatihan Rumah Sakit Lapangan
4 Pelatihan Pengelolaan Obat dan Logistik
5 Pelatihan Emergensi Nursing
6 Pelatihan Operasionalisasi Perahu Karet
7 Pelatihan ATLS
8 Pelatihan ACLS
9 Pelatihan DIV
10 Pelatihan Penanggulangan Bencana Terpadu
(Sumber: Raharja, 2010)
an Bencana di Lapangan. Sekertariat Jendral
KESIMPULAN Departemen Kesehatan: Jakarta.

Salah satu syarat sukses penanganan emer-


gency bencana adalah kepemimpinan. Ketiadaan
atau kelemahan kepemimpinan adalah kebingung-
an, kehancuran, kerugian, dan malapetaka. Ke-
pemimpinan yang dimaksud tentu selayaknya dari
unsur pemilik otoritas (pemerintah). Keberhasilan
semua elemen masyarakat dalam kancah bencana
sangat tergantung keberadaan pemimpin. Ke-
pemimpinan dalam penanganan emergency
bencana haruslah mampu dengan cepat, tepat, dan
berani mengambil keputusan, bersikap tegas,
menjalankan sistem instruksi bukan diskusi.

DAFTAR PUSTAKA
BNPB (2010). Buku Panduan Pengenalan Karak-
teristik Bencana Dan Upaya Mitigasi-nya di
Indonesia.
BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami,
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (2010). Buku Panduan Pengenalan
Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia.
Ballay C, 2006, Hospital Incident Command System :
Guide book, EMSA : California
Burley, D. (2011). Better Communication in The
Emergency Department. Journal of
Emergency
Nurse, 19,2, 32-36.
DepKes. (2002). Pedoman Koordinasi Penanggulang-
Norbury, J. and May, A. (2007). Follow the Leader.
Gillies, DA. (1996), Manajemen Ketenaga kesehatan-an, Journal of Emergency Nurse,15,4, 16-21.
suatu Pendekatan Sistem. W.B. Saunders Potter, P. and Perry, A. (2004). Fundamentals of
Company : Philadephia. Nurs-ing 6th Ed. Elesevier : St. Louis.\
Hodgetts T.J., Jones K.M. (2002), Major Incident Medi-cal Raharja, Eddie. (2010). Pengaruh Kompetensi
Management and Support, 2
nd
ed., BMJ books Kepemimpinan dalam Pengorganisasian
: London Kesiapsiagaan dan Penggerakan Kegawat
La Monika Elaine L (1998)., Kepemimpinan dan daruratan Bencana Terhadap Kinerja Petugas
Manajemen Ketenaga kesehatanan, EGC: Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Re-
Jakarta. gional Sumatra Utara. Tesis: Universitas
Legg, T. J. (2010). Nursing in Disaster Situations: Are Sumatra Utara.
You Prepared to Answer the Call?. Pennsylva- Swanburg, Russel C. (2000), Pengantar Ke-
nia Nurse 4-9. pemimpinan & Manajemen Ketenaga keseha-
McCaughrin, W. C. (2003). Perfect Storm: Organi- tanan, EGC, Jakarta.
zational Management of Patient Care Under Toha, M, Berkawan Dengan Ancaman: Strategi dan
Natural Disaster Condition. Journal of Adaptasi Mengurangi Resiko Bencana, Jakarta,
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
Healthcare Management, 45(5), 295-310.
(Walhi), 2007.
92

Anda mungkin juga menyukai