Anda di halaman 1dari 18

Cara/Teknik Membuka Pidato

• Sebagai pedoman dalam membuka pidato, ada beberapa hal yang


dapat dipilih diantaranya:
• * Langsung menyebutkan pokok masalah
• * Melukiskan latar belakang masalah
• * Menghubungkan dengan peristiwa aktual atau kejadian yang
tengah menjadi perhatian khalayak
• * Menghubungkan dengan peristiwa yang diperingati
• * Menghubungkan dengan tempat dimana pidato itu
dilaksanakan
• * Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah
meliputi
• * Menghubungkan dengan peristiwa sejarah masa lalu dan
masih banyak lagi yang lainnya yang dapat menggugah perhatian
pendengar.
Prinsip-prinsip penyampaian pidato

• Ada sebagian orang memandang sebagai jenis


percakapan yang diperluas (an enlarged
conversation) karena itu, kita tidak perlu
mempelajarinya, tetapi cukup dengan
menguasai bahan yang dipergunakan. Ada
sebagian lagi memandang pidato merupakan
peristiwa yang khas, yang memerlukan bakat
dan keterampilan khas juga. Tidak semua
orang dapat menyampaikan pidato.
• Memang benar pidato itu tidak berbeda dengan
percakapan. Akan tetapi, seseorang yang menjadi
lawan bicara yang baik belum tentudapat
berpidato dengan baik. Sering kali irama dan
gerak tubuh yang muncul secara alamiah dalam
percakapan justru hilang dalam berpidato. Begitu
tampil diatas mimbar suaranya datar dan
pandangannya kosong. Ia membeku seperti
patung. Memang benar juga bahwa pidato
merupakan peristiwa yang khas. Akan tetapi,
kekhasan pidato ialah semua orang akan dapat
menyampaikan pidato dengan baik.
Berikut ini ada beberapa hal yang akan dikemukakan
yang ada dalam kaitannya denga penyampaian pidato,
yaitu;
• Kontak visual dan mental
• Pidato merupakan komunikasi tatap muka
yang bersifat dua arah. Walaupun pembicara
lebih banyak mendominasi pembicaraan,
tetapi ia harus mendengarkan pesan-pesan
yang disampaikan para pendengarnya baik
berupa kata-kata ataupun isyarat lainnya.
• Olah Visual
• Sebenarnya ketika bebicara dengan wajar, pada waktu
bercakap-cakap. Kita menggunakan olah visual itu dengan
sendirinya. Secara alamiah anak-anak belajar berbicara
dengan tangan, wajah, dan seluruh tubuhnya. Tetapi ketika
kita tampil dihadapan orang banyak, kita hanya dapat
berbicara dengan kata-kata lisan saja. Jadi sebenarnya
fungsi gerak fisik, muka, tangan dan gerak tubuh lainnya
perlu digunakan untuk menyampaikan makna, menarik
perhatian dan menumbuhkan rasa percaya diri dan
semangat. Juga dapat digunakan untuk menggambarkan
ukuran atau bentuk sesuatu. Gerak fisik ini bisa juga disebut
isyarat empatik (Empatik Gesture).
2. Cara Menutup Pidato
• Membuka dan menutup pidato merupakan bagian-
bagian yang paling menentukan. Bila permulaan pidato
harus dapat mengantarkan pikiran dan menambatkan
perhatian pendengar kepada pokok pembicaraan,
maka penutup pidato harus dapat memfokuskan
pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama
atau kesimpulan penting dan seluruh isi pidato Oleh
karena itu, penutup pidato harus dapat menjelaskan
seluruh tujuan komposisi, memperkuat daya persuasi,
mendorong pemikiran dan tindakan yang diharapkan,
menciptakan klimaks dan menimbulkan kesan terakhir
yang positif. Ada beberapa cara dalam menutup
pidato, yaitu diantarannya:
• a) Menyimpulkan atau mengemukakan
ikhtisar pembicaraan. Manusia mampu
meningat banyak hal, tetapi hanya sanggup
mengingat dengan jelas beberapa hal saja.
Oleh karena itu, menutup pidato perlu
disebutkan kembali hal-hal yang dianggap
penting.
• b) Menyatakan kembali gagasan utama dengan
kalimat dan kata yang berbeda.
• c) Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal of
Action) tindakan ini bisa berupa respon fisik atau
respon lainnya.
• d) Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari
tema pembicaraan dan memuji serta menghargai
khalayak. Masih banyak lagi cara untuk menutup suatu
pidato, dengan mengetahui tentang teknik-teknik
pidato ini tapi pada akhirnya mutu teknik-teknik
itu bergabung kepada kreatifitas dari masing-masing
pembicara
Tehnik Penutup Pidato
• 1. Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar
pembicaraan materi pidato yang diberikan sejak
awal hingga sebelum penutup;
2. Menyatakan kembali gagasan utama dengan
kalimat yang berbeda, sehingga pendengar tidak
merasa jenuh dan diulang-ulang terus;
3. Mendorong khalayak untuk bertindak (appeal
for action), seorang ahli retorika juga harus
mampu memberikan semangat dan motivasi
kepada pendengarnya untuk mau melakukan apa
yangdisampaikan oleh ahli pidato tersebu
• 4. Mengakhiri dengan klimaks, maksud
klimaks disini ialah mengakhiri pidato dengan
tempo yang tinggi, saat suasana pendengar
benar-benar terfokus dan tertarik kepada ahli
pidato dan materi yang diberikan
5. Mengatakan kutipan peribahasa, sajak
pengambilan peribahasa atau sajak yang
sesuai dengan materi disampaikan ialah salah
satu bentuk improvisasi untuk menyampaikan
materi yang menarik didengar
• Menceritakan contoh sebagai ilustrasi tema
pembicaraan, sangat penting dalam penyampaian
pidato serta penutupan diberikan ilustrasi cerita
yang sesuai dengan materi disampaikan, sehingga
pendengar tidak merasa jenuh karena dari awal
hingga akhir mendengarkan pidato hanya materi
saja yang disampaikan.
7. Menerangkan maksud pribadi pembicara yang
sebenarnya, menjelaskan kepada pendengar
dasar motivasi menyampaikan materi yang
diberikan saat pidato tersebut kepada para
pendengar.
• 8. Menghargai khalayak, sepandai apapun seorang ahli
pidato kalau tidak memiliki sikap dan sifat yang santun
dan menghargai pendengar kepandaian tersebut hanya
percuma, karena subtansi pidato dan retorika ialah
berbicara terhadap pendengar atau audiens.
9. Membuat pernyataan yang humoris, selingan humor
pada saat materi dan menutup memberikan kesan
segar dan tidak jenuh pada saat pidato maupun saat
penutupan, namun tidak diperbolehkan memakai
humor yang berlebihan, yang memiliki kemungkinan
menyinggung pendengar.
Ketika berpidato ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar pidato dapat berjalan dengan baik.

• Menyampaikan pidato dengan sikap dan gaya yang


wajar. Wajar artinya (badan, wajah, pandangan, cara
berdiri, dan gaya penyampaiannya) tidak berlebih-
lebihan. Tujuannya, agar minat pendengar tertuju pada
apa yang disampaikan, bukan pada apa yang dilakukan
pembicara.
• Mengucapkan kata-kata dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
• Mampu mengatur suara sehingga terdengar indah dan
berirama.
• Memahami kondisi serta situasi pendengar.
Sebelum berpidato tentunya kita harus menyiapkan
teks pidato. Naskah pidato disusun berdasarkan
langkah-langkah berikut
• Menentukan tema atau pokok pembicaraan.
Tema disesuaikan dengan peristiwa yang
melatarbelakangi pidato
• Mendaftar pokok-pokok isi yang akan
disampaikan dalam pidato.
• Menentukan tujuan pidato. Tujuan pidato
bermacam-macam, misalnya untuk
mengemukakan atau menyampaikan sesuatu,
menghibur, menjelaskan sesuatu atau
mempengaruhi pendengar.
• Menyusun kerangka pidato. Kerangka pidato terdiri
atas pendahuluan, isi, dan penutup. a. Pendahuluan,
berisi: salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan,
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang
terkait, dan tujuan pidato. b. Isi. Isi pidato berisi uraian
materi pidato. Isi pidato harus sesuai dengan tema. c.
Penutup, berisi kesimpulan, saran, kritik, harapan-
harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan
salam penutup.
• Mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah
pidato.
• [Contoh 1]
• Jalan- jalan ke Kota Paris
• Tidak lupa membeli gamis
• Duhai adik-adiku yang manis
• Sampai jumpa hari minggu dan kamis

• [contoh 2]
• Ke Kota Baru naik Perahu
• Pulangnya naek delman
• Wahai bapak- bapak dan ibu- ibu
• Kesalahan mohon dimaafkan

• [contoh 3]

• Jika haus maka minumlah


• Jika lapar maka makanlah
• Jika salah maka maafkanlah
• Assalamualaikum wr.wb, sampai jumpa

• [contoh 4]
• Matahari terbit dari timur
• Awan terbang membumbung tinggi
• Tak ada yang tahu batasan umur
• Semoga kita dapat bertemu lagi

• [contoh 5]
• Makan manggis jangan dibuang kulitnya
• Semangka merah manis rasanya
• Mohon maaf atas salah - salah kata

Anda mungkin juga menyukai