KEPERAWATAN JIWA
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
OLEH:
LAILA SAADAH
2241312064
KELOMPOK I
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada
klien dengan gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan
Schizofrenia. Dari seluruh klien Schizofrenia 70% diantaranya mengalami
halusinasi. Gangguan Jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi
adalah gangguan maniak depresif dan delerium. (Wahyudi, Oktaviani,
Dianesti dkk. 2018)
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksternal
(persepsi palsu). Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi
yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa
adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus internal dipersepsikan
sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien. (Wahyudi, Oktaviani, Dianesti
dkk. 2018)
2. Etiologi
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk
(2018), faktor-faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami
halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-
kromosom tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam
tahap penelitian. Anak kembar identik memiliki kemungkinan
mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami
skizofrenia, sementara jika dizigote, peluangnya sebesar 15%.
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia
berpeluang 15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang
tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi
otak yang abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,
khususnya dopamin, serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter. Dopamin berlebihan,
tidak seimbang dengan kadar serotonin.
2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan
dapat menjadi faktor predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang
pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak berperasaan,
sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang
menerima dan memproses informasi di thalamus dan frontal
otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur,
ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-
obat sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis
masalah di rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup,
perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran
dalam hubungan dengan orang lain, isolasi social, kurangnya
dukungan sosial, tekanan kerja, kurang ketrampilan dalam
bekerja, stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan mendapat
pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri
rendah, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan
kendali diri, merasa punya kekuatan berlebihan, merasa malang,
bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan, rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku agresif,
ketidakadekuatan pengobatan, ketidakadekuatan penanganan
gejala.
3. Jenis-Jenis Halusinasi
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit
tertentu,seperti skizofrenia.Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh
penyalahgunaan narkoba ,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis
jenis halusianasi yang mungkin saja mengintai pikiran manusia. (Wahyudi,
Oktaviani, Dianesti dkk. 2018)
a. Halusinasi Pendengaran (Audio) 70%
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari
bunyi, musik, kebisingan atau suara. Mendengar suara ketika tidak ada
stimulus pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi
audio pada penderita gangguan mental.Suara dapat didengar baik di
dalam kepala maupun di luar kepala seseorang dan umumnya dianggap
lebih parah ketika hal tersebut datang dari luar kepala, suara bisa datang
berupa suara wanita maupun suara pria yang akrab atau tidak akrab.
Pada penderita skizofrenia gejala umum adalah mendengarkan suara
suara dua orang atau lebihyang berbicara pada satu sama lain, ia
mendengar suara berupa kritikan atau komentar tentang dirinya, prilaku
atau pikirannya.
b. Halusinasi penglihatan (Visual) 20%
Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan isi dari halusinasi
dapat berupa apa saja tetapi biasanya orang atau tokoh seperti manusia.
Misalnya seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya
c. Halusinasi Pengecapan (Gustatorius)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa biasanya
pengalaman ini tidak menyenangkan. Misalnya seorang individu
mungkin mengeluh telah mengecap rasa logam secara terus menerus.
Jenis halusinasi ini sering terlihat di beberapa gangguan medis seperti
epilepsi dibandingkan pada gangguan mental
d. Halusinasi penciuman (Olfaktori)
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada.bau ini biasanya
tidak menyenangkan seperti mau muntah, urin, feses asap atau daging
busuk. Kondisi ini juga sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat
diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra
penciuman.Kerusakan mungkin ini mungkin disebabkan oleh virus,
trauma, tumor otak atau paparan zat zat beracun atau obat obatan
e. Halusinasi sentuhan (Taktil)
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau
suatu yang terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini
umumnya merasa seperti ada suatu yang merangkak di bawah atau pada
kulit.
f. Halusinasi somatik
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka
merasakan nyeri yang parah misalnya akibat mutilasi atau pergeseran
sendi.pasien juga melaporkan bahwa ia juga mengalami penyerahan
oleh hewan pada tubuh mereka seperti ular merayap dalam perut.
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut
(Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk. 2018):
a. Bicara,senyum dan tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengar suara
c. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis
e. Tidak dapat memusatkan konsentrasi
f. Pembicaraan kacau terkadang tidak masuk akal
g. Sikap curiga dan bermusuhan
h. Menarik diri, menghindar dari orang lain.
i. Sulit membuat keputusan
j. Ketakutan
k. Mudah tersinggung
l. Menyalahkan diri sendiri/orang lain
m. Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendirin.
n. Muka merah kadang pucat
o. Ekspresi wajah tegang
p. Tekanan darah meningkat
q. Nadi cepat
r. Banyak keringat
5. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology. Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi
yang diterima melalui panca indra (pendengaran, penglihatan, penghidu,
pengecapan, dan perabaan), klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indra ibualaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Diantara
kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika
interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus panca indra tidak akurat
sesuai stimulus yang diterima.
7. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan
Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau
dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri
pujian
Intervensi :
Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping
penggunan obat
Intervensi :
Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung
klien untuk perilaku kekerasan.
Intervensi :
Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN JIWA
IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. S
2. Umur : 34 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Kawin
5. Orang yang berarti : suami/istri/anak/ibu
6. Pekerjaan : TNI/Polisi/PNS/Swasta = IRT
7. Pendidikan : Terakhir S1
8. Tanggal masuk : -
9. Tanggal pengkajian : 8/11/2022
10. Diagnosis medik : Skizofrenia
Keluhan Utama Klien dan Keluarga: Klien mengatakan kadang mendengar
suara-suara, suara tersebut seolah-olah nyata dan jelas padahal klien sadar itu
tidak ada
Faktor predisposisi:
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
b. Pengobatan sebelumnya
c. Riwayat Penganiayaan
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Jelaskan : Sekitar 4 tahun yang lalu pisah dengan suami (pisah rumah
sampai sekarang), namun berlum bercerai. Pernah dirawat di RS HB Saanin
2x selama masing-masing 1 minggu. Klien pernah mengalami gangguan
jiwa sebelumnya dengan pengobatan berhasil karena klien teratur minum
obat, namun penyakit yang diderita kambuh kembali dikarenakan pasien
pernah terlambat minum obat. Namun dalam 2 bulan terakhir pasien merasa
benar-benar tidak mendengar suara-suara tersebut lagi.
Masalah Keperawatan: Halusinasi pendengaran
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Genogram
ke
Keterangan :
: meninggal
: perempuan
: laki-laki
: pasien
Jelaskan : Ny.S merupakan pasien yang saat ini tinggal bersama keluarganya (Ibu). Status
Ny. S masih nikah dengan memiliki 2 orang anak, 1 orang anak bersama Ny.S dan 1
orang lagi bersama suami. Pasien mengatakan ada 2 kemungkinan penyebab yang
dirasakan yaitu keturunan (dari ayah, sudah meninggal), yang lainnya adalah sejak
pertama kali mengenal laki-laki sejak saat itu pasien mulai mendegar suara-suara aneh
seakan-akan memanggilnya dan drop.
Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah seluruh
anggota tubuhnya, tidak ada anggota tubuhnya yang tidak disukai, klien tidak mengalami
kelainan fisik.
b. Identitas : Pasien memiliki 2 orang anak, 1 orang bersama pasien dan 1 orang lagi
bersama suami.
c. Peran : Pasien mengatakan saat dirumah sebagai ibu rumah tangga yang selalu
membantu dirumah.
d. Ideal diri : Pasien berharap ingin cepat sembuh
e. Harga diri : Pasien mengatakan bahwa hubungan dengan orang lain saling
menghargai satu sama lain, namun dari dulu pasien suka sendiri.
Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup pasien
adalah anak.
b. Peran serta dalam kelompok : Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di
masyarakat karena selalu tinggal dirumah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien jarang berinteraksi dengan
tetangga maupun orang sekitar rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
Spritual.
a. Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam
b. Kegiatan Ibadah : Pasien mengatakan jarang menjalankan sholat 5 waktu
Status mental.
a. Penampilan.
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
b. Pembicaraan
Masalah keperawatan :
c. Aktivitas Motorik
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
d. Interaksi selama wawancara
Mu Curiga
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
e. Alam Perasaan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
f. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang di derita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : -
Analisis Data
No Data Masalah
Data subjektif: pasien mengatakan sering mendengar
1 Gangguan persepsi sensori:
suara-suara yang tidak nyata mengajak dia berbicara,
halusinasi pendengaran
suaranya jelas dan dari orang yang dikenal. Suara
bisikan tersebut membuat pasien merasa nyaman
sehingga terhanyut dalam percakapan yang tidak
nyata.
Pohon Masalah
SP 2 Halusinasi S:
1. Evaluasi kegiatan menghardik. - Klien mengatakan
Beri pujian sudah mampu
2. Latih cara mengontrol halusinasi menghardik halusinasi
dengan obat (jelaskna 6 - Klien mengatakan saat
benar:jenis, guna, dosis, halusinasinya mulai
frekuensi, cara, kontinuitas timbul, klien segera
minum obat) meminum obatnya
3. Masukkan pada jadwal kegiatan O:
untuk latihan menghardik dan - Klien tampak mampu
minum obat mengontrol halusinasi
dengan minum obat 6
benar
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Memberikan SP 3 Halusinasi
SP 3 Halusinasi S:
1. Evaluasi kegiatan latihan - Klien mengatakan
menghardik dan minum obat. Beri sudah mampu
pujian mengontrol
2. Latih cara mengontrol halusinasi halusinasinya
dengan bercakap-cakap saat - Klien mencari teman
terjadi halusinasi untuk bercakap-cakap
3. Masukkan pada jadwal kegiatan atau berbincang-
untuk latihan menghardik, minum bincang dengan
obat, dan bercakap-cakap keluarga di rumah
O:
- Klien tampak dapat
mengontrol halusinasi
dengan benar
- Klien nampak
bercakap-cakap dengan
tetangga dan juga
anggota keluarga yang
lain
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Memberikan SP 4 Halusinasi
SP 4 Halusinasi S:
1. Evaluasi kegiatan latihan - Klien mengatakan
menghardik, obat, dan bercakap- sudah mampu
cakap. Beri pujian mengontrol halusinasi
2. Latih cara mengontrol halusinasi - Klien mengatakan
dengan melakukan kegiatan dapat mengontrol
harian(mulai 2 kegiatan) halusinasi dengan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan melakukan kegiatan
untuk latihan menghardik, minum harian
obat, bercakap-cakap, dan O:
kegiatan harian - Klien tampak sudah
mampu mengontrol
halusinasi
- Klien mampu
melakukan kegiatan
yaitu memasak dan
menyapu rumah dan
halaman rumah
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi selesai
Kamis/10 November Isolasi sosial SP 1 Isolasi sosial S:
2022 1. Identifikasi penyebab isolasi - Klien mengatakan tidak
sosial: siapa yang serumah, siapa mau berkenalan dengan
yang dekat, yang tidak dekat, dan orang lain
apa sebabnya - Klien mengatakan
2. Keuntungan punya teman dan masih suka sendiri dan
bercakap-cakap lebih nyaman sendiri
3. Kerugian tidak punya teman dan O:
tidak bercakap-cakap - Klien tampak
4. Latih cara berkenalan dengan menyendiri
pasien dan perawat atau tamu - Klien nampak tidak
5. Masukkan pada jadwal kegiatan bergaul dengan
untuk latihan berkenalan tetangga/orang di
sekitarnya
A:
Masalah belum teratasi
P:
Memberikan SP 2 Isolasi
sosial
SP 2 Isolasi sosial S:
1. Evaluasi kegiatan berkenalan - Klien mengatakan
(beberapa orang). Beri pujian sudah bisa berinteraksi
2. Latih cara berbicara saat dengan orang lain
melakukan kegiatan (latih 2 O:
kegiatan) - Klien nampak sudah
3. Masukkan pada jadwal kegiatan bisa berkenalan dengan
untuk latihan berkenalan 2-3 1 orang
orang pasien, perawat, dan tamu, A:
berbicara saat melakukan kegiatan Masalah teratasi sebagian
harian P:
Memberikan SP 3 Isolasi
sosial
SP 3 Isolasi sosial S:
1. Evaluasi kegiatan latihan - Klien mengatakan
berkenalan (berapa orang) dan sudah bisa berkenalan
bicara saat melakukan dua - Klien sudah dapat
kegiatan harian. Beri pujian mempraktekkan
2. Latih cara berbicara saat berkenalan dengan 1
melakukan kegiatan harian (2 orang
kegiatan baru) O:
3. Masukkan pada jadwal kegiatan - Klien sudah bisa
untuk latihan berkenalan 4-5 berkenalan dengan 1
orang, berbicara saat melakukan 4 orang
kegiatan harian - Klien sudah bisa
menyebutkan
keuntungan berinteraksi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Memberikan SP 4 Isolasi
sosial
SP 4 Isolasi sosial S:
1. Evaluasi kegiatan latihan - Klien sudah bisa
berkenala, bicara saat melakukan berkenalan dalam suatu
empat kegiatan harian. Beri pujian kegiatan gotong royong
2. Latih cara bicara sosial: meminta membersihkan sampah
sesuatu, menjawab pertanyaan di parit rumah
3. Masukkan pada jadwal kegiatan O:
untuk latihan berkenalan > 5 - Klien nampak
orang, orang baru, berbicara saat berbincang-bincang
melakukan kegiatan harian dan dengan temannya
sosialisasi A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi selesai
DOKUMENTASI
8 November 2022
11 November 2022
https://drive.google.com/file/d/1F_lIf4K2I-lgYp6If8Heiur5mOJjgP5O/view?usp=drivesdk
Tujuan : Menghardik
Jam : 16.00
Tempat : Di teras rumah pasien
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Analisa Berpusat Pada Analisa Berpusat Pada Rasional
Verbal Klien Perawat
P : assalamualaikum P : kontak mata, Berdiri di depan perawat Berharap klien dapat Salam merupakan salah
selamat pagi bu tersenyum menatap klien menerima perkenalan satu cara memberi
perhatian pada klien
K : waalaikumsalam, K : menatap perawat,
pagi tersenyum melihat
perawat
P : masih ingat dengan P : kontak mata, nada Klien mengulurkan Berharap klien dapat Perkenalan merupakan
saya bu? Nama saya pelan mempersilahkan tangan, kontak mata ada menjawab pertanyaan salah satu cara untuk
Laila mahasiswa profesi klien duduk, dengan benar membina hubungan
dari fakultas mengulurkan tangan saling percaya
keperawatan universitas
andalas yang sedang
praktek selama 3
minggu di daerah ini bu.
Sesuai dengan janji saya
kamren saya akan
berbincang-bincang
dengan Ibu kurang lebih
selama 15 menit, apakah
Ibu bersedia?
K : menatap perawat
K : iya
P : baik bu, sebelum P : kontak mata, nada Klien bicara dengan Berharap klien dapat Menyebutkan nama
berbincang-bincang ada pelan mempersilahkan nada kuat, tegas, menjawab menandakan kesediaan
yang ingin Ibu lakukan? klien berbicara tersenyum menerima hubungan
dengan baik
K : gak ada dek K : kontak mata kuat, Klien merasa perkenalan Perawat merasa pasien
ingin berkenalan
tersenyum itu menyenangkan
P : baik bu mulai saja ya P : memandang klien Klien cukup Perawat ingin menjalin Identifikasi halusinasi
bu, saya ingin bertanya berkonsentrasi kedekatan dengan pasien
bu terkait suara-suara
yang datang Perawat senang dengan
menghampiri ibu, em jawaban pasien yang
kira-kira suara itu jelas dan tegas
membisiki ibu tentang
apa bu? Trus biasanya
berapa kali sehari, apa
yang ibu lakukan ketika
mendengar suara itu bu?
K : klien memandang
K : suara itu membuat kembali perawat
saya sedikit terganggu
dek, namun kadang saya
merasa nyaman
dengannya, dan ingin
bersama suara tersebut
tapi saya sadar bahwa
suara-suara itu tidak
nyata sehingga ketika
suara tersebut muncul
saya langsung teringat
dan mengalihkannya
pada anak saya.
P : emm, begitu ya bu, P : memandang klien Klien berpikir sejenak, Perawat mencoba Pujian berguna untuk
bagaimana kalau saya sambil tersenyum mengingat nama yang mengakrabkan suasana mendekatkan perawat
ajarkan cara disukainya menjalin hubungan
mengontrolnya dengan terapeutik dengan klien
cara menghardik bu. Klien merasa bahwa Perawat merasa
perawat datang untuk pertanyaan mendapatkan
K : iya K memperhatikan dan membantu klien respon
menoleh perawat
P : nah, kalau misalnya P : memandang klien Klien berpikir dan Perawat masih berusaha Topik sederhana
saya gak ada bu, nanti mengingat-ingat membangun keakraban membantu menjalin
kalau suara itu muncul dengan topik sederhana kedekatan dengan klien
yang ibu lakukan adalah
dengan cara berteriak Klien senang karena Perawat senang karena
bilang begini bu, pergi ingat daerah asalnya dan klien memberi respon
saya tidak mau dengar, kembali membayangkan
kamu suara palsu, begitu daerah asalnya tersebut
diulang-ulang ya bu, nah
sekarang ibu praktekkan
K : memperhatikan
K : pergi sana, saya perawat
tidak mau dengar kamu
adalah suara palsu
P : bagus sekali, ibu P : menatap klien Klien berpikir Berharap klien dapat Menilai kemampuan
sudah bisa tersenyum, nada pelan mengingat tempat ia mengingat
Klien tampak tenang dan berada
K : iya K : kontak mata kuat santai bercerita
dan masih dipertahankan Perawat senang klien
dapat menjawab dengan
baik
P : nah sekarang kalau P : memandang klien Klien berpikir berusaha Perawat mulai mengkaji Lama pengobatan
ibu mendengar suara lagi dan mengingat data umum pasien menentukan apakah
ibu bilang apa? klien kronis atau akut
Klien membayangkan Perawat khawatir kalau
K : pergi sana, saya K : menoleh dan keadaan yang telah lama pertanyaan membuat
tidak mau dengar kamu memperhatikan perawat dijalaninya klien kebingungan
adalah suara palsu
P : nah bagaimana kalau P : mendekatkan diri ke Klien berusaha Perawat mengkaji daya Rencana tindak lanjut
latihan ini di masukkan klien mengingat-ingat ingat klien
ke dalam jadwal harian
ibu? Klien menjawab sesuai Perawat merasa arah
dengan daya ingat yang pertanyaan sudah dapat
K : baik dek K : menoleh dan dimilikinya menjawab jelas oleh
tersenyum ke perawat klien
P : baiklah sepertinya P : tersenyum dan Klien merasa lega Berharap klien sudah Menentukan jadwal
ibu sudah mengerti ya menjulurkan tangan karena sudah mulai percaya kepada pertemuan dengan klien
bu, kita akhiri saja kepada klien menceritakan yang perawat dan memastikan klien
bincang-bincang hari ini. dirasakan kepada mau berinteraksi lagi
Bagaimana kalau kita perawat dengan perawat
berbincang-bincang lagi
mengenai cara yang
kedua, di tempat yang
sama selama 15 menit
bu?
K : merespon uluran
K : baik tangan perawat
P : terima kasih atas P : menepuk bahu klien Klien menunjukkan rasa Perawat menutup SP 1 Salam penutup
kesediaan ibu ngobrol dan mengulurkan jabat percaya pada perawat Perawat senang karena merupakan akhir strategi
dengan saya, saya izin tangan klien mau berinteraksi pelaksanaan yang harus
permisi ya bu dengan perawat dilaksanakan untuk
assalamualaikum mencegah tidak percaya
pada klien
K : waalaikumsalam K : tersenyum Klien menyambut salam
perawat