Pengurangan risiko bencana pada perempuan dapat diupayakan dengan melibatkan peran
perempuan dalam strategi pengurangan risiko bencana, hal ini dapat dilakukan melalui
peningkatan (Hastuti, 2016) :
1) Kesadaran perempuan dalam memahami situasi lingkungan dan ancaman bahaya
2) Pemahaman tentang kerentanan dan kemampuan untuk mengukur kapasitas yang
dimiliki perempuan.
3) Kemampuan untuk menilai risiko yang dihati perempuan sebagai individu, anggota
keluarga dan masyarakat.
4) Kemampuan untuk merencanakan dan melakukan tindakan untuk mengurangi risiko
yang dimiliki baik melalui peningkatan kapasitas dan mengurangi kerentanan.
5) Kemampuan perempuan untuk memantau, mengevaluasi dan menjamin
keberlangsungan upaya pengurangan risiko sehingga dampak bencana dapat dikurangi
atau dicegah.
Penguatan peran perempuan sangat diperlukan ketika menghadapi bencana, mulai
dari penguatan sosial, ekonomi, dan budaya. Peran perempuan perempuan dalam
mitigasi bencana seharusnya ditingkatkan sehingga dapat menekan terjadinya kerentanan
yang ditimbulkan akibat dari bencana seperti kelaparan, keterbatasan akses, kehilangan
tempat tinggal, masalah kesehatan. (Hastuti, 2016). Peran perempuan dapat difokuskan
pada ketahanan pangan saat bencana, peningkatan pendapatan rumah tangga sehingga
tidak jatuh pada kondisi yang lebih miskin, dan mitigasi dampak bencana . (Siregar and
Wibowo 2019)
Saat bencana:
Pasca bencana
1) Dukung ibu-ibu menyusui dengan dukungan nutrisi adekuat, cairan dan emosional
2) Melibatkan petugas-petugas kesehatan reproduktif di rumah penampungan korban
bencana untuk menyediakan jasa konseling dan pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil
dan menyusui.
3) Melibatkan petugas- petugas konseling untuk mencegah, mengidentifikasi,
mengurangi risiko kejadian depesi pasca bencana.
1. Dampak Bencana pada Ibu Hamil dan Bayi Kejadian bencana akan berdampak terhadap
stabilitas tatanan masyarakat. Kelompok masyarakat rentan (vulnerability) harus
mendapatkan prioritas. Salah satu kelompok rentan dalam masyarakat yang harus
mendapatkan prioritas pada saat bencana adalah ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi.
Penelitian di beberapa negara yang pernah mengalami bencana, menunjukan adanya
perubahan pada kelompok ini selama kejadian bencana. Bencana berdampak terhadap
kejadian BBLR (berat bayi lahir rendah) pada ibu-ibu melahirkan. Beberapa hal yang
berkaitan dengan dampak bencana pada ibu hamil, melahirkan dan bayi. Dampak
bencana yang sering terjadi adalah abortus dan lahir prematur disebabkan oleh ibu mudah
mengalami stres, baik karena perubahan hormon maupun karena tekanan lingkungan atau
stres di sekitarnya. Efek dari stres ini diteliti dengan melakukan riset terhadap ibu hamil
di antara korban gempa bumi.
Melihat dampak bencana yang dapat terjadi, ibu hamil dan bayi perlu dibekali
pengetahuan dan ketrampilan menghadapi bencana. Beberapa hal yang dapat dilakukan
antara lain:
Penelitian sebelumnya telah mengamati efek stres pada wanita hamil, namun yang
berikut ini memfokuskan pada dampak stres pada waktu kelahiran bayi serta
dampaknya pada kelahiran bayi perempuan atau laki-laki. Hasilnya, ibu hamil yang
tinggal di area pusat gempa, dan mengalami gempa bumi terburuk pada masa kehamilan
dua dan tiga bulan, memiliki risiko melahirkan prematur yang lebih besar dari
kelompok lainnya. Pada ibu hamil yang terekspos bencana alam di bulan ketiga
kehamilan, peluang ini meningkat hingga 3,4%.
Tidak hanya itu, stres juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
keguguran. Selain itu, saat bencana ibu hamil bisa saja mengalami benturan dan luka
yang me- ngakibatkan perdarahan atau pelepasan dini pada plasenta dan rupture uteri.
Keadaan ini dapat mengakibatkan gawat janin dan mengancam kehidupan ibu dan janin.
Itulah sebabnya ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam penang-gulangan
bencana alasannya karena di situ ada dua kehidupan. (Setyaningrum, et al. 2022)
Sumber:
Risnawati, dkk. Keperawatan Bencana Dan Gawat Darurat. Jawa Barat: Media Sains Indonesia,
2021.
Setyaningrum, Niken, Andri Setyorini, Suryati, and Dian Nur Adkhana sari. Manajemen Bencana
Dalam Keperawatan. Sumatra Barat: Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim, 2022.
Siregar, Juli Sapitri, and Adik Wibowo. "UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA PADA KELOMPOK
RENTAN." Fakultas Kesehatan, Universitas Indonesia, 2019: Vol.10 Hal. 30-38.
Iskandar Husein, Perlindungan Terhadap Kelompok Rentan (Wanita, Anak, Minoritas, Suku
Terasing, dll) Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Makalah Disajikan dalam Seminar
Pembangunan Hukum Nasional ke VIII Tahun 2003, Denpasar, Bali, 14 - 18 Juli 2003.