Anda di halaman 1dari 16

Perawatan untuk

populasi rentan lansia

Kelompok 1
Keperawatan bencana
Anggota Kelompok

● Ika Novita Sari


● Febryana Ardhieta Wulandari
● Iqbal Sirojudin
● Nurmala Sari
● Putri Kharisma Ardani
● Ikka Putri Lestari
● Mochamad Rizal Fahri
Pengertian kelompok rentan
• Kerentaan adalah keadaan atau sifat manusia yang menyebabkan
ketidakmampuan menghadapi bencana yang berfokus pada pencegahan
menjinakkan mencapai kesiapan dan menghadapi dampak tertentu.

• Menurut UU No 24/2007, pasal 55, ayat 2 Kelompok rentan dalam situasi


bencana adalah individu atau kelompok yang terdampak lebih berat
diakibatkan adanya kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya yang pada
saat bencana terjadi menjadi beresiko lebih besar, salah satunya yaitu pada
lansia
Lanjutan….

Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


mengartikan bencana sebagai suatu peristiwa luar biasa yang mengganggu dan
mengancam kehidupan dan penghidupan yang dapat disebabkan oleh alam ataupun
manusia, ataupun keduanya. Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat
bencana, dibutuhkan dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan perawat yang
merupakan petugas kesehatan yang jumlahnya terbanyak di dunia dan salah
satupetugas kesehatan yang berada di lini terdepan saat bencana terjadi (Powers &
Daily,2010) Peran perawat dapat dimulai sejak tahap mitigasi (pencegahan),
tanggap darurat bencana dalam fase prehospital dan hospital, hingga tahap recovery.
Kelompok rentan Lansia
• Lansia mengalami penurunan sistem tubuh yang meliputi perubahan fisik, mental dan
psikososial (Nugroho dalam Wibowo,2014). Perubahan fisik mencakup perubahan sel,
sistem persarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler,
sistem pengaturan suhu tubuh, sistem pernafasan, sistem gastrointestinal, sistem
genitourinaria, sistem endokrin, sistem integumen, dan sistem muskulosketal.
Perubahan mental dipengaruh oleh perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat
pendidikan, keturunan, lingkungan, tingkat kecerdasan dan kenangan. Perubahan
psikososial umumnya timbul karena lansia dianggap sudah tidak produktif lagi
sehingga sebagian besar pensiun dari pekerjaannya (Wibowo,2014) .
Lanjutan…
Lansia seringkali tinggal sendiri sehingga semakin memperbesar risiko lansia terdampak bencana,
karena keterbatasan fisiknya dan tidak adanya bantuan dari anggota keluarga. Pada saat terjadi
bencana yang mengharuskan lansia mengungsi akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada lansia
karena merasa kehilangan tempat tinggalnya dan komunitasnya sama saja seperti kehilangan dirinya
(Yotsui et al, 2015).

Di Amerika Serikat, lebih dari 50% korban kematian akibat dari badai Katrina adalah lansia dan
diperkirakan sekitar 1300 lansia yang hidup mandiri sebelum kejadian badai tersebut harus
dirawat di pantai jompo setelah bencana alam itu terjadi (Powers & Daily, 2010).

Pasca bencana, kebutuhan lansia sering terabaikan dan mengalami diskriminasi, contohnya
dalam hal distribusi kebutuhan hidup dan finansial pascabencana. Hak-hak dan kebutuhan spesifik
lansia kadang-kadang terlupakan yang dapat memperparah masalah kesehatan dan kondisi depresi
pada lansia tersebut(Klynman et al., 2007).
Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko
pada lansia
● Pra Bencana
1) Libatkan lansia dalam pengambilan keputusan dan
sosialisasi disaster plan dirumah 9
2) 2) Mempertimbangkan kebutuhan lansia dalam
perencanaan penangananbencana.
Lanjutan

● Menurut Ida Farida (2013) Keperawatan bencana


pada lansia sebelum bencana yakni :
1) Memfasilitasi rekonstruksi komunitas
2) Menyiapkan pemanfaatan tempat pengungsian
Lanjutan

● Saat bencana
1) Melakukan usaha/bantuan penyelamatan yang tidak
meningkatkan risikokerentanan lansia, misalnya
meminimalkan guncangan/trauma pada saatmelakukan
mobilisasi dan transportasi untuk menghindari trauma sekunder
2) Identifikasi lansia dengan bantuan/kebutuhan khusus contohnya
kursi roda,tongkat, dll.
Lanjutan

● Menurut Ida Farida (2013) keperawatan lansia saat


bencana adalah :
1) Tempat aman
2) Rasa setia
3) Penyelamatan darurat
Lanjutan

● Pasca bencana
1) Program inter-generasional untuk mendukung sosialisasi
komunitas dengan lansia dan mencegah isolasi sosial lansia,
diantaranya:
 Libatkan remaja dalam pusat perawatan lansia dan
kegiatankegiatansosial bersama lansia
 Libatkan lansia sebagai sebagai storytellers dan animator
dalam kegiatanbersama anak-anak yang diorganisir oleh
agency perlindungan anak diposko perlindunga korban
bencana
Lanjutan

2) Menyediakan dukungan sosial melalui pengembangan jaringan


sosial yangsehat di lokasi penampungan korban bencana
3) Sediakan kesempatan belajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan skill lansia.
4) Ciptakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan secara
mandiri
5) Berikan konseling unuk meningkatkan semangat hidup dan
kemandirianlansia.
Lanjutan

● Menurut Ida Farida (2013) keperawatan bencana pada lansia setelah bencana
adalah
1) Lingkungan dan adaptasi
2) Manajemen penyakit dan pencegahan penyakit sekunder
3) Orang lanjut usia dan perawatan pada kehidupan di rumah sendiri
4) Lanjut usia dan perawatan di pemukiman sementara
5) Mental Care
Sumber Daya yang Tersedia Dilingkungan untuk Kebutuhan
Kelompok Beresiko.
1. Terbentuknya desa siaga dan organisasi kemasyarakatan yang terusmensosialisasikan
kesiapsiagaan terhadap bencana terutama untuk area yangrentan terhadap kejadian
bencana.
2. Kesiapan rumah sakir atau fasilitas kesehatan menerima korban bencana darikelompok
berisiko baik itu dari segi fasilitas maupun ketenagaan
3. Adanya symbol – symbol atau bahasa yang bisa dimengerti oleh individuindividu dengan
kecacatan tentang peringatan bencana, jalur evakuasi, lokasi pengungsian dll.
4. Adanya system support berpa konseling dari ahli-ahli voluntir yang khususmenangani
kelompok beresiko untuk mencegah dan mengidentifikasi dini kondisi depresi pasca
bencana pada kelompok tersebut sehingga intervensi yang sesuai dapat diberikan untuk merawat
mereka
5. Adanya agensi-agensi baik itu dari pemerintah maupun non pemerintah (NGO) yang membantu
korban bencana terutama kelompok-kelompok beresiko seperti :agensi perlindungan anak dan
perempuan, agency pelacakan keluarga korbanbencana ( tracking centre), dll.
Lingkungan yang Sesuai dengan Kebutuhan
Kelompok Beresiko
● Setelah kejadian bencana , adalah penting sesegera mungkin untuk
menciptakanlingkungan yang kondusif yang memungkinkan kelompok
berisiko untuk berfungsisecara mandiri sebagaimana sebelum kejadian
bencana, diantaranya Melibatkan lansia dalam aktivitas-aktivitas social
dan program lintas generasimisalnya dengan remaja dan anak-anak untuk
mengurangi resiko isolasi socialdan depresi.
THANKS!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai