Anda di halaman 1dari 11

Keperawatan Bencana : Perawatan Kelompok Rentan Pada Lansia

Kelompok 1
Dipresentasikan oleh

1. Aida Sayidatur R (183210002)


2. Iffatul Mutiah (183210003)
3. Ihyahul Ikhsan (183210016)
4. Firyal Luthfiana M. (18321001 7)
5. Indah Sari (183210022)
6. Mila Yuniar Ningtuyan (183210029)
7. Nurul chidriyah S A (183210032)
8. Rifki Kurniadi (183210036)
9. Vindi Rahmawati (183210043)
10. Vivian Arni Andita (183210044)
Halo, teman-teman!
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis

MISALNYA ketakutan, kecewa akut, perasaan mati rasa secara emosional, dan
kesedihan yang mendalam. Bagi sebagian orang, dampak ini
memulai dengan berjalannya waktu. Tapi untuk banyak orang lain,
bencana memberikan dampak psikologis jangan panjang, baik yang
terlihat jelas misalnya depresi, psikosomatis (keluarga fisik yang
diakibatkan oleh masalah psikis) ataupun yang tidak langsung
konflik, hingga perceraian.
Konteks kerentanan
1. Kelompok Rentan
2. Kelompok Berisiko
3. Bayi dan Anak-Anak
Kelompok Rentan
Pada dasarnya pengertian mengenai kelompok rentan
tidak dijelaskan secara rinci. Hanya saja dalam UU
Nomor 39 Tahun 1999 pasal 5 ayat 3 dijelaskan bahwa
setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat
yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dan kekhususannya.
Kelompok masyarakat yang rentan adalah orang lanjut
usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan
penyandang cacat.
Kelompok
beresiko
Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat bencana, dibutuhkan
dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan perawat yang merupakan
tugas kesehatan yang jumlahnya terbanyak di dunia dan salah satu petugas
kesehatan yang berada di lini terdepan saat bencana terjadi. Terdapat
individu atau kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat yang lebih
rentan terhadap efek lanjut dari kejadian bencana yang memerlukan
perhatian dan penanganan khusus untuk mencegah kondisi yang lebih
buruk pasca bencana. Identifikasi dan pemetaan kelompok berisiko
melalui pengumpulan informasi dan data demografi akan mempermudah
perencanaan tindakan kesiap-siagaan dalam menghadapi kejadian bencana
di masyarakat
Bayi dan Anak
Bayi dan anak-anak sering menjadi korban
dalam semua tipe bencana karena
ketidakmampuan mereka melarikan diri dari
daerah bahaya. Selain menjadi korban, anak-
anak juga rentan terpisah dari orang tua atau
wali mereka saat bencana terjadi.
anak-anak berisiko mengalami masalah-masalah kesehatan jangka
pendek dan jangka panjang baik fisik dan psikologis karena malnutrisi,
penyakit-penyakit infeksi, kurangnya skill bertahan hidup dan komunikasi,
ketidak mampuan melindungi dirisendiri, kurangnya kekuatan fisik,
imunitas dan kemampuan koping.

Paska
bencana
lansia sering terabaikan dan mengalami diskriminasi, contohnya
dalamhal distribusi kebutuhan hidup dan financial pasca bencana. Hak-hak
dan kebutuhan spesifik lansia kadang-kadang terlupakan yang dapat
memperparah masalah kesehatan dan kondisi depresi pada lansia

Individu dengan keterbatasan fisik (Kecacatan) dan penyakit


kronis. Orang cacat, karena keterbatasan fisik yang mereka alami berisiko sangat
rentan saat terjadi bencana, namun mereka sering mengalami diskriminasi di
masyarakat dan tidak dilibatkan pada semua level kesiapsiagaan, mitigasi, dan
intervensi penangan bencana
Tindakan Yang Sesuai Untuk
Kelompok Rentan pada saat bencana
pada lansia
• Melakukan usaha atau bantuan penyelamatan yang tidak meningkatkan risiko kerentanan
lansia, misalnya meminimalkan guncangan atau trauma pada saat melakukan mobilisasi
dan transportasi untuk menghindari trauma sekunder

• Identifikasi lansia dengan bantuan atau kebutuhgan khusus contohnya kursi roda,
tongkat,dll.
Pasca bencana pada lansia

1. Program inter-generasional untuk mendukung sosialisasi


komunitas dengan lansia dan mencegah isolasi sosial lansia,
diantaranya :
a) Libatkan remaja dalam pusat perawatan lansia dan
kegiatan-kegiatan sosial bersama lansia untuk memfasilitasi
empati dan interaksi orang muda dan lansia (comunnity
awareness)
b) Libatkan lansia sebagai storytellers dan animator dalam
kegiatan bersama anak-anak diorganisir oleh agency
perlindungan anak diposko perlindungan korban bencana
2. Menyediakan dukungan sosial melalui pengembangan jaringan
sosial yang sehat dilokasi menampung korban bencana
3. Sediakan kesempatan belanjar untuk meningkatkan
pengetahuan dan skil lansia
4. Ciptakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan secara
mandiri
5. Berikan konseling untuk meningkatkan semangat hidup dan
kemandirian lansia
Keperawatan lansia saat
bencana
1. Tempat aman Yang di prioritaskan pada saat terjadi bencana adalah
memindahkan orang lansia ke tempat yang aman. Orang lansia sulit
memperoleh informasi karena penurunan daya dan penurunan komunikasi
dengan luar
2. Rasa setia Selain itu, karena mereka memiliki rasa setia yang dalam pada
tanah dan rumah sendiri, maka tindakan untuk mengungsipun
berkecendrungan terlambat di bandingakan dengan generasi yang lain.
3. Penyelamatan darurat (triage, treatment, and transportation) dengan cepat.
Fungsi indra orang lansia yang mengalami perubahan fisik berdasarkan
proses menua, maka skala rangsangan luar untuk memunculkan responpun
mengalami peningkatann sensitifitas sehingga terkena mati rasa
Terima kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai