Menurut Departeman Hukum dan Hak Asasi Manusia, kelompok rentan adalah sebagai
kelompok yang harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah karena kondisi sosial
yang sedang mereka hadapi.
IDENTIFIKASI KELOMPOK RENTAN
1 2
Perempuan Lansia
Diskriminasi terhadap perempuan dalam
kondisi bencana telah menjadi isu vital yang Merupakan salah satu kelompok yang
memerlukan perhatian dan penanganan rentan secara fisik, mental, dan
khusus. Oleh karena itu, intervensi-intervensi ekonomik saat dan setelah bencana yang
kemanusiaan dalam penanganan bencana disebabkan karena penurunan
yang memperhatikan standar internasional kemampuan mobilitas fisik dan/atau
perlindungan hak asasi manusia perlu karena mengalami masalah kesehatan
direncanakan dalam semua stase penanganan kronis (Klynman et al., 2007).
bencana (Klynman, Kouppari, & Mukhier,
2007).
Tindakan Yang
Sesuai Untuk
Kelompok Rentan
1. Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko pada ibu hamil
dan menyusui
1. Meningkatkan kebutuhan oksigen
2. Persiapan melahirkan yang aman
Pra bencana
• Melibatkan perempuan dalam penyusunan perencanaan penanganan bencana
• Mengidentifikasi ibu hamil dan ibu menyusui sebagai kelompok rentan
• Membuat disaster plans dirumah yang disosialisasikan kepada seluruh anggota
keluarga
• Melibatkan petugas-petugas kesehatan reproduktif dalam mitigasi bencana
Saat bencana
1. Melakukan usaha/bantuan penyelamatan yang tidak meningkatkan risiko kerentanan
bumil dan busui, misalnya:
• Meminimalkan guncangan pada saat melakukan mobilisasi dan transportasi karena dapat
merangsang kontraksi pada ibu hamil
• Tidak memisahkan bayi dan ibunya saat proses evakuasi
2. Petugas bencana harus memiliki kapasitas untuk menolong korban bumil dan busui
Pasca bencana
• Dukung ibu-ibu menyusui dengan dukungan nutrisi adekuat, cairan dan emosional
• Melibatkan petugas-petugas kesehatan reproduktif di rumah penampungan korban
bencana untuk menyediakan jasa konseling dan pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil
dan menyusui.
• Melibatkan petugaspetugas konseling untuk mencegah, mengidentifikasi, mengurangi
risiko kejadian depesi pasca bencana.
2. Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko pada lansia
Pra bencana
• Libatkan lansia dalam pengambilan keputusan dan sosialisasi disaster plan di
rumah
• Mempertimbangkan kebutuhan lansia dalam perencanaan penanganan bencana.
Saat bencana
• Melakukan usaha/bantuan penyelamatan yang tidka meningkatkan risiko
kerentanan lansia, misalnya meminimalkan guncangan/trauma pada saat
melakukan mobilisasi dan transportasi untuk menghindari trauma sekunder
• Identifikasi lansia dengan bantuan/kebutuhan khusus contohnya kursi roda,
tongkat, dll.
Pasca Bencana
1. Program inter-generasional untuk mendukung sosialisasi komunitas dengan lansia
dan mencegah isolasi sosial lansia, diantaranya:
• Libatkan remaja dalam pusat perawatan lansia dan kegiatankegiatan sosial
bersama lansia untuk memfasilitasi empati dan interaksi orang muda dan
lansia (community awareness)
• Libatkan lansia sebagai sebagai storytellers dan animator dalam kegiatan
bersama anak-anak yang diorganisir oleh agency perlindungan anak di posko
perlindunga korban bencana
2. Menyediakan dukungan sosial melalui pengembangan jaringan sosial yang sehat
di lokasi penampungan korban bencana
3. Sediakan kesempatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan skill lansia.
4. Ciptakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan secara mandiri
5. Berikan konseling unuk meningkatkan semangat hidup dan kemandirian lansia.
• Sumber Daya yang Tersedia Dilingkungan untuk Kebutuhan Kelompok Beresiko
Untuk mengurangi dampak yang lebih berat akibat bencana terhadap kelompok
kelompok beresiko saat bencana baik itu dampak jangka pendek maupun jangka panjang,
maka petugas kesehatan yang terlibat dalam penanganan encana perlu mengidentifikasikan
sumber daya apa saja yang tersedia di lngkungan yang dapat digunakan saat bencana terjadi