Interdisiplin dan
multidisiplin
Kelompok 1 :
Adelia Arira 1914201001
Hufaira Wardani 1914201012
Irma Khairani 1914201014
Lasmaria Pakpahan 1914201018
Nabilah Putri Andriani 1914201020
Sari Yanti 1914201042
Siti Khodijah Hasibuan 1914201033
Yandimas Pamungkas 1914201038
Yauma Tuah Lahara 1914201040
Konsep Kerjasama Tim Inter dan Multidisiplin
Multidisiplin atau multidisipliner mengacu pada tim dimana sejumlah orang atau individu dari
berbagai disiplin ilmu terlibat dalam suatu proyek namun masing-masing individu bekerja secara
mandiri. Setiap individu dalam tim multidisiplin memiliki keterampilan dan keahlian yang berbeda
namun saling melengkapi satu sama lain. Pengalaman yang dimiliki masing-masing individu
memberikan kontribusi yang besar bagi keseluruhan upaya yang dilakukan.
Dalam keadaan bencana diadakannya mobilisasi SDM kesehatan, diantarnya dokter, yang
tergabung dalam suatu tim penanggulangan kritis yang meliput tim gerak cepat, tim penilaian cepat
kesehatan (Tim RHA), dab tim bantuan kesehatan berikut kebutuhan minimal tenaga dokter untuk
masing-masing tim tersebut:
Fase Bencana
Bertindak cepat
Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan takut memberikan harapan yang besar
pada para korban selamat.
Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan
Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan
Fase pasca bencana
Stress psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya
melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa – peristiwa yang memacunya. Ketiga, individu akan
menunjukkan gangguan fisik. Selain itu individu dengan PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi,
perasaan bersalahm dan gangguan memori.
C. Ahli gizi
Menyusun menu bagi sekelompok masyarakat korban bencana alam.
Memantau keadaan gizi pengungsian khusus balita dan ibu hamil.
Pelaksanaan koseling gizi gratis yang disediakan untuk masyarakat korban bencana alam.
Pemberian suplemen zat gizi makro (kapsul vitamin A, untuk balita dan tablet besi untuk ibu hamil).
D. Fisioterapi
Fisioterapi harus mampu mebina hubungan baik secara intense dengan instansi yang diakui secara
internasional / LSM untuk memastikan bahwa layanan professional dikoordinasikan dan dimasukkan
sebagai bagian dari program rancangan pembangunan nasional yang berkelajutan dalam kerangka
manajemen bencana.
E. Pekerja Sosial
kontribusi pekerja sosial berfokus pada upaya pengurangan risiko bencana, antara lain melalui
kegiatan , peningkatan kesiap siagaan masyarakat dan mitigasi dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya bencana, pemetaan kapasitas masyarakat, dan melalukan advokasi ke berbagai pihak
terkait kebijakan penanggulangan bencana
F. Polri
Memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat baik jiwa maupun harta melalui kegiatan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta penegakan hukum yang professional
dengan menjunjung tinggi HAM